Kita harus memahami orang lain, karena tidak semua sama.
Beda kepala, beda pemikiran, beda tingkah laku dan beda yang lainnya. Anak
kembar satu Bapak Ibu saja beda, apalagi yang beda keturunan? Segala beda
itulah yang menghiasi dunia. Begitu pula dengan peminatan setiap orang, ada
yang suka baca, ada juga yang lebih suka mendengar. Jadi, tugas kita kalau mau
diterima dalam lingkungan manapun, harus bisa memahami mereka, salah satunya dalam
hal bisa membuat tulisan, harus bisa juga untuk menyampaikannya.
Semoga setiap yang diucapkan adalah kebaikan |
Berangkat dari pariwisata, yang mendidik karakter kita untuk
bisa berbaur dan bisa asyik kepada siapapun menjadikan saya harus seperti itu,
sama halnya dengan berbicara di depan banyak orang, baik yang kita kenal maupun
orang lain yang sebelumnya tidak kita ketahui. Apalagi orang-orang dihadapan
kita lebih pintar, lebih tua, lebih banyak pengalaman dan lebih-lebih yang
lain, sudah jangan khawatir, Alloh selalu bersama kita.
Belajar menjadi presenter
yang baik itu bukan hal yang mudah, bukan pula hal yang sulit, yang penting
kita terbiasa berbicara di muka umum, Inshaa Alloh akan mudah pula. Harus
dipelajari teknik saat orang yang kita ajak bicara sudah merasa bosan,
bagaimana mengatasinya, jadilah orang yang peka dan tahu diri. Jangan hanya mau
dipahami, tapi lebih baik selalu belajar memahami agar kita belajar untuk tidak
egois, mengalah tidak apa-apa asal mengalah untuk menang J
Ada juga dampaknya karena saya sering melihat presentasi
Ust. Felix Siauw di youtube. Jadi ketularan bicaranya terlalu cepat dan suka
bilang “gitu kan ya?”, hehehe. Saat
saya tanyakan, apa bicara saya terlalu cepat? Jawabannya, iya Bu. Hahahaha.
Namanya masih belajar, pasti masih banyak kekurangan dan keterbatasan, tapi saya
selalu berusaha untuk mempersiapkan yang terbaik. Semoga usaha saya Alloh
mudahkan ya, bagaimanapun cara bicara di depan, semoga informasi yang
disampaikan bisa diterima dan bisa difahami dan kembali lagi jadi bisa
bermanfaat.
Terkadang, saat sedang sendiri ya saya bicara sendiri, ini
yang saya pelajari dari 6 tahun silam saat belajar guiding. Menghindari
gemetar, menghindari tatapan lawan bicara dan menghindari hal-hal lain yang
akan mengganggu konsentrasi harus juga dipelajari dalam teknik komunikasi. Mana
yang mau dipilih, komunikasi satu arah atau dua arah? Selain mempelajari itu
juga harus diperhatikan dalam memanage waktu bicara di depan, saya pernah
belajar dari seorang yang saya bilang cukup expert
ya hehehe. Bagaimana memaksimalkan waktu bicara 5 menit, tidak kurang dan tidak
lebih, harus pas. Pelajaran ini sangat berharga karena ini mengajarkan kita
disiplin terhadap kesempatan yang dimiliki. Tidak boleh lebay, tidak boleh kurang juga pokoknya takarannya harus sesuai,
bagaimana caranya? Pertama-tama ya diwaktu, pembukaan berapa lama, intinya
berapa lama dan penutupnya berapa lama, kita sebagai instrument utamanya, kita
yang memegang peranannya. Dikira-kira dan dibiasakan. Terimakasih guru hidupku
telah mengajarkanku saat itu di ketan. Semoga segala ilmu yang telah diajarkan
bisa menjadi amal yang tak akan pernah terputus ya.
Hal apapun yang kita pelajari, usahakan diniatkan untuk peningkatan
kapasitas diri. Kemampuan diri seseorang dapat berkembang melalui lingkungannya
yang mendukung, carilah lingkungan yang bisa mendukung kita untuk terus lebih
baik ya sahabat. Sekian dari saya yang masih harus banyak belajar, Haturnuhun J
0 comments:
Post a Comment
Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)