Sahabat,
Salah seorang yang betul-betul beharga dalam hidup. Orang
yang memahami kita, orang yang peduli pada kita, orang yang berani menegur
disaat kita salah, selalu mengingatkan disaat lupa, tak segan memberikan
arahan, bukan maksud menggurui namun karena saling menginginkan kehidupan
berjalan baik, selalu dalam arah yang lurus, dalam lindungan Alloh.
Alhamdulillah, saya diberikan sahabat yang begitu memhami, sudah lebih dari
enam tahun kami bersama dalam suka dan duka, dalam senang dan sulit, dalam
jatuh dan bangun, dalam gemuk dan kurus, dalam punya uang dan tidak, dalam ini
dan itu.
Semoga kelak bisa sholat bersama di Masjidil Haram |
Alhamdulillah, sosok itu adalah “Pipih”. Wanita hebat yang
Alloh berikan kepadaku sebagai sahabat baik, bukan seberapa lama kita saling
mengenal namun seberapa berarti dan seberapa banyak doa yang saling kita
sematkan didalam sujud. Tiga tahun kami duduk sebangku, hampir setiap hari dalam
pertemuan dihiasai oleh cerita, iya tanpa bosan saling berbagi, ada kalanya
saya sebagai pendengar yang baik, ada kalanya saya sebagai pencurhat yang cerewet. Pagi-pagi sebelum bel
sekolah berbunyi, kami sarapan berdua (bekal dari rumah), makan bersama, bisa
dikatakan untuk berhemat namun lebih ditekankan pada makna kebersamaan. Alhamdulillah,
hingga saat ini acara makan sepiring berdua masih kami jalankan. Telur ayam
dibagi dua, teh gelas berdua, mie instan semangkuk bersama, asal jodoh saja yah
jangan sampai berbagi, ada porsinya masing-masing hehehe.
Akhir-akhir ini pertemuan kami seringkali diisi dengan air
mata, air mata bahagia karena saling bermuhasabah, berkaca dan bersyukur kami
bersama-sama menuju menjadi wanita yang lebih baik. Kalau sudah dalam kondisi
ini, rasanya sang bendera galau positif terus berkibar dan semakin kokoh berada
di puncak tiang. Belajar dan terus belajar, maaf ya sahabatku (anak bungsu ummi) atas segala kesalahan, tolong terus memberikan solusi, tak
bosan mendengar ceritaku yang terkadang itu lagi-itu lagi, atuh da kumaha deui J
Bersyukur juga hingga saat ini, kami masih diberikan
kesempatan untuk bersama. Saling memperbaiki diri untuk menggapai kehidupan
yang lebih baik. Ada kalanya persahabatan kami dididik untuk berjauhan, agar
saat kami dipertemukan dalam kondisi yang segar kembali, agar menimbulkan rindu
yang ujungnya kami sampaikan dalam doa. Bagi saya, persahabatan bukan berarti
harus berkomunikasi setiap hari. Namun berusaha selalu ada disaat saling membutuhkan,
tak lupa mendokan dan terus mendoakan. Sahabat, saat aku tak ada disisimu gantikan
canda dengan doa yah.
Bila persahabatan sudah tak cukup lagi untuk menentramkan
hati yang resah, gundah, gelisah, maka jawabannya apalagi selain pernikahan.
Sahabatku yang cantik, semoga Alloh selalu menguatkan hatimu, diIstiqamahkan,
tidak ada lagi keluhan yang terucap, dimudahkan mencari ilmu, mencari rezeki,
baik rezeki berupa materi maupun berupa jodoh terbaik yang selama ini diimpikan
dan didambakan, semoga Alloh bukakan dan hatimu juga menerima segala ketentuan-Nya,
terus memantaskan diri dan semoga kelak kami bisa dikumpulkan lagi di Syurga
Alloh yang kekal, persahabatn kami berlanjut disana yah, Aamiin…….