Saturday, November 29, 2014

0 Asing Asal Nyaman

Hijrah, kata yang terkesan gimana gitu ya. Maaf sahabat, tulisan ini baru saya posting, sebetulnya sudah dari kapan, namun baru saya publikasikan sekarang, semoga bermanfaat.

Inilah realitasnya
Perubahan ke arah yang positif itu HARUS. Prosesnya seberapa cepat? Nah, itu pilihan kita. Intinya si jangan sampai kemalasan datangnya lebih cepat daripada perubahan. Berharap Alloh selalu memberikan kekuatan pada kita agar berkah.

Masa lalu itu cukup di tutup rapat-rapat lalu disimpan deh di ruang penglupaan. Diikaat dengan tali yang kuat dalam penjara selamanya, lalu diletakan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Ahhh lebay ya? Tapi itu harus. Jangan sampai kita berlarut dengan masa lalu. Alloh Maha pengampun, dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menjelaskan bahwa kemurahanNya yang akan memberikan ampunan pada hambaNya yang memang betul-betul ingin bertaubat dan menyadari kesalahannya.

Terdapat dalam Mushaf, Dalam ayat 59 surat At-Taubah, “…………. Cukuplah Alloh bagi kami, Alloh dan Rosulnya akan memberikan kepada kami sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya kami orang-orang yang berharap kepada Alloh.” lalu menyambunglah dibawahnya yang berkaitan dengan ayat diatas à Dari Anas bin Malik ra, dia berkata: Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda, “Alloh berfirman, ‘Wahai anak Adam, sepanjang engkau memohon kepadaKu dan berharap kepadaKu, akan aku ampuni apa yang telah kamu lakukan. Aku tidak peduli. Wahai Anak Adam, jika dosa-dosamu setinggi awan di langit kemudian engkau meminta ampunan kepadaKu, akan aku ampuni. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa kesalahan sebesar dunia, kemudian engkau datang kepadaKu tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula.’” (HR. Tirmidzi)

Mashaa Alloh, begitu besarnya kesempatan yang Alloh berikan kepada hambaNya, jika Alloh berkehendak segala sesuatu bisa diberikan. Maka masihkah ada alasan untuk kita tidak mendekatiNya? Memohon ampunan padaNya? Bagi saya, lebih baik telat daripada telat banget. Kegelapan di masa lalu menyemangati saya untuk menerangi masa depan.

Pernah merasa asing dalam lingkungan keseharian saat sudah berhijrah? Jika pernah, selamat itu menandakan anda sedang diuji oleh Alloh. Bukankah Alloh akan menguji keimanan seseorang yang akan naik kelas? Sahabat, pasti akan merasa berat diawal, jangankan dalam lingkungan luar, di lingkungan dalam sekalipun akan terasa perbedaannya. Berhijrah dapat dilakukan dengan berbagai hal untuk mengarah kearah yang lebih baik. Salah satunya yaitu menggunakan pakaian taqwa. Iya pakaian yang seharusnya seorang muslimah gunakan. Dulu, dulu iya dulu saya tak pernah terbayangkan akan menggunakan pakaian seperti sekarang, dengan gamis, khimar menjulur atau bergo lebar yang biasanya digunakan nenek saya, ditambah kaos kaki seperti orang sakit yang sedang menggigil di tengah hari bolong (banyak yang bilang). Iya dulu zamannya sekolah, saya menilai teman-teman yang ikut organisasi keislaman di sekolah seperti apa gitu, tapi apa? Alloh betul-betul sayang sehingga pada akhirnya saya diberikan kesempatan untuk merubah penampilan ini, dari yang tadinya jilbab lontong semoga kedepannya istiqamah bangga dengan pakain taqwa ini.

Setelah menetapkan pilihan ini, wuihhh banyak yang saya hadapi. Hal-hal diluar dugaan yang tiba-tiba datang, cemoohan, cibiran dan kata-kata yang menggores hati bermunculan, awalnya menggoyahkan namun akhirnya semakin menguatkan. Inilah janji Alloh, janji Alloh itu pasti. Saya benar-benar merasakan kekuasaan Alloh, kenikmatan menjalani proses yang menjadikan hidup lebih baik lagi. Awalnya keanehan muncul dari orang tua sendiri, iya saya terlahir dari keluarga yang memang tidak berpakaian syari, maka dari itu mereka terheran-heran. Dianggap ikut aliran sesat lah, dianggap ini dan itu membuat saya sering menagis, mengadu pada Alloh, “Ya Alloh padahal saya ingin berubah tapi ko penilaian mereka seperti ini?” Hehehe, pertanyaan polos pada saat itu. Yang dibutuhkan oleh seseorang dalam prosesnya adalah motivasi dan dukungan dari orang sekeliling agar ia tetap teguh dan menguatkannya. Alhamdulillah, saya mempunyai orang sekeliling yang bisa memhami kondisi ini. Hari demi hari dilewati dengan keterasingan, tapi semakin merasa dinilai aneh oleh orang lain, merasa asing di lingkungan yang saya tempati, malah semakin merasa nyaman dengan diri saya yang sekarang. Intinya dibuktikan juga dengan perubahan akhlaknya ya, penampilan sudah berubah akan semakin mantap pula jika menata hati sehingga akhlaknya lebih baik, jadi tuduhan ikut aliran sesat lama-lama akan hilang hehehe dan malah selanjutnya akan didukung oleh pihak yang awalnya mencibir.

Saat saya harus kembali ke lingkungan sekolah, yakni lingkungan pariwisata yang identik dengan kehidupan yang “ehm” disaat ini pula saya merasa akan berperang. Kenapa? Iya akan terasa asing bagi mereka saat saya ke kampus pakai bergo yang dipadu padankan dengan seragam, sedangkan yang lain menggunakan rok pendek serba mini dengan dandanan ala dunia perhotelan yang notabene adalah seperti itu deh.

Saat saya mengenakan gamis di lobby kampus dan orang-orang sekeliling memperhatikan dengan seksama padahal ke kampus harus pakai seragam, lalu saat saya akan berangkat ke suatu acara menggunakan khimar lebar dan dibilang: “ini siswi tapi ko kaya dosen UIN yah?” saya mah senyum aja, aamiinkan saja, apalagi sering dibilang “Ibu Haji”, duh Aamiin banget, berarti banyak yang mendoakan saya agar cepat berangkat ke tanah suci. Ditambah juga kadang kucing-kucingan dari razia gara-gara berkerudung seperti ini, tapi Alhamdulillah tidak pernah dirazia sekalipun saya berhadapan dengan si Bapak yang suka merazia. Lucunya saat saya di angkot, ngobrol dengan Bapak-bapak dan ia tak percaya kalau saya siswi pariwisata, dia bilang “De, maaf ya bukannya di pariwisata itu ga pake kerudung ya, ko ade begini?” Saya senyum dan jawab dengan bijak seperti kontestan putri Indonesia yang sedang menjawab pertanyaan dari juri, penuh keanggunan dan kesabaran, hahaha, deuh pengen saya rubah deh mindset orang seperti ini (semoga nanti bisa dibuatkan artikel khususnya ya).

Kehidupan sekarang, apalagi di ibukota menjadikan dunia fashion sebagai indikator kegaulan seseorang. Penampilan oke menandakan pergaulannya juga oke, ditambah sedang eksisnya alis tebal disertai dengan lipstick merah merona, hehehe. Aksesoris yang katanya mempercantik penampilan yang semakin membuat cetar, model kerudung yang pentul sana pentul sini jarumnya banyak seperti mau akupuntur, pakaian tipis ditambah mini membentuk lekuk badan, ya inilah realitas anak muda kota besar. Sedangkan saya yang dianggap ga gaul banget lu, anak pariwisata apa ibu-ibu pengajian? Hehehe… Abaikan saja. Ini jalan hidup yang sekarang sudah saya pilih, karena saya menemukan kenyamanan dengan kondisi ini.

Sesungguhnya bermula datangnya islam dianggap asing (aneh) dan akan datang kembali asing. Namun, berbahagialah orang-orang asing itu. “Para sahabat bertanya pada Rosululloh SAW, “Ya Rosululloh, apa yang dimaksud orang asing (aneh) itu?” Lalu Rosululloh menjawab, “Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di saat orang-orang melakukan pengrusakan.” (HR. Muslim)
Apalah artinya penilaian manusia, padahal penilaian Alloh yang lebih baik. Manusia itu siapa si? Tidak berhak menghakimi, kepada Alloh lah kita berharap keridhoan. Cantik di mata manusia namun tidak di mata Alloh, untuk apa? Mendapat cibiran dari manusia namun disayang Alloh? Pilih yang mana? Dipuji manusia namun hina di mata Sang Pencipta? Jangan sampai.

Peliharalah (perintah dan larangan) Alloh, niscaya kamu akan selalu merasakan kehadiranNya. Kenalilah Alloh pada waktu kamu senang, niscaya Alloh akan mengenalimu dalam waktu kesulitan. Ketahuilah, apa yang luput dari kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya kesulitan bersamaan dengan kemudahan. (HR. at-Tirmidzi)

Bagi sahabat sekalian, ini cuplikan cerita saya, sebetulnya masih banyak hal yang ingin dibagi, namun saya cukupkan sekian saja, harapan saya semoga Alloh memberikan kesempatan kepada kita semua untuk mendapatkan jalan perubahan yang memang ada pada jalan lurus yang seharusnya, semoga kita semua tetap dalam ketaatan Alloh, selalu dikuatkan dalam menghadapi keterasingan, kita menjadi pribadi yang berprinsip, menjalani kehidupan betul-betul karena Alloh dan selalu berusaha memperbaiki diri. Saya sadar bukan hamba yang baik, masih haus akan ilmu, yuk kita sama-sama menuju syurga Alloh dengan saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Karena hidup di dunia ini hanya sementara.

0 comments:

Post a Comment

Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates