Showing posts with label nasihat diri. Show all posts
Showing posts with label nasihat diri. Show all posts

Sunday, April 3, 2016

0 Nikmat Mana Lagi?

Pagi ini diselimuti dengan awan yang pekat, tak sedikitpun matahari terlihat memancarkan cahaya seperti biasanya, ditambah dengan udara dingin seperti di Puncak, iya ini di Melbourne, yang kata orang cuacanya cukup ekstrim. Mengapa dibilang demikian? Karena bisa berubah secepat kilat, juga bisa berganti dari panas mendadak menjadi amat sangat dingin. Minggu lalu, tepat jam 18.30 saya tiba di Southern Cross Station dengan membawa perabotan banyak layaknya orang pindahan. Ya memang ini pindahan dari kampung ke kota. Perjalanan yang cukup menyita waktu yang dimulai dari jam 9 pagi diakhiri di sore hari dengn dua moda transportasi. Betul-betul saya merasa jadi orang udik (baca: kampung) memang tak bisa dipungkiri, saya orang dari kampung beneran. Hahaha. Setibanya di stasiun, saya melihat orang-orang di sekitar dengan style ala kota, berlalu-lalang mengenakan coat dan boots, namun konteksnya disini bukan untuk gaya-gayaan, tapi kenyataannya memang udara amat saat dingin. Percaya atau tidak, saya hanya mengenakan sandal jepit adidas KW yang dibawa dari Indonesia dengan harga Rp7.500,- lengkap dengan kaos kaki warna kulit dan kaos panjang serta celana kolor longgar. Awalnya memang rada minder, ini sudah sampai di kota yah? Cari platform ke tempat tujuan saja rasanya bingung, karena sedikit berbeda dengan train yang ada di Sydney, yang membuat semakin bingung karena tidak mempunyai paket internet dan tidak mempersiapkan informasi yang matang sebelum berangkat, jadi jurus yang bisa digunakan adalah bertanya pada setiap orang yang kelihatannya bersedia untuk diberi petanyaan.

Wear Local, Think Global, sendal jepit Rp.7.500
Percaya tidak? Tiba di Melbourne saya belum mendapatkan akomodasi dan hari sudah mulai gelap, beruntung ada teman kursus di Faster English, Pare yang sudah setahun disini. Menjemput di stasiun dan juga membantu mencarikan informasi mengenai akomodasi. Alhamdulillah, ada rumah yang bisa digunakan untuk satu minggu kedepan, tepat jam 23.00 masuk ke rumah tanpa tahu harga per week nya berapa dan siapa pemiliknya, wkwkwkw. Satu malam berlalu, siangnya saya mulai pergi mencari sepatu diskon, agar kemana-mana tidak lagi menggunakan sandal jepit, karena udara yang amat sangat dingin. Kaget? Iya, Minggu malam mencapai 7o dan luar biasa. Padahal ini masih musim autumn, sudah terbayang apalagi masuk winter.

Setelah 2hari tinggal di rumah ini, saya baru tahu siapa pemiliknya dan berapa yang harus dibayar, tak disangka yang punya rumah ini berasal dari tetangga kota dimana saya berasal, yaitu Cirebon. Alhamdulillah, Alloh memudahkan setiap langkah ini, bersyukur bisa berkumpul kembali dengan orang-orang Indonesia jadi bisa merasakan kembali lezatnya masakan nusantara. Lagi-lagi sangat bersyukur karena banyak sekali orang-orang baik di sekelililng saya dan salah satu hal yang juga membuat rindu saya terobati adalah bertemunya dengan pohon cabai. Iya, cabai dan pedas adalah hal yang saya rindukan keberadaannya. Sulit mencari cabai segar disini, sekalinya ada itupun harganya mahal. Ternyata dibelakang rumah terdapat tiga pohon cabai yang sangat menggoda, alhasil otak ini berputar pesat membayangkan masakan apa yang sekiranya enak untuk dimakan dengan kombinasi super pedas. Padahal Bapak mewanti-wanti agar saya bisa menghindari pedas, tapi apadaya godaannya begitu menggiurkan, hehehe. Akhirnya pilihan jatuh pada ayam cabai merah yang dimasak 1kg untuk beberapa hari kedepan.

Tinggal petik sesuka hati, sebanyak apapun
Panen hari pertama
Sekila Ayam
Ini hasilnya, selamat makan
Nikmat mana lagi yang kau dustakan saat bisa makan tempe? Lalapan dan sambal uleg buatan sendiri? Bagi saya dulu saat menyandang status pelajar di Jakarta, makan tempe adalah kegiatan sehari-hari disaat sebagian uang harus dialokasikan untuk hal lain, namun disini makan tempe adalah keistimewaan tersendiri karena tidak mudah didapat dan harganya lebih mahal dari daging L Masakan favourite saya adalah gejrug tempe. Namanya juga orang sunda, tempe ditumbuk dengan cabai dan bawang lalu diberi garam saja sudah mewakili cita rasa yang cetar membahana, ditambah dengan lalapan dan sambelnya. Gara-gara cabai, setip hari selama seminggu saya makan pedas dan perut mulai tidak stabil.

Di Aussie nemu cobek, jadinya terong dicabein :D
Dari hal kecil seperti cabai saja sudah membuat saya banyak bersyukur pada Alloh, banyak sekali nikmat-nikmat yang diberikan yang kadang tanpa kita sadari. Biasanya, kita hanya terfokus pada nikmat besar yang terdapat dalam hasil, misalnya mendapatkan uang yang banyak, mendapatkan hal yang kita ingin, dll, namun lebih dari itu, banyak kenikmatan-kenikmatan kecil yang seolah luput dari kesadaran kita. Padahal, perintilan nikmat itu malah yang menumpuk menjadi banyak dan akhirnya mendorong  pada hasil yang didapat.

Ya Rabb...
Terimakasih atas segala nikmat yang telah Engkau berikan,
Nikmat iman, nikmat Islam,
Nikmat kesehatan, Nikmat keselamatan,
Nikmat keluarga yang utuh, orang tua yang begitu menyayangi
Nikmat orang-orang sekitar yang telah Engkau pilihkan,
Nikmat berupa sahabat-sahabat yang baik,
Nikmat rezeki yang berlimpah,
Nikmat pengetahuan yang luas,
Nikmat kehidupan ini,
Jadikanlah kami orang yang selalu bersyukur, terhindar dari kufur nikmat dan berkahilah hidup kami,
Jangan sampai semua yang telah Engkau berikan melalaikan kami, jadikanlah semuanya sebagai jalan untuk mempermudah kami dalam beribadah…
Dan, kembalikanlah kami kehadapanMu dalam keadaan khusnul khotimah

Aamiin…..

Tuesday, January 6, 2015

2 Safarnya Wanita

Pernah dalam satu buku saya membaca bahasan mengenai hukum safar wanita, saya betul-betul penasaran dengan pembahasan ini karena saya sendiri sering melakukan perjalanan seorang diri tanpa ditemani siapapun. Saking penasarannya saya banyak membaca tulisan dan mencari ceramahnya, ya Rabb ampuni saya baru tahu sekarang. Sekali lagi islam betul-betul memuliakan wanita, sendi-sendi kehidupan diatur sedemikian rinci, tak luput dari hal kecil sekalipun, Alloh memang Maha Segala-galanya, Mashaa Alloh. Adapun penjelasan safarnya secara umum dan beberapa pembahasan yang saya dapatkan dari rumahfiqih.com, edukasi kompasiana dan lainnya, saya rangkum sebagai berikut:

Safarnya para wanita tanpa mahram
Musafir itu adalah isim fail dari kata dasar yang berbentuk kata kerja : safar. Safar adalah melakukan perjalanan, sedangkan musafir adalah orang yang menjadi pelaku atau orang yang melakukan safar. Lawan dari musafir adalah muqim. Muqim adalah isim fail dari kata dasar aqama - yuqimu yang artinya menetap atau bertempat tinggal. Muqim berarti bertempat tinggal atau menetap.
Secara etimologis, kata safar dalam bahasa Arab bermakna qath'ul-masafah (قَطْعُ الْمَسَافَةِ), yaitu perjalanan menempuh suatu jarak tertentu. Safar adalah “berpergian” namun tanpa dibatasi dengan jarak perjalanannya (menurut pendapat yang lebih kuat). Maksudnya, jarak safar ditentukan oleh urf (kebiasaan). Jika kebiasaan masyarakat setempat mengatakan “perjalanan tersebut” termasuk safar/berpergian maka orang tersebut dikenakan hukum safar seperti sunnahnya mengqasar shalat (yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat).

Namun dalam istilah para fuqaha (ahli fiqih) yang dimaksud dengan safar bukan sekedar seseorang pergi dari satu titik ke titik yang lain. Namun makna safar dalam istilah para fuqaha adalah :
أَنْ يَخْرُجَ الإنْسَانُ مِنْ وَطَنِهِ قَاصِدًا مَكَانًا يَسْتَغْرِقُ الْمَسِيرُ إِلَيْهِ مَسَافَةً مُقَدَّرَةً عِنْدَهُمْ
Seseorang keluar dari negerinya untuk menuju ke satu tempat tertentu, yang perjalanan itu menempuh jarak tertentu dalam pandangan mereka (ahli fiqih).

Para ulama sepakat bahwa agar suatu tindakan dikatakan sebagai safar, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain harus ada niat atau kesengajaan untuk melakukan safar, musafirnya harus keluar dan meninggalkan dari tempat dia bermuqim sebelumnya, juga harus punya tujuan tertentu, kemudian juga harus ada jarak tertentu yang minimal untuk dilalui. 

Semua ketentuan safar di atas akan berakhir bila terjadi hal-hal tertentu, dimana hukum-hukum yang tadinya berlaku untuk musafir pun tidak lagi berlaku. Di antara hal-hal yang mengakhiri hukum safar adalah tiba kembali ke tempat asal, atau tiba di tempat muqim yang lain, atau berniat untuk menetap di suatu tempat dalam waktu tertentu untuk sementara waktu.

a. Tiba Kembali Ke Tempat Asal
Bila seseorang telah selesai melakukan perjalanan dan telah kembali ke tempat asalnya, yaitu rumah tempat tinggalnya, maka berakhirlah hukum safar atasnya. Dalam hal ini tidak ada perbedaan, apakah perjalanan yang dilakukannya hanya 1 jam saja atau pun memakan waktu berbulan-bulan. Pokoknya, asalkan dia sudah tiba di rumahnya, maka otomatis sudah selesai perjalanannya. Dan walaupun niatnya cuma pulang sebentar saja dan langsung pergi lagi, secara hukum tetap saja dianggap sudah selesai dari safarnya pada saat sudah berada di rumah. 

b. Tiba di Tempat Lain Yang Hukumnya Tempat Muqim
Bila seseorang punya dua tempat muqim atau lebih, meski bukan rumah miliknya sendiri, maka pada tempat-tempat yang hukumnya juga berlaku sebagai tempat muqim itu, juga berlaku hukum untuk bermuqim. Contohnya adalah Rasulullah SAW yang aslinya tinggal di Mekkah. Ketika beliau hijrah ke Madinah, memang saat itu beliau berniat untuk menjadikan kota itu sebagai tempat tinggal keduanya. Maka selama tinggal di Madinah, beliau tidak pernah mengqashar atau menjama' shalat. Sebab hukum kota Madinah bagi beliau SAW adalah tempat muqim, meski beliau bukan asli orang Madinah. Ketika Anda memutuskan untuk tinggal di suatu tempat, katakanlah di Jerman, dengan tujuan kuliah, tentu saja hukum Jerman buat  Anda ibarat hukum Madinah buat Rasulullah SAW. Tidak ada istilah musafir, karena pada kenyataannya Anda dan Rasulullah SAW sama-sama menetap dalam kurun waktu yang lama. Kemusafiran anda hanya sebatas anda di atas kendaraan, terhitung setelah keluar dari salah satu rumah anda di dua tempat berbeda itu, dan berakhir ketika anda sudah sampai di salah satu dari dua tempat anda yang lain.

c. Niat Menetap Sementara Lebih Dari Empat Hari
Hukum safar juga berakhir ketika seseorang dalam suatu perjalanannya, berhenti dan berniat untuk menetap sementara lebih dari empat hari. Dasarnya adalah apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika melakukan perjalanan haji di tahun kesepuluh hijriyah. Dari fakta itu maka kebanyakan ulama menarik kesimpulan, bahwa apabila seseorang menetap untuk sementara, tanpa niat untuk menetap seterusnya di suatu tempat di antara perjalanan safarnya, maka selama durasi empat hari, dia masih terbilang sebagai musafir. Akan tetapi bila durasi itu melebihi empat hari, maka hitungannya secara hukum sudah dianggap bermuqim. Walau pun niatnya tidak muqim, tetapi hukumnya hukum orang yang muqim. Oleh karena itu semua fasilitas kebolehan dalam safar sudah tidak lagi berlaku.

Ditilik dari domisili seseorang, dalam Fiqih terdapat tiga istilah yaitu Mustawthin,Muqimin dan Musafir. Perbedaan status domisili ini berelasi juga terhadap beberapa hukum ibadah, terutama sholat. Berikut adalah penjelasannya :

Musafir : adalah orang yang sedang bepergian untuk tujuan tertentu. Jarak perjalanan yang membuat orang dianggap sebagai musafir adalah kurang lebih 80 KM dan lagi selama perjalanan orang tersebut tidak berencana untuk menetap di daerah tertentu lebih dari 3 hari. Jika musafir berencana menetap di suatu tempat 3 hari atau lebih, maka statusnya bukan lagi musafir, dan juga jika perjalanannya tidak lebih dari 80 KM, maka orang tersebut juga belum bisa disebut sebagai musafir (secara Fiqih). Seorang musafir mempunyai keistimewaan dalam melaksanakan ibadah, yaitu diperbolehkan Menjamak sholat (mengerjakan 2 sholat dalam sekali waktu), diperbolehkan meng-qoshorsholat (meringkas sholat dari 4 rekaat menjadi 2 rekaat), membatalkan puasa Romadhon dan juga meninggalkan sholat Jum’ah (menggantinya dengan sholat dluhur). Yang perlu digaris bawahi, privilege ini hanya berlaku bagi musafir yang tujuan perjalanannya bukan untuk ma’shiat. Kalau tujuannya adalah untuk ma’shiat seperti ngapelin pacar, ya tentu saja privilege ini hilang J

Muqimin : ini yang sering disalah pahami karena kemiripannya dengan kata dalam bahasa Indonesia “pemukim”. Status Muqimin adalah untuk orang yang melakukan perjalanan lebih dari + 80 KM namun berencana menetap di suatu tempat lebih dari 3 hari. Domisili selama lebih dari 3 hari ini bukan untuk menjadi penduduk tetap dan di kala waktu ada rencana untuk pulang ke kampung halaman. Contoh yang paling mudah dari orang yang berstatus muqimin adalah anak kos, santri pondok dan juga mahasiswa yang sedang belajar di luar daerah. Orang dengan status muqimin tidak lagi mendapat privilege seperti musafir.

Mustawthin : penduduk tetap adalah orang yang menetap di suatu daerah dan tidak akan pulang ke daerah lain karena memang rumahnya adalah di situ. Atau lebih mudahnya, alamat KTP-nya adalah di daerah tersebut. Tapi tentu saja ini penentuan mustawthin bukan dilihat dari KTP tapi dari keinginan orang itu sendiri. Kalau orang tersebut sudah menganggap daerah tersebut sebagai rumah tempat tinggal tetapnya, maka orang tersebut sudah bisa disebut sebagai mustawthin di tempat tersebut. Mustawthin tidak mempunyai privilege seperti musafir dan tidak seperti muqimin.

Oya sahabat, bisa kita saksikan kenyataan di sekitar kita, semakin banyak kaum Muslimah mengadakan safar tanpa didampingi oleh mahramnya, termasuk saya L. Dan ternyata amalan semacam ini tak lain hanya akan membawa kebinasaan bagi wanita tersebut baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu agama Islam yang hanif memberikan benteng kepada mereka (kaum Muslimah) dalam rangka menjaga dirinya, kehormatannya dan agamanya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Janganlah wanita melakukan safar selama 3 hari kecuali bersama mahramnya.” (Hadits shahih, dikeluarkan oleh Bukhari 2/54, Muslim 9/106,Ahmad 3/7, dan Abu Dawud 1727)
“Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir melakukan safar (bepergian) selama satu hari satu malam yang tidak disertai mahramnya.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya ia mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Janganlah seorang wanita melakukan safar kecuali bersama mahramnya dan janganlah seorang laki-laki masuk menjumpainya kecuali disertai mahramnya.” Kemudian seseorang bertanya : “Wahai Rasulullah ! Sungguh aku ingin keluar bersama pasukan ini dan itu sedangkan istriku ingin menunaikan haji.” Maka bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Keluarlah bersama istrimu (menunaikan haji).” (Dikeluarkan hadits ini oleh Muslim dan Ahmad)

Diatas adalah sedikit gambaran mengenai safar dan safar wanita. Semoga dengan kita mengetahui pembahasan mengenai hal iini khususnya bagi wanita akan difikir-fikir lagi ya untuk melakukan perjalanan sendiri, khususnya bagi saya yang dahulu punya keinginan untuk keliling Indonesia sendiri, dan bagi saya juga ini merupakan suatu dukungan moral karena mendukung agar saya tidak bekerja di travel sebagai tour leader yang pekerjaannya harus menemani wisatawan mengunjungi berbagai tempat berhari-hari. Begitu pula dengan perjalanan umroh, yang saya alami saat mengurus dokumen perjalanan umroh bagi wanita yang dibawah usia tertentu bepergian tanpa mahram harus disertakan biaya tambahan untuk surat mahram (dan ternyata surat ini adalah pembuatan akta seorang wanita untuk dimahramkan kepada orang lain, Subhanallah, sebetulnya apa boleh?) Duh islam sudah begitu mulia menjaga wanita, patutnya kita bersyukur dan lebih bisa memuliakan diri, difikirkan juga saat mempunyai keinginan untuk study di luar negeri jika hanya sendiri J

Semoga bisa bermanfaat ya sahabat, semakin banyak tahu, semakin banyak berfikir deh. Banggalah menjadi seorang muslimah. Wallohu A'lam Bishowab…

Sunday, January 4, 2015

0 Nasehat Orang Tua Bagi Penuntut Ilmu

Pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak memang tidak diragukan lagi, khususnya seorang Bapak yang memegang tanggung jawab sebagai kepala keluarga dalam memberikan arahan hidup bagi putra-putrinya. Di rumah, saya tiba-tiba menemukan buku dengan judul Washooya Al Abaa’ lil Abnaa”, awalnya saya kurang tertarik dengan buku ini karena melihat dari judulnya rada ngeri gimana gitu ya, dengan tulisan bimbingan wasiat dan nasehat, hehehe, ternyata setelah dibuka isinya luar biasa cocok dengan yang akan saya hadapi karena berisikan bimbingan akhlak, budi pekerti, tuntunan dasar bagi para pelajar/penuntut ilmu. Isi dari buku ini berasal dari kitab yang disusun oleh Asy Syekh Muhammad Syakir yang diterjemahkan oleh Ust. Moh. Fairuz Masduqi dengan maksud sebagai benteng dari kemerosotan moral agar dapat dipahami oleh semua orang tua, para pendidik dan pelajar itu sendiri.

Ini bukunya, gatau punya siapa :D
Dalam tulisan ini berisikan duapuluh bagian dan 169 pesan yang ditujukan bagi penuntut ilmu, saya ambil satu pesan dari setiap bagian agar bisa menjadi pengingat bagi saya pribadi dan semoga bisa bermanfaat juga bagi sahabat semua.

Bagian pertama: Nasehat guru kepada muridnya
Wahai anakku! Apabila engkau tidak menghiasi ilmu (yang engkau miliki)dengan akhlak yang mulia, maka ilmumu (kepandaianmu) itu akan lebih membahayakanmu daripada kebodohanmu. Sebab orang yang bodoh itu bisa saja dimaafkan karena kebodohannya. Tetapi orang yang berilmu (pandai) itu tidak akan dimaafkan oleh sesame manusia, jika ia tidak menghiasi dirinya dengan budi pekerti yang baik (akhlakul karimah)

Bagian kedua: Pesan taqwa kepada Alloh Yang Maha Agung
Wahai anakku! Sesungguhnya dalam menjalankan ketaatan kepada Alloh itu mengandung (berbagai) kenikkmatan dan kebahagiaan yang tidak dapat dirasakan kecuali dengan latihan melatih diri dan ikhtiar. Berusahalah dalam menjalankan ketaatan kepada Tuhanmu dengan cara latihan beberapa hari agar engkau dapat merasakan kelezatan berbakti kepada Alloh, sehingga engkau dapat mengetahui ketulusanku dalam menasehatimu

Bagian ketiga: Hak/Kewajiban terhadap Alloh dan RosulNya
Wahai anakku! Kewajibanmu pertama kali terhadap Alloh yang menciptakanmu, yang Maha Luhur dalam segala hal, ialah mengetahui sifat-sifatNya yang Maha Sempurna, bersungguh-sungguh mentaatiNya dengan melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Dan engkau hendaknya benar-benar yakin bahwa kebaikan itu adalah sesuatu yang dipilih untuk dirimu sendiri. Jangan sampai kesenangan dan kepatuhan kepada seseorang dapat menghalangi kepatuhanmu kepada Alloh

Bagian keempat: Beberapa hak dan kewajiban terhadap orang tua
Wahai anakku! Sesungguhnya orang yang paling cinta kepadamu adalah ayah ibumu yang telah mendidik dan memeliharamu sejak kecil dan telah menuntunmu dengan baik dalam mendidikmu, sehingga engkau menjadi salah seorang penuntut ilmu agama. Oleh karena itu, terimalah nasihat-nasihat ayahmu (ibumu) karena dialah yang lebih mengetahui tentang apa yang akan kau hadapi daripada engkau sendiri. Dan ia juga mengetahui sesuatu yang mendatangkan kemanfaatan dan kemudhorotan atas dirimu. Allohlah yang menguasai hidayah, pertolongan dan kebaikanmu

Bagian kelima: Beberapa hak dan kewajiban terhadap teman
Wahai anakku! Imam Abu Hanifah pernah ditanya (oleh muridnya): “Bagaimana caranya tuan dapat memperoleh ilmu yang seluas itu?” Beliau menjawab: “saya tidak malas mengajar (menyampaikan ilmu) dan tidak malas pula belajar (menggali ilmu agama)

Bagian keenam: Adab menuntut ilmu
Wahai anakku! Hiasan ilmu itu adalah tawadhu (merendahkan diri) dan sopan santun. Barangsiapa yang bersikap tawadhu karena Alloh, maka derajatnya diangkat olehNya. Alloh akan menjadikan seluruh makhlukNya cinta kepadanya. Tetapi barangsiapa yang bersikap sombong dan berakhlak jelek, maka jatuhlah martabatnyadalam pandangan manusia dan Alloh menjadikan orang-orang benci kepadanya bahkan hamper semua orang tidak memuliakan dan menyayanginya

Bagian ketujuh: Sopan santun belajar dan berdiskusi
Wahai anakku! Jauhilah olehmu belajar dengan cara menghafal kata-kata tanpa memahami arti dan maksudnya. Tetapi berusahalah dalam memahami arti dan maksud yang terkandung dalam kalimat tersebut, kemudian resapilah kedalam hati. Sebab pada hakikatnya ilmu itu adalah sesuatu yang engkau pahami bukan yang engkau hafal

Bagian kedelapan: Sopan santun olah raga dan berjalan di jalan raya
Wahai anakku! Sesungguhnya engkau perlu berolahraga di waktu senggang, sehingga menjadi pulih kembali semangatmu. Bila engkau hendak keluar untuk berolah raga, maka pergilah menuju tempat yang berudara bersih dari kotoran, berjalan tenang, pe;an-pelan dan tidak saling mendorong dan tidak tertawa terbahak-bahak

Bagian kesembilan: Adab dalam menghadiri pertemuan/majelis ta’lim
Wahai anakku! Apabila engkau duduk dalam satu majelis, maka jangan ikut terlibat dalam perbincangan mereka kecuali mereka mengajakmu berbicara dan janganlah engkau memulai pembicaraan jika di dalam majelis itu terdapat orang yang lebih pantas berbicara. Apabila engkau berbicara, maka berbicaralah yang haq dan jangan berbicara panjang lebar, kecuali sekedar meluruskan hujjah (pendapat, alasan). Jangan menyanggah perkatann dalam majelis itu kecuali dengan sopan dan berhati-hati. Jauhilah tertawa terbahak-bahak karena itu termasuk perilaku orang-orang yang rendah dan hina. Jangan banyak tertawa karena dapat menghilangkan kehormatan dan dapat mengesalkan hati orang lain

Bagian kesepuluh: Sopan santun ketika makan
Wahai anakku! Apabila engkau selesai makan dan minum, maka bacalah Alhamdulillah, bersyukurlah akan nikmat-nikmatNya yang telah dikaruniakan kepadamu yang tak terhitung banyaknya. Sesungguhnya Alloh lah yang telah memberimu petunjuk serta bimbingan (kea rah yang benar dan lurus)

Bagian kesebelas: Sopan santun beribadah dan masuk ke dalam masjid
Wahai anakku! Apabila engkau melihat seseorang yang shalat sedang melakukan sesuatu yang tidak engkau sukai, maka bersikaplah yang baik dan ramah kepadanya. Apabila engkau ingin menunjukan pada hokum Alloh, maka janganlah berkata kasar dan membuatnya tidak tertarik mempelajari ajaran agama. Alloh memberikan petunjuk pada orang-orang yang dikehendakiNya ke jalan yang lurus

Bagian kedua belas: Keutamaan berkata jujur
Wahai anakku! Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang yang dikenal jujur di lingkungan masyarakat, keluarga dan teman-temannya tentu ucapannya akan dijadikan pedoman, sekalipun tidak ada buktinya, ia dianggap orang yang adil di kalangan orang awam dan orang-orang tertentu.  Apabila engkau ingin menjadi orang yang terpercaya, maka berusahalah engkau menjadi orang yang jujur dalam segala ucapanmu. Alloh lah yang memberikan petunjuk serta bimbingan kepadamu kepada kebenaran

Bagian ketiga belas: Keutamaan amanah (dapat dipercaya)
Wahai anakku! Sifat amanah merupakan perhiasan bagi orang-orang yang mulai dan berilmu. Sifat amanh dan sidiq adalah sebagian dari sifat Rosul

Bagian keempat belas: Keutamaan iffah (menjaga diri)
Wahai anakku! Terimalah nasihatku ini, ingatlah selalu setiap kali engkau mengalami kecenderungan melakukan sesuatu yang menyenangkan hawa nafsu, mohonlah perlindungan Alloh dari godaan syaiton yang terkutuk. Hadapkanlah dirimu kepada Alloh dengan niat yang suci, lalu mohonlah kepadaNya keselamatan, tipu daya dan bujuk rayu syaiton. Wahai anakku, Alloh lah yang menguasai dirimu dengan penjagaan dan pemeliharaanNya

Bagian kelima belas: Harga diri, keperkasaan dan kehormatan
Kemuliaan jiwa adalah lebih baik dan lebih mulia dariapada kemuliaan sebab harta. Diantara kemuliaan jiwa adalah: sikap sopan kepada orang-orang meskipun engkau hidup miskin atau melarat, sikap memperlihatkan kebutuhanmu kepada seseorang yang dekat denganmu sekalipun, sikap sabar dalam menghadapi penderitaan hidup dengan kesabaran yang terpuji, sikap tidak mengadukan kebutuhan selain kepada Tuhanmu

Bagian keenam belas: Ghibah, mengadu domba, dendam, hasud, sombong, menipu
Wahai anakku! Jadilah engkau salim (berhati bersih) dari keinginan untuk menyakiti, niscaya semua orang akan menyukai dan menyayangimu

Bagian ketujuh belas: Taubat, takut/cemas, pengharapan, sabar serta syukur
Wahai anakku! Takutlah kepada Alloh dengan rasa takut yang dapat menjadi pemisah (dinding) antara dirimu dengan perbuatan menyalahi perintahNya. Dan janganlah engkau berputus harapan dengan rahmat Alloh. Bila engkau terlanjur melakukan perbuatan dosa, maka mendekatlah kepada Alloh, baik disaat sendirian maupun disaat berhadapan dengan orang lain dan mohonlah ampun kepadaNya karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Bagian kedelapan belas: Keutamaan bekerja, usaha yang disertai dengan tawakal dan zuhud
Wahai anakku! Pelajarilah ilmu pengetahuan untukmu, yang kemudian engkau terapkan pada dirimu dan engkau ajarkan pada orang lain serta member dorongan mereka untuk mengamalkannya. Pelajarilah ilmu pengetahuan agar engkau dapat memperbaiki kehidupan dan jalan menuju temoat kembali. Janganlah engaku memperlajari ilmu tetapi ilmu itu malah membelenggu lehermu, mengikat kakimu, mempersempit ruang gerakmu serta menjadi pemisah antara dirimu dengan kebahagiaan hidupmu

Bagian kesembilan belas: Ikhlas dalam berniat karena Alloh Ta’ala dalam segala amal
Belajarlah (dalamilah) ilmu agama islam dengan niat agar bisa mematuhi hokum-hukum Alloh, tentang halal haram sehingga engaku dapat mengindari apa-apa yang diharamkan, karena Dia telah melarangmu dan engkau dapat menjalankan apa-apa yang wajib karena sesungguhnya Alloh telah memerintahkannmu untuk mengerjakannya

Bagian kedua puluh: Penutup wasiat-wasiat

Ya Alloh, curahkanlah rahmatMu kepada kami semua, hindarkanlah diri kami dari segala kesulitan, wafatkanlah kami dalam keadaan berpegang teguh pada iman yang sempurna dan berpegang teguh kepada Al Qur’an dan sunah Rosul serta Engkau ridho kepada kami. Ya Alloh, curahlanlah ampunanMu kepada kami, kepada kedua orang tua kami, guru0guru kami, teman seperjuangan kami, baik yang sudah mendahului kami mapun yang masih hidup, serta curahkan ampunanMu kepada seluruh kaum muslimin. Maha Suci Tuhanku yang memliki keperkasaan dari apa yang mereka (kaum kafir) tuduhkan. Dan semoga kesejahteraan dilimpahkan pada para Rosul dan segala puji hanya milik Alloh, Tuhan seru sekalian alam. Aamiin…

0 Terima Kasih Indonesiaku

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada Alloh yang telah memberikan kesempatan hidup hingga sekarang, kepada orang tua yang telah mengurus saya dan “dikhususkan” artikel ini adalah ucapan terima kasih yang ditujukan pada seluruh masyarakat Indonesia dari ujung Sabang hingga Merauke. Tahun 2014 memberikan banyak pelajaran bagi saya, satu hal penting yang saya catat yaitu pada akhirnya saya bisa menyelesaikan sekolah saya atas bantuan dari pajak yang dibayarkan oleh saudara-saudara semua. Begitu besar biaya yang saya terima belum bisa saya balas, tapi pelan-pelan Inshaa Alloh (semoga Alloh meridhoi) semoga saya bisa membalasnya dengan ikut berperan dalam kemajuan bangsa dan Negara ini. Banyak hal yang saya petik sepanjang sekolah, pelajaran yang didapat bukan hanya dari lingkungan sekolah melainkan lebih banyak dari lingkungan hidupnya. Kepekaan yang saya dapat adalah hasil dari perasaan yang mengalir begitu deras yang menjadi cambuk agar saya bisa menjadi lebih baik. Tanggung jawab yang saya dapat bukan hanya tanggung jawab dunia, melainkan erat kaitannya dengan akhirat, saya merasa bersalah karena dalam satu waktu pernah melalaikan tugas, malas dalam belajar, mempermainkan kesempatan yang didapat, banyak hal bodoh lain yang saya lakukan, tanpa memikirkan sebetulnya siapa yang menyekolahkan saya? Uang yang saya dapat untuk membayar sekolah adalah uangnya banyak pihak termasuk para petani, pedagang, supir angkutan, penarik becak, pemulung sekalipun yang telah membayarkan pajak kepada Negara, yang merekapun sebetulnya membutuhkan biaya untuk pendidikan anak-anaknya.

Indonesia yang indah
Saya merasa tergampar saat saya pernah menyia-nyiakan waktu belajar, padahal tanggung jawab yang saya pikul begitu besar, saya malu saat saya banyak protes terhadap pendidikan di Indonesia sementara diri saya sendiri yang belum bisa merubah, jangan menyalahkan orang lain, berkaca saja pada diri apakah sudah menjadi siswa yang baik? Think! Saya juga malu jika terus menuntut hak sementara kewajiban belum saya penuhi seutuhnya. Ahhhh malu rasanya diri ini, terlalu naïf dan egois, maafkan ya Rabb.

Alhamdulillah, tiga puluh Sembilan bulan telah menyelesaikan pendidikan ini dan harapannya saya tidak ingin menjadi orang egois lagi yang hanya memikirkan diri sendiri, saya disekolahkan untuk membangun bangsa, bukan untuk membangun diri saja apalagi memperkaya diri, tanggung jawab ini yang kelak akan ditanyakan di akhirat, dikemanakan ilmu yang kamu dapat? Ya Alloh, ampuni kami. Semoga cita-cita ini bisa terus sejalan dengan ketentuanMu, berupaya dalam hal kecil yang seiring berjalannya waktu akan tumbuh menjadi hal besar, berperan membangun negeri bukan berarti harus menjadi pegawai negeri, banyak hal yang bisa dilakukan. Semoga dalam blog ini saya terus bisa memberikan informasi yang bermanfaat yang bisa menyicil hutang saya pada masyarakat.

Bagi sahabat-sahabat semua yang ingin melanjutkan sekolah, jangan merasa putus asa karena biaya pendidikan yang semakin melangit. Pemerintah telah banyak menyediakan beasiswa yang berbagai jenis, mulai dari beasiswa full, beasiswa biaya hidup, beasiswa lainnya, khususnya beasiswa yang saya dapat adalah Beasiswa Unggulan yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri. Beasiswa ini banyak macamnya, jangan berfikiran bahwa beasiswa hanya dikhususkan bagi yang berpresatasi, tidak! Beasiswa didapat bagi orang yang mau menerimanya di jalan usaha dan memang berkomitmen. Beasiswa ini bukan berbentuk ikatan dinas dan bisa dilihat detailnya disini.

Saya sendiri mendapatkan beasiswa DIV untuk studi di salah satu Sekolah Pariwisata di Jakarta yang memang tidak membayar sedikitpun biaya (hanya biaya wisuda) maka tidak heran saat akan bayar wisuda saya tidak tahu prosedur pembayarannya seperti apa dan bagaimana cara lapor ke bagian keuangan, karena sekitar tiga tahunan saya sekolah belum pernah antri di pembayaran L

Sahabat yang ingin bertanya mengenai beasiswa ini, bisa menghubungi saya ya Inshaa Alloh informasi yang saya punya bisa bermanfaat dan bisa membantu sahabat semua untuk mencoba peruntungan dalam program beasiswa ini. Harapannya semua anak negeri yang mempunyai kesempatan mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah tidak egois dan setelah mendapatkannya tidak merasa *ini kan usaha saya sudah dapat beasiswa, ini kan hak saya untuk mendapatkan pendidikan dari uang Negara, jadi terserah saya dong setelah ini mau jadi apa, jadi gimana saya dong untuk kedepannya, saya sudah lulus ya tidak ada ikatan dinas jadi saya bebas memilih jalan yang saya mau, sudah tidak ada hubungannya lagi dengan negara* Duh jangan sampai yah, ini sebuah nasihat diri juga bagi saya pribadi, kami dibekali amanah semoga bisa menjaga amanah ini, kami diberikan kepercayaan semoga betul-betul menjaga kepercayaan ini.


Terima kasih pemerintah yang telah mengelola dana pendidikan semoga amanah dan diberikan sesuai dengan peruntukannya, terima kasih juga seluruh rakyat Indonesia, pajak anda mencerdaskan saya dan semoga saya bisa ikut bagian dalam mencerdaskan bangsa, dalam membangun Negara. Aku Cinta Indonesia J

Saturday, December 27, 2014

0 Manfaatkan Liburmu

Menjelang akhir tahun, saatnya waktu berlibur bagi sebagian orang, namun ada juga yang masih disibukan dengan aktivitasnya. Iya biasanya akhir tahun dinikmati untuk melaksanakan acara liburan, baik itu yang sudah direncanakan jauh-jauh hari ataupun perjalanan dadakan. Apapun itu, pada dasarnya liburan adalah suatu masa dimana orang-orang meluangkan waktu yang bebas dari segala aktivitas pekerjaan, dunia persekolahan atau yang lainnya atau bisa dikatakan juga mengalihkan waktu dengan melaksanakan kegiatan yang bertujuan rehat atau menggunakan waktu dengan bersantai, terbebas dari rutinitas keseharian, namun tetap bernilai ibadah dan bermanfaat. Tidak ada yang sia-sia dalam setiap jejak-jejak kehidupan seorang muslim.

Merindukan keindahan deburan ombak
Ininih sedikit kalimat yang saya kutip dari dakwatuna.com “Pada dasarnya tabiat manusia sebagaimana yang Alloh SWT ciptakan tidak suka beban yang memberatkan, bosan dengan pekerjaan yang melelahkan, capek jika semua kesempatan tersita untuk bekerja, lebih lagi pekerjaan yang membebani jiwa, seperti amal ibadah. Karena kadang rasa bosan dan capek menyergap ke relung jiwa, sehingga menyebabkan drop dan gagal. Manusia membutuhkan suasana yang bisa merehatkan jiwanya, otaknya, dan fisiknya.” (Ushulud Dakwah, Dr. Abdul Muhaimin Abdus Salam Ath-Thahhan, Hal. 117.)

Banyak cara yang bisa digunakan dalam menikmati hari libur, bisa dengan mengunjungi suatu tempat yang memang sudah diidamkan atau sekedar mengunjungi objek wisata yang dekat rumah, bisa juga dengan melaksanakan kegiatan yang disukai, bisa berkumpul bersama keluarga di rumah, mengunjungi sanak saudara atau bisa dilakukan dengan hal positif lainnya. Sebagai manusia biasa yang disibukan dengan segala aktivitas, maka liburan menjadi salah satu moment penting yang dinantikan, kenapa?

Tujuan liburan sendiri adalah untuk menyegarkan kembali otak dari berbagai macam fikiran yang membebani dalam aktivitas sehari-hari yang menghasilkan kepuasan dan rasa senang pastinya, nah jadi kan liburan ada kaitannya juga dengan kesehatan, karena apa? Ya kalau kita senang, otak kita fresh, jiwa kita jadi sehat hehehe, kalau sehat kan kerja oke, mencari ilmu jadi mudah, ibadahpun jadi lancar jaya.

Teringat dimasa Sekolah Dasar, selepas libur semester biasanya dalam pelajaran Bahasa Indoneseia ditugaskan untuk membuat karangan cerita yang menggambarkan kegiatan liburan, pastinya masing-masing siswa berbeda cerita, yang paling sering saya temui yaitu “Berlibur ke rumah Nenek” dengan isi cerita yang sebagian besar adalah sama, yaitu membantu Nenek memasak, memancing ikan bersama Kakek, yang lucunya kalau ternyata rumah Nenek dan rumahnya adalah sebelahan atau tetanggaan, bahkan kalau sebetulnya antara si siswa dan si Nenenknya itu satu atap rumah, hehehe. Yang penting kan liburan di rumah Nenek J

Ah sudahlah biarkan cerita diatas menjadi pengingat masa kecil yang bisa dikatakan lebih indah dibanding kehidupan anak kecil di zaman sekarang yang sudah banyak ternodai oleh dahsyatnya arus teknologi. (Kalau kita bahas ini akan jadi lebar ceritanya)

Jadi, bagaimanapun bentuk liburannya, dimanapun, berapa lamapun, semoga liburan kita ini diisi oleh aktivitas yang semakin mendekatkan diri kepada Alloh ya, jangan sampai diberikan nikmat untuk merasakan waktu luang malah terlalaikan dan malah menjauh dariNya, Naudzubillah… Islam memberi tuntunan kepada umatnya untuk selalu memanfaatkan waktu, baik itu saat liburan, bekerja maupun belajar. Islam mengajarkan kepada para pemeluknya untuk menghargai waktu masa silam, masa kini, dan masa mendatang.

Semoga saja kegiatan berlibur itu bermanfaat untuk mempertebal iman, meningkatkan tafakur dengan merenungi ciptaan Alloh yang luar biasa, memperluas silaturahim karena banyak bertemu dengan orang-orang baru, menjadikan objek yang dikunjungi sebagai pelajaran. Namun jangan khawatir bagi sahabat yang memanfaatkan waktu liburnya di dalam rumah, bukankah ini menjadi hal yang bernilai juga? Karena kita bisa terus mempererat hubungan dengan keluarga, bisa bersenda gurau dengan orang-orang disekitar kita, bukankah ini menyenangkan dan memberikan kepuasan? Atau ada pula yang mengisi liburan dengan menunaikan kegemarannya yang bermanfaat. Seperti kita ketahui bahwa islam agama fitrah dan seimbang. Islam menganjurkan pemeluknya untuk bekerja juga berlibur. Menyuruh untuk beribadah juga  refreshing. Menggapai sukses di dunia juga sukses di Akhirat. Islam sangat memperhatikan keseimbangan dalam hidup, antara serius dan rehat, antara bekerja dan berlibur, antara beribadah dan refreshing. Namun kedua kondisi yang berbeda ini bisa bernilai ibadah dan bermanfaat, tergantung niat dan bentuk kegiatannya. Semoga niat kita lurus karena Alloh ya sahabat J

Wallohu A'lam Bishowab…

Catatan kecilku: Baturmah libur teh TAMASYA, abimah TAMASweh meh teu nundutan. Hehehe

Saturday, December 20, 2014

1 Paket Hemat Wisuda Syar'i

Sahabat shalihat, izinkan kali ini saya share mengenai wisuda ya, tepatnya wisuda dengan penampilan syari. Mengingat sulitnya saya mendapat referensi mengenai hal ini, jadi saya buat deh artikelnya semoga bisa membantu sahabat semua dalam menghadapi acara wisuda namun tetap anggun, sederhana, hemat dan point pentingnya adalah cantik yang terpancar dari hati, hehehe.
Bisa sahabat lihat di artikel sebelumnya mengenai pembahasan pentingkah wisuda?

Saya sempat dibuat tercengang saat menghadiri gladi resik h-7 di kampus, beberapa lama tidak bertemu dengan teman-teman akhirnya membuat suasana heboh, apalagi kelasan kami adalah kelasan yang dikenal paling riweuh, jumlahnya sedikit namun setiap suara yang terdengar seperti mewakili ribuan orang *lebay* ditambah lagi telah berkumpul kembali trio cetar yang sempat terpisah, hihihi. Yang membuat saya pusing disaat teman-teman membahas, pakai kebaya yang kaya gimana? Beli dimana? Jahitnya berapa? Warna apa? Make-upnya mau di salon mana? Tarifnya berapa? Mau make-up artis atau natural? Asli deh padahal saya juga wanita, tapi saya kebawa pusing saat mendengar obrolan itu, hihihi, piker saya dalam hati:”ko mau wisuda ribet ya? Perasaan saya ga ada pikiran kea rah sana. Ini saya yang katro apa gimana ya.” Yasudahlah saya hanya menjadi pendengar setia, saat ada teman yang tanya:”Ka. Kebaya lu kaya gimana, make-upnya gimana?” saya dengan manis menjawab:”Gue pake gamis dan make-up sendiri.” Padahal jelas-jelas dalam undangan dan info, dresscode acaranya untuk wanita menggunakan kebaya. Hihihi. Tapia pa noleh buat, saya kan penganut #antiMainstream J

Begini hasilnya
Sekali lagi diinfokan bahwa kampus saya adalah kampus pariwisata yang biasanya menilai penampilan sebagai tolok ukur utama, namun bukan berarti saya harus seperti itu juga kan? Alhamdulillah, acara hari Rabu dan pada hari minggu sebelumnya saya mengikuti acaranya hijab alila dengan tema “Sebaik-baik selfie adalah muhasabah diri” yang didalamnya membahas perilaku wanita saat ini yang harus diperhatikan adalah menjaga rasa malu, alias Al-Hayya. Islam itu begitu memuliakan wanita, masa udah dimuliakan, sebagai wanita sendiri tidak menjaganya? #NasihatDiri

Kecantikan wanita bukan untuk dinikmati semua orang, hanya orang yang berhak saja yang boleh menikmatinya, siapa? Suami, hihihi. Jadi bukan berarti saat kita menghadiri acara harus memperhatikan penilaian manusia. Asal kita nyaman dan tidak merugikan orang lain, kenapa tidak?
Baiklah balik lagi pada judul ya, paket hemat wisuda syari. Mengapa dikatakan hemat? Prinsip saya selagi bisa murah, kenapa harus mahal? Murah asal tidak murahan. Meskipun acara ini dilaksanakan di hotel ibukota yang notabene banyak kalangan atas, saya PD aja, bermodal niat dan senyum ceria, Inshaa Alloh orang akan tetap menghargai ko.

Kebaya yang diganti oleh gamis: Kenapa? Karena saya fikir kebaya biasanya membentuk tubuh dan biasanya buricak burinong (bahasa saya, hehe, yang artinya gemerlap banyak payet cetar membahana badai halilintar, kebaya yang berat akibat banyaknya hiasan). Saya beli di tanah abang samaan dengan Mamah, karena ada diskon dan harganya murah loh pemirsa, sudah sepasang dengan kerudung panjang. Saya pakai warna abu dan Mamah warna pink, gamis yang nantinya bisa digunakan sehari-hari. Kalau kebaya kan biasanya untuk acara tertentu saja, jadi dikhawatirkan mubadzir, apalagi harga kebaya yang selangit, pada saat saya survey busehhh kainnya aja mahal-mahal, belum untuk jahitnya, sekalinya beli jadi ya begitu. Oya, gamis polos ini saya tambahkan sedikit bunga di tangan dan bagian bawah, hasil jahitan sendiri J

ini awalnya gamis polos banget, ditambah bunga-bunga dikit di tanga, depan dan bawah
Kerudung: Saya menggunakan 2 khimar bahan cerruti warna pink dengan ukuran 150cm x 150cm, lebar banget ya? Hehehe. Kedua yaitu khimar bahan sifon abu dengan ukuran 115cm x 115cm. Khimar ini buatan sendiri, untuk sehari-hari saya lebih suka menggunakan khimar yang bukan beli jadi, karena kalau buat sendiri ukurannya bisa sesuka hati, lebih murah pula J Saya gunakan warna pink karena gamis Mamah warna itu dan Jas nya Bapak warna abu, ceritanya sebagai anak ya menggabungkan cinta antara Mamah dan Bapak, hahaha *ganyambung* Tidak ada tutorial bagi saya, hanya menumpuk 2 khimar dan bisa terhindar dari kerudung leher, alias kerudungan yang banyak hiasan diatasnya, sebatas leher dengan menggunakan daleman ninja. Tidak pakai buntel sana buntel sini, jarum sana jarum sini, hiasan sana sini, hihihi.

Nah kerudungannya hanya ditumpuk gini aja sahabat
Sandal: Tidak usah bling-bling dan gunakan seadanya saja. Alhamdulillah saya menggunakan wedges hadiah dari sahabat tahun lalu yang belum pernah saya pakai, hehehe. Gunakan yang nyaman dan jangan terlalu tinggi yah, takutnya pas lagi maju ke depan malah kesleo dan kasarimped. Kaos kakinya juga dipakai ya sahabat J

Makeup: Saya tidak ke salon, uang darimana untuk ke salon yang tarifnya mahal. Teman-teman yang menggunakan jasa salon harus bayar dengan kisaran 350-600an, duh saya fikir-fikir lagi deh. Uang segitu bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat buat saya, toh acara kan hanya sehari, dandan hanya kepuasan batin yang dinikmati orang lain sementara waktu? Bermodalkan skill yang didapat saat kuliah Beauty Class, saya aplikasikan saja pada wajah ini, hehe, setengah jam beres beserta penggunaan kerudung. Berharap dandanan ini tidak tabarruj. Lalu darimana perlengkapannya? Sisa dari PKL di Garuda, kebetulan pada zaman jahiliyah saya pernah PKL di bandara dan mengharuskan setiap hari bermakeup tebal, padahal sekarang bedak aja saya mah gapunya, pensil alis aja saya jual (lebih tepatnya saya tuker kepada teman dengan tiket salah satu seminar) jangan sampai mencukur alis yaaaaa, oya boro-boro mau beli bulu mata palsu, hahaha, sayang uangnya dan lagipula kan gaboleh L so, make it simple yes… Semoga cantiknya muslimah karena ilmu dan akhlak, bukan Karena makeup.

You are my reason
Jadi, untuk sahabat shalihat, jangan mengorbankan penampilan demi salah satu acara yah, Jika keseharian seperti ini, ya tetep seperti ini, meskipun lingkungan kita tidak mendukung, beranilah beda karena Alloh, siap beda untuk mengikuti perintah Alloh. Ini nasihat untuk diri saya sendiri, kelak semoga acara walimahan pun tetap tidak mengorbankan kesyarian hehehe.
Wisuda bukan acara untuk bermewah-mewahan, kasihan orang tua sudah banyak direpotkan. Biasanya keterbatasan akan membuat kita menjadi kreatif, iya kreatif untuk melakukan hal-hal yang tidak terfikirkan sebelumnya. Biarkan kita tetap cantik dimata Alloh dan suami (kalau sudah punya), jangan hiraukan penialain orang lain, karena penilaian Alloh lah diatas segalanya.

PD aja yah meskipun yang lain pakai songket hihihi
Seformal apapun acaranya, tetap check jilbab syari nya shalihat. Biarkan pakaianmu tetap menjulur ya sahabat, jangan kau rubah khimar panjangmu dan biarkan ia menjuntai menutupi dada, menambah anggunmu karena taatmu

#NasihatDiri

Thursday, December 4, 2014

0 Perjalanan Hidup Manusia

­Tulisan ini terinspirasi saat saya menggendong bayi usia 1 hari yang raut wajahnya masih suci, bersih tanpa dosa,  pipinya lembut, suara tangisnya adalah hiburan tersendiri, jauh jauh sangat jauh sekali dengan saya yang sudah hidup 20 tahun di dunia yang sudah terkontaminasi dahsyatnya zaman. Inilah  perjalanan manusia, dilahirkan ke dunia dengan suci, namun akankah kembali lagi dalam keadaan suci? Itulah pilihan. Terfikirkah posisi kita sedang di mana sekarang, mau ke mana, bawa apa, tugas kita apa?

Sucinya bayi tanpa dosa sedikitpun
Sebetulnya dalam Al-Quran sudah banyak dijelaskan bahwa perjalanan manusia bukan sebatas di dunia, melainkan masih harus menempuh beberapa tahapan. Namun silaunya dunia terkadang menggoda umat sehingga melupakan dunia setelahnya. Jika kehidupan dunia hanya senda gurau, masa iya kita akan terus bercanda, kan tidak?

Kenikmatan di dunia itu diibaratkan setetes dari luasnya lautan. Terkadang saat kita menikmati kenikmatan dunia saja rasanya luar biasa yah, coba kalau perbandingannya dengan nikmat akhirat? Akan menjadi sungguh super duper luar biasa bukan? Ya, saya seorang hamba yang menginginkan nikmat akhirat yang bocorannya sudah dipaparkan dalam Al-Quran, dibawahnya terdapat sungai-sungai mengalir, tidak ada percakapan yang sia-sia, akan hidup bersama orang-orang terbaik, duh Mashaa Alloh, indahnya sangat didambakan.

Masihkah kita mengejar tetesan dan mengorbankan nikmat akhirat yang sebesar lautan? Ya Rabb, ini nasihat untuk diriku sendiri, menuliskannya disini sebagai pengingat agar saat ku membaca, yang terlintas adalah kematian yang sebentar lagi akan menimpaku, sudah berapa jauh aku meninggalkanMu? Sudah berapa banyak pahala yang ku perbuat? Sungguh diri ini berharap ampunan dan kasih sayangMu ya Rabb. Aku tak ingin menggadaikan nikmat akhirat di dunia yang sempit ini, izinkanlah kami untuk terus mengharap ridhoMu dalam menjalankan hidup ini, selalu membawaMu dalam setiap aktivitas kami, agar apa yang kami lakukan itu tak hanya berdampak untuk dunia, melainkan untuk alam setelah ini.

Ya Rabb, jangan jadikan kami orang yang sibuk dengan dunia, sibuk mengejar materi untuk menafkahi kehidupan ini, izinkan kami menjadikan dunia sebagai sebenar-benarnya bekal untuk akhirat nanti. Karena proses perjalanan hidup manusia tidak hanya hingga kematian, proses utuhnya adalah mati-hidup-mati-hidup sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Baqarah (28): ”Bagaimana kamu ingkar kepada Alloh, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepadaNyalah kamudikembalikan.”

Manakah mati yang pertama? Yaitu saat dalam kandungan ibu sebelum ruh ditiupkan. Setelah ruh itu ditiupkan, maka jadilah seseorang yang hidup. Nah dalam kehidupan ini mau digunakan sebagai masa menanam atau masa panen? Seperti pepatah yang maknanya mendalam yaitu Man yazra' yahshud (Siapa yang menanam, dia akan memetik/memanen). Jika kita menjadikan dunia ini ladang untuk menanam, maka mari menanam sebanyak-banyaknya pahala dengan ibadah, menjalankan segala yang diperintahkan serta menjauhi segala yang dilarang Alloh, semoga hidup menjadi lebih nyaman. Namun jika dunia ini digunakan sebagai ladang panen, maka akan terus berlomba-lomba mengumpulkan harta tanpa memperhatikan cara memperolehnya dari mana, terus mengejar perhatian manusia dan sanjungan dari banyak orang.

Setiap orang sudah punya jatah umur masing-masing, sejauh apapun menghindari kematian tetap saja jika sudah waktunya ya harus kembali kepada Sang Pemilik, dalam keadaan apa? Semoga kita semua dapat menghadapNya dalam keadaan Khusnul khotimah.

Alloh sudah memberikan akal agar manusia bisa membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang harus diambil dan tidak, menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang. Alloh telah menurunkan Al-Quran sebagai pedoman yang isinya betul-betul lengkap, sebagai pedoman hidup maha lengkap, sebagai pemberi kabar baik bagi yang mau berfikir, dan adanya Rosul sebagai tauladan umat di akhir zaman, apa masih kurang? Ampuni kami Ya Rabb…

Tuesday, December 2, 2014

0 Apa Pekerjaanmu, Sahabat?

Terkadang, pekerjaan akan melalaikan seseorang dari ibadah kepada Alloh, ada pula yang semakin mendekatkan. Mau pilih yang mana? Ya it’s our choice. Jika gelar sarjana itu penting, namun gelar sajadah lebih penting, apalagi kalau gelar sajadahnya bareng-bareng, ada imam yang berdoa dan makmum yang mengaminkan, hehehe.

Foto diambil sekitar 2 tahun silam, di publish juga akhirnya hehe
Lagunya Iwan Fals, sarjana muda yang saat masih jadi pelajar kadang saya putar, lalu difikiran saya sesulit itukah mencari kerja? Ya akan terasa sulit jika kita pilih-pilih dan tak ada usaha, maunya enak aja tanpa berproses. Kenali dirimu, cari passionmu, maka menentukan pekerjaan semoga bisa menjadi lebih mudah. Tingkatkan kualitas, bukan hanya mendambakan tempat kerja yang besar.

Pengalaman saya saat di kota besar, miris melihat kehidupan yang betul-betul menggadaikan akhirat untuk dunia, dengan berangkat subuh(bahkan sebelum subuh) demi menghindari kemacetan, mengejar kereta, menanti bus, yang sampai tidak melaksanakan shalat subuh. Jangankan mau memanfaatkan ibadah waktu fajar yah, yang wajib saja terlewatkan. Di siang hari, waktu dzuhur tiba digunakan untuk makan siang diluar, berbincang lama dengan teman hingga tak terasa jam istirahat berakhir, ujung-ujungnya tidak melaksanakan shalat dzuhur. Waktu ashar tiba, sedang sibuk menuntaskan pekerjaan yang belum selesai dan ternyata sudah waktunya pulang dan buru-buru untuk mengejar angkutan atau mempersiapkan kendaraan, kan jadi tak melaksanakan shalat ashar. Pada waktu magrib, masih terjebak kemacetan di jalan dan akhirnya melewatkan ibadah shalat magrib yang waktunya sempit ini. Tiba dirumah bada isya yang notabene sudah merasa lelah, mau melaksanakan sholat rasanya si kantuk menyerang. Jadi langsung tepar karena besok pagi harus bangun pagi lagi. Kebayang kan kehidupan yang monoton, begitu-begitu saja kesehariannya. Apa yang dikejar? Nikmat dunia? Pandangan saya si tidak juga, itu sebatas tuntutan hidup yang memaksakan, yang memaksakannya itu si individunya sendiri, bukan keadaan. Apa nikmat hidup seperti itu? Jauh dari Alloh, nikmat yang dirasakan sebatas di akhir bulan, menikmati gaji yang diterima dan entah bertahan berapa lama. Kisah ini saya ambil dari lagu yang seringkali di nyanyikan pengamen di bis, semoga ini hanyalah kisah dalam lirik lagu saja ya, semoga kita semua tidak tergolong dalam golongan ini, kalau ada kesamaan cerita, mohon dimaafkan karena tidak ada unsusr kesengajaan J

Sahabat, pekerjaanmu jangan sampai menjadikanmu tidak berkembang ya, mandeg disitu-situ saja, nanti yang ada malah P 16 seperti yang dipaparkan di bukunya Mas Ippho:  Pergi Pagi, Pulang Petang, Pantat Peot, Pinggang Pegel, Pala Pusing, Penghasilan Pas-Pasan, Pas Pensiun Penyakitan. Kalau seperti itu, kapan ketemu matahari? Kapan ada waktu kita untuk bertaubat? L

Alhamdulillah, nikmat Alloh yang luar biasa besar pada akhirnya teman-teman sudah menjadi seorang S.Tr.Par, apa itu? Gatau apaan katanya tahun ini dirubah lagi yang tadinya ST.Par dan sebelumnya SST.Par, hahaha, rempong ya. Selamat ya Tango Family atas pencapaian kalian, yang diidamkan akhirnya tercapai. Tango apa? Kepanjangan dari Travel ‘N Go. Teruntuk Pa Gita yang sudah menjadi guru kehidupan, menemani keluarga ini mulai dari kepolosan di awal hingga sekarang akhirnya masih polos atau tidak J

Teman-temanku, keluargaku Tango tercinta, skuad kita yang awalnya 23 orang dan sekarang tinggal beberapa (bisa dihitung jari), apapun pekerjaan yang nantinya kalian dapat semoga bisa menjadi berkah, dimanapun tempatnya semoga kalian betah, ilmunya menjadi amanah dan setiap harinya bisa menjadi ibadah. Semoga semua sahabat-sahabatku bisa mendapatkan pekerjaan terbaik yang memang lingkungannya bisa menjadikan lebih baik pula. Yang ingin jadi kepala dinas pariwisata Aceh, semoga bisa menjadi ulil amri yang bijak, yang ingin jadi PNS di Kementrian semoga bisa merubah pemerintahan ini menjadi lebih baik, yang ingin menjadi wanita karier semoga tidak lupa bahwa karier terbaiknya ialah menjadi seorang ibu, hehehe. Yang ingin jadi pramugari, semoga bisa memberikan pelayanan yang baik bagi penumpang dengan ikhlas, sehingga segalanya dicatat jadi pahala, yang ingin menuntut ilmu semoga dimudahkan dan diberi kesabaran dalam mencarinya sehingga prosesnya menjadi berkah, yang ingin punya restoran semoga dimudahkan jalannya, yang ingin study abroad semoga langkahnya dimuluskan sehingga mendapat tempat terbaik, yang ingin menikah semoga ditemukan dengan jodoh dunia akhiratnya, apalagi ni yang belum diabsen? Hehehe. Pokonya segala sesuatu yang terbaik semoga bisa didapat ya, bukan hanya menjadi orang yang sukses namun bernilai dan bermanfaat. Pada saat kelak kita dipertemukan, bukan pertanyaan sudah berapa banyak uang yang dikumpulkan, melainkan sudah berapa juta orang yang sudah kamu berikan manfaat berupa lapangan pekerjaan, inspirasi dan lain-lain J

Ya Alloh, tak hentinya aku menyampaikan doa… Semoga doa ini bisa menjadi kenyataan yang indah. Selamat menempuh hidup baru Tango family, I’ll miss U

Monday, December 1, 2014

0 Assalamualaikum Desember

Seperti dalam judul tulisan ini, di hari senin mengawali hari aktivitas bagi sebagian sahabat. Ada yang mengeluh gegara ketemu lagi dengan senin, ada pula yang bersyukur masih diberikan kesempatan hidup di senin ini, apalagi dimulainya hari dalam bulan Desember 2014, bulan terakhir di tahun 2014 ini, bagi sebagian yang sudah menuliskan resolusi hidup awal tahun kemarin, sedikit demi sedikit sudah mengevaluasi checklist nya ya, mengukur pencapaiannya sudah sampai mana karena sebentar lagi harus dibuat resolusi baru di tahun 2015.


Nah sahabat, share sedikit ya pagi ini di pengajian terdengar lantang dalam speaker ibu-ibu yang sedang sholawatan diselingi dengan:
…………….
Iman dan taqwamu sayang, mencintaimu aku tenang
Ku ingin menjadi syurga dalam lembaran hidupku
Kujadikan engkau imam, bimbing aku jalan kebenaran
Allohumma sholli wa salim ‘ala, sayyidina wamaulana Muhammad…..

Hehehe, sepenggal yang saya catat, saya fikir yang so sweet gini usia muda saja, ternyata ibu yang sudah usia lanjut seumuran nenek pada umumnya ya kisaran 60tahunan deh masih saja so sweet ya, salah satu kunci keberhasilan rumah tangga hmmmm, bukan pasangan muda saja ternyata yang begini….#ahSudahlah

Balik lagi pada bulan Desember ya, semoga setiap harinya bisa menjadi lebih baik, jangan banyak dikeluhkan dan bawalah Alloh dalam segala aktivitas kita, agar apa yang kita kerjakan selalu ada dalam lindunganNya dan mendapat keridhoanNya. Yang telah Alloh tetapkan untuk kita adalah semua kebaikan. Aamiin.


Yuk perbanayak bersholawat

Saturday, November 29, 2014

0 Ada Apa Di Usia 20?

Saya baru ngeuh banyak yang berubah di tahun ini, ternyata saya sudah 20 tahun ya. Namanya wanita, suka mengkaitkan satu hal dengan hal lainnya (giliran merasa sudah berubah, eh dikaitkan dengan usia, hehehe). Usia 20 yang kata orang usia dimana menjejakan kedewasaan, ya tapi kan dewasa tidak bisa diukur dari angka. Ada yang dewasa sebelum waktunya, ada juga yang dewasa pada saat usianya sudah menginjak di usia renta, hihihi. Bagi saya, usia 20 adalah usia yang kepalanya sudah berganti dari tadinya 1 menjadi 2 untuk 10 tahun kedepan (kalau masih dikasih kesempatan hidup). Inilah perubahan masa unyu menjadi masa cool saya. Ada apa di usia ini? Ada banyak hal yang terjadi dalam hidup saya, hal-hal bombastis yang penuh kejutan yang tidak pernah disangka-sangka sebelumnya J

Peace = Damai => Damaikan dirimu
Di usia ini juga ada 3 pilihan hidup yang harus saya pikirkan secara matang, itu adalah 3P:  
1. Pendidikan
Tentukan pendidikan mana yang cocok dengan peminatan kita. Jangan sampai salah jurusan ya. Jangan memaksakan, pilihlah yang hati kita ikut berperan memilihnya. Agar nanti pada saat pelaksanaannya akan terus semangat dan tidak berhenti di tengah jalan. Ilmu dan pengetahuan apa yang akan kita selami secara dalam? Nah mumpung masih muda, masih fresh dan akan masih banyak fikiran-fikiran tercipta dari kita, fikiran yang tidak hanya mengandalkan logika, namun sudah pula diimbangi oleh perasaan, karena dewasa sudah kita dapatkan. Manfaatkan saat ini semaksimal mungkin. Pendidikan disini bukan berarti harus ditempuh secara formal ya, belajar itu bisa dimana saja dan ilmu bisa didapat dari berbagai sumber, maka manfaatkan semuanya untuk menempuh pendidikan yang diharapkan.
2. Profesi 
Profesi apa yang akan diambil? Pilih profesi yang sesuai dengan hobby, jangan sampai profesi menjadi beban hidup, nanti malah keseharian kita menjadi tidak berberkah. Nanti yang ada malah mengeluh di setiap senin, yang harusnya “Monday” di plesetkan menjadi “monsterDay” J
Dalam setiap pekerjaan, semoga bisa mengerahkan totalitas, tulus dan niat yang lurus dan percayalah tak lama lagi pasti akan dibimbingNya untuk menuju kepada pekerjaan yang nikmat kerjanya, nikmat pula hasilnya. Salah satu profesi paling baik sepanjang hidup bagi wanita adalah sebagai ibu rumah tangga. Profesi yang membutuhkan keahlian khusus serta tidak ada kursusnya. Profesi ini biasanya harus bisa multitasking karena bukan hanya mengerjakan pekerjaan dalam 1 waktu, melainkan harus beberapa pekerjaan yang dilakukan, contohnya saat memasak, harus juga sambil gendong anak, ditambah pula dengan menghafal sesuatu, menyiapkan juga makan untuk suami. Multitasking bukan? hehehe
3. Pendamping hidup 
Ini nih kalau sudah bahas ini mata langsung jadi cenghar dan bibirpun tersenyum lebar. Iya dipikirkan karena ini akan menjadi partner sukses kita, penentuan mau syurga atau neraka? Diharapkan mendapat partner taat yang Cinta Alloh, cinta Rosululloh, orang tua serta cinta damai, hehehe, yang pasti mencintai kita sebagai pasangan hidupnya. Terkadang sadar juga tidak bahwa di dunia maya banyak postingan mengenai pernikahan, kehamilan maupun anak, ini yang biasanya membuat gemes dan galau mengenai penantian pendamping hidup, hahaha. Rasa-rasanya ingin cepat logout. Ahsudahlah, percayakan sama Alloh saja, segala sesuatunya sudah diatur sedemikian baik.

Dalam usia 20 ini, habiskanlah jatah gagal kita dalam hidup. Kan mumpung masih muda, gagal bisa bangun lagi, bisa berinovasi kepada hal-hal lain. Kalau sudah tua gagal? Apa kabar? Di usia ini juga akan benar-benar fokus untuk menemukan apa yang paling diinginkan dalam hidup, saat menemukan diri sesungguhnya hehehe.

Akan pula menemukan kondisi dimana rasionalitas mengalahkan emosi dan egoisme, karena lelahnya menjalani rutinitas dan kehidupan maka saatnya menemukan hidup yang lebih nyaman dan tenang. Akan berusaha untuk tidak keras kepala mendapatkan apa yang diinginkan, kalo dulumah keukeuh (kata mama sayamah ayeuna pok ayeuna sok) mau apa-apa sebisa mungkin harus terpenuhi, nah di usia ini akan lebih berlapang dada menerima segala hal yang tak sesuai rencana. Karena rencana Alloh akan jauh lebih indah dibanding rencana manusia. Ilmu Alloh itu luas meliputi segala sesuatu, jauh sekali dari ilmu yang ada pada manusia, maka kenapa harus menyesal jika Alloh sudah menakdirkan sesuatu padahal itu baik di mata Alloh? Kalau sudah berusaha untuk lapang dada, maka lanjutannya adalah penerapan ilmu ikhlas yang semakin sering digunakan.

Usia krusial ini juga kita akan mempercayai kekuatan yang ada didalam diri  yang akan menjadi penentu kemana hidup akan berjalan. Pastinya, lebih mendekatkan diri kepada Sang Maha untuk menciptakan ketenangan diri, maka #DamaikanDirimu hehehe.

Nah bagi sahabat yang sudah atau sedang menapaki usia ini, apakah merasakan hal yang sama dengan saya? Yang pasti selalu bersyukur atas kesempatan hidup yang telah Alloh berikan hingga sekarang masih bisa bernafas, menghirup oksigen yang berlimpah. Tak lupa pula bersyukur kepada kedua orang tua yang sudah membesarkan saya. Terimakasih semuanya J

Tuesday, November 25, 2014

2 Jangan Nodai Peran Guru

Hari ini adalah hari guru, tapi ada yang saya herankan ko banyak sekolah yang diliburkan? Jadi makkna hari guru berubah menjadi hari tanpa guru, duh. Guru itu pahlawan tanpa tanda jasa tapi sebetulnya banyak sekali jasa yang sudah diberikan, rela meluangkan waktunya demi anak didik dan mulianya karena menghabiskan banyak suara agar ilmunya bisa sampai kepada para siswa, sungguh luar biasa perjalanan guru.

Hari-hari indak menjadi pendidik
Namun yang saya sesalkan mengapa banyak generasi penerus yang menganggap guru sebagai ladang penghasilan? Saya sudah menanyakan kepada beberapa teman mengenai alasan mereka mengambil jurusan pendidikan guru di kuliahnya, jawabannya apa? Guru kan sekarang hidupnya terjamin, apalagi kalau sudah jadi PNS, ada sertifikasi, wah mantap kan. Subhanalloh, ko jadi begini ya? Kalau fikirannya sudah tertuju pada uang, dikhawatirkan apa yang dilakukan tidak akan berkah. Pesan Bapak saya kalau melakukan segala hal jangan berorientasi pada uang, hindari mengejar jumlah nominal, namun selalu berusaha yang terbaik, biarlah uang yang mengikuti. Jika kita mengejar uang, kita akan dipermainkan oleh uang, kalo sudah dipermainkan uang, kerusakan akan terjadi dimana-mana. Nah, yang saya rasakan memang iya harus seperti itu.

Pesan untuk saya pribadi, janganlah menodai pekerjaan guru dengan embel-embel uang yang didapat. Pernah ada diskusi saat saya belajar di kelas Step One Morning,materi pembahasannya mengenai guru dan penghasilannya yang sekarang sudah melangit. Bolehkah? Bagi saya si ya boleh, guru sudah memberikan dedikasi yang besar bagi kemajuan bangsa, apa salahnya mereka mendapatkan apresiasi berupa kesejahteraan hidup. Setau saya dulu, kehidupan guru itu sulit, tidak seperti zaman sekarang. Mau menjadi seorang guru dianggap pekerjaan yang berpenghasilan kecil, coba sekarang bagaimana? Banyak guru dengan investasi dimana-mana, kendaraan mewah, rumah mewah, kehidupannya tercukupi, bolehkah? Saya jawab, boleh! Semua ada saatnya, ada masanya, ada caranya, mungkin saat ini saatnya para guru mencicipi kehidupan yang lebih baik, namun jangan sampai dengan banyaknya uang yang didapat dari segala macam tunjangan, gaji bulanan serta sertifikasi bisa melalaikan anak didiknya.

Bergantung pada individu masing-masing ya, semoga seluruh guru, calon guru dan semuanya menjadikan profesi guru itu betul-betul Lillahit’ala. Semuanya karena Alloh, niat untuk menyampaikan ilmu, bukan hanya menyampaikan melainkan bisa membentuk karakter anak didiknya lebih baik, bisa menginspirasi sehingga siswa bisa termotivasi. Mempunyai prinsip untuk mendidik, bukan hanya mengajar sebatas menjelaskan, mendikte lalu memberikan tugas(hal ini sudah kuno), sehingga output siswanya bisa berakhlak. Jangan hanya pintar dalam akademik, melainkan harus diimbangi dengan akhlak yang baik pula sehingga setiap siswanya bisa bermoral.

Banyak orang pintar di Indonesia, namun tak berakhlak, lambat laun hal ini akan menjadi bom waktu bagi negara kita, yang nantinya akan meledak dan menghancurkan kehidupan. Naudzubillah… 
Pendidikan mempunyai peran penting dalam kemajuan bangsa dan guru adalah salah satu unsur penting pula didalamnya. Harapan saya, di hari guru ini kualitas guru akan lebih baik dan semakin baik, agar kualitas anak didiknyapun bisa jauh lebih baik. Sudah banyak dana yang digelontorkan oleh Negara untuk memberikan apresiasi pada guru, semoga hal ini tidak melalaikan namun semakin memberikan semangat mendidik siswa. Meskipun kurikulim sekarang sedikit membingungkan, saya pelajari sedikit sudah ketawa-ketawa sendiri, namanya “kurtilas”, untuk saya bukan “kurikulum tiga belas”, namun dipelesetkan menjadi “kurikulm tidak jelas” hehehe. Membenahi pendidikan bukan hanya tugas Negara, melainkan tugas kita semua. Jangan hanya komentar, lebih baik diiringi dengan memberikan solusi, lebih baik lagi solusinya itu adalah kita yang terjun langsung, sudahmah kita tahu permasalahannya jadi kan semakin mudah pula untuk berperan,

Menjadi seorang guru mempunyai tanggung jawab besar kelak di akhirat, apakah setiap ilmunya adalah benar, baik dan bermanfaat?  Bagi saya, guru bukan hanya yang ada di sekolah melainkan dirumah, ada guru kehidupan yang sejak lahir sudah mendidik saya, yaitu orang tua. Ada guru terbaik yang selalu mengajarkan saya arti kehidupan, yaitu pengalaman. Ada guru-guru lain yang menginspirasi yaitu orang-orang hebat di sekeliling saya. Terimakasih semua guru, semoga apa yang telah diberikan bisa menjadi investasi akhirat kelak, aamiin…


Sahabat, doakan saya ya kelak bisa mendirikan sekolah gratis untuk masyarakat umum. Berbekal dengan apa yang saya miliki sekarang, menggantungkan semuanya pada Alloh semoga Alloh meridhoi keinginan saya untuk mencerdaskan bangsa, mencetak anak-anak cerdas yang mempunyai akhlak mulia, bertindak berlandaskan pedoman islam, dengan kurikulum yang saya buat sendiri mengadopsi dari kurikulum yang ada di berbagai Negara maju namun berbasis islam, yang pastinya membuat belajar itu mengasyikkan, bukan memberatkan, jadi anak-anak bisa betah dan merindukan belajar. Tidak ada salahnya mempunyai impian tinggi kan? Kalo impiannya belum tercapai, setidaknya saya masih jatuh di bintang. Saling mendoakan ya sahabat, sekalipun saya belum bisa mewujudkannya karena sudah dipanggil terlebih dulu oleh Alloh, setidaknya sahabat semua atau nanti keturunan saya bisa mewujudkan impian indah ini. Misal saya belum mampu mendirikan sekolah untuk umum, siapa tau saya diberi kesempatan untuk mendirikan sekolah terbaik untuk anak-anak saya kelak J

0 Belajar Untuk Menyampaikan

Kita harus memahami orang lain, karena tidak semua sama. Beda kepala, beda pemikiran, beda tingkah laku dan beda yang lainnya. Anak kembar satu Bapak Ibu saja beda, apalagi yang beda keturunan? Segala beda itulah yang menghiasi dunia. Begitu pula dengan peminatan setiap orang, ada yang suka baca, ada juga yang lebih suka mendengar. Jadi, tugas kita kalau mau diterima dalam lingkungan manapun, harus bisa memahami mereka, salah satunya dalam hal bisa membuat tulisan, harus bisa juga untuk menyampaikannya.

Semoga setiap yang diucapkan adalah kebaikan
Berangkat dari pariwisata, yang mendidik karakter kita untuk bisa berbaur dan bisa asyik kepada siapapun menjadikan saya harus seperti itu, sama halnya dengan berbicara di depan banyak orang, baik yang kita kenal maupun orang lain yang sebelumnya tidak kita ketahui. Apalagi orang-orang dihadapan kita lebih pintar, lebih tua, lebih banyak pengalaman dan lebih-lebih yang lain, sudah jangan khawatir, Alloh selalu bersama kita.

Belajar  menjadi presenter yang baik itu bukan hal yang mudah, bukan pula hal yang sulit, yang penting kita terbiasa berbicara di muka umum, Inshaa Alloh akan mudah pula. Harus dipelajari teknik saat orang yang kita ajak bicara sudah merasa bosan, bagaimana mengatasinya, jadilah orang yang peka dan tahu diri. Jangan hanya mau dipahami, tapi lebih baik selalu belajar memahami agar kita belajar untuk tidak egois, mengalah tidak apa-apa asal mengalah untuk menang J

Ada juga dampaknya karena saya sering melihat presentasi Ust. Felix Siauw di youtube. Jadi ketularan bicaranya terlalu cepat dan suka bilang “gitu kan ya?”, hehehe. Saat saya tanyakan, apa bicara saya terlalu cepat? Jawabannya, iya Bu. Hahahaha. Namanya masih belajar, pasti masih banyak kekurangan dan keterbatasan, tapi saya selalu berusaha untuk mempersiapkan yang terbaik. Semoga usaha saya Alloh mudahkan ya, bagaimanapun cara bicara di depan, semoga informasi yang disampaikan bisa diterima dan bisa difahami dan kembali lagi jadi bisa bermanfaat.

Terkadang, saat sedang sendiri ya saya bicara sendiri, ini yang saya pelajari dari 6 tahun silam saat belajar guiding. Menghindari gemetar, menghindari tatapan lawan bicara dan menghindari hal-hal lain yang akan mengganggu konsentrasi harus juga dipelajari dalam teknik komunikasi. Mana yang mau dipilih, komunikasi satu arah atau dua arah? Selain mempelajari itu juga harus diperhatikan dalam memanage waktu bicara di depan, saya pernah belajar dari seorang yang saya bilang cukup expert ya hehehe. Bagaimana memaksimalkan waktu bicara 5 menit, tidak kurang dan tidak lebih, harus pas. Pelajaran ini sangat berharga karena ini mengajarkan kita disiplin terhadap kesempatan yang dimiliki. Tidak boleh lebay, tidak boleh kurang juga pokoknya takarannya harus sesuai, bagaimana caranya? Pertama-tama ya diwaktu, pembukaan berapa lama, intinya berapa lama dan penutupnya berapa lama, kita sebagai instrument utamanya, kita yang memegang peranannya. Dikira-kira dan dibiasakan. Terimakasih guru hidupku telah mengajarkanku saat itu di ketan. Semoga segala ilmu yang telah diajarkan bisa menjadi amal yang tak akan pernah terputus ya.

Hal apapun yang kita pelajari, usahakan diniatkan untuk peningkatan kapasitas diri. Kemampuan diri seseorang dapat berkembang melalui lingkungannya yang mendukung, carilah lingkungan yang bisa mendukung kita untuk terus lebih baik ya sahabat. Sekian dari saya yang masih harus banyak belajar, Haturnuhun J

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates