Showing posts with label kepariwisataan. Show all posts
Showing posts with label kepariwisataan. Show all posts

Sunday, June 21, 2015

2 Instagram Mendongkrak Popularitas Telaga Biru

Sosial media memberikan banyak dampak baik negatif maupun positif, tergantung bijaknya kita sebagai pengguna. Dengan perkembangan zaman yang begitu cepat, informasi yang tersampaikan juga semakin cepat tersebar, salah satunya adalah instagram. Hampir 5 bulan saya tidak ada di rumah dan pada saat membuka twitter, ada salah seorang teman yang mengupload fotonya dengan hashtag #TelagaBiru #Kuningan di instagram. Saya bukanlah pengguna aktif instagram, hanya punya namun jarang dibuka (asal syarat menjadi anaj gaul zaman sekarang “katanya”). Ya, saking penasarannya saya mencari tahu mengenai lokasi itu dan akhirnya bisa terealisasi hari sehari sebelum Ramdahan.

Indahnya pemandangan meskipun diambil dengan kamera hp :(
Tempat itu bernama Situ Cicerem (namanya tidak diselipkan “u” ditengah seperti kebiasaan orang sunda kebanyakan bilang “ciceureum”, ini tanpa “u” jadi pembacaannya mengikuti tulisan ya) berlokasi di Desa Kaduela Kec. Pasawahan Kabupaten Kuningan. Destinasi ini sudah ada sejak dulu, namun baru diminati sekitar 1 tahun terakhir. Karena apa? Objek foto disini cukup bagus, lokasi yang menawarkan pemandangan telaga yang airnya berwarna biru memberikan kesan unik, karena yang biasa kita temui adalah telaga dengan air coklat(bercampur lumpur), hijau(yang sudah banyak lumutnya), atau bening. Ditambah lagi lokasinya yang berada tepat dibawah kaki Gunung Ciremai memberikan sensasi kesejukan.

Karcis masuk yang ditawarkan tidak lebih mahal dari harga es cendol, yakni hanya Rp.2.000,- Telaga ini dikelola oleh Karang taruna Janggala Manik, akan lain ceritanya jika sudah dikelola oleh pihak Taman nasional Gunung Ciremai. Memang fasilitasnya sendiri belum cukup memadai, karena masih dalam proses pembenahan, namun daya tarik wisatawan yang sudah menyadari adanya lokasi ini akan semakin memotivasi pengelola untuk terus memberikan pelayanan dan fasilitas yang lebih baik.

Bukan hanya terdapat sebuah telaga yang unik, namun diatasnya terdapat lokasi perkemahan yang cocok digunakan untuk acara sekolah ataupun sekedar mendekatkan diri dengan alam. Yang disayangkan adalah banyaknya pasangan muda-mudi yang memanfaatkan tempat ini sebagai lokasi “mojok”. Di area perkemahan, setiap sudutnya terdapat pasangan. Da akumah apa atuh,hanya bisa menyaksikan pemandangan ini dengan harapan kedepannya bisa menjadi lokasi yang semestinya. 

Muda-mudi lain yang banyak saya temui adalah kumpulan mahasiswa-mahasiswi(mungkin mereka membentuk Geng) yang sedang asyik mengambil gambar disudut manapun, ada yang berdiri di atas batu dengan gaya yang sama namun beberapa kali jepretan, ada yang memanfaatkan SLRnya dengan mengambil spot terbaik, ada yang selfie karena datang kesana sendiri, ada yang wefie karena datangnya beramai-ramai, bahkan adapula yang meminta foto-in ke orang lain karena tidak mempunyai tongsis,disadari atau tidak, ini adalah tuntutan zaman yang mengaharuskan kita mengambil banyak foto dengan berbagai ekspresi dan digabungkan dalam 1 foto untuk memenuhi foto di instagram, path, atau sosial media lainnya.

Keindahan air dan wajah yang difoto mungkin sama indahnya
Menjelang libur lebaran beberapa hari lagi, prediksi saya lokasi ini akan dibanjiri wisatawan yang berasal dari wilayah 3 Cirebon, yang kemungkinan akan didominasi oleh pasangan-pasangan muda-mudi maupun oleh keluarga untuk sekedar menggelar tikar dan membawa makanan dari rumah sambil menikmati pemandangan. Tak jauh dari lokasi ini, sekitar 5 menit, bisa mengambil kiri jalan dan area hutan Taman Nasional Gunung Ciremai dengan jalan yang sudah bagus, berkelok-kelok dan akan menjumpai  Telaga Remis, objek wisata yang sudah terkenal jauh sebelum Objek ini.

Aktifitas yang bisa dilakukan selain menikmati suasana dan mengambil gambar, tidak termasuk pacaran adalah berenang, karena airnya yang jernih dan telaganya tidak terlalu dalam, ditambah lagi ikan-ikan yang terus menggoda wisatawan untuk menemaninya berenang. Jika kita mempunyai rezeki berlebih, tidak ada salahnya memberi makan ikan ya, Inshaa Alloh kebaikannya akan dibalas oleh Alloh.

Salah satu contoh tuntutan sosial media
Dengan begitu mudahnya informasi destinasi wisata tersebar, menjadi angin segar bagi pariwisata Kabupaten Kuningan untuk terus mengembangkan potensi wisata yang ada.

Selamat berkunjung dan upload foto terbaiknya.

Saturday, October 11, 2014

0 Iya, Pariwisata

Pariwisata, iya pariwisata. Bukan hal yang lazim lagi di zaman sekarang, pariwisata sudah menjadi trend, bukan hanya anak muda, namun semua usia bisa melaksanakannya. Lebih dari 6 tahun saya berkutat dengan pariwisata dan saat sekaranglah saya betul-betul mencintainya, memahami maknanya dan ingin memberikan kontribusi yang besar demi kemajuannya. Lalu, apa sebetulnya pariwisata? Buku-buku pariwisata terbitan luar negeri sering menggunakan kata travel sebagai pengganti kata tourism (pariwisata) atau menyebut industry pariwisata dengan istilah travel industry. Bagi kita di Indonesia yang mempelajari pariwisata dari buku-buku luar negeri, hal tersebut cukup membingungkan, apakah travel dapat disamakan atau dianggap sama dengan istilah tourism? Jengjreeeng... Jadi gimana?
Gambaran wisatawan
Kita melihat bahwa ada hubungan yang erat antara pariwisata (tourism) dengan perjalanan (travel), rekreasi (recreation), waktu senggang (leisure),namun hubungan itu masih awam dalam mempelajari pariwisata sebagai suatu cabang ilmu, hmmm. Jika pariwisata diartikan dengan kata perjalanan (travel), tetapi tidak semua perjalanan dapat disebut dengan perjalanan wisata (tourism). Semua perjalanan wisata termasuk rekreasi, namun tetapi tidak semua rekreasi dapat disebut pariwisata. Semua perjalanan wisata dilakukan pada waktu senggang, tetapi kita juga mengetahui bahwa tidak semua waktu senggang digunakan untuk perjalanan wisata, iya memang ini betul-betul membingungkan, tapi yasudah jangan berlarut-larut difikirkan, nanti malah membuat kita makin kebingungan, hehe.

Sahabat, kita harus membedakan perjalanan yang disebut tourism dengan bentuk perjalanan yang disebut sebagai travel. Bila ada pertanyaan “what is tourism?”, maka jawabannya adalah “tourism is travel for pleasure”. Jika perjalanan itu tidak untuk bersenang-senang (for pleasure), maka tidak dapat disebut perjalanan wisata, sedikitnya pengertian ini dilihat dari sudut pandang ekonomi pariwisat ya sahabat J

Jadi, kalau kita naik ojek ke tempat tujuan yang letaknya 10 menit dari lokasi, itu bisa dikatakan perjalanan wisata dong, karena niatnya untuk bersenang-senang?

Kalau kita ke jalan raya, ke tempat keramaian untuk bersenang-senang dalam arti cuci mata (melihat yang bening dan bisa dilihat, hehe) itu juga dikatakan perjalanan wisata?

Eitt,, kita pelajari dulu ya criteria atau syarat suatu perjalanan disebut perjalanan wisata. Dibawah ini terdapat 4 kriteria:
  1. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain (from one place to another place). Perjalanan dilakukan diluar tempat kediaman dimana orang itu biasanya tinggal .
  2. Perjalanan dilakukan minimal 24 jam atau lebih (more than 24 hours), kecuali bagi excursionist (kurang dari 24 jam)
  3. Tujuan perjalanan semata-mata untuk bersenang-senang (to pleasure) tanpa mencari nafkah di Negara, kota atau daerah tujuan wisata yang dikunjungi
  4. Uang yang dibelanjakan wisatawan tersebut dibawa dari tempat asalnya, bukan diperoleh karena hasil usaha dalam perjalanan wisata yang dilakukan


Nah sahabat, dari ke-empat criteria tersebut, bisa menjawab pertanyaan diatas yah, jadi masuk kategori perjalanan wisata atau tidak, hehehe. Untuk lebih jelasnya, sahabat bisa membaca banyak referensi mengenai batasan pengertian pariwisata agar tidak salah menerapkannya, salah satu penulis yang banyak menulis buku mengenai pariwisata adalah Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA. Bisa dilihat ya koleksi-koleksinya.

Sunday, October 5, 2014

0 Ke Tebing Keraton, jangan asal foto

Sebetulnya baru kali ini memposting perjalanan saya, beberapa tahun silam rencananya setiap perjalanan ingin dituliskan di blog, namun ya niatan yang masih setengah-setengah atau bahkan seperempat atau masih 1 ons, entahlah, hehe.

Sejauh mata memandang
Bagi warga Bandung dan sekitarnya, beberapa bulan ke belakang sedang hitz sekali destinasi “Tebing Keraton” yang letaknya tak jauh dari daerah dago. Hal inilah yang mendasari saya untuk ikut serta meng”hitz”kan lokasi ini, tangan saya gatal untuk menulis dan mempublikasikan gambar yang saya ambil, niatannya untuk berbagi informasi ya sahabat.

Gunung Tangkuban Perahu yang terlihat dari jauh
Zaman yang super canggih dengan memfasilitasi media “pamer” yang sudah membanjiri smartphone, maka mengunjungi tempat ini bisa dikatakan wajib. Kenapa? Tebing keraton menawarkan pemandangan luar biasa yang bisa menambah koleksi unggahan gambar di media sosial, hehe. Hamparan hutan hijau dari Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda. Namanya tebing ya lokasinya ada di ketinggian, inilah yang menjadi daya tarik utama.

Ini dia yang menjadi objek foto pengunjung
Sekilas ditemukannya tebing keraton
Dekat pinggiran tebing, terdapat papan yang menceritakan sekilas cerita tentang tebing keraton, yang di cetak dalam kertas putih dengan tinta hitam, semacam papan pengumuman di sekolah, polos namun penuh informasi. Dan saya sendiri merasa terhibur membaca tulisan itu, karena seperti membaca cerpen, hehe. Baiklah saya rangkum dan kembangkan informasi dari tulisan tersebut ya.

Mula-mula, tebing keraton muncul pada awal Mei 2014, tepatnya pukul 24.00 (Tapi tidak ada tanggal pastinya, pokonya dini hari deh). Pada saat itu, Bapak Penemu yang bernama Bapak Asep langsung menulis nama tebing keraton dan menuliskannya di depan rumah dengan dilengkapi penunjuk arah. Dari sinilah pengunjung mulai berdatangan, ya memang media promosi dari mulut ke mulut cukup ampuh dan tanpa menelan biaya besar hehe. Dilatarbelakangi oleh pengunjung yang setiap harinya bertambah, Maka Pak Asep mempunyai inisiatip (Pakai “P”, bukan “F”) untuk membersihkan halaman rumah dan diperlebar sedikit demi sedikit. Kotak uangpun dibuat demi membantu pengelola dalam perawatan serta kebersihan.

Nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Asal mula nama “Tebing Keraton”
Terdiri dari 2 kata yaitu Tebing yang dalam bahasa sunda adalah Gawir. Tebing sendiri adalah jurang, atau sebuah formasi bebatuan yang menjulang secara certikal. Sementara Keraton adalah sebuah kemewahan, ya disini dimaksudkan sebagai kemewahan alam, kemegahan alam, dan keindahan alam yang dapat dinikmati bersama, bukan keraton yang identik dengan gedung mewah atau istana megah. Atuh kenapa namanya bukan “gawir keraton” agar terlihat sunda banget. Hihii... lucu juga ya, tapi kurang menjual dan esensinya kurang kena, apalagi kalau namanya “Tebing Anjarsari”, semakin tidak menjual dan tidak menarik, hahaha.

Sejak dulu tebing ini memang sudah ada, namun namanya adalah “Cadas Jontor” yang artinya cadas yang menonjol kedepan dan mempunyai ketinggian yang berbeda diantara cadas-cadas lainnya. Sahabat tau kan jontor itu apa? Misalnya kita jatuh tersungkur (baca: tikusruk), wajah kita menghadap lantai dan bibir medadak monyong, nah itulah pemahaman jontor pada umumnya.
Oya, sekedar mengingatkan ya kalau sahabat mau berfoto disana harus hati-hati karena disisi kanan kiri dan depan tidak ada pengaman alias batas pagar. Jadi kalau kurang hati-hati ya resikonya jatuh ke bawah (meskipun ada asuransi bukan berarti kita menggadaikan uang asuransi dengan menjatuhkan diri ke bawah, da ngga lucu atuh) mending kalau dibawah ada jaring-jaring penangkap mah gapapa mau jatuh juga kan aman, hihi(emangnya lagi outbond). Saya aja merinding melihat anak-anak muda yang berfoto di atas ujung batu yang kalau kurang hati-hati resikonya terjun melayang kebawah. Ihh serem. Apalagi banyak yang selfie yang kadang kurang memperhatikan kondisi, saking asiknya selfie mundur sedikit tau-tau kepeleset ehh wasalam. Jangan berdesak-desakan juga ya, karena spot utama untuk berfotonya kecil dan hanya dapat menampung beberapa orang, jadi giliran saja, jangan memaksakan. Bagi yang sudah foto, jangan lama-lama juga, beri kesempatan kepada yang lain.

Pepohonan yang berbaris indah
Namanya tebing, maka fasilitas seadanya. Bawa minum ya, gunakan pakaian yang memudahkan kita jalan kaki dan alas kaki yang cocok. Karena beberapa meter dari parkiran menuju lokasi kita diharuskan untuk jalan. Jika lelah melanda, sahabat bisa duduk cantik dan duduk santai di kursi-kursi kayu atau batu yang tersedia.

ahhh indahnya
Lokasi foto yang tak terlalu luas
Mari kita nikmati, jaga dan perhatikan kondisi lingkungan, jadilah pengunjung yang tertib aturan jangan sampai merugikan. Saran saya, datang kesana jangan hanya mengobati rasa penasaran, apalagi hanya untuk berfoto, namun nikmati kesendirian, kesejukan serta kebesaran yang telah Alloh berikan kepada kita, sebagai media untuk selalu bersyukur terhadap nikmat yang diberikan. Suara binatang-binatang hutan yang menenangkan kondisi kita, dapat memberikan sensasi lebih untuk menikmati dan bermeditasi, hehehe.


Pemandangan ke bawah, sungguh tertata
*Note: Bagi sahabat perempuan, bawa kendaraan hati-hati ya, disarankan untuk bawa motor dan pokonya hati-hati deh

Iya da akumah apa atuh, hanya bisa menyaksikan mesranya pasangan ini

Friday, December 27, 2013

3 peningkatan wisata minat khusus 2014

Tahun 2014 sudah di depan mata, banyak evaluasi yang sudah dilakukan untuk meningkatkan pariwisata di Indonesia, salah satunya adalah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memfokuskan wisata minat khusus untuk pengembangan pariwisata di tahun 2014. Atraksi wisata digabungkan dengan olahraga, rekreasi juga kuliner.

Prioritas minat khusus negara Indonesia fokus kepada kuliner, olahraga, rekreasi, termasuk cruise dan juga golf, yacht, diving dan maraton. Beberapa hal diatas sedang menjadi trend dewasa ini. Maka dari itu, pihak Kemenparekraf mengambil celah pengembangannya dalam hal tersebut. Semakin kesini, kebutuhan wisata semakin meningkat, hal ini bisa disebabkan oleh semakin meningkatnya ekonomi masyarakat. Maka kebutuhan berwisata juga menjadi kebutuhan yang tidak di anggap mewah lagi, melainkan menjadi kebutuhan umum.

Salah satu contoh wisata minat khusus



Salah satu cara meningkatkan kunjungan wisatwan adalah dengan dibukanya beberapa penerbangan langsung ke destinasi wisata tersebut. Hal ini akan memudahkan wisatawan dalam menjangkau tempat tujuan. Karena seperti kita ketahui bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan yang jarak antara dari 1 pulau ke pulau lainnya tidak berdekatan sehingga harus ditempuh dengan beberapa transportasi baik darat, laut maupum udara. Hal tersebut merupakan suatu kendala bagi beberapa wisatawan, namun di sisi lain, bisa juga menjadi suatu tantangan yang menantang adrenalin serta menjadi kepuasan tersendiri apbila kita bisa menempuhnya dengan cara yang tak instan.



Peningkatan fasilitas, infrastruktur di bandara juga merupakan hal yang harus diperhatikan, karena bisa kita ibaratkan bahwa bandara adalah gerbang utamanya destinasi wisata.Selain itu, di setiap destinasi wisata juga perlu adanyaatraksi wisata agar bisa menjaring wisatawan. Karena atraksi wisata setiap destinasi yang unik akan emnjadi memori yang berkean bagi para wisatawan yang datang.

Jika wisata minat khusus berkembang, harapannya akan berimbas juga pada ekonomi kreatif masyarakat yang semakin maju. Pariwisata erat kaitannya dengan ekonomi kreatif. Maka tak salah jika kita tingkatkan minat khusus. Kaitan terbesarnya adalah apabila setiap wisatawan yang datang ke destinasi itu membeli souvenir atau barang-barang buatan tangan sendiri masyarakat lokal akan meningkatkan ekonomi mereka selain  dari penjualan makanan atau minuman, dll. Karena sumbangan paling besar ekonomi kreatif pada pariwisata adalah kuliner, kerajinan, juga fashion. Jika pariwisata berkembang, ekonomi kreatif juga berkembang.

Thursday, February 28, 2013

0 Tour de Busway

Anda tahu bus TransJakarta? Atau lebih sering didengar dengan kata Busway. Pernah mencoba menaikinya? Mungkin sebagian dari anda yang berdomisili di Jakarta adalah hal yang lumrah dengan setiap hari menaiki transportasi umum ini, tapi mungkin tak banyak yang tahu kalau rute TransJakarta tersebut melewati bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Jakarta yang masih berdiri hingga kini.


Komunitas Historia Indonesia (KHI) mencoba menelusuri bangunan-bangunan penting yang dilalui oleh rute TransJakarta. Kali ini rute yang ditelusuri adalah Koridor 1 Blok M - Kota. Tempat pemberangkatan dimulai dari halte Bundaran Hotel Indonesia (HI) dengan tujuan akhir halte Sawah Besar. Tur dengan TransJakarta yang bertajuk "Tour de Busway" ini bukanlah yang pertama kali diadakan oleh komunitas KHI. Asep Kambali, pendiri KHI yang juga pernah menjadi juri saat saya mengikuti Guiding Contest di Suku Dinas Jakarta Pusat mengatakan bahwa tur semacam ini sering diadakan tetapi hanya dengan beberapa orang yang ditemani oleh satu pemandu, tidak seperti saat ini satu pemandu bisa mendampingi hingga puluhan orang. Asep juga mengatakan bahwa Tour de Busway pernah bikin tapi belum pernah yang model massal seperti begini. Biasanya 5 sampai 10 orang dengan saya atau dengan yang lain

Kali ini, tur bersamaan dengan perayaan Cap Go Meh, Minggu (24/2/2013), yaitu rangkaian perayaan Tahun Baru China serta melihat jejak-jejak peninggalan China di Jakarta. "Indonesia itu salah satunya ada Tionghoa di dalamnya. Tionghoa dalam sejarah memiliki peran. Itu yang harus diketahui," kata Asep.
Dalam perjalanan menyusuri bangunan bersejarah dengan TransJakarta, rute pertama yang dilewati adalah Sarinah. Sarinah merupakan mal pertama di Jakarta yang dibangun tahun 1962 oleh Bung Karno. Asep yang juga sebagai pemandu dalam tur tersebut mengatakan bahwa nama Sarinah diambil dari nama seorang ibu asuh Bung Karno. "Tapi tujuan dibuatnya Sarinah diharapkan (di Sarinah) disajikan berbagai hal tentang keindonesiaan kita," kata Asep.

Bergerak maju, tak Jauh dari Sarinah, melewati Bank Indonesia yang pada awal didirikan bernama De Javasche Bank. Mula didirikan, bank ini bersifat semi nasional. Namun setelah dinasionalisasi oleh pemerintah, kini Bank Indonesia menjadi bank sentral. Di depan Bank Indonesia terdapat patung yang dikenal dengan patung kuda. Sebenarnya patung tersebut bernama Patung Arjuna Wiwaha, sesuai dengan kisah yang digambarkannya, yaitu cerita tentang Mahabarata.

Perjalanan dengan bus TransJakarta ini pun melewati Monas (Monumen Nasional). "Monumen nasional adalah simbol dari kedigdayaan Indonesia, simbol dari kebangggaan dan saya kira simbol dari kemerdekaan," ujar Asep. Tugu Monas berbentuk lidah api yang dilapisi emas. Bentuk lidah api bermakna tak kunjung padam, agar semangat rakyat Indonesia pun tak pernah padam. Di depan Monas, ada Museum Nasional yang juga disebut dengan Museum Gajah. Museum Nasional merupakan museum tertua namun pertama kali didirikan berada di daerah Kali Besar, Kawasan Kota Tua Jakarta. Mulanya museum ini berdiri sebagai pusat kebudayaan zaman Belanda.

Tak jauh dari Monas, ada RRI (Radio Republik Indonesia) serta Istana Negara. RRI merupakan saksi sejarah yang mengumandangkan kemerdekaan Indonesia setelah Bung Karno membacakan teks Proklamasi. Sedangkan Istana Negara yang dulunya ialah rumah Gubernur Jenderal Belanda, Bung Karno pernah berpidato di tempat ini diiringi oleh teriakan "merdeka!" dari para hadirin yang datang. Maka, jadilah Istana Negara juga disebut Istana Merdeka. "Menjadi Istana Merdeka karena dulu Bung Karno sempat pidato dan banyak orang berteriak merdeka! merdeka! merdeka! di sana," kata Asep.

Perjalanan semakin jauh hingga melewati perempatan Harmoni. Di tiang jembatan perempatan Harmoni, mungkin tak banyak orang yang sadar bahwa ada patung di sana. Patung kira-kira setinggi 1 meter tersebut ialah Patung Hermes. "Hermes itu dewa perdagangan, dewa kerumunan orang atau dewa dari segala dewa, karena dia memiliki sayap di tangan dan kakinya dia juga memiliki tongkat ajaib yang seperti tongkat kedokteran, padahal mah bukan," papar Asep. Asep pun menambahkan, patung di perempatan Harmoni tersebut ialah replika, sedangkan yang asli terpajang di Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta.
Tidak sampai satu jam, sampailah di perhentian terakhir Tour de Busway, yaitu Halte Sawah Besar. Daerah ini dinamakan Sawah Besar karena memang dulunya di sini pernah ada sawah yang ukurannya besar-besar.
Di Sawah Besar terdapat Gajah Mada Plaza. "Mal Gajah Mada adalah mal pertama di kawasan ini tahun 80-an. Artis-artis kita banyak yang bermain di sini, seperti Dono, Kasino, Indro," ungkap Asep. Turun di halte Sawah Besar, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Gedung Arsip Nasional di Jalan Gajah Mada No 111. Jalan yang ditelusuri tak terlalu jauh. Sambil sesekali berhenti, Asep menjelaskan kepada peserta tur tentang tempat bersejarah yang dilewati, berupa gang-gang, masjid, musholla, dan sekolah.

Tiba di Gedung Arsip Nasional. Dari luar, gedung terlihat sangat gagah, antik, halaman yang luas serta arsitektur gedung seperti kebanyakan gedung-gedung peninggalan Belanda. Ya, memang gedung ini dulunya adalah rumah Gubernur Jenderal pada tahun 1760-an. Gubernur Jenderal adalah pejabat yang paling disegani, setingkat dengan presiden tetapi bertanggung jawab terhadap raja atau ratu kerajaan di Belanda.
Banyak benda-benda antik tersimpan di sini, tersimpan dalam lemari-lemari kaca. Dilihat dari bentuknya, bangunan ini dulunya berfungsi sebagai rumah keluarga, jadi bagian-bagian bangunan pun tak berbeda dengan rumah kebanyakan. Ada ruang tamu, ruang memasak, dan ruang makan. Di luar bangunan ada bangunan lain yang terpisah, berfungsi sebagai rumah pengawal gubernur. Ada pula lonceng tua yang pada masanya lonceng untuk memanggil seluruh pekerja di sana. Setelah singgah di Gedung Arsip Nasional, rute terakhir adalah Candra Naya. Candra Naya dulunya ialah rumah seorang mayor China yang bertugas mengurusi masyarakat China di Batavia, bernama Khouw Kim An.

Candra Naya terletak di Jalan Gajah Mada No.188 tepatnya di kompleks Green Central City. Pertama kali tiba di sana cukup terkejut, siapa sangka di antara kompleks hotel bintang lima, terselip bangunan bersejarah. Bangunannya khas rumah masyarakat China kuno zaman dulu dengan ujung atap kanan dan kirinya seperti tanduk. Dari awal mula berdirinya hingga sekarang, Candra Naya telah mengalami banyak pemugaran.

Tanpa disadari, bangunan-bangunan diatas memang sering kita lewati, namun tanpa kita ketahui sejarahnya. Dengan artikel diatas mudah-mudahan kita sebagai generasi muda menyadari bahwa pentingnya anak muda dan sejarah dalam membangun sebuah bangsa. Sejarah itu sebagai alat. Alat pembuka, alat untuk mempersatukan bangsa

Sumber

Friday, January 11, 2013

0 Jadikan Travelling sebagai ajang bersyukur

Pada hakikatnya, manusia disibukkan diri dengan berbagai macam aktivitas yang rutin dilaksnakan, contohnya saja seperti bekerja(yang bisa kita klasifikasikan berbagai macam), sekolah, kuliah, dll. Dengan rutinitas aktivitas yang dilakukan pada hari kerja(senin-jumat) otak kita memang serasa mumet, dengan memanfaatkan waktu liburlah kita dapat menghilangkan rasa mumet yang diakibatkan oleh stres. Banyak cara yang bisa kita manfaatkan untuk berlibur, bukan hanya liburan ke tempat mewah dengan menghabiskan banyak uang saja, tapi liburan-liburan yang tanpa mengeluarkan uangpun bisa saja dilakukan, contohnya dengan berkumpul bersama keluarga, bercengkrama di rumah dengan menikmti masakan-masakan dengan menu baru, dll. namun, sesekali kita juga butuh menghirup hawa segar di tempat wisata yang bisa berupa wisata keluarga, wisata alam, wisata buatan dan wisata-wisata lainnya sesuai dengan selera kita.

Tak ada salahnya juga jika kita dengan sengaja mengumpulkan sedikit uang untuk bepergian ke salah satu tempat terkenal, baik hanya sekedar tau maupun memang ingin benar-benar menikmati pemandangan tempat tersebut. Apabila kita merencanakan suatu perjalanan ke tempat yang banyak orang kunjungi, itu adalah hal yang sudah biasa, namun apabila kita mengunjungi tempat yang jarang orang kunjungi misalnya tempat-tempat yang belum tereksplore, tempat-tempat di pedalaman yang memang belum banyak orang yang tahu, itu bisa menjadi kebanggan tersendiri untuk kita.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0axWj3yxQK4tD6C1Qaf74Q216u7PN9cqe1ubrwGlxI8NUOVyeT5NCFV3LqHv7zOtijHK9OEgxVk3W-jvkUTKFDCGZ5ISGVWf_LiU2JXAFZWDPYvAZRz_Linja5dbTdjXqBGvrb3KRJ-w/s1600/FREE.JPG

Membuang uang untuk acara wisata bukan kegiatan yang mubadzir apabila kita lakukan dengan berucap syukur, misalnya dengan kita berwisata kita dapat banyak mengucap syukur kepada Allah, karena atas keajaiban yang Allah berikan dengan banyaknya tempat yang indah dan menakjubkan yang tidak bisa manusia buat. Saat kita melihat pemandangan, ucaplah Subhanallah, sebagai rasa takjub kita.

Namun perlu kita ketahui, seindah apapun tempat yang ada di dunia, semahal apapun lokasi yang dikunjungi, itu semua tidak ada bandingannya dengan Surga yang telah Allah siapkan bagi orang-orang yang beriman. Maka jadikanlah kita sebagai hamba Allah yang kelak dapat mencapai tempat terindah itu dengan ketaqwaan dan keimanan kita di dunia. semoga kita semua bisa menjadi Penghuni Surga Allah, amin yarobbalalamin.

Wednesday, August 8, 2012

1 Penganugerahan Subak sebagai Warisan budaya dari UNESCO

Indonesia yang notabene adalah Negara agraris yang dilalui oleh garis khatulistiwa menyimpan banyak keindahan, baik dari segi alam maupun budaya. Salah satu budaya yang juga bisa dinikmati keindahannya adalah Subak. Subak sendiri yaitu organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah yang digunakan dalam cocok tanam padi di Bali. Subak ini biasanya memiliki pura yang dinamakan Pura Uluncarik, atau Pura Bedugul, yang khusus dibangun oleh para petani dan diperuntukkan bagi dewi kemakmuran dan kesuburan dewi Sri. Sistem pengairan ini diatur oleh seorang pemuka adat yang juga adalah seorang petani di Bali.

http://suarapengusaha.com/wp-content/uploads/2012/06/subak-bali1-300x225.jpg

Adanya revolusi hijau telah menyebabkan perubahan pada sistem irigasi ini, dengan adanya varietas padi yang baru dan metode yang baru, para petani harus menanam padi sesering mungkin, dengan mengabaikan kebutuhan petani lainnya. Ini sangatlah berbeda dengan sistem Subak, di mana kebutuhan seluruh petani lebih diutamakan. Metode yang baru pada revolusi hijau menghasilkan pada awalnya hasil yang melimpah, tetapi kemudian diikuti dengan kendala-kendala seperti kekurangan air, hama dan polusi akibat pestisida baik di tanah maupun di air.  Akhirnya ditemukan bahwa sistem pengairan sawah secara tradisional sangatlah efektif untuk menanggulangi kendala ini.

Subak telah diusulkan sejak 12 tahun yang lalu dan melalui proses yang panjang dan tidak mudah, dan pada akhirnya UNESCO mengakui subak sebagai warisan budaya pada tanggal 29 Juni 2012 di Rusia. Sejak tahun 2002, salah satu kawasan Subak atau saluran irigasi pertanian tradisional yakni kawasan terasering persawahan Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali, yang sudah banyak dikunjungi oleh para wisatawan, baik domestic maupun mancanegara. Hal ini secara tidak langsung memberikan dampak yang sangat baik terhadap pengembangan pariwisata Indonesia khususnya di bidang budaya, Sebagian besar wisatawan merasa penasaran dengan keindahan kawasan terasering pertanian yang berundak-undak.

Namun bukan hal yang mudah juga untuk menjaga kelestarian subak, karena dibutuhkan dukungan dari pemerintah, warga sekitar dan pihak lainnya. Pemerintah sendiri perlu memberikan perhatian yang lebih serius terhadap organisasi pengairan tradisional dalam bidang pertanian, agar hamparan lahan sawah tetap lestari menjadi subak abadi.Jangan sampai kondisi petani memprihatinkan, karena Kalau hal itu sampai terjadi, tentu pengakuan dari UNESCO bisa dicabut, sehingga  akan memalukan pemerintah Indonesia di dunia internasional. Oleh sebab itu, pemerintah harus memperhatikan kepentingan petani agar mereka senang menggeluti pekerjaannya. Perhatian itu mulai dari sarana air irigasi, kebutuhan bibit, pemasaran, pajak yang tidak terlalu mahal dan memberikan bea siswa kepada anak petani yang berprestasi. Jika subak ini menjadi abadi dan semakin diperluas, maka akan semakin meningkatkan tingkat kunjungan wisatawannya juga.

Subak sendiri bukan hanya berperan dalam meningkatkan potensi pariwisata, namun peran penting lainnya yaitu dapat meningkatkan sosialisasi sesama masyarakat Bali, karena adanya interaksi antara manusia dan alam, dengan adanya interaksi ini diharapkan masyarakat juga dapat menyeimbangkan keduanya, sehingga terciptalah kehidupan yang indah.
Kita sebagai warga Indonesia patutnya bersyukur atas penganugerahan Subak sebagai warisan budaya dari UNESCO, karena hal ini dapat menjadi motivasi dan memacu budaya lain di Indonesia agar tetap lestari dan dapat diakui juga oleh dunia internasional. Kekayaan budaya di Indonesia yang tak akan habis hingga generasi mendatang juga perlu tetap ditingkatkan, salah satunya dengan kepedulian para generasi muda untuk mengenal lalu melestarikannya. Karena generasi muda mempunyai peran yang penting bagi kelestarian budaya di Indonesia.

Thursday, June 21, 2012

0 Manfaat Club Med untuk perkenomian negara maju dan berkembang


Club med adalah tempat liburan pedesaan di mana pengunjung bisa menikmati aktivitas olahraga di dalam perkemahan. Filosofi dari Club berdasarkan pada kehidupan orang-orang yang tinggal di lingkungan perkotaan yang melihat perbedaan pengalaman ketika liburan. Liburan ini bertujuan untuk melupakan sejenak kehidupan sehari-hari bagi wisatawan yang lelah bekerja dalam suasana perkotaan yang padat dan menjemukan. Oleh karena itu di liburan pedesaan Club med, didesain secara khusus, seperti: tidak ada telepon, tidak ada koran, banyaknya hiburan (khususnya aktivitas olahraga), dengan pakaian santai (casual), sistem pembayaranpun diselesaikan di hari terakhir wisatawan tinggal. Semua fasilitas yang disediakan untuk memberikan kesenangan dan kenyamanan pada wisatawan (tamu). Club Med adalah perusahaan pertama yang menawarkan semua termasuk paket liburan, yang telah menjadi segmen dengan pertumbuhan tercepat di sektor pariwisata.

Namun adapula permasalahan yang timbul pada tahun 2000an. Club med sendiri mengalami persaingan yang semakin ketat sehingga ketinggalan zaman oleh resort-resort lain yang lebih bagus lagi, maka club med tersebut menginginkan adanya upaya peningkatan positioning yang jelas, meskipun club med sudah terkenal. Salah satu hal yang menyebabkan permasalahan ini adalah segmen pasar yang terlalu spesifik sehingga tidak dapat dijangkau oleh semua kalangan mengakibatkan kecenderungan perjalanan yang tinggi.

Pihak club med juga harus menghitung titik impas usahanya agar tidak terjadi kerugian dan juga memudahkan pihak manajemen menganalisa biaya-biaya agar biaya yang dikeluarkan untuk promosi maupun hal-hal lainnya tidak terlalu besar dan tidak merugikan pihak manajemen.

Club med di Bali
Manfaat dan masalah ekonomi yang ditimbulkan dari Club Med terhadap :
a. Negara dengan perekonomian maju (Seperti Italia dan Amerika Serikat)
Dengan adanya peningkatan fasilitas yang dilakukan oleh club med di beberapa Negara yang terdapat club med tersebut maka dampak ekonomi yang didapat oleh Negara dengan perekonomian maju yaitu semakin meningkatnya pendapatan untuk negara.
b. Negara dengan perekonomian sedang berkembang
Manfaat atau dampak positif yang didapat oleh Negara berkembang seperti di Negara kita yaitu apabila club med tersebut semakin maju dan banyak mendatangkan wisatawan baik dari domestic maupun mancanegara yaitu semakin banyak mengalirnya transaksi, semakin banyak pula perputaran uang di Negara tersebut. Dengan adanya wisatawan dari mancanegara bisa menyumbangkan devisa bagi Negara karena mereka menghabiskan uang untuk liburannya di daerah tujuan wisata, baik itu didapat dari transportasi, souvenir, dll.
Adapun pola pengeluaran wisatawan di suatu daerah tujuan wisata yaitu:
  






………..


- Operator Tour

………..



………..








………..



- Cinderamata





………..





Pajak
Wisatawan ------
- Hotel

Pembelian bahan baku
Gaji




Bahan Baku

………..



- Transportasi

Sandang


………..
Upah dan Gaji
Pangan




Papan

………..



- Lain-lain

………..



………..








Setelah kita lihat bagan diatas maka semakin memberi penjelasan bahwa banyak komponen yang bisa mendapatkan penghasilan untuk Negara berkembang.
Semakin banyaknya wisatawan yang menginap di club med juga semakin memberikan efek berganda bagi penduduk sekitar.

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates