Sunday, November 23, 2014

0 Nomaden ala Riska

Kata nomaden pertama kali saya dapat saat mendapat pelajaran Sejarah Kebudayaan Indonesia beberapa tahun yang lalu, yang membahas banyak mengenai sejarah. Ya sayamah gasuka sejarah, hidup tidak bisa move on dong karena lihatnya ke belakang terus? Hehe *salah fokus*

Postingan ini yang buat saya sedih juga :(
Kesempatan tulisan ini saya mau bahas mengenai perpindahan saya yang selama 39 bulan ke belakang. Entah ini rekor tersendiri bagi saya atau gimana ya, selama jauh dari orang tua saya sudah melakukan perpindahan tempat tinggal sebanyak 13 kali. Wow ga? Biasa aja kan ya? Kalau dirata-ratakan 39 bulan dibagi 13, hasilnya adalah 3. Bisa dijabarkan bahwa setiap 3 bulan sekali saya pindahan. Lalu apa kabar sekarang? Tinggal dimana? Yang jelas di bumi Alloh J

Ya hidup terus berputar, begitu pula kehidupan saya yang tidak hanya berdiam diri di suatu tempat. Saat saya sudah nyaman dengan tempat itu, mau tidak mau saya harus pergi. Entah keputusan pergi itu didasari oleh keinginan saya sendiri atau memang keadaan yang mengharuskan. Yang jelas, selama saya merantau, Bapak tidak pernah tau sekalipun dimana saya tinggal. Bukan berarti Bapak tidak sayang sama saya, namun Bapak telah memberikan kepercayaan penuh yang harus saya jaga kepercayaan itu. Bapak mengajarkan saya menjadi wanita mandiri, Bapak membantu saya via doa J

Alasan saya berpindah tempat tinggal semata-mata untuk mendapatkan suasana baru agar tidak jenuh dan agar banyak bertemu dengan lingkungan baru, khususnya bertemu dengan berbagai individu baru yang bisa saya pahami karakternya, ini bagian dari belajar. Pelajaran penting yang kadang terlupakan.

Bagaimana saya pindahan? Putar otak sendiri, setiap kali saya packing, rasanya jauh lebih pusing dibanding akan menghadapi UAS, hahaha. Kenapa? Ya begitulah pokonya, serba sendiri, karena Bapak mengajarkan untuk mandiri, selagi bisa sendiri ya jangan menyusahkan orang lain. Kecuali orang lain mau dengan sendirinya membantu. Pindahan pakai ojek, pernah. Pakai Commuterline, pernah. Di bis, sudah sering. Jalan kaki? Pernah juga karena lokasinya yang tak jauh. Pindahan pakai mobil bak terbuka juga pernah, hehehe.

Mencari tempat tinggal harus teliti, sama halnya mencari jodoh *ehm*( nyambung lagi kesana), karena apa? Karena disanalah kita akan menetap, kita akan melakukan aktivitas setiap hari mulai kita membuka mata hingga memejamkan mata.

Yang jelas bagi saya, bukan masalah besar saat harus beradaptasi dengan lingkungan. Yang menjadi masalah saat kita tidak bisa menerima kenyataan bahwa lingkungan sekitar tidak sehati dengan kita, egois saya muncul kalau sudah begini. Tapi Alhamdulillah, sejauh ini Alloh selalu memudahkannya. 

Harapan saya, dimanapun berada, saya bisa memberikan dampak yang baik bagi yang saya tinggalkan, begitupun sebaliknya, saya mendapatkan banyak pelajaran dari setiap tempat tinggal yang pernah saya tempati. Terakhir tempat tinggal saya adalah di kosan yang saya namakan “kembang cetar boarding house” yang terinspirasi dari spanduk di jalan dekat kosan ini. Hehehe.
Karena mendadak, sekitar H-2 saya punya rencana untuk pindahan, kamar kos yang lain sudah penuh, akhirnya saya sekamar dengan adik kelas yang sebelumnya belum saya kenal, ia sosok pendiam namun Alhamdulillah kita bisa berbaur, bahkan lebih dari itu.

Tempat tinggal terakhir ini memberikan kesan yang begitu mendalam, karena disini saya betul-betul bisa lebih dekat dengan Sang Maha, hari demi hari banyak saya habiskan di kamar, adik kelas saya hanya 4 hari di kosan dan sisanya pulang ke Depok.

Entah kenapa h-2 saya pindahan rasanya sedih sekali. Ditambah lagi saat saya harus menatap karpet favorit yang sering saya duduki siang dan malam, iya my favorit place. Namun rasa sedih itu terobati saat saya mendengar teman sekamar bilang :”Kak, rasanya aku pengen berhijab deh.” Mashaa Alloh, saya langsung tersenyum lebar, rasa senang yang begitu besar. Alhamdulillah, dengan keinginannya semoga Alloh menyegerakan untuk memudahkan hal itu terjadi. Semoga keinginanmu PKL di bulan Januari sudah berhijab, bisa terlaksana ya Alin, kaka doakan semoga kamu diistiqamahkan. Sampai-sampai beberapa waktu lalu saya bermimpi, saat saya main ke kosan itu, sudah ada gantungan beserta khimarnya yang tersusun rapih.


Dimanapun saya berada, semoga selalu ada dalam lindungan Alloh dan semoga selalu dalam koridor yang seharusnya. Koridor yang bisa menghantarkan saya ke tempat terindah, tempat tinggal yang sebenar-benarnya. Terimakasih ya Alloh untuk kekuatan yang telah Engkau berikan, segala nikmat yang telah Engkau limpahkan. Salamkan rindu saya bagi semua sahabat saya dimanapun berada.

0 comments:

Post a Comment

Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates