Pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak memang tidak
diragukan lagi, khususnya seorang Bapak yang memegang tanggung jawab sebagai
kepala keluarga dalam memberikan arahan hidup bagi putra-putrinya. Di rumah,
saya tiba-tiba menemukan buku dengan judul “Washooya Al Abaa’ lil Abnaa”, awalnya
saya kurang tertarik dengan buku ini karena melihat dari judulnya rada ngeri gimana gitu ya, dengan
tulisan bimbingan wasiat dan nasehat, hehehe, ternyata setelah dibuka isinya
luar biasa cocok dengan yang akan saya hadapi karena berisikan bimbingan
akhlak, budi pekerti, tuntunan dasar bagi para pelajar/penuntut ilmu. Isi dari
buku ini berasal dari kitab yang disusun oleh Asy Syekh Muhammad Syakir yang
diterjemahkan oleh Ust. Moh. Fairuz Masduqi dengan maksud sebagai benteng dari
kemerosotan moral agar dapat dipahami oleh semua orang tua, para pendidik dan
pelajar itu sendiri.
|
Ini bukunya, gatau punya siapa :D |
Dalam tulisan ini berisikan duapuluh bagian dan 169 pesan
yang ditujukan bagi penuntut ilmu, saya ambil satu pesan dari setiap bagian
agar bisa menjadi pengingat bagi saya pribadi dan semoga bisa bermanfaat juga
bagi sahabat semua.
Bagian pertama: Nasehat guru kepada muridnya
Wahai anakku! Apabila engkau tidak menghiasi ilmu (yang
engkau miliki)dengan akhlak yang mulia, maka ilmumu (kepandaianmu) itu akan
lebih membahayakanmu daripada kebodohanmu. Sebab orang yang bodoh itu bisa saja
dimaafkan karena kebodohannya. Tetapi orang yang berilmu (pandai) itu tidak
akan dimaafkan oleh sesame manusia, jika ia tidak menghiasi dirinya dengan budi
pekerti yang baik (akhlakul karimah)
Bagian kedua: Pesan taqwa kepada Alloh Yang Maha Agung
Wahai anakku! Sesungguhnya dalam menjalankan ketaatan kepada
Alloh itu mengandung (berbagai) kenikkmatan dan kebahagiaan yang tidak dapat
dirasakan kecuali dengan latihan melatih diri dan ikhtiar. Berusahalah dalam
menjalankan ketaatan kepada Tuhanmu dengan cara latihan beberapa hari agar
engkau dapat merasakan kelezatan berbakti kepada Alloh, sehingga engkau dapat
mengetahui ketulusanku dalam menasehatimu
Bagian ketiga: Hak/Kewajiban terhadap Alloh dan RosulNya
Wahai anakku! Kewajibanmu pertama kali terhadap Alloh yang
menciptakanmu, yang Maha Luhur dalam segala hal, ialah mengetahui sifat-sifatNya
yang Maha Sempurna, bersungguh-sungguh mentaatiNya dengan melaksanakan semua
perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Dan engkau hendaknya benar-benar
yakin bahwa kebaikan itu adalah sesuatu yang dipilih untuk dirimu sendiri.
Jangan sampai kesenangan dan kepatuhan kepada seseorang dapat menghalangi
kepatuhanmu kepada Alloh
Bagian keempat: Beberapa hak dan kewajiban terhadap orang
tua
Wahai anakku! Sesungguhnya orang yang paling cinta kepadamu
adalah ayah ibumu yang telah mendidik dan memeliharamu sejak kecil dan telah
menuntunmu dengan baik dalam mendidikmu, sehingga engkau menjadi salah seorang
penuntut ilmu agama. Oleh karena itu, terimalah nasihat-nasihat ayahmu (ibumu)
karena dialah yang lebih mengetahui tentang apa yang akan kau hadapi daripada
engkau sendiri. Dan ia juga mengetahui sesuatu yang mendatangkan kemanfaatan
dan kemudhorotan atas dirimu. Allohlah yang menguasai hidayah, pertolongan dan
kebaikanmu
Bagian kelima: Beberapa hak dan kewajiban terhadap teman
Wahai anakku! Imam Abu Hanifah pernah ditanya (oleh muridnya):
“Bagaimana caranya tuan dapat memperoleh ilmu yang seluas itu?” Beliau menjawab:
“saya tidak malas mengajar (menyampaikan ilmu) dan tidak malas pula belajar
(menggali ilmu agama)
Bagian keenam: Adab menuntut ilmu
Wahai anakku! Hiasan ilmu itu adalah tawadhu (merendahkan
diri) dan sopan santun. Barangsiapa yang bersikap tawadhu karena Alloh, maka
derajatnya diangkat olehNya. Alloh akan menjadikan seluruh makhlukNya cinta
kepadanya. Tetapi barangsiapa yang bersikap sombong dan berakhlak jelek, maka
jatuhlah martabatnyadalam pandangan manusia dan Alloh menjadikan orang-orang
benci kepadanya bahkan hamper semua orang tidak memuliakan dan menyayanginya
Bagian ketujuh: Sopan santun belajar dan berdiskusi
Wahai anakku! Jauhilah olehmu belajar dengan cara menghafal
kata-kata tanpa memahami arti dan maksudnya. Tetapi berusahalah dalam memahami
arti dan maksud yang terkandung dalam kalimat tersebut, kemudian resapilah
kedalam hati. Sebab pada hakikatnya ilmu itu adalah sesuatu yang engkau pahami
bukan yang engkau hafal
Bagian kedelapan: Sopan santun olah raga dan berjalan di
jalan raya
Wahai anakku! Sesungguhnya engkau perlu berolahraga di waktu
senggang, sehingga menjadi pulih kembali semangatmu. Bila engkau hendak keluar
untuk berolah raga, maka pergilah menuju tempat yang berudara bersih dari
kotoran, berjalan tenang, pe;an-pelan dan tidak saling mendorong dan tidak tertawa
terbahak-bahak
Bagian kesembilan: Adab dalam menghadiri pertemuan/majelis
ta’lim
Wahai anakku! Apabila engkau duduk dalam satu majelis, maka
jangan ikut terlibat dalam perbincangan mereka kecuali mereka mengajakmu
berbicara dan janganlah engkau memulai pembicaraan jika di dalam majelis itu
terdapat orang yang lebih pantas berbicara. Apabila engkau berbicara, maka
berbicaralah yang haq dan jangan berbicara panjang lebar, kecuali sekedar
meluruskan hujjah (pendapat, alasan). Jangan menyanggah perkatann dalam majelis
itu kecuali dengan sopan dan berhati-hati. Jauhilah tertawa terbahak-bahak
karena itu termasuk perilaku orang-orang yang rendah dan hina. Jangan banyak
tertawa karena dapat menghilangkan kehormatan dan dapat mengesalkan hati orang
lain
Bagian kesepuluh: Sopan santun ketika makan
Wahai anakku! Apabila engkau selesai makan dan minum, maka
bacalah Alhamdulillah, bersyukurlah akan nikmat-nikmatNya yang telah
dikaruniakan kepadamu yang tak terhitung banyaknya. Sesungguhnya Alloh lah yang
telah memberimu petunjuk serta bimbingan (kea rah yang benar dan lurus)
Bagian kesebelas: Sopan santun beribadah dan masuk ke dalam
masjid
Wahai anakku! Apabila engkau melihat seseorang yang shalat
sedang melakukan sesuatu yang tidak engkau sukai, maka bersikaplah yang baik
dan ramah kepadanya. Apabila engkau ingin menunjukan pada hokum Alloh, maka
janganlah berkata kasar dan membuatnya tidak tertarik mempelajari ajaran agama.
Alloh memberikan petunjuk pada orang-orang yang dikehendakiNya ke jalan yang
lurus
Bagian kedua belas: Keutamaan berkata jujur
Wahai anakku! Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang yang
dikenal jujur di lingkungan masyarakat, keluarga dan teman-temannya tentu
ucapannya akan dijadikan pedoman, sekalipun tidak ada buktinya, ia dianggap
orang yang adil di kalangan orang awam dan orang-orang tertentu. Apabila engkau ingin menjadi orang yang
terpercaya, maka berusahalah engkau menjadi orang yang jujur dalam segala
ucapanmu. Alloh lah yang memberikan petunjuk serta bimbingan kepadamu kepada
kebenaran
Bagian ketiga belas: Keutamaan amanah (dapat dipercaya)
Wahai anakku! Sifat amanah merupakan perhiasan bagi
orang-orang yang mulai dan berilmu. Sifat amanh dan sidiq adalah sebagian dari
sifat Rosul
Bagian keempat belas: Keutamaan iffah (menjaga diri)
Wahai anakku! Terimalah nasihatku ini, ingatlah selalu
setiap kali engkau mengalami kecenderungan melakukan sesuatu yang menyenangkan
hawa nafsu, mohonlah perlindungan Alloh dari godaan syaiton yang terkutuk. Hadapkanlah
dirimu kepada Alloh dengan niat yang suci, lalu mohonlah kepadaNya keselamatan,
tipu daya dan bujuk rayu syaiton. Wahai anakku, Alloh lah yang menguasai dirimu
dengan penjagaan dan pemeliharaanNya
Bagian kelima belas: Harga diri, keperkasaan dan kehormatan
Kemuliaan jiwa adalah lebih baik dan lebih mulia dariapada
kemuliaan sebab harta. Diantara kemuliaan jiwa adalah: sikap sopan kepada orang-orang
meskipun engkau hidup miskin atau melarat, sikap memperlihatkan kebutuhanmu
kepada seseorang yang dekat denganmu sekalipun, sikap sabar dalam menghadapi
penderitaan hidup dengan kesabaran yang terpuji, sikap tidak mengadukan
kebutuhan selain kepada Tuhanmu
Bagian keenam belas: Ghibah, mengadu domba, dendam, hasud,
sombong, menipu
Wahai anakku! Jadilah engkau salim (berhati bersih) dari
keinginan untuk menyakiti, niscaya semua orang akan menyukai dan menyayangimu
Bagian ketujuh belas: Taubat, takut/cemas, pengharapan,
sabar serta syukur
Wahai anakku! Takutlah kepada Alloh dengan rasa takut yang
dapat menjadi pemisah (dinding) antara dirimu dengan perbuatan menyalahi
perintahNya. Dan janganlah engkau berputus harapan dengan rahmat Alloh. Bila
engkau terlanjur melakukan perbuatan dosa, maka mendekatlah kepada Alloh, baik
disaat sendirian maupun disaat berhadapan dengan orang lain dan mohonlah ampun
kepadaNya karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Bagian kedelapan belas: Keutamaan bekerja, usaha yang
disertai dengan tawakal dan zuhud
Wahai anakku! Pelajarilah ilmu pengetahuan untukmu, yang
kemudian engkau terapkan pada dirimu dan engkau ajarkan pada orang lain serta member
dorongan mereka untuk mengamalkannya. Pelajarilah ilmu pengetahuan agar engkau
dapat memperbaiki kehidupan dan jalan menuju temoat kembali. Janganlah engaku
memperlajari ilmu tetapi ilmu itu malah membelenggu lehermu, mengikat kakimu,
mempersempit ruang gerakmu serta menjadi pemisah antara dirimu dengan
kebahagiaan hidupmu
Bagian kesembilan belas: Ikhlas dalam berniat karena Alloh
Ta’ala dalam segala amal
Belajarlah (dalamilah) ilmu agama islam dengan niat agar
bisa mematuhi hokum-hukum Alloh, tentang halal haram sehingga engaku dapat
mengindari apa-apa yang diharamkan, karena Dia telah melarangmu dan engkau
dapat menjalankan apa-apa yang wajib karena sesungguhnya Alloh telah
memerintahkannmu untuk mengerjakannya
Bagian kedua puluh: Penutup wasiat-wasiat
Ya Alloh, curahkanlah rahmatMu kepada kami semua,
hindarkanlah diri kami dari segala kesulitan, wafatkanlah kami dalam keadaan
berpegang teguh pada iman yang sempurna dan berpegang teguh kepada Al Qur’an dan
sunah Rosul serta Engkau ridho kepada kami. Ya Alloh, curahlanlah ampunanMu
kepada kami, kepada kedua orang tua kami, guru0guru kami, teman seperjuangan
kami, baik yang sudah mendahului kami mapun yang masih hidup, serta curahkan
ampunanMu kepada seluruh kaum muslimin. Maha Suci Tuhanku yang memliki
keperkasaan dari apa yang mereka (kaum kafir) tuduhkan. Dan semoga
kesejahteraan dilimpahkan pada para Rosul dan segala puji hanya milik Alloh,
Tuhan seru sekalian alam. Aamiin…