Bicara Bapak, bicara hal yang sedikit sensitif bagi saya.
Karena Bapak merupakan orang yang sebetulnya memahami saya namun saya yang
kurang memahaminya, dulu. Bapak bukanlah pengenyam sekolah tinggi atau bahkan
universitas, namun ilmunya luas, pengetahuannya banyak dan betul-betul sosok yang
berperan sebagai guru hidup, Bapak bukan pula orang kaya yang mempunyai banyak
harta, namun beliau bisa menghidupi saya hingga sekarang, bagi saya Alloh telah
memberikan kenikmatan yang luar biasa saat saya dilahirkan dan mempunyai Bapak
seperti beliau.
Foto 3,5 tahun silam |
Saat ditanya, berperankah Bapak dalam mendidik anak? Iya,
perannya juga penting karena dapat membentuk karakter anak menjadi tangguh, darinya
akan belajar berani, bertanggung jawab serta realistis dan berprinsip. Seperti
diketahui bahwa biasanya ibulah yang berperan utama, namun peran seorang Bapak
juga jangan diabaikan, karena biasanya ibu lebih mengajarkan pada kepekaan rasa.
Bapak tak hanya mencari nafkah, di dalam Islam berperan sebagai hamba yang
diamanahi untuk membesarkan anak yang dititipkan kepadanya, beban utama yang
dipikul Bapak adalah sebagai pembentuk generasi Islam yang saleh dan bagi anak
perempuan yaitu pemberi izin ketika menikah #ehNikah #benerinJilbab
Share sedikit ya sahabat, akhirnya sekarang saya tahu alasan
Bapak mengharuskan menggunakan sandal jepit di setiap wudhu saat akan menuju
sholat ke kamar, karena kita tidak pernah tahu najis sekecil apa yang ada
didalam rumah. Sekarang saya paham alasan Bapak tidak membolehkan anak-anaknya
jajan diluar padahal anak kecil sangat menyukai jajanan, karena Bapak sangat
memperhatikan makanan apa yang masuk kedalam tubuh yang mengalir dalam darah dan
Bapak selalu melarang masak menggunakan penyedap rasa lalu menghindari goreng-gorengan
karena ya itu untuk kesehatan kita, kalau sakit bagaimana mau beribadah? Jawab
Bapak.
Banyak aturan yang diberlakukan dirumah, saat saya kecil
pernah berucap:”ih Bapak mah ribet banget hidupnya, ini itu segala macem banyak
yang dilarang, ga kaya Bapaknya orang lain, mau apa-apa selalu dibolehkan.
Uyuhan saya hidup begini.” Hahaha, polos sekali ya, kalimat ini keluar akibat
banyak komentar saat saya melakukan sesuatu. Saat saya nyapu lantai, Bapak
bilang:”Neng, pelan-pelan, nyapu itu ada aturannya, niatkan karena Alloh,
mengerjakan pekerjaan rumahnya biar ikhlas.” Dalam hati bilang ya yang
pentingmah nyapunya bersih. Menginjak remaja, saat teman-teman lain
diperbolehkan main kesana kemari sementara saat saya mau bepergian, seringnya
tidak diberikan izin kalau memang itu tidak mendesak. Saya jarang kemana-mana
dan keadaan memaksa untuk berbohong, hadeuhhh. Sebetulnya hal-hal sepele
seperti ini adalah pola didikan yang Bapak terapkan, namun saya yang kurang
peka dan kurang memahami maksudnya ke arah mana, karena memang
Bapak adalah
sosok pendiam yang jarang bicara pada anak-anaknya, beliau bicara kalau sudah
berceramah saat kami melakukan kesalahan dan itu puanjang lebar buat nangis dan
ngantuk, hehehe.
Terlebih saat masih Sekolah Dasar, penuh semangat saya ingin menunjukan nilai rapot yang memuaskan, dengan harapan bisa membuat bangga, namun tiba dirumah boro-boro bilang selamat, yang ada hanya:”oh, nilainya segini.” Kebayang ga? Sakitnya tuh disini L Bukan hanya SD, hingga sekarang kalau saya infokan mengenai hal-hal yang saya fikir bisa membuatnya bangga, responnya biasa saja. Namun saya menyadari bahwa didalam lubuk hati yang paling dalam, Bapak merasa bangga namun dengan cara inilah Bapak memberikan motivasi agar anaknya tak terlena atas apa yang didapat, melainkan harus terus dan terus mencapai hasil maksimal.
Bapak mengajarkan saya untuk mengambil suatu keputusan
berdasarkan beberapa perspektif, bukan hanya satu pandangan, sekalipun itu
menyangkut hadits. Menyuruh saya menampung nasihat dari siapapun meski dari
orang yang bukan siapa-siapa, jangan pilih-pilih menerima saran, mengajarkan
agar bisa mengambil hal baik dari setiap orang. Logikanya terkadang membuat
saya suudzon, namun sekarang Alhamdulillah dengan semakin melakukan pendekatan
pada Bapak, komunikasi kami berjalan dengan baik, berdiskusi dengan berbagai
tema, mulai dari pemerintahan, sirah, ilmu kehidupan dll, saya menyampaikan
mimpi-mimpi saya, keinginan besar saya, keluh kesah saya,berkonsultasi layaknya
acara talkshow di tv. Kalau sudah berdua dengan Bapak, rasanya saya seperti
berada di ruang seminar dengan pembicara besar. Ya, inilah motivatorku, rasanya
saya tak perlu mencari motivator lain, membaca artikel dan buku, Bapak sudah
mewakili semuanya, terkadang ucapannya sedikit namun membuat saya merasa
tergampar dan membuat saya mikir. Bapak menyuruh saya untuk mencari banyak
referensi, melakukan diskusi dengan orang-orang yang paham, namun kalau orang
yang ingin saya ajak diskusinya malah gamau diajak diskusi gimana dong? Hehehe.
Bapak sulit ditebak, tapi itu yang terus menjadikan saya banyak belajar.
Terimakasih banyak Bapak, semoga saya bisa membahagiakan Bapak dan Mamah dengan
cara saya sendiri ya. Meskipun orang bilang Bapak itu galak, tapi bagi saya itu
adalah kedisiplinan yang diterapkan, itu namanya ketegasan. Saya menghargai
prinsip didikan Bapak, terimakasih atas banyak nasihat dan wejangan darimu Pak.
Sedikit tulisan untukmu…..
Bapak, segala lelah kau rasakan tanpa pernah berkeluh kesah,
dari waktu ke waktu, dari hari ke hari
Rasa cinta, sayang dan tanggung jawab yang menjadi alasan semangatmu
Entah, berapa banyak bantahan yang telah aku lakukan, namun
tak pernah kau menuntutku berlebih
Pintamu hanya menginginkanku berakhlak baik
Sesederhana itu ya Pak,
Terkadang kuhiraukan segala pinta dan nasihatmu
Kau selalu mengajarkanku menjadi kuat dengan segala ujian
hidup
Kau mengajarkanku kesederhanaan ditengah kehidupan dunia
yang sudah tak berarah ini
Kau selalu mengajarkanku menjadi wanita tegar, wanita yang
berusaha untuk mandiri
Kau katakan bahwa masa depan ada ditanganku
Bapak bukanlah orang yang melahirkanku, namun setiap nafas
yang hingga kini kuhembus berasal dari kerja kerasmu
Kau begitu menyayangiku meski tak pernah kau tunjukan
melalui candaan, pelukan seperti orang tua yang lain
Namun sayangmu selalu kau curahkan melalui doa disepnjang
malammu, iya malammu yang kau penuhi dengan isak tangis, namun tak pernah kau
tunjukan dihadapanku
Doa agar senantiasa Alloh selalu menjagaku…
Aku mencintaimu Pak, maafkan anakmu, aku benar-benar
mencintaimu, guru besarku
------------
Bapak, jika anak gadismu ini lebih dulu meninggalkanmu,
semoga ada orang yang menyampaikan tulisan ini padamu sebagai ucapan
terimakasih dan cintaku
Meski Bapak bukanlah sosok yang suka mengajakku jalan-jalan,
seperti keluarga yang lain, aku harap ini menjadi alasan Alloh yang akan
memberikan waktu untuk kita sekeluarga menikmati jalan-jalan di syurga
Aku tahu Bapak menjalankan tugas dan kewajiban merawat anak
secara syar’i hanyalah bertujuan untuk menjadikannya sebagai perhiasaan, dikatakan
perhiasan, karena anak yang akan menjadi bekal Bapak saat ditanya di hadapan
Alloh
Mampukah saya memberikan ‘bonus’ amal untukmu Pak?
Aku harap, Bapak tak perlu merasa risau, karena anaknya
sendiri yang akan menjadi saksi betapa Bapaknya memang telah membentuknya menjadi
generasi muslim yang salehah, doakan anakmu menjadi anak yang sholehah ya Pak
Aku ingin menjadi putri kebanggaan Bapak, seperti halnya
Fathimah Az Zahra yang menjadi putri tercinta Nabi Muhammad SAW
0 comments:
Post a Comment
Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)