Friday, October 3, 2014

0 Obat itu bernama Ikhlas

Sahabat, pernah merasakan sakit hati kan? Iya pasti pernah, jangan sedih ya, harusnya kita bersyukur kalau merasakan sakit hati. Tandanya kita masih punya hati! Coba kalau kita tak punya hati, kekacauan terjadi dimana-mana.

Mau nangis, lepas dulu kacamatanya ya :D
Sakit hati memang lazim dan bukan hal yang aneh bagi kehidupan manusia, saya sendiri contohnya. Sering saya merasakan sakit hati (dulu apalagi di zaman jahiliyah, hehhe), sebetulnya yang buat sakit ya diri kita sendiri. Saat kita sakit hati, rasanya seperti orang yang paling sedih di dunia, rasanya orang lain tak ada yang merasakan hal seperti ini, rasa-rasanya kita….. uhhhh di dramatisir sekali seperti drama korea. Nangis sejadi-jadinya, sampai-sampai bantal basah akibat air mata yang tak diinginkan keluar, namun ya keluar. Mengurung diri dikamar, menyendiri dan ahhh… pokonya bisa kita lihat di sinetron deh kronologisnya seperti itu, persis.

Padahal kalau kita sadari sahabat, sedihnya kita belum ada apa-apanya dibandingkan yang lain. Orang lain saja yang punya banyak kesedihan jauh melebihi apa yang kita rasakan, ga lebay begitu. Harusnya kita bersyukur, ambil hikmah dari setiap kesakitan yang dirasa. Tandanya Alloh sayang, anggap saja itu adalah bentuk perhatian Alloh kepada kita.

Rasa sakit hati itu sebagian besar biasanya diakibatkan oleh pengharapan yang tak sesuai kenyataan. Betul tidak? Hehehe. Kalau salah ya dimaafkan ya, nebak-nebak berdasarkan yang dialami soalnya. Saat kita mempunyai suatu harapan besar, mempunyai angan-angan jauh kedepan namun Alloh belum memberikan jalan, eh ujung-ujungnya sakit, iya sakit hati.

Kalu kita tidak bisa menguasai emosi, iya hasilnya galau berkepanjangan, namun jika diri ini sudah pandai mengendalikan emosi, Inshaa Alloh hal itu tidak akan terjadi. Yang ada, kita akan mudah mengambil segala hikmah dari apa yang telah terjadi. Satu sisi kita berfikir, dengan rasa sakit ini Alloh telah memberikan kesempatan kepada kita untuk introspeksi diri, berkaca diri, apakah apa yang kita harapkan sudah pantas kita dapatkan? Ataukah harus ada usaha yang lebih giat lagi yang ingin Alloh lihat, seberapa serius kita untuk menggapainya?

Baru segini saja kita sudah menyerah, yasudah wasalam deh. Jangan harap mendapatkan kebahagiaan yang besar kalau usahanya tidak mau besar pula. Dengan rasa sakit kita akan ditempa untuk kuat, setelah kuat kita akan naik kelas dan kalu naik kelas ya nanti kan bertemu lagi dengan ujian, ya inilah kehidupan, pilihannya ada ditangan kita. Mau terus mandek atau mau terus naik kelas dengan menghadapi ujian?

Oya, kalau sakit itu harus ada obatnya kan? Lalu apa obat sakit hati? Tidak perlu pergi ke dokter dengan menghabiskan banyak biaya, cukup yang bisa mengobatinya adalah diri sendiri. Pengalaman mengajarkan saya untuk mengobati dengan rasa “ikhlas”. Serahkan semuaNya pada yang Maha Kuasa, kita berusaha sebaik mungkin, menikmati proses demi proses namun Alloh lah yang paling berhak menentukan. Jangan sesekali memaksakan, hehehe, terkadang dibilang “tidak apa-apa memaksakan asal Alloh mengizinkan” ya tetap saja, baiknya memasrahkan tanpa memaksakan, agar hati ini selalu bisa menerima apa yang telah digariskan.

Penerapan ilmu ikhlas memang sulit apabila kita menanamkan mindsetnya sulit. Namun mengingat pentingnya dan memang harus terbiasa diterapkan, itu akan menjadi suatu keharusan bagi kita. Sugestikan aja, “bisa ikhlas, bisa, bisa, ikhlas, ikhlas” lama-lama juga ikhlas deh. Bukan berarti juga jika kita ikhlas, yasudah hanya pasrah begitu saja. Tapi jadikan ikhlas suatu kekuatan besar yang akan membuat kita mampu berusaha mendapatkan yang lebih baik, tentunya disaat yang tepat, hehehehe. Kalau Alloh belum mengabulkan keinginan kita, berarti tandanya kita telah dipersiapkan kenyataan yang lebih baik lagi, bahkan diluar dugaan kita. Husnudzon saja ya, karena Alloh mengikuti prasangka hambaNya. Jadi berharap sama Alloh saja, didukung dengan doa beserta action kita juga. Bisa bisa bisa….i’ll wait for tomorrow


“Bukan ikhlas namanya jika masih merasakan sakit”

0 comments:

Post a Comment

Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates