Kata nomaden pertama kali saya dapat saat mendapat pelajaran
Sejarah Kebudayaan Indonesia beberapa tahun yang lalu, yang membahas
banyak mengenai sejarah. Ya sayamah gasuka sejarah, hidup tidak bisa move on
dong karena lihatnya ke belakang terus? Hehe *salah fokus*
Postingan ini yang buat saya sedih juga :( |
Kesempatan tulisan ini saya mau bahas mengenai perpindahan
saya yang selama 39 bulan ke belakang. Entah ini rekor tersendiri bagi saya
atau gimana ya, selama jauh dari orang tua saya sudah melakukan perpindahan
tempat tinggal sebanyak 13 kali. Wow ga? Biasa aja kan ya? Kalau dirata-ratakan
39 bulan dibagi 13, hasilnya adalah 3. Bisa dijabarkan bahwa setiap 3 bulan
sekali saya pindahan. Lalu apa kabar sekarang? Tinggal dimana? Yang jelas di
bumi Alloh J
Ya hidup terus berputar, begitu pula kehidupan saya yang
tidak hanya berdiam diri di suatu tempat. Saat saya sudah nyaman dengan tempat
itu, mau tidak mau saya harus pergi. Entah keputusan pergi itu didasari oleh
keinginan saya sendiri atau memang keadaan yang mengharuskan. Yang jelas,
selama saya merantau, Bapak tidak pernah tau sekalipun dimana saya tinggal.
Bukan berarti Bapak tidak sayang sama saya, namun Bapak telah memberikan kepercayaan
penuh yang harus saya jaga kepercayaan itu. Bapak mengajarkan saya menjadi
wanita mandiri, Bapak membantu saya via doa J
Alasan saya berpindah tempat tinggal semata-mata untuk
mendapatkan suasana baru agar tidak jenuh dan agar banyak bertemu dengan
lingkungan baru, khususnya bertemu dengan berbagai individu baru yang bisa saya
pahami karakternya, ini bagian dari belajar. Pelajaran penting yang kadang
terlupakan.
Bagaimana saya pindahan? Putar otak sendiri, setiap kali
saya packing, rasanya jauh lebih
pusing dibanding akan menghadapi UAS, hahaha. Kenapa? Ya begitulah pokonya,
serba sendiri, karena Bapak mengajarkan untuk mandiri, selagi bisa sendiri ya
jangan menyusahkan orang lain. Kecuali orang lain mau dengan sendirinya
membantu. Pindahan pakai ojek, pernah. Pakai Commuterline, pernah. Di bis, sudah sering. Jalan kaki? Pernah juga
karena lokasinya yang tak jauh. Pindahan pakai mobil bak terbuka juga pernah, hehehe.
Mencari tempat tinggal harus teliti, sama halnya mencari
jodoh *ehm*( nyambung lagi kesana), karena apa? Karena disanalah kita akan
menetap, kita akan melakukan aktivitas setiap hari mulai kita membuka mata
hingga memejamkan mata.
Yang jelas bagi saya, bukan masalah besar saat harus
beradaptasi dengan lingkungan. Yang menjadi masalah saat kita tidak bisa
menerima kenyataan bahwa lingkungan sekitar tidak sehati dengan kita, egois
saya muncul kalau sudah begini. Tapi Alhamdulillah, sejauh ini Alloh selalu
memudahkannya.
Harapan saya, dimanapun berada, saya bisa memberikan dampak yang
baik bagi yang saya tinggalkan, begitupun sebaliknya, saya mendapatkan banyak
pelajaran dari setiap tempat tinggal yang pernah saya tempati. Terakhir tempat
tinggal saya adalah di kosan yang saya namakan “kembang cetar boarding house”
yang terinspirasi dari spanduk di jalan dekat kosan ini. Hehehe.
Karena mendadak, sekitar H-2 saya punya rencana untuk
pindahan, kamar kos yang lain sudah penuh, akhirnya saya sekamar dengan adik
kelas yang sebelumnya belum saya kenal, ia sosok pendiam namun Alhamdulillah
kita bisa berbaur, bahkan lebih dari itu.
Tempat tinggal terakhir ini memberikan kesan yang begitu
mendalam, karena disini saya betul-betul bisa lebih dekat dengan Sang Maha,
hari demi hari banyak saya habiskan di kamar, adik kelas saya hanya 4 hari di
kosan dan sisanya pulang ke Depok.
Entah kenapa h-2 saya pindahan rasanya sedih sekali. Ditambah
lagi saat saya harus menatap karpet favorit yang sering saya duduki siang dan
malam, iya my favorit place. Namun
rasa sedih itu terobati saat saya mendengar teman sekamar bilang :”Kak, rasanya
aku pengen berhijab deh.” Mashaa Alloh, saya langsung tersenyum lebar, rasa
senang yang begitu besar. Alhamdulillah, dengan keinginannya semoga Alloh
menyegerakan untuk memudahkan hal itu terjadi. Semoga keinginanmu PKL di bulan
Januari sudah berhijab, bisa terlaksana ya Alin, kaka doakan semoga kamu
diistiqamahkan. Sampai-sampai beberapa waktu lalu saya bermimpi, saat saya main
ke kosan itu, sudah ada gantungan beserta khimarnya yang tersusun rapih.
Dimanapun saya berada, semoga selalu ada dalam lindungan
Alloh dan semoga selalu dalam koridor yang seharusnya. Koridor yang bisa
menghantarkan saya ke tempat terindah, tempat tinggal yang sebenar-benarnya. Terimakasih ya Alloh untuk kekuatan yang
telah Engkau berikan, segala nikmat yang telah Engkau limpahkan. Salamkan rindu
saya bagi semua sahabat saya dimanapun berada.
0 comments:
Post a Comment
Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)