Thursday, December 4, 2014

0 Perjalanan Hidup Manusia

­Tulisan ini terinspirasi saat saya menggendong bayi usia 1 hari yang raut wajahnya masih suci, bersih tanpa dosa,  pipinya lembut, suara tangisnya adalah hiburan tersendiri, jauh jauh sangat jauh sekali dengan saya yang sudah hidup 20 tahun di dunia yang sudah terkontaminasi dahsyatnya zaman. Inilah  perjalanan manusia, dilahirkan ke dunia dengan suci, namun akankah kembali lagi dalam keadaan suci? Itulah pilihan. Terfikirkah posisi kita sedang di mana sekarang, mau ke mana, bawa apa, tugas kita apa?

Sucinya bayi tanpa dosa sedikitpun
Sebetulnya dalam Al-Quran sudah banyak dijelaskan bahwa perjalanan manusia bukan sebatas di dunia, melainkan masih harus menempuh beberapa tahapan. Namun silaunya dunia terkadang menggoda umat sehingga melupakan dunia setelahnya. Jika kehidupan dunia hanya senda gurau, masa iya kita akan terus bercanda, kan tidak?

Kenikmatan di dunia itu diibaratkan setetes dari luasnya lautan. Terkadang saat kita menikmati kenikmatan dunia saja rasanya luar biasa yah, coba kalau perbandingannya dengan nikmat akhirat? Akan menjadi sungguh super duper luar biasa bukan? Ya, saya seorang hamba yang menginginkan nikmat akhirat yang bocorannya sudah dipaparkan dalam Al-Quran, dibawahnya terdapat sungai-sungai mengalir, tidak ada percakapan yang sia-sia, akan hidup bersama orang-orang terbaik, duh Mashaa Alloh, indahnya sangat didambakan.

Masihkah kita mengejar tetesan dan mengorbankan nikmat akhirat yang sebesar lautan? Ya Rabb, ini nasihat untuk diriku sendiri, menuliskannya disini sebagai pengingat agar saat ku membaca, yang terlintas adalah kematian yang sebentar lagi akan menimpaku, sudah berapa jauh aku meninggalkanMu? Sudah berapa banyak pahala yang ku perbuat? Sungguh diri ini berharap ampunan dan kasih sayangMu ya Rabb. Aku tak ingin menggadaikan nikmat akhirat di dunia yang sempit ini, izinkanlah kami untuk terus mengharap ridhoMu dalam menjalankan hidup ini, selalu membawaMu dalam setiap aktivitas kami, agar apa yang kami lakukan itu tak hanya berdampak untuk dunia, melainkan untuk alam setelah ini.

Ya Rabb, jangan jadikan kami orang yang sibuk dengan dunia, sibuk mengejar materi untuk menafkahi kehidupan ini, izinkan kami menjadikan dunia sebagai sebenar-benarnya bekal untuk akhirat nanti. Karena proses perjalanan hidup manusia tidak hanya hingga kematian, proses utuhnya adalah mati-hidup-mati-hidup sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Baqarah (28): ”Bagaimana kamu ingkar kepada Alloh, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepadaNyalah kamudikembalikan.”

Manakah mati yang pertama? Yaitu saat dalam kandungan ibu sebelum ruh ditiupkan. Setelah ruh itu ditiupkan, maka jadilah seseorang yang hidup. Nah dalam kehidupan ini mau digunakan sebagai masa menanam atau masa panen? Seperti pepatah yang maknanya mendalam yaitu Man yazra' yahshud (Siapa yang menanam, dia akan memetik/memanen). Jika kita menjadikan dunia ini ladang untuk menanam, maka mari menanam sebanyak-banyaknya pahala dengan ibadah, menjalankan segala yang diperintahkan serta menjauhi segala yang dilarang Alloh, semoga hidup menjadi lebih nyaman. Namun jika dunia ini digunakan sebagai ladang panen, maka akan terus berlomba-lomba mengumpulkan harta tanpa memperhatikan cara memperolehnya dari mana, terus mengejar perhatian manusia dan sanjungan dari banyak orang.

Setiap orang sudah punya jatah umur masing-masing, sejauh apapun menghindari kematian tetap saja jika sudah waktunya ya harus kembali kepada Sang Pemilik, dalam keadaan apa? Semoga kita semua dapat menghadapNya dalam keadaan Khusnul khotimah.

Alloh sudah memberikan akal agar manusia bisa membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang harus diambil dan tidak, menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang. Alloh telah menurunkan Al-Quran sebagai pedoman yang isinya betul-betul lengkap, sebagai pedoman hidup maha lengkap, sebagai pemberi kabar baik bagi yang mau berfikir, dan adanya Rosul sebagai tauladan umat di akhir zaman, apa masih kurang? Ampuni kami Ya Rabb…

0 comments:

Post a Comment

Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates