Tulisan ini terinspirasi saat saya menggendong bayi usia 1
hari yang raut wajahnya masih suci, bersih tanpa dosa, pipinya lembut, suara tangisnya adalah
hiburan tersendiri, jauh jauh sangat jauh sekali dengan saya yang sudah hidup
20 tahun di dunia yang sudah terkontaminasi dahsyatnya zaman. Inilah perjalanan manusia, dilahirkan ke dunia dengan
suci, namun akankah kembali lagi dalam keadaan suci? Itulah pilihan.
Terfikirkah posisi kita sedang di mana sekarang, mau ke mana, bawa apa, tugas kita
apa?
Sucinya bayi tanpa dosa sedikitpun |
Sebetulnya dalam Al-Quran sudah banyak dijelaskan bahwa
perjalanan manusia bukan sebatas di dunia, melainkan masih harus menempuh
beberapa tahapan. Namun silaunya dunia terkadang menggoda umat sehingga
melupakan dunia setelahnya. Jika kehidupan dunia hanya senda gurau, masa iya
kita akan terus bercanda, kan tidak?
Kenikmatan di dunia itu diibaratkan setetes dari luasnya
lautan. Terkadang saat kita menikmati kenikmatan dunia saja rasanya luar biasa
yah, coba kalau perbandingannya dengan nikmat akhirat? Akan menjadi sungguh
super duper luar biasa bukan? Ya, saya seorang hamba yang menginginkan nikmat
akhirat yang bocorannya sudah dipaparkan dalam Al-Quran, dibawahnya terdapat
sungai-sungai mengalir, tidak ada percakapan yang sia-sia, akan hidup bersama
orang-orang terbaik, duh Mashaa Alloh, indahnya sangat didambakan.
Masihkah kita mengejar tetesan dan mengorbankan nikmat
akhirat yang sebesar lautan? Ya Rabb, ini nasihat untuk diriku sendiri,
menuliskannya disini sebagai pengingat agar saat ku membaca, yang terlintas
adalah kematian yang sebentar lagi akan menimpaku, sudah berapa jauh aku
meninggalkanMu? Sudah berapa banyak pahala yang ku perbuat? Sungguh diri ini
berharap ampunan dan kasih sayangMu ya Rabb. Aku tak ingin menggadaikan nikmat
akhirat di dunia yang sempit ini, izinkanlah kami untuk terus mengharap ridhoMu
dalam menjalankan hidup ini, selalu membawaMu dalam setiap aktivitas kami, agar
apa yang kami lakukan itu tak hanya berdampak untuk dunia, melainkan untuk alam
setelah ini.
Ya Rabb, jangan jadikan kami orang yang sibuk dengan dunia,
sibuk mengejar materi untuk menafkahi kehidupan ini, izinkan kami menjadikan dunia
sebagai sebenar-benarnya bekal untuk akhirat nanti. Karena proses perjalanan
hidup manusia tidak hanya hingga kematian, proses utuhnya adalah
mati-hidup-mati-hidup sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Baqarah (28): ”Bagaimana
kamu ingkar kepada Alloh, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan
kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian
kepadaNyalah kamudikembalikan.”
Manakah mati yang pertama? Yaitu saat dalam kandungan ibu
sebelum ruh ditiupkan. Setelah ruh itu ditiupkan, maka jadilah seseorang yang
hidup. Nah dalam kehidupan ini mau digunakan sebagai masa menanam atau masa
panen? Seperti pepatah yang maknanya mendalam yaitu Man yazra' yahshud (Siapa
yang menanam, dia akan memetik/memanen). Jika kita menjadikan dunia ini ladang untuk
menanam, maka mari menanam sebanyak-banyaknya pahala dengan ibadah, menjalankan
segala yang diperintahkan serta menjauhi segala yang dilarang Alloh, semoga
hidup menjadi lebih nyaman. Namun jika dunia ini digunakan sebagai ladang panen,
maka akan terus berlomba-lomba mengumpulkan harta tanpa memperhatikan cara
memperolehnya dari mana, terus mengejar perhatian manusia dan sanjungan dari
banyak orang.
Setiap orang sudah punya jatah umur masing-masing, sejauh
apapun menghindari kematian tetap saja jika sudah waktunya ya harus kembali
kepada Sang Pemilik, dalam keadaan apa? Semoga kita semua dapat menghadapNya
dalam keadaan Khusnul khotimah.
Alloh sudah memberikan akal agar manusia bisa membedakan
mana yang baik dan buruk, mana yang harus diambil dan tidak, menjalankan apa
yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang. Alloh telah menurunkan
Al-Quran sebagai pedoman yang isinya betul-betul lengkap, sebagai pedoman hidup
maha lengkap, sebagai pemberi kabar baik bagi yang mau berfikir, dan adanya Rosul
sebagai tauladan umat di akhir zaman, apa masih kurang? Ampuni kami Ya Rabb…
0 comments:
Post a Comment
Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)