Bismillahirrohmanirrohim…
Dengan izin Alloh, di sudut ruangan aku menuliskan ini
untukmu, calon Imamku yang Alloh akan pilihkan untukku…
Alloh akan menyatukan kita di waktu yang tepat |
Apa kabarmu hari ini? Masihkah engkau memperjuangkanku?
Ataukah kau masih tersibukkan dengan aktivitasmu? Iya aktivitas mencari ilmu
sebagai bekal untuk mendidikku dan anak-anak kita kelak. Aktivitas yang Inshaa
Alloh selalu diridhoi Alloh sehingga bermanfaat bagimu, bagi orang lain
disekitarmu.
Aku tak tahu dimana dirimu berada, yang aku tahu dimanapun
itu, aku selalu yakin bahwa Alloh selalu menjagamu. Alhamdulillah, Maha Benar
Alloh yang mencintaku begitu dahsyatnya.Aku diberikan kesempatan untuk menjadi lebih dewasa, aku
ditempa disini agar menjadi wanita yang kuat dan lebih bijak dalam menyikapi
berbagai hal di kehidupan ini, inilah cara Alloh menunjukkan jalan
kebenaranNya. Maha Agung Alloh, Sang Penggenggam Jiwa, yang akan memberikan
kesempatan bagi hamnaNya, sesuai dengan kehendakNya, jalan ini membawaku pada
kesiapan untuk mendampingimu kelak, meskipun dalam perjalanan ini aku banyak menghadapi berbagai hal, tapi aku rasa
diri ini lebih baik. Semua atas hidayah yang Alloh berikan.
Impian untuk mengalahkan syaiton dan dedengkotnya adalah
impian kita bersama, yang terkadang menghadapi sebangsa itu ada pengorbanan
perasaan yang menyayat, Alloh menguji hatiku, bagian terapuh dalam diriku,
namun aku bersyukur dengan datangnya perasaan itu, karena Alloh sebetulnya
mengingatkanku agar senantiasa mencintaiNya. Sebenar-benar cinta adalah cinta
padaNya, padaMu Ya Rabb… Karena dengan mencintaiMu, tak akan pernah ada rasa
kecewa, dengan mengingatMu hati ini akan selalu tenang. Saat ada selainMu
dihatiku, itu hanyalah godaan syaiton yang berupaya mencederai hatiku kembali.
Hati ini milikMu ya Rabb, Engkau yang berkuasa atas perasaan ini, hak Engkau
untuk memberikan ujian tepat dihati ini, namun ujian yang Kau berikan adalah
cara agar aku bisa memperbaiki hati ini, sehingga kelak jika aku dipertemukan
dengan calon imamku, ia akan merasa bangga memiliki aku.
Hai calon suamiku,
Masihkah kau bersyukur atas amanah yang sedang kau genggam
saat ini?
Lagi-lagi aku meyakini bahwa Alloh menyayangimu dan Alloh
tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, yang dipersiapkan untukku. Yang
kuharapkan darimu adalah kesalihan, yang bisa membimbingku menuju syurga Alloh.
Jika pernikahan adalah syurga sebelum syurga, maka kembali pada Alloh adalah
tempat paling indah yang sebetulnya kita tuju.
Aku masih haus akan ilmu, namun berbekal ilmu yang aku punya
saat ini aku berharap dapat menjadi istri yang mendapat keridhoan Alloh. Aku
membutuhkan sosokmu untuk terus menjadi partner taatku, begitupun sebaliknya.
Aku ingin menemanimu disaat sekarang kau sedang menghadapi lingkungan yang
seperti ini, iya sekarang kau sedang menghadapi lingkungan yang ini, aku ingin
menetralisirkan lingkungan itu. Aku ingin keberadaanku disisimu bisa menjadi
semangatmu kembali dalam perjuangan hidup ini, bukan tentang hidupmu lagi,
melainkan hidup kita. Aku ingin mendampingimu untuk menjadi penggerak perubahan
dalam lingkungan hidup kita. Ikhlasku ingin menemanimu dari titik nol, bahkan
dari titik minus sekalipun, aku tak mengharapkanmu saat kamu sudah ada dalam
posisi plus, kita bangun cinta karena Alloh. Harapku, dengan adanya kehadiranku akan semakin menambah kecintaanmu dan ketaatanmu pada Alloh, semakin cinta pada Rosululloh dan orang tuamu, begitupun sebaliknya. Dan dengan bersatunya kita akan semakin menjaga diri masing-masing.
Aku sadar, saat ini aku masih dalam asuhan ayah ibuku yang
tak lain doaku adalah ingin menjadi anak yang solehah agar kelak menjadi
tabungan keduanya di akhirat, bisa menjembatani mereka ke Syurga, aku sadar aku
belum bisa memberikan segenap hal keduniaan bagi mereka, tapi dengan memilikimu
aku ingin itu menjadi hadiah besar bagi mereka. Iya memilikimu yang setelah
akad nikah nanti tanggung jawab dari ayahku akan dibebankan kepadamu dan kamu
siap menemaniku untuk terus patuh kepada mereka.
Kelak saat aku menjadi istrimu, harapku menjadi pendamping
yang solehah agar kelak di syurga bisa menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu
yang soleh, sehingga cinta kita bukan hanya di dunia, melainkan bisa sampai ke
syurga, seperti hukum kekekalan energi.
Seperti kau ketahui, aku ini pencemburu berat, namun jika
Alloh dan Rosululloh lebih kau cintai, aku akan sangat rela, aku harap begitu
juga dirimu. Jika ilmu saat ini lebih kau cintai, aku rela karena itu adalah
jalanmu berucap syukur pada Alloh, begitupun aku.
Aku berusaha menerapkan rumus kecocokan, saat aku merasa
belum pantas untukmu, sebisa mungkin aku memantaskan diri dan terus untuk
memperbaiki diri. Jika rumus kecocokan itu terdiri dari kesamaan, maka engkau
menemuiku dalam keadaan yang sama/setara, kau mencintai Alloh begitu pula aku,
kau mencintai Rosululloh, begitupun aku. Engkau memuliakan orang tua, aku juga
sama. Ibarat dua sungai yang bertemu dan
menjadi sebuah sungai yang besar. Namun jika engkau menemuiku dalam rumus
kecocokan keseimbangan, maka kita akan saling melengkapi. Disaat engkau hafal
Al-Quran dan aku belum, ini cara Alloh mempertemukan kita dan tugasmu
mendidikku agar bisa menghafalnya pula, saat engkau menguasai bidang eksak
sementara aku menguasai bidang lain, maka inilah cara Alloh melengkapi ilmu
kita agar anak-anak kita mempunyai banyak bidang ilmu. Cara Alloh akan menjadi
sangat indah jika kita peka dan mensyukurinya. Rumus keseimbangan ini ibarat
air panas yang bertemu dengan air dingin, akan menghasilkan air hangat, indah
bukan? Alloh bukan mempertemukan kita pada jodoh yang ideal, melainkan pada
yang tepat. Karena jodoh itu cerminan diri kita sendiri?
Calon suamiku,
Apabila hanya sebuah gubuk yang menjadi perahu pernikahan
kita, bagiku itu bukan gubuk derita. Apabila sepetak kontrakan yang akan
menjadi tempat tinggal kita di awal pernikahan nanti, bagiku itu akan menjadi
indah karena disana akan menjadi tempat dakwah kita yang dihiasi cinta kasih,
yang didalamnya selalu tersebut nama Alloh. Bukan pesta pernikahan mewah yang
aku dambakan, melainkan dua puluh ayat Al-Quran yang telah diajarkan bisa
berlanjut dalam markas dakwah kita, yang aku nantikan adalah Bada Shalat jum’at
engkau menghadiahkanku surat itu sebagai mahar yang akan terus menjadi
pengingatku untuk menjadi ahli syukur. Kita renda bersama impian kita menuju
negri akhirat dalam ikatan suci ini, meski tak banyak yang kau miliki saat ini,
tapi aku tau kau adalah lelaki yang bertanggung jawab, berbekal ilmu serta
ketaatanmu dan bukankah kau mengetahui bahwa Alloh akan melapangkan semuanya
jika niat kita betul-betul karena Alloh.
Aku harap semoga engkau segera dimampukan untuk menjemputku,
menjemput bidadarimu yang kini tengah menantimu. Kini aku tengah mempersiapkan
diri sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku . Aku
sedang belajar menjadi yang terbaik, meski aku bukan umat terbaik setidaknya
aku ingin menjadi yang terbaik disisimu kelak.
Apabila Alloh memberikan kesempatan pada kita untuk
melahirkan generasi penerus dakwah, bantu aku bersama mendidiknya dengan harta
yang halal dan ilmu yang bermanfaat, terutama menanamkan ketaatan pada Alloh Ta’ala.
Mengenal itu penting, tapi bisa dilakukan seumur hidup. Meski
saat ini tak ada komunikasi antara kita, namun kita komunikasikan ini pada
Alloh, biar melalui Alloh saja. Sekalipun aku belum betul-betul mengenalimu,
tapi Alloh kan berikan kesempatan itu setelah pernikahan kita dimulai, kelak
kita telah bersama maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya
denganku yang akan terus belajar memahamimu. Terimakasih atas pelajaran hidup
yang diberikan, atas izin Alloh.
Maafkan aku menuliskan ini terlalu panjang, namun inilah
sekilas harapanku, aku menantimu, biarlah Alloh yang menjadi saksi atas semua
ini, karena Alloh Maha Menyaksikan. Untukmu yang entah sekarang berada dimana,
semoga Alloh selalu menetapkan hatimu pada ketaatan, membuatmu selalu tawakal
terhadap pilihan yang telah kau pilih. Kuasa Alloh sangat besar, mari kita
bersama terus merayu Alloh. Banyak rintangan yang ada berarti Alloh terus
menguji keseriusan kita, seberapa besar niat kita. Semoga kita diberikan
kesempatan merasakan syurga sebelum syurga dalam kehidupan yang berlimit ini.
Aamiin. Jadi, sendiri atau bersama?
Jika harapanku ini tak menjadi kenyataan, jika Alloh
memanggilku dalam waktu dekat, izinkan perasaaan ini ku bawa sampai disana,
bila kita tak lagi bertemu di dunia, siapa tau di Syurga.
Dari aku yang menantimu, yang menantikan #sakinahBersamamu
0 comments:
Post a Comment
Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)