Sahabat shalihat, izinkan kali ini saya share mengenai
wisuda ya, tepatnya wisuda dengan penampilan syari. Mengingat sulitnya saya
mendapat referensi mengenai hal ini, jadi saya buat deh artikelnya semoga bisa
membantu sahabat semua dalam menghadapi acara wisuda namun tetap anggun,
sederhana, hemat dan point pentingnya adalah cantik yang terpancar dari hati,
hehehe.
Bisa sahabat lihat di artikel sebelumnya mengenai pembahasan
pentingkah wisuda?
Saya sempat dibuat tercengang saat menghadiri gladi resik
h-7 di kampus, beberapa lama tidak bertemu dengan teman-teman akhirnya membuat
suasana heboh, apalagi kelasan kami adalah kelasan yang dikenal paling riweuh,
jumlahnya sedikit namun setiap suara yang terdengar seperti mewakili ribuan
orang *lebay* ditambah lagi telah berkumpul kembali trio cetar yang sempat
terpisah, hihihi. Yang membuat saya pusing disaat teman-teman membahas, pakai
kebaya yang kaya gimana? Beli dimana? Jahitnya berapa? Warna apa? Make-upnya
mau di salon mana? Tarifnya berapa? Mau make-up artis atau natural? Asli deh
padahal saya juga wanita, tapi saya kebawa pusing saat mendengar obrolan itu,
hihihi, piker saya dalam hati:”ko mau wisuda ribet ya? Perasaan saya ga ada
pikiran kea rah sana. Ini saya yang katro apa gimana ya.” Yasudahlah saya hanya
menjadi pendengar setia, saat ada teman yang tanya:”Ka. Kebaya lu kaya gimana,
make-upnya gimana?” saya dengan manis menjawab:”Gue pake gamis dan make-up
sendiri.” Padahal jelas-jelas dalam undangan dan info, dresscode acaranya untuk
wanita menggunakan kebaya. Hihihi. Tapia pa noleh buat, saya kan penganut
#antiMainstream J
Begini hasilnya |
Sekali lagi diinfokan bahwa kampus saya adalah kampus
pariwisata yang biasanya menilai penampilan sebagai tolok ukur utama, namun
bukan berarti saya harus seperti itu juga kan? Alhamdulillah, acara hari Rabu
dan pada hari minggu sebelumnya saya mengikuti acaranya hijab alila dengan tema
“Sebaik-baik selfie adalah muhasabah diri” yang didalamnya membahas perilaku
wanita saat ini yang harus diperhatikan adalah menjaga rasa malu, alias Al-Hayya.
Islam itu begitu memuliakan wanita, masa udah dimuliakan, sebagai wanita
sendiri tidak menjaganya? #NasihatDiri
Kecantikan wanita bukan untuk dinikmati semua orang, hanya
orang yang berhak saja yang boleh menikmatinya, siapa? Suami, hihihi. Jadi
bukan berarti saat kita menghadiri acara harus memperhatikan penilaian manusia.
Asal kita nyaman dan tidak merugikan orang lain, kenapa tidak?
Baiklah balik lagi pada judul ya, paket hemat wisuda syari. Mengapa
dikatakan hemat? Prinsip saya selagi bisa murah, kenapa harus mahal? Murah asal
tidak murahan. Meskipun acara ini dilaksanakan di hotel ibukota yang notabene
banyak kalangan atas, saya PD aja, bermodal niat dan senyum ceria, Inshaa Alloh
orang akan tetap menghargai ko.
Kebaya yang diganti oleh gamis: Kenapa? Karena saya fikir
kebaya biasanya membentuk tubuh dan biasanya buricak burinong (bahasa saya,
hehe, yang artinya gemerlap banyak payet cetar membahana badai halilintar,
kebaya yang berat akibat banyaknya hiasan). Saya beli di tanah abang samaan
dengan Mamah, karena ada diskon dan harganya murah loh pemirsa, sudah sepasang
dengan kerudung panjang. Saya pakai warna abu dan Mamah warna pink, gamis yang
nantinya bisa digunakan sehari-hari. Kalau kebaya kan biasanya untuk acara
tertentu saja, jadi dikhawatirkan mubadzir, apalagi harga kebaya yang selangit,
pada saat saya survey busehhh kainnya aja mahal-mahal, belum untuk jahitnya,
sekalinya beli jadi ya begitu. Oya, gamis polos ini saya tambahkan sedikit
bunga di tangan dan bagian bawah, hasil jahitan sendiri J
ini awalnya gamis polos banget, ditambah bunga-bunga dikit di tanga, depan dan bawah |
Kerudung: Saya menggunakan 2 khimar bahan cerruti warna pink
dengan ukuran 150cm x 150cm, lebar banget ya? Hehehe. Kedua yaitu khimar bahan
sifon abu dengan ukuran 115cm x 115cm. Khimar ini buatan sendiri, untuk
sehari-hari saya lebih suka menggunakan khimar yang bukan beli jadi, karena
kalau buat sendiri ukurannya bisa sesuka hati, lebih murah pula J Saya gunakan warna
pink karena gamis Mamah warna itu dan Jas nya Bapak warna abu, ceritanya
sebagai anak ya menggabungkan cinta antara Mamah dan Bapak, hahaha *ganyambung*
Tidak ada tutorial bagi saya, hanya menumpuk 2 khimar dan bisa terhindar dari
kerudung leher, alias kerudungan yang banyak hiasan diatasnya, sebatas leher
dengan menggunakan daleman ninja. Tidak pakai buntel sana buntel sini, jarum
sana jarum sini, hiasan sana sini, hihihi.
Nah kerudungannya hanya ditumpuk gini aja sahabat |
Sandal: Tidak usah bling-bling dan gunakan seadanya saja.
Alhamdulillah saya menggunakan wedges hadiah dari sahabat tahun lalu yang belum
pernah saya pakai, hehehe. Gunakan yang nyaman dan jangan terlalu tinggi yah,
takutnya pas lagi maju ke depan malah kesleo dan kasarimped. Kaos kakinya juga
dipakai ya sahabat J
Makeup: Saya tidak ke salon, uang darimana untuk ke salon
yang tarifnya mahal. Teman-teman yang menggunakan jasa salon harus bayar dengan
kisaran 350-600an, duh saya fikir-fikir lagi deh. Uang segitu bisa digunakan
untuk hal yang lebih bermanfaat buat saya, toh acara kan hanya sehari, dandan
hanya kepuasan batin yang dinikmati orang lain sementara waktu? Bermodalkan skill
yang didapat saat kuliah Beauty Class, saya aplikasikan saja pada wajah ini,
hehe, setengah jam beres beserta penggunaan kerudung. Berharap dandanan ini tidak
tabarruj. Lalu darimana perlengkapannya? Sisa dari PKL di Garuda, kebetulan
pada zaman jahiliyah saya pernah PKL di bandara dan mengharuskan setiap hari
bermakeup tebal, padahal sekarang bedak aja saya mah gapunya, pensil alis aja
saya jual (lebih tepatnya saya tuker kepada teman dengan tiket salah satu seminar)
jangan sampai mencukur alis yaaaaa, oya boro-boro mau beli bulu mata palsu,
hahaha, sayang uangnya dan lagipula kan gaboleh L
so, make it simple yes… Semoga cantiknya muslimah karena ilmu dan akhlak, bukan
Karena makeup.
You are my reason |
Jadi, untuk sahabat shalihat, jangan mengorbankan penampilan
demi salah satu acara yah, Jika keseharian seperti ini, ya tetep seperti ini, meskipun
lingkungan kita tidak mendukung, beranilah beda karena Alloh, siap beda untuk
mengikuti perintah Alloh. Ini nasihat untuk diri saya sendiri, kelak semoga
acara walimahan pun tetap tidak mengorbankan kesyarian hehehe.
Wisuda bukan acara untuk bermewah-mewahan, kasihan orang tua
sudah banyak direpotkan. Biasanya keterbatasan akan membuat kita menjadi
kreatif, iya kreatif untuk melakukan hal-hal yang tidak terfikirkan sebelumnya.
Biarkan kita tetap cantik dimata Alloh dan suami (kalau sudah punya), jangan
hiraukan penialain orang lain, karena penilaian Alloh lah diatas segalanya.
PD aja yah meskipun yang lain pakai songket hihihi |
Seformal apapun
acaranya, tetap check jilbab syari nya shalihat. Biarkan pakaianmu tetap
menjulur ya sahabat, jangan kau rubah khimar panjangmu dan biarkan ia menjuntai
menutupi dada, menambah anggunmu karena taatmu
#NasihatDiri
sangat menginspirasi ukhti..
ReplyDelete