Hijrah, kata yang terkesan gimana gitu ya. Maaf sahabat,
tulisan ini baru saya posting, sebetulnya sudah dari kapan, namun baru saya
publikasikan sekarang, semoga bermanfaat.
Inilah realitasnya |
Masa lalu itu cukup di tutup rapat-rapat lalu disimpan deh
di ruang penglupaan. Diikaat dengan tali yang kuat dalam penjara selamanya,
lalu diletakan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Ahhh lebay ya?
Tapi itu harus. Jangan sampai kita berlarut dengan masa lalu. Alloh Maha
pengampun, dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menjelaskan bahwa
kemurahanNya yang akan memberikan ampunan pada hambaNya yang memang betul-betul
ingin bertaubat dan menyadari kesalahannya.
Terdapat dalam Mushaf, Dalam ayat 59 surat At-Taubah, “………….
Cukuplah Alloh bagi kami, Alloh dan Rosulnya akan memberikan kepada kami
sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya kami orang-orang yang berharap kepada
Alloh.” lalu menyambunglah dibawahnya yang berkaitan dengan ayat diatas à Dari Anas bin Malik
ra, dia berkata: Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda, “Alloh berfirman,
‘Wahai anak Adam, sepanjang engkau memohon kepadaKu dan berharap kepadaKu, akan
aku ampuni apa yang telah kamu lakukan. Aku tidak peduli. Wahai Anak Adam, jika
dosa-dosamu setinggi awan di langit kemudian engkau meminta ampunan kepadaKu,
akan aku ampuni. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa
kesalahan sebesar dunia, kemudian engkau datang kepadaKu tanpa menyekutukan Aku
dengan sesuatu apapun, pasti aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar
itu pula.’” (HR. Tirmidzi)
Mashaa Alloh, begitu besarnya kesempatan yang Alloh berikan
kepada hambaNya, jika Alloh berkehendak segala sesuatu bisa diberikan. Maka
masihkah ada alasan untuk kita tidak mendekatiNya? Memohon ampunan padaNya?
Bagi saya, lebih baik telat daripada telat banget. Kegelapan di masa lalu
menyemangati saya untuk menerangi masa depan.
Pernah merasa asing dalam lingkungan keseharian saat sudah
berhijrah? Jika pernah, selamat itu menandakan anda sedang diuji oleh Alloh.
Bukankah Alloh akan menguji keimanan seseorang yang akan naik kelas? Sahabat,
pasti akan merasa berat diawal, jangankan dalam lingkungan luar, di lingkungan
dalam sekalipun akan terasa perbedaannya. Berhijrah dapat dilakukan dengan
berbagai hal untuk mengarah kearah yang lebih baik. Salah satunya yaitu
menggunakan pakaian taqwa. Iya pakaian yang seharusnya seorang muslimah
gunakan. Dulu, dulu iya dulu saya tak pernah terbayangkan akan menggunakan
pakaian seperti sekarang, dengan gamis, khimar menjulur atau bergo lebar yang
biasanya digunakan nenek saya, ditambah kaos kaki seperti orang sakit yang
sedang menggigil di tengah hari bolong (banyak yang bilang). Iya dulu zamannya
sekolah, saya menilai teman-teman yang ikut organisasi keislaman di sekolah
seperti apa gitu, tapi apa? Alloh betul-betul sayang sehingga pada akhirnya
saya diberikan kesempatan untuk merubah penampilan ini, dari yang tadinya jilbab
lontong semoga kedepannya istiqamah bangga dengan pakain taqwa ini.
Setelah menetapkan pilihan ini, wuihhh banyak yang saya
hadapi. Hal-hal diluar dugaan yang tiba-tiba datang, cemoohan, cibiran dan
kata-kata yang menggores hati bermunculan, awalnya menggoyahkan namun akhirnya
semakin menguatkan. Inilah janji Alloh, janji Alloh itu pasti. Saya benar-benar
merasakan kekuasaan Alloh, kenikmatan menjalani proses yang menjadikan hidup
lebih baik lagi. Awalnya keanehan muncul dari orang tua sendiri, iya saya
terlahir dari keluarga yang memang tidak berpakaian syari, maka dari itu mereka
terheran-heran. Dianggap ikut aliran sesat lah, dianggap ini dan itu membuat
saya sering menagis, mengadu pada Alloh, “Ya Alloh padahal saya ingin berubah
tapi ko penilaian mereka seperti ini?” Hehehe, pertanyaan polos pada saat itu.
Yang dibutuhkan oleh seseorang dalam prosesnya adalah motivasi dan dukungan
dari orang sekeliling agar ia tetap teguh dan menguatkannya. Alhamdulillah,
saya mempunyai orang sekeliling yang bisa memhami kondisi ini. Hari demi hari
dilewati dengan keterasingan, tapi semakin merasa dinilai aneh oleh orang lain,
merasa asing di lingkungan yang saya tempati, malah semakin merasa nyaman
dengan diri saya yang sekarang. Intinya dibuktikan juga dengan perubahan
akhlaknya ya, penampilan sudah berubah akan semakin mantap pula jika menata
hati sehingga akhlaknya lebih baik, jadi tuduhan ikut aliran sesat lama-lama
akan hilang hehehe dan malah selanjutnya akan didukung oleh pihak yang awalnya
mencibir.
Saat saya harus kembali ke lingkungan sekolah, yakni
lingkungan pariwisata yang identik dengan kehidupan yang “ehm” disaat ini pula
saya merasa akan berperang. Kenapa? Iya akan terasa asing bagi mereka saat saya
ke kampus pakai bergo yang dipadu padankan dengan seragam, sedangkan yang lain
menggunakan rok pendek serba mini dengan dandanan ala dunia perhotelan yang
notabene adalah seperti itu deh.
Saat saya mengenakan gamis di lobby kampus dan orang-orang sekeliling memperhatikan dengan
seksama padahal ke kampus harus pakai seragam, lalu saat saya akan berangkat ke
suatu acara menggunakan khimar lebar dan dibilang: “ini siswi tapi ko kaya
dosen UIN yah?” saya mah senyum aja, aamiinkan saja, apalagi sering dibilang
“Ibu Haji”, duh Aamiin banget, berarti banyak yang mendoakan saya agar cepat
berangkat ke tanah suci. Ditambah juga kadang kucing-kucingan dari razia
gara-gara berkerudung seperti ini, tapi Alhamdulillah tidak pernah dirazia
sekalipun saya berhadapan dengan si Bapak yang suka merazia. Lucunya saat saya
di angkot, ngobrol dengan Bapak-bapak dan ia tak percaya kalau saya siswi
pariwisata, dia bilang “De, maaf ya bukannya di pariwisata itu ga pake kerudung
ya, ko ade begini?” Saya senyum dan jawab dengan bijak seperti kontestan putri
Indonesia yang sedang menjawab pertanyaan dari juri, penuh keanggunan dan
kesabaran, hahaha, deuh pengen saya rubah deh mindset orang seperti ini (semoga nanti bisa dibuatkan artikel
khususnya ya).
Kehidupan sekarang, apalagi di ibukota menjadikan dunia
fashion sebagai indikator kegaulan seseorang. Penampilan oke menandakan
pergaulannya juga oke, ditambah sedang eksisnya alis tebal disertai dengan
lipstick merah merona, hehehe. Aksesoris yang katanya mempercantik penampilan
yang semakin membuat cetar, model kerudung yang pentul sana pentul sini jarumnya
banyak seperti mau akupuntur, pakaian tipis ditambah mini membentuk lekuk
badan, ya inilah realitas anak muda kota besar. Sedangkan saya yang dianggap ga gaul banget lu, anak pariwisata apa
ibu-ibu pengajian? Hehehe… Abaikan saja. Ini jalan hidup yang sekarang
sudah saya pilih, karena saya menemukan kenyamanan dengan kondisi ini.
Sesungguhnya bermula datangnya islam dianggap asing (aneh)
dan akan datang kembali asing. Namun, berbahagialah orang-orang asing itu.
“Para sahabat bertanya pada Rosululloh SAW, “Ya Rosululloh, apa yang dimaksud
orang asing (aneh) itu?” Lalu Rosululloh menjawab, “Orang yang melakukan
kebaikan-kebaikan di saat orang-orang melakukan pengrusakan.” (HR. Muslim)
Apalah artinya penilaian manusia, padahal penilaian Alloh
yang lebih baik. Manusia itu siapa si? Tidak berhak menghakimi, kepada Alloh
lah kita berharap keridhoan. Cantik di mata manusia namun tidak di mata Alloh,
untuk apa? Mendapat cibiran dari manusia namun disayang Alloh? Pilih yang mana?
Dipuji manusia namun hina di mata Sang Pencipta? Jangan sampai.
Peliharalah (perintah dan larangan) Alloh, niscaya kamu akan
selalu merasakan kehadiranNya. Kenalilah Alloh pada waktu kamu senang, niscaya
Alloh akan mengenalimu dalam waktu kesulitan. Ketahuilah, apa yang luput dari
kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu dan apa yang akan mengenaimu
pasti tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat
dicapai dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya
kesulitan bersamaan dengan kemudahan. (HR. at-Tirmidzi)
Bagi sahabat sekalian, ini cuplikan cerita saya, sebetulnya
masih banyak hal yang ingin dibagi, namun saya cukupkan sekian saja, harapan
saya semoga Alloh memberikan kesempatan kepada kita semua untuk mendapatkan
jalan perubahan yang memang ada pada jalan lurus yang seharusnya, semoga kita
semua tetap dalam ketaatan Alloh, selalu dikuatkan dalam menghadapi
keterasingan, kita menjadi pribadi yang berprinsip, menjalani kehidupan
betul-betul karena Alloh dan selalu berusaha memperbaiki diri. Saya sadar bukan
hamba yang baik, masih haus akan ilmu, yuk kita sama-sama menuju syurga Alloh
dengan saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Karena hidup di dunia
ini hanya sementara.
0 comments:
Post a Comment
Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)