Pariwisata, iya pariwisata. Bukan hal yang lazim lagi di
zaman sekarang, pariwisata sudah menjadi trend, bukan hanya anak muda, namun
semua usia bisa melaksanakannya. Lebih dari 6 tahun saya berkutat dengan
pariwisata dan saat sekaranglah saya betul-betul mencintainya, memahami
maknanya dan ingin memberikan kontribusi yang besar demi kemajuannya. Lalu, apa
sebetulnya pariwisata? Buku-buku pariwisata terbitan luar negeri sering
menggunakan kata travel sebagai
pengganti kata tourism (pariwisata)
atau menyebut industry pariwisata dengan istilah travel industry. Bagi kita di Indonesia yang mempelajari pariwisata
dari buku-buku luar negeri, hal tersebut cukup membingungkan, apakah travel dapat disamakan atau dianggap
sama dengan istilah tourism?
Jengjreeeng... Jadi gimana?
Gambaran wisatawan |
Kita melihat bahwa ada hubungan yang erat antara pariwisata (tourism) dengan perjalanan (travel), rekreasi (recreation), waktu senggang (leisure),namun
hubungan itu masih awam dalam mempelajari pariwisata sebagai suatu cabang ilmu,
hmmm. Jika pariwisata diartikan dengan kata perjalanan (travel), tetapi tidak semua perjalanan dapat disebut dengan
perjalanan wisata (tourism). Semua
perjalanan wisata termasuk rekreasi, namun tetapi tidak semua rekreasi dapat
disebut pariwisata. Semua perjalanan wisata dilakukan pada waktu senggang,
tetapi kita juga mengetahui bahwa tidak semua waktu senggang digunakan untuk
perjalanan wisata, iya memang ini betul-betul membingungkan, tapi yasudah
jangan berlarut-larut difikirkan, nanti malah membuat kita makin kebingungan,
hehe.
Sahabat, kita harus membedakan perjalanan yang disebut tourism dengan bentuk perjalanan yang
disebut sebagai travel. Bila ada
pertanyaan “what is tourism?”, maka
jawabannya adalah “tourism is travel for
pleasure”. Jika perjalanan itu tidak untuk bersenang-senang (for pleasure), maka tidak dapat disebut
perjalanan wisata, sedikitnya pengertian ini dilihat dari sudut pandang ekonomi
pariwisat ya sahabat J
Jadi, kalau kita naik ojek ke tempat tujuan yang letaknya 10
menit dari lokasi, itu bisa dikatakan perjalanan wisata dong, karena niatnya
untuk bersenang-senang?
Kalau kita ke jalan raya, ke tempat keramaian untuk
bersenang-senang dalam arti cuci mata (melihat yang bening dan bisa dilihat,
hehe) itu juga dikatakan perjalanan wisata?
Eitt,, kita pelajari dulu ya criteria atau syarat suatu
perjalanan disebut perjalanan wisata. Dibawah ini terdapat 4 kriteria:
- Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain (from one place to another place). Perjalanan dilakukan diluar tempat kediaman dimana orang itu biasanya tinggal .
- Perjalanan dilakukan minimal 24 jam atau lebih (more than 24 hours), kecuali bagi excursionist (kurang dari 24 jam)
- Tujuan perjalanan semata-mata untuk bersenang-senang (to pleasure) tanpa mencari nafkah di Negara, kota atau daerah tujuan wisata yang dikunjungi
- Uang yang dibelanjakan wisatawan tersebut dibawa dari tempat asalnya, bukan diperoleh karena hasil usaha dalam perjalanan wisata yang dilakukan
Nah sahabat, dari ke-empat criteria tersebut, bisa menjawab
pertanyaan diatas yah, jadi masuk kategori perjalanan wisata atau tidak, hehehe.
Untuk lebih jelasnya, sahabat bisa membaca banyak referensi mengenai batasan
pengertian pariwisata agar tidak salah menerapkannya, salah satu penulis yang
banyak menulis buku mengenai pariwisata adalah Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA. Bisa
dilihat ya koleksi-koleksinya.
0 comments:
Post a Comment
Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)