Wednesday, December 2, 2015

0 Jangan khawatir, Kita punya Alloh

Alhamdulillah, masih diberi kesempatan bernafas oleh Alloh hingga di penghujung akhir tahun ini, bulan Desember yang indah. Mungkin bagi sebagian besar orang yang sibuk dengan aktivitasnya menantikan bulan ini sebagai bulan libur panjang, menerima bonus atau bulan yang akan dimanfaatkan untuk mengadakan acara tertentu. Alhamdulillah, tepat di awal bulan Desember di sore hari menuju maghrib saya mendapatkan teguran keras yang menguji seberapa besar niat saya di masa depan.


Maha Besar Alloh Sang Penggenggam jiwa setiap makhluk, Alloh Maha Membolak balikan hati manusia, sebagai hamba yang meyakini itu, saya menyerahkan segala sesuatu pada-Nya karena Alloh yang berhak atas takdir hidup seseorang. Usaha yang saya jalani dalam satu tahun ini saya lakukan semaksimal mungkin, namun untuk hasilnya saya pasrahkan pada Alloh yang Maha Tahu, saya mentawakalkan hasilnya. Disini saya tidak diam, saya memperjuangkan mimpi-mimpi saya, iya memang mimpi yang dibilang terlalu besar untuk ukuran gadis desa yang miskin ilmu seperti saya, gadis desa yang hidup ditengah kesederhanaan, anak kemarin sore yang belum memiliki apa-apa, orang lain hanya mentertawakan impian saya, sebagian dari mereka bilang saya tidak tahu diri, tapi yang saya yakini adalah, saya memiliki Alloh yang Maha Besar, saya memiliki Tuhan yang Sempurna, yang bisa menjadikan segala sesuatu bisa terjadi atas kehendakNya dalam hitungan detik, saya punya Alloh.

Saya bisa terus hidup seperti ini karena saya punya mimpi, mimpi ingin bertemu dengan Alloh, berkumpul bersama Rosul dan para sahabatnya kelak di akhirat, mimpi menjadi anak yang berbakti pada orang tua, mimpi menjadi istri yang solehah untuk suami, menjadi ibu terbaik bagi anak-anak saya nantinya, bermanfaat bagi lingkungan sekitar, mimpi mencerdaskan bangsa, mimpi membangun Indonesia dan masih banyak mimpi-mimpi saya lainnya.

Dan saya hanya bisa berdoa

"Yaa Alloh, berilah kekuatan untuk mengubah sesuatu yang bisa aku ubah. Berikanlah aku kesabaran pada sesuatu yang tidak bisa aku ubah. Beri aku kebijaksanaan untuk membedakan antara keduanya."

Semoga Alloh bisa membukakan fikiran siapa saja yang memandang ini sebagai hal kecil, membuka hati orang-orang terdekat agar akhirnya memahami apa yang yang sebenarnya sedang saya lakukan dan apa yang menjadi tujuan hidup saya, saya lakukan demi kebahagiaan mereka, bukan semata-mata keegoisan ataupun keinginan pribadi.

Alloh begitu sayang pada saya, Ia menginginkan saya naik kelas dengan dihadapkan pada persoalan seperti ini. Saya tidak ingin menyerah, biarlah orang lain memandang saya seperti pemimpi yang tak tahu diri. Selama ini saya menikmati proses demi proses, mungkin saja saat yang paling sulit yang sedang saya hadapi sekarang adalah proses yang sedikit lagi mengantarkan saya pada kesuksesan, siapa tahu?

Dan lagi-lagi, obat itu bernama ikhlas,

Wallohualam bishowab….

Thursday, November 26, 2015

0 Cara Membuat Surat Keterangan Bebas Narkoba dan Bebas TB LPDP

Hari-hari yang cukup menyita waktu saat memutuskan diri untuk mendaftar Beasiswa LPDP, tulisan kali ini bukan untuk membahas mengenai beasiswanya namun lebih memberikan informasi mengenai pembuatan Surat Keterangan Bebas TB dan Surat Keterangan Bebas Narkoba dari rumah sakit pemerintah yang merupakan salah satu persyaratan baru dalam LPDP. Berdasarkan pengalaman pribadi yang sedikit bingung untuk membuat dua surat sakti ini, serta minimnya informasi yang ada di internet menyebabkan saya berinisiatif membahasnya.

Penampakan kedua surat sakti
Baiklah tanpa banyak basa-basi, yang pertama harus diperhatikan adalah menentukan Rumah Sakit mana yang akan dituju dan pastikan kondisi kita memang sedang fit, ga lucu kan kita berencana minta surat keterangan sehat tapi kondisi badannya sendiri sedang sakit. Kedua surat ini bisa langsung dibuat dalam waktu yang bersamaan (maksudnya dihari yang sama), kebetulan saya membuatnya di RSUD 45 Kuningan, Jawa Barat. Hal pertama yang membuat saya kaget adalah saat melihat bangunan rumah sakit yang sudah berubah berapa ratus derajat, karena terakhir saya kesini entah tahun berapa dan memang penataan ruangannya sudah lebih baik lagi sehingga bingung mencari lokasi registrasinya. Yang menjadi kunci utama dalam pembuatan surat ini adalah mendatangi meja registrasi yang sudah dipenuhi banyak pasien, karena saya pasien normal (bukan pengguna BPJS) maka meja antreanpun tidak begitu panjang. Saat ditanya mau ke poli mana, jawab saja mau membuat dua surat tersebut dan akhirnya diarahkan pada poli paru untuk surat bebas TB dan ke Lab untuk surat bebas narkoba.

Surat Keterangan Bebas TB

Di poli ini kita akan dipertemukan dengan banyak pasien yang sudah berusia senja(lah ko senja). Sepagi apa saya datang ke rumah sakit, tetap saja ada yang lebih pagi dari saya yang tiba di sekitar jam 8 kurang. Lumayan lah karena sudah terbiasa menunggu, akhirnya saya menikmati aktivitas sambil memperhatikan orang-orang sekitar. Dan akhirnya nama saya dipanggil untuk masuk ruangan dan saya sudah pegang KIR dokternya dengan diisi sendiri(males banget si petugasnya sampe harus pasien yang isi), lalu di periksa darah serta berat badan(anggap saja timbangan rumah sakit sedang rusak, karena 4hari lalu saya timbang di apotek BB saya 45, tapi timbangan rumah sakit menunjukan di angka 48), dan diarahkan untuk kebagian rontgen dan Lab.

Apa yang dilakukan di ruang Rontgen?
Setelah mendapat surat rujukan dan harus membayar di kasir, datanglah saya ke bagian rontgen untuk foto cantik. Prosenya tidak lama, tapi antrenya yang lumayan lama. Rontgen ini namanya Thorax yang bertujuan untuk mengetahui keadaan paru-paru lebih dalam. Foto yang memakan waktu kurang dari satu menit ini bisa diambil hasil akhirnya sekitar tiga hari kerja, namun hasil sementara bisa dipinjam untuk memastikan ke dokter paru secara garis besarnya saja. Menunggu kurang lebih satu jam untuk mendapatkan hasil sementara dan saya balik lagi ke dokter paru.

Apa yang dilakukan di Lab?
Selain rontgen, saya juga diharuskan periksa dahak yang terbagi menjadi tiga wadah, dahak hari ini, besok pagi saat baru bangun dan jam 8 pagi sebelum mengantarkan ke rumah sakit. Dahak yang saya hasilkan hanya sedikit karena memang sedang tidak batuk. Oya, di Lab ini kita antre beberapa kali, pertama untuk dipanggil dan mendapatkan kwitansi yang harus dibayar di kasir, kedua setelah dari kasir menunggu antrean perintah dokternya, ketiga menyerahkan hasil yang sudah terisi. Jadi untuk mengurus dahak, esok harinya saya harus balik lagi ke Lab untuk memberikan dua hasil dahak selanjutnya.

Setelah keduanya terkumpul?
Ya, di hari itu setelah mengikuti perintah, saya balik lagi ke poli paru untuk laporan dan memberikan hasil rontgen sementara. Saya betul-betul kaget saat dokter membaca hasil rontgen itu bahwa dibagian tulang saya ada sedikit sumbatan air, ah entahlah saya tidak paham karena saya tidak pernah merasakan keluhan apapun selama ini. Inilah salah satu hal yang membuat saya malas ke dokter, karena pada akhirnya saya kefikiran ucapan dokter, lebih baik saya tidak tahu apa-apa daripada kedepannya hari-hari saya dihantui dengan rasa cemas. Yasudah, setelah beres laporan, saya diharuskan menebus obat(sebetulnya bukan obat, semacam antibiotik) di apotek tempatnya beliau buka praktek. Hasil surat keterangan ini bisa saya dapatkan saat hasil rontgen dan dahak sudah selesai, yaitu di hari selasa, karena saya kesana di hari kamis.

Lalu, bagaimana dengan Surat Keterangan Bebas Narkoba?

Lagi-lagi saya harus bolak-balik ke Lab untuk mengikuti prosedur yang seperti sebelumnya saya jalani, yaitu mendapatkan kwitansi, membayar ke kasir dan menunggu lagi untuk diperiksa. Ini satu moment krusial dimana kondisi Lab yang sempit namun pasien yang berjubel membuat ruang gerak sempit dan seperti biasa, karena banyak yang tidak mendapat tempat duduk akhirnya banyak pasien yang berdiri di depan pintu Lab sehingga mengurangi volume suara si Ibu yang memanggil antrean(karena tidak menggunakan speaker). Tiba saatnya giliran saya untuk periksa darah, di ambil sampel darah dan diberi wadah air pipis untuk diperiksa, saya juga diminta KTP untuk mengisi data diri. Semua saya lakukan dengan terpaksa senang hati. Alhamdulillah untuk surat keterangan ini bisa saya terima hasilnya kurang lebih dua jam setelah diperiksa. Dan apa hasilnya? Pastinya saya bebas dari narkoba.

Apa yang dilakukan selanjutnya?
Jam delapan pagi di hari selasa, saya kembali ke rumah sakit dan kembali registrasi untuk ke poli paru (padahal hanya ambil hasil saja, tapi harus tetap registrasi dan bayar Rp.60.000,- lagi), saya ambil hasil rontgen dan langsung menuju poli paru. Lagi-lagi menunggu sekitardua jam karena dokternya belum datang dan saya juga mengambil hasil dahak dari lab. Alhamdulillah setelah proses yang menguras dompet sedemikian panjang, selembar kertas ditandatangani oleh Pak Dokter dan hasilnya saya bebas TB. Kertas ini kecil, ukuran setengahnya dari kertas A4, tapi ya inilah surat sakti yang didapat dengan proses cukup lama.

Berapa biaya yang dikeluarkan?
Saya lupa detailnya berapa, ini kalo gasalah saya ingat-ingat yah perkiraan detailnya, sbb:
  • Registrasi 2x                                       @60.000                =             120.000
  • Rontgen                                                                             =              60.000
  • Periksa dahak                                                                    =               30.000
  • Tebus antibiotic                                                                 =               90.000
  • Surat Ket. Bebas Narkoba                                                 =             185.000
Lain-lain biaya apalagi saya lupa, yang jelas saya menghabiskan sekitar Rp.550.000,- untuk membuat kedua surat sakti ini.

Sedikit saran yang diberikan adalah:
  • Datang sepagi mungkin (bukan berardi bada subuh langsung berangkat ya, hehehe) untuk menghindari antrean panjang
  • Meletakan kesabaran yang tinggi karena prosedur yang cukup ribet dan membiasakan diri menunggu
  • Gunakan alas kaki yang nyaman karena kita akan disuruh kesana-kemari untuk memenuhi maunya dokter
  • Gunakan masker untuk menghindari virus rumah sakit yang bisa bertebaran dimanapun
  • Pastikan ada kuota internet untuk menghindari kebosanan menunggu dengan membuka informasi-informasi penting
  • Harus siap mental, ya namanya juga di rumah sakit pemerintah, wajar saja kita dibentak-bentak petugas, dijutekin dan dibuat seolah menjadi orang yang tidak tahu apa-apa(bukan rahasia umum)
  • Pastikan bawa uang yah
Sekian informasi yangbisa diberikan, mudah-mudahan bermanfaat dan bisa memberikan sedikit gambaran mengenai pembuatan surat ini.


Wednesday, November 25, 2015

0 Belajar IELTS mandiri? BISA (Part 2)

Alhamdulillah masih bisa melanjutkan artikel sebelumnya, meskipun jeda nulis hampir dua bulan tapi gapapa ya, yang penting infonya sampai pada pembaca, sambil harus inget-inget deh pas lagi test nya nih(padahal mengingat masalalu adalah hal yang tidak disukai, ahhahaa).

Okelah dimulai dengan hal yang harus diperhatikan menjelang test IELTS tiba, deg-degan pastinya apalagi kalau kita mendaftar jauh-jauh hari. Kalender yang ada dikamar tentunya penuh dengan lingkaran yang menuju pada hari-H (udah kaya nungguin acara nikahan aja yah). Kebetulan saya mendaftar test di British Council dan Bandung sebagai lokasi testnya, kenapa saya pilih di British Council? Karena saya banyak belajar dari lembaga ini dan sebagai ucapan terimakasih telah menyediakan banyak bahan belajar, termasuk les online gratis (padahal aslinya karena harganya murah dan stabil, tidak seperti tempat lain yang mengikuti Kurs Dollar). Dengan biaya Rp.2.460.000,- kita mendapatkan test yang diadakan di Hotel Grand Serela Bandung, alat tulis, air putih dan tentunya mendapat banyak jodoh teman.

Pada H-1 dan H-2 biarkanlah otak kita dimanjakan dengan hiburan, jangan sampai terus-terusan dibawa belajar, karena yang ada nantinya malah mental. Dan pada saatnya tiba, lakukan hal-hal biasa seperti mandi, sikat gigi, sarapan, dan pakai wewangian(siapa tau bisa menghipnotis pengawas, haha) dan pastikan datang pagi yah, maksimal satu jam sebelum test untuk verivikasi dokumen dan foto. Alhamdulillah, Alloh menghadirkan abang gojek yang ada kapanpun dan dimanapun saat saya butuh, ia mengantarkan sampai depan pintu hotel dan tentunya dengan tariff 10ribu saja, yang saya dapat bukan hanya layanan antar, namun juga mendapatkan doa yang tulus dari si abangnya halah apaan si.

Untuk menghindari rasa deg-degan dan melatih rongga mulut kita agar terus bergerak, tidak ada salahnya untuk memulai percakapan dengan peserta yang lain. Memang si, kondisi saat itu ada yang sibuk dengan buka-buka buku, ada yang wajahnya penuh harap dan cemas, ada juga yang pura-pura sibuk buka hp padahal ga ada sms/wa/pesan lainnya(maksudnya saya). Akhirnya saya buka obrolan dengan mereka, eh ternyata gara-gara ngobrol gini sempat nyali saya rada ciut, karena mereka orang-orang kece, ada ibu dosen B.Inggris, Bapak Guru B.Inggris, anak Magister yang ambil kursus berkali-kali, huffffttt akumah apa atuh, Cuma anak si Mamah sama si Bapa yang paling syantiq. Anggap saja obrolan dengan mereka adalah pelecut semangat, bukan untuk mengendurkan niat. Dengdeeeng, tiba saatnya isi buku registrasi dan foto, disini saya seperti menjadi orang paling malu deh, pas mau ambil foto, dengan PD-nya saya membuka bibir selebar mungkin dan memasang senyum tercantik, namun apalah daya, harapannya si bisa menyihir para pemberi nilai eh nyatanya saya malah diomelin, “Mbak maaf, gaboleh senyum ya, wajahnya biasa aja.” Duh, perasaan seketika itu hancur lebur dan malu, hahahahaha.

Dilanjut pada saat test yah, di ruangan besar yang berisi sekitar 60 orang yang tidak diperbolehkan membawa apapun(asal bawa diri dan niat), termasuk tidak boleh menggunakan jam tangan, padahal pada saat latihan biasanya saya pakai jam tangan untuk mengukur waktu dan mengira-ngiranya, tapi aturan tidak boleh dilanggar. Hampir tiga jam dalam ruangan Alhamdulillah semua berjalan lancar dan meskipun saya menghindari menyentuh air minum, tetap saja hasrat ingin pipis selalu ada. Mau tidak mau harus ditahan, bisa saja keluar tapi dengan resiko waktu kita berkurang untuk mengerjakan soal. Akhirnya, waktu menunjukan tepat jam 12 siang dan speaking test saya mendapat giliran jam 6.20pm, lumayan lah waktu yang cukup panjang untuk menghela nafas dan melupakan apa yang telah terjadi. Bisa dibayangkan, setelah maghrib adalah jam genting dimana biasanya anak muda sudah keluar rumah untuk malam mingguan namun saya harus berjibaku dengan si abah bule, kurang lebih 15 menit test nya, ditambah beberpa menit ada obrolan kosong dengan beliau, dan tadaaaaaaaa akhirnya hari ini dilalui dengan indah, finally I’m breathing freely. Hahaha.

Jadi sekiranya tips simple yang bisa saya berikan adalah:

“Jangan menganggap IELTS suatu test yang mahal dan mengerikan, karena itu akan menjadi beban tersendiri sekiranya gagal mendapat nilai yang diinginkan. Anggap saja IELTS itu bagian dari proses belajar, jadi sekalipun kita gagal, masih ada kesempatan lain yang bisa digunakan dan semoga kita diberikan rezeki yang lain untuk mengambil test dilain waktu dengan persiapan dan pengalaman yang lebih matang, karena lagi-lagi proses adalah hal yang paling penting.” (so bijak)


Oya mungkin ada beberpa yang bertanya, jadi intinya dapet overall score berapa? Jawab saja, Alhamdulillah pas-pasan dan masih harus ditingkatkan lagi. Tapi setidaknya dengan hasil yang didapat dengan belajar sendiri dari nol sudah bisa membuat saya banyak bersyukur, Alhamdulillah dengan nilai ini saya bisa mendapatkan Unconditional LoA. Hingga saat ini dan detik ini, saya masih harus belajar banyak dan terus mencintai IELTS, tapi sebesar apapun saya menjatuh cintakan diri pada IELTS, tidak akan mengurangi rasa cinta ini ke kamu, karena IELTS adalah media dari Alloh yang telah menyatukan kita #eeeeeaaaaaaaaa……. Sekian ya sahabat, sampai ketemu di tulisan berikutnya.



Thursday, September 24, 2015

0 Belajar IELTS mandiri? BISA (Part 1)

Tulisan ini adalah jawaban nazar saya setelah berbulan-bulan menggeluti dan berjibaku dengan IELTS, akhirnya setelah menerima hasilnya di tangan, saatnnya mengevaluasi diri dan sedikit berbagi kepada sahabat mengenai pengalaman ini. Semakin kesini, IELTS semakin menjadi primadona bagi mereka yang ingin meraih mimpinya ke luar negeri, terutama ke Eropa atau Australia yang mengedepankan test ini sebagai ukuran kemampuan bahasa Inggris seseorang, baik untuk melanjutkan sekolah, berkarier professional atau untuk pindah kewarganegaraan. Dalam tulisan ini saya tidak akan banyak membahas mengenai mekanismenya, namun misi saya dalam coretan kali ini untuk mendorong sahabat semua agar tidak ragu mengambil test IELTS tanpa memikirkan besarnya biaya untuk kursus persiapan khususnya bagi kalian yang mempunyai bahasa Inggris pas-pasan seperti saya.

Kertas Cambridge 1-9, kalender dan booklet
Ingin keluar negeri tapi ga suka bahasa Inggris? Ya harus suka! Ingin sekolah di negara berbahasa Ibu bahasa Inggris tapi baru mau belajar bahasanya sekarang? Ya belajar! Mau ke Inggris tapi ngomongnya aja belum bisa? Yaudah belajar dulu sana ke kampung Inggris, hehehe. Ya pilihan tepat bagi sahabat yang ingin mengasah kemampuan dari nol, dengan pondasi utamanya yaitu mencintai bahasa Inggris, karena kalau sudah cinta ya apapun akan dilakukan. Hal ini pula yang mengantarkan saya akhirnya mau tidak mau belajar grammar dari bada subuh sampai menjelang magrib sebulan penuh. Karena jujur, di masa lalu saya sangat benci dengan bahasa Inggris namun kebencian ini menjadikan suka yang cukup dalam (benar ungkapan benci jadi cinta, jangan terlalu besar membenci nanti ujungnya melabuhkan cinta yang dalam). Ahhh sudah skip dulu bahas cintanya.

Bagi saya pribadi, IELTS adalah test yang berperikemanusiaan dan betul-betul memaksa kita untuk belajar banyak hal, belajar artinya ketulusan, kesabaran, keikhlasan, memahami satu sama lain, mengontrol emosi, fokus pada tujuan, tidak pantang menyerah, belajar saling menyayangi. Bagi mereka yang memang sudah mempunyai basic bahasa Inggris yang kuat akan lebih mudah dibanding dengan yang baru belajar seperti saya. Guru saya bilang, untuk belajar memahami bahasa, butuh waktu sekitar 6 bulan. Saya belajar bahasa Inggris secara konsisten di bulan Januari 2015, berkenalan dengan IELTS bulan Maret dan test nya di akhir Agustus. Dikatakan singkat? Tidak juga. Ini periode yang lama dan membosankan. Namun demi tercapainya cita-cita ya harus mengorbankan banyak hal, toh yang dikorbankan juga manfaatnya sangat banyak. Baiklah, dibawah ini saya ceritakan pengalaman dibagi dari segi waktunya:

Januari-Mei 2015

Sekitar 4,5 bulan saya mulai mencintai bahasa Inggris dengan belajar di Kampung Inggris Pare, Kediri. Yang niat awalnya hanya 2 bulan disini dan untuk persiapan Toefl ITP, akhirnya melenceng pada IELTS, kenapa? Karena lingkungan dan wawasan yang merubah pola fikir. Bulan pertama saya digembleng dengan grammar, bisa dinobatkan sebagai siswi ter-rajin karena tekad saya tidak boleh bolos, sekalipun pertemuan sehari adalah 5x dengan durasi 1,5 jam dari jam 5.30am-5.30pm, bisa kebayang kan jenuhnya seperti apa? Bulan kedua saya lebih banyak belajar sendiri dengan mendalami materi-materi yang sudah dipelajari serta mengambil speaking dan pronunciation class untuk mengasah kemampuan berbicara saya yang ada di salah satu komponen test IELTS. Beruntung saya tinggal di Camp yang dibangun atas dasar kekeluargaan, belajar jauh dari orang tua ya rasanya belajar seperti di rumah, pagi-pagi bisa masak, siang buat cemilan, sore atau malam lanjut masak. (Karena kebutuhan saya bukan hanya persiapan bahasa Inggris yang matang, melainkan juga persiapan menjadi seorang Ibu rumah tangga, hahaha). Bulan ketiga saya mengambil kelas academic writing, namun kurang efektif karena kelasnya penuh sesak dengan udara yang kurang di ruangan itu, ditambah lagi dengan jam belajar di siang hari bolong jam 2.30pm dan selepas Maghrib, alhasil saya sering bolos dan lebih mendalami aktivitas memasak di camp, terimakasih FASTER ENGLISH. Bulan keempat di minggu kedua saya mengambil salah satu kelas IELTS preparation dengan durasi kelasnya 6 jam perhari(per dua minggu). Hasilnya? Lumayan lah buat nambah temen. Bulan terakhir saatnya LIBURAN……naik-naik ke puncak gunung……

Mei-Agustus 2015

Saya memutuskan untuk pulang ke rumah dengan segala perbekalan materi yang dirasa cukup, karena saya tipe orang yang ternyata lebih fokus tanpa banyak gangguan dari luar. Belajar sendiri dengan metode yang saya buat, rencana belajar yang jelas dan materi yang sesuai dengan kebutuhan. Berbekal hasil print buku cambrige 1-9, yang setiap bukunya terdiri dari 4 test dan sudah dilengkapi audionya untuk listening. Alhamdulillah ini sangat membantu, karena saya tidak satupun membeli buku(seperti banyak rekomendasi bukunya Barron’s). Yang saya butuhkan saat itu adalah memperbanyak latihan, karena dengan membiasakan diri mengikuti prosedur real test, nantinya tidak akan kaget dan sudah terbiasa. IELTS bukan sekedar menguasai bahasa dan teori, hal penting lain yang harus diperhatikan adalah pengelolaan waktu dan emosi. Berikut saya jabarkan tips untuk menyelesaikan 9 buku Cambridge secara mandiri ya:
  • 1 buku Cambridge dihabiskan dalam 10 hari, jadi setiap 2 hari sekali saya harus menyelesaikan 1 test. Bisa digunakan untuk mengerjakan soal dan juga evaluasinya. Jika 2x4=8, maka dalam periode tersebut saya mempunyai waktu libur 2 hari, setidaknya untuk menghela nafas atau sekedar sepedahan di belakang rumah.
  • Dalam 1 hari harus komitmen minimal 5 jam belajar, jika sedang rajin-rajinnya, bisa sampai 10 jam loh, karena mood yang sedang bagus perlu dimanfaatkan. 5 jam yang dimaksud dipecah menjadi beberapa bagian, tergantung kondisi otak dan kondisi hati tentunya.
  • Kadang, jika dalam 1 hari kita tidak bisa belajar mencapai 5 jam, bisa digantikan pada hari libur (dicicil seperti bayar hutang). Kondisi belajar yang terus-menerus bukannya membebani, malah semakin memotivasi diri sendiri. Saking lebaynya, sehari tanpa belajar rasanya ada yang kurang, semacam kecanduan belajar.
  • Semua buku Cambridge tentunya dalam bentuk hasil print agar mudah dicoret-coret. Saat sudah mencapai cambrige 7,8,9, saya membiasakan diri mengisi jawaban di lembar jawaban IELTS dengan penggunaan waktu yang disamakan. Pagi hari jam 9 pas, saya sudah harus nongkrong depan laptop selama 3 jam non-stop, kunci kamar agar tidak ada gangguan.

Sedikit gambaran diatas untuk menyelesaikan buku yang membuat kepala kelimpungan. Adapun tips-tips simple ala “Riska” untuk memudahkan mempelajari setiap komponen IELTSnya, sbb:
  • Listening, adalah test pertama kali dengan memakan waktu sekitar 30 menit untuk mendengarkan dan 10 menit untuk memindahkan jawaban. Sebagian besar yang digunakan dalam percakapan IELTS adalah british accent ditambah dengan Australian accent. Sekali lagi saya beruntung sekali pernah tinggal di FASTER ENGLISH Pare yang teachernya mengajarkan saya accent ini dan setiap listening dan film yang diberikan beraccent british. Saya juga sering membuka web belajar dari British Council, lengkap selengkap-lengkapnya mengenai banyak hal tentang Listening IELTS berikut dengan contoh soal, jawaban dan audionya bisa di download secara Cuma-Cuma. Dalam latihan, biasanya evaluasi yang saya lakukan yaitu melihat skrip sambil mendengarkan soal, karena cepatnya percakapan terkadang kita kehilangan konsentrasi dan kata-kata.
  • Reading, adalah hal yang membuat saya ngantuk. Tapi, reading di IELTS ini membuat penasaran karena kosa kata yang digunakan kebanyakannya synonym. Jadi cara yang biasa saya gunakan yaitu menandai kata-kata yang sulit di passage soal cambrige, lalu diterjemahkan satu persatu. Hal ini memakan waktu yang lama, karena bukan hanya menerjemahkannya tapi harus memahaminya. Metode hafalan vocabulary perlu dihindarkan, karena ini hanya membuat kita ingat saat itu saja, yang lebih penting adalah pemahaman dan penerapannya pada kalimat lain. Evaluasi pada soal Cambridge di setiap jenis soal reading juga perlu diperhatikan, setelah kita menyelesaikan soal (untuk latihan biasa, 20 menit untuk 1 passage. Saat itu juga langsung diperiksa dan di analisis jawabannya, dengan menganalisis secara detail kita secara tidak sadar banyak belajar dan tentunya perlu spidol warna-warni untuk menggaris bawahi jawaban yang berbeda. Untuk simulasi real test ya harus menyelesaikannya dalam 1 jam untuk 3 passages).
  • Writing, untuk komponen ini kita perlu memadukan kemampuan berfikir kritis dalam menanggapi soal, menulis dengan tekanan waktu dan pintar membaca soal. Tugas utamanya adalah memahami setiap soal baik dari task 1 maupun task 2. Butuh waktu yang cukup lama agar kita bisa menguasai semuanya, dalam task 1 saja terbagi beberapa jenis soal yang tentunya penanggapannya juga berbeda, meskipun hanya 30% penilaiannya, tapi kita juga perlu memberikan perhatian pada task ini. Ditambah lagi perlu banyaknya pengetahuan mengenai kata-kata yang biasa digunakan untuk bridge, connector, ah pokoknya banyak deh, juga perlu penguasaan vocab yang berbeda. Tapi ya jangan terlalu difikirkan, jalani saja yang ada yang kita bisa. Yang penting mah soalnya keisi, nyambung dan waktu mengerjakannya cukup. Untuk task 2, lagi-lagi jenis soal harus kita ketahui semuanya. Mudah-mudahan di artikel lain bisa saya spesifikasikan ya, materinya saya dapat dari kursus online British Council.
  • Speaking, part terakhir yang paling singkat waktunya. Bagi para extrovert, bukan hal yang sulit saat harus ngobrol dengan orang yang baru dikenal, apalagi orang asing. Tapi bagi orang pendiam, membangun suasana untuk 2 orang di ruangan sepertinya agak sulit, sekalipun kita punya pengetahuan luas untuk menjawab soal, namun cara penyampaian kita yang kurang menarik akan membawa test ini menjadi kaku. Lakukan saja senatural mungkin, mau berbohong juga gapapa karena penilaiannya bukan terletak pada seberapa berbobotnya pengetahuan yang kita miliki.

Duh tidak terasa sudah 3 lembar di ms.word saya, terlalu panjang…. Disambung di artikel selanjutnya ya mengenai pengalaman test dan juga tips lain untuk belajar mandiri.

Sunday, June 21, 2015

2 Instagram Mendongkrak Popularitas Telaga Biru

Sosial media memberikan banyak dampak baik negatif maupun positif, tergantung bijaknya kita sebagai pengguna. Dengan perkembangan zaman yang begitu cepat, informasi yang tersampaikan juga semakin cepat tersebar, salah satunya adalah instagram. Hampir 5 bulan saya tidak ada di rumah dan pada saat membuka twitter, ada salah seorang teman yang mengupload fotonya dengan hashtag #TelagaBiru #Kuningan di instagram. Saya bukanlah pengguna aktif instagram, hanya punya namun jarang dibuka (asal syarat menjadi anaj gaul zaman sekarang “katanya”). Ya, saking penasarannya saya mencari tahu mengenai lokasi itu dan akhirnya bisa terealisasi hari sehari sebelum Ramdahan.

Indahnya pemandangan meskipun diambil dengan kamera hp :(
Tempat itu bernama Situ Cicerem (namanya tidak diselipkan “u” ditengah seperti kebiasaan orang sunda kebanyakan bilang “ciceureum”, ini tanpa “u” jadi pembacaannya mengikuti tulisan ya) berlokasi di Desa Kaduela Kec. Pasawahan Kabupaten Kuningan. Destinasi ini sudah ada sejak dulu, namun baru diminati sekitar 1 tahun terakhir. Karena apa? Objek foto disini cukup bagus, lokasi yang menawarkan pemandangan telaga yang airnya berwarna biru memberikan kesan unik, karena yang biasa kita temui adalah telaga dengan air coklat(bercampur lumpur), hijau(yang sudah banyak lumutnya), atau bening. Ditambah lagi lokasinya yang berada tepat dibawah kaki Gunung Ciremai memberikan sensasi kesejukan.

Karcis masuk yang ditawarkan tidak lebih mahal dari harga es cendol, yakni hanya Rp.2.000,- Telaga ini dikelola oleh Karang taruna Janggala Manik, akan lain ceritanya jika sudah dikelola oleh pihak Taman nasional Gunung Ciremai. Memang fasilitasnya sendiri belum cukup memadai, karena masih dalam proses pembenahan, namun daya tarik wisatawan yang sudah menyadari adanya lokasi ini akan semakin memotivasi pengelola untuk terus memberikan pelayanan dan fasilitas yang lebih baik.

Bukan hanya terdapat sebuah telaga yang unik, namun diatasnya terdapat lokasi perkemahan yang cocok digunakan untuk acara sekolah ataupun sekedar mendekatkan diri dengan alam. Yang disayangkan adalah banyaknya pasangan muda-mudi yang memanfaatkan tempat ini sebagai lokasi “mojok”. Di area perkemahan, setiap sudutnya terdapat pasangan. Da akumah apa atuh,hanya bisa menyaksikan pemandangan ini dengan harapan kedepannya bisa menjadi lokasi yang semestinya. 

Muda-mudi lain yang banyak saya temui adalah kumpulan mahasiswa-mahasiswi(mungkin mereka membentuk Geng) yang sedang asyik mengambil gambar disudut manapun, ada yang berdiri di atas batu dengan gaya yang sama namun beberapa kali jepretan, ada yang memanfaatkan SLRnya dengan mengambil spot terbaik, ada yang selfie karena datang kesana sendiri, ada yang wefie karena datangnya beramai-ramai, bahkan adapula yang meminta foto-in ke orang lain karena tidak mempunyai tongsis,disadari atau tidak, ini adalah tuntutan zaman yang mengaharuskan kita mengambil banyak foto dengan berbagai ekspresi dan digabungkan dalam 1 foto untuk memenuhi foto di instagram, path, atau sosial media lainnya.

Keindahan air dan wajah yang difoto mungkin sama indahnya
Menjelang libur lebaran beberapa hari lagi, prediksi saya lokasi ini akan dibanjiri wisatawan yang berasal dari wilayah 3 Cirebon, yang kemungkinan akan didominasi oleh pasangan-pasangan muda-mudi maupun oleh keluarga untuk sekedar menggelar tikar dan membawa makanan dari rumah sambil menikmati pemandangan. Tak jauh dari lokasi ini, sekitar 5 menit, bisa mengambil kiri jalan dan area hutan Taman Nasional Gunung Ciremai dengan jalan yang sudah bagus, berkelok-kelok dan akan menjumpai  Telaga Remis, objek wisata yang sudah terkenal jauh sebelum Objek ini.

Aktifitas yang bisa dilakukan selain menikmati suasana dan mengambil gambar, tidak termasuk pacaran adalah berenang, karena airnya yang jernih dan telaganya tidak terlalu dalam, ditambah lagi ikan-ikan yang terus menggoda wisatawan untuk menemaninya berenang. Jika kita mempunyai rezeki berlebih, tidak ada salahnya memberi makan ikan ya, Inshaa Alloh kebaikannya akan dibalas oleh Alloh.

Salah satu contoh tuntutan sosial media
Dengan begitu mudahnya informasi destinasi wisata tersebar, menjadi angin segar bagi pariwisata Kabupaten Kuningan untuk terus mengembangkan potensi wisata yang ada.

Selamat berkunjung dan upload foto terbaiknya.

0 Arti Rindu Sesungguhnya

Seorang sahabat yang peduli atas perasaan yang sedang kualami saat itu, memberikan sebuah Novel dipenghujung kebersamaan kita. Ya, saat aku memutuskan untuk pulang, meninggalkan ia di tempat belajar itu, perempuan lembut itu bernama IDEW. Sosok yang banyak menegurku lewat aktivitas sehari-harinya. Betapa tidak? Setiap hari ia berkomunikasi dengan orang tuanya yang jauh disana, menelepon atau ditelepon, di sms atau me-sms(entah cara menulisnya gimana), disetiap waktu senggangnya ia habiskan untuk bercengkrama dengan orang tua, ini membuatku iri! Aku yang hanya bisa menghubungi orang tua disaat libur tiba, karena kendala signal dan memang rasa cengengku yang terus menitikan airmata saat aku harus menelepon, apalagi dengan Bapak. Satu pertanyaan terkuak, apakah kurangnya intensitas hubunganku dengan orang tua yang menyebabkan ini?

Kembali pada bahasan novel, pertama kalinya sepanjang hidup ini saya membaca novel. Iya dulu tidak ada ketertarikan sama sekali, melihat wujudnya yang tebal saja sudah menumbuhkan rasa malas membaca, ditambah dengan isinya yang datar dan tak bergambar. Kubuka hadiah ini di kereta dengan kertas kado warna abu berbalut gambar-gambar rumah dan tadaaaa…. Isinya adalah novel Rindu-nya Tere Liye. Awal membaca sepanjang jalan di kereta malam dengan terkantuk-kantuk, oya kereta ini, aku teringat sesuatu lagi. Ah sudahlah.

Dan sekian lama akhirnya aku mengkhatamkan novel ini, singkat cerita akhirnya aku mendapatkan apa yang aku tanyakan selama ini. Apa?

Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami?

Apa yang kita miliki di dunia ini? Semuanya milik Alloh, Sang Pencipta, Penggenggam Hati setiap manusia, kita tidak memiliki apa-apa, sekalipun orang tua, pasti akan kembali padaNya, itu hanya fana, hanya sementara dan hanya titipan. Pantaskah kita merasa tinggi hati? Kelak saudara-saudara, sahabat kita akan meninggalkan kita, menghadap kembali padaNya. Kelak anak-anak kita juga sama, atau bahkan pasangan kita. Semua milik Alloh. Ikhlaskan kepada pemilik sesungguhnya, kita tidak berhak.

Apakah arti kehilangan, ketika kita sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan?

Saat kehilangan sesuatu atau bahkan seseorang, memang itu menyakitkan. Tapi harusnya berfikir dari sisi yang berbeda, kehilangan akan membawa dampak baikkah kepada kita? Dengan kehilangan, kita menemukan banyak hal. Kehilangan seseorang menjadikan kita menemukan orang lain, kehilangan barang membuat kita bisa mendapatkan barang lain. Iya itu hakikatnya, namun, resiko yang dihadapi adalah kita juga akan kehilangan banyak saat menemukan, kehilangan apa? Kehilangan yang seharusnya tidak menjadi hak kita. Ya, kalimatnya begitu complicated.

Apalah arti cinta,Ketika saat kita menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kita patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?

Bicara cinta, kembali lagi pada hal yang tak terhingga. Cinta bisa mendidik seseorang menjadi lebih baik, atau bahkan sebaliknya. Cinta bisa membuat bahagia ataupun merana. Cinta, begitu luas maknanya. Cinta yang dirasakan sesame manusia terkadang membawa luka, jika dikatakan “cinta tak harus memiliki”, apa itu indah? Kita mencintai seseorang namun tak bisa memiliknya, hanya bisa mencintainya dari jauh dan membawanya dalam doa-doa indah. Bukankah cinta itu tidak menyakiti? Bukankah cinta itu tidak membiarkan air mata menetes? Bukankah cinta itu suci? Bukanhkah cinta itu tidak menuntut apapun? Tugas kita adalah memahami apa arti cinta sesungguhnya.

Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.

Melupakan itu menyakitkan, jika kita terus mengingatnya. Rindu juga menyakitkan, jika yang dirindukan tidak kembali merindukan kita. Semakin melupakan, semakin merindukan! Kaitan keduanya begitu besar, melupakan dan merindukan mengajarkan kita untuk bersabar, bahkan ikhlas. Jadi, lebih baik melupakan atau merindukan?

Yap, banyak pembahasan menarik yang bisa diperluas. Seperti halnya cinta, apakah cinta sejati itu? Dalam kasusku ini adalah melepaskan, semakin sejati perasaan ini, semakin tulus aku harus melepaskannya. Misalnya anak kecil yang menghanyutkan botol di lautan, dilepas dengan suka cita. Sempat aku bertanya-tanya? Kenapa harus dilepaskan? Padahal aku ingin memilikinya, saat itu pula jawaban itu datang. Ini adalah rumus terbalik yang tidak pernah dipahami para pencinta. Lepaskanlah! Jika esok lusa itu adalah cinta sejatiku, pasti akan kembali dengan cara mengagumkan, percaya bahwa ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita.

Terkadang aku iri dengan kisah cinta yang ada di media, yang ada di buku cerita, buku dongeng-dongeng, itu semua ada penulisnya. Tapi aku tersadar bahwa penulis cerita cintaku adalah Alloh, pemilik cerita paling sempurna di dunia ini dan aku yakini pastilah cerita terbaik yang dituliskan untukku. Inshaa Alloh, semakin saya meyakininya, tidak masalah jika saya patah hati, kecewa atau menangis karena harapan. Keinginan memiliki ini jangan berlebihan, Riska! Jangan merusak diri sendiri. Pahami bahwa cinta yang baik akan mengajarkan aku selalu menjaga diri, iya seharusnya aku menjaga diri untuk kamu!

Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum terwujud, sibuklah memperbaiki diri dengan belajar. Jika aku bisa mengendalikan harapan dan keinginan memiliki, maka sebesar apapun wujud kehilangan, aku akan siap.  Jikapun aku tak bisa mendapatkannya, Inshaa Alloh sudah ada yang terbaik.

Yang aku pahami adalah, aku ingin meletakkan cinta terbesarku pada Alloh, tak akan aku merasakn sakitanya bertepuk sebelah tangan. Alloh selalu meraih cinta umatNya, seburuk apapun, sekeji apapun umat itu, Alloh Maha Baik, Maha Sempurna. Aku ingin mempersembahkan rindu terbesar ini hanya untuk Alloh, karena tak akan aku rasakan kehilangan. Aku ingin mempercayai takdir, karena Alloh selalu memberikan yang terbaik. Mengikhlaskan dan merelakn yang bukan menjadi hak kita itu lebih penting disbanding harus menerka-nerka kehidupan. Ya, lagi-lagi OBAT ITU BERNAMA IKHLAS.

Videonya belum aku Upload :D
Tugasku adalah, berbenah diri dan terus belajar, aku siap menyambut yang terbaik. Terimakasih atas segala pemahaman ini ya Alloh, terimakasih pula Engkau telah menghadirkan sahabat baik untukku. Ukhuwah ini semoga berlajut di Syurga terindahNya, Good luck Idew, kita sekarang sama-sama sedang belajar keras, demi menjadi Ibu yang terbaik dan  istri terbaik, semoga Alloh meridhoi apa-apa yang kita lakukan. Berapa lamanya waktu kita bertemu adalah bukan perkara kualitas ukhuwah kita, yang pasti, doa ini selalu megiringi langkahmu.

Salam Rindu,


Khumairoh.

0 Tanda Tanya Ramadhan

Siapa?
Hampir setengah tahun lamanya aku tak berkutat dengan dunia menulis, khususnya di blog. Apa penyebabnya? Terlalu sibukkah dengan urusan, sibuk melupakan atau ah… entah sibuk apa yang kuhadapi. Rasanya rindu yang terus menggebu, ingin menuangkan ide dalam fikiran yang sudah tak terbendung, untuk mengawalinya aku menuliskan perasaan ramadhan yang kini sedang dijalani. Alhamdulillah Alloh memebrikan kesempatan untukku bertemu lagi dengan bulan suci ini, bulan yang aku manfaatkan untuk merecharge iman yang sempat naik turun, memantapkan hati dan yang pasti kembali pada Alloh.

Aku tidak ingin menjadi orang munafik

Ya Alloh, kembali lagi aku pada fikiran mendambakan sosok pendamping hidup ini. Saat aku ingin melupakannya, namun kehadiran Bapak yang mengimami sholatku, memimpin tahlil sebelum buka puasa setiap sore, membuatku terus dan terus kembali lagi memikirkan masalah SIAPA JODOHKU? Aku yang belum bisa memberikan kebahagian berupa materi kepada orang tua hanya bermimpi kelak hadiah besar yang ingin aku persembahkan adalah memberikan menantu sholeh untuk mereka. Agar mereka tak gagal telah membesarkan putrinya, sesaat setelah akad nanti, tanggung jawab Bapakku diserahkan pada suamiku kelak. Mampukah aku mendapatkannya ya Robb? Mendapatkan seorang laki-laki yang meletakkan cinta terbesar hanya untuk Engkau, mencintai Rosululloh, menghormati Ibunya, Bapaknya dan memulikan orang-orang sekitarnya. Mampukah aku? Pertanyaan ini sebetulnya bisa terjawab dalam cermin, ya cermin diriku sendiri. Siapa aku? Berani-beraninya mendambakan hal itu?

Semua yang Alloh berikan adalah yang terbaik

Terkadang, kepekaan hati ini harus selalu diaktifkan agar kita bisa mendeteksi tanda-tanda yang Alloh berikan. Bukankah semua yang diberikan itu yang terbaik? Tugas kita adalah rela atas segala yang telah diberikan. Ya, aku teringat doa istikharah yang didalamnya memuat kepasrahan pada Alloh. Kita sebagai manusia hanya mengusahakan yang terbaik, biar sisanya tangan Alloh yang bekerja. Kembali lagi pada urusan jodoh, siapapun itu, apakah itu yang terbaik? Inshaa Alloh. Yang pasti selalu melibatkan Alloh dalam setiap langkah pencariannya.


Aku disini, mengusahakan yang terbaik. Karena semuanya telah Alloh atur. Untukmu, calon imamku….

Tuesday, January 6, 2015

2 Safarnya Wanita

Pernah dalam satu buku saya membaca bahasan mengenai hukum safar wanita, saya betul-betul penasaran dengan pembahasan ini karena saya sendiri sering melakukan perjalanan seorang diri tanpa ditemani siapapun. Saking penasarannya saya banyak membaca tulisan dan mencari ceramahnya, ya Rabb ampuni saya baru tahu sekarang. Sekali lagi islam betul-betul memuliakan wanita, sendi-sendi kehidupan diatur sedemikian rinci, tak luput dari hal kecil sekalipun, Alloh memang Maha Segala-galanya, Mashaa Alloh. Adapun penjelasan safarnya secara umum dan beberapa pembahasan yang saya dapatkan dari rumahfiqih.com, edukasi kompasiana dan lainnya, saya rangkum sebagai berikut:

Safarnya para wanita tanpa mahram
Musafir itu adalah isim fail dari kata dasar yang berbentuk kata kerja : safar. Safar adalah melakukan perjalanan, sedangkan musafir adalah orang yang menjadi pelaku atau orang yang melakukan safar. Lawan dari musafir adalah muqim. Muqim adalah isim fail dari kata dasar aqama - yuqimu yang artinya menetap atau bertempat tinggal. Muqim berarti bertempat tinggal atau menetap.
Secara etimologis, kata safar dalam bahasa Arab bermakna qath'ul-masafah (قَطْعُ الْمَسَافَةِ), yaitu perjalanan menempuh suatu jarak tertentu. Safar adalah “berpergian” namun tanpa dibatasi dengan jarak perjalanannya (menurut pendapat yang lebih kuat). Maksudnya, jarak safar ditentukan oleh urf (kebiasaan). Jika kebiasaan masyarakat setempat mengatakan “perjalanan tersebut” termasuk safar/berpergian maka orang tersebut dikenakan hukum safar seperti sunnahnya mengqasar shalat (yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat).

Namun dalam istilah para fuqaha (ahli fiqih) yang dimaksud dengan safar bukan sekedar seseorang pergi dari satu titik ke titik yang lain. Namun makna safar dalam istilah para fuqaha adalah :
أَنْ يَخْرُجَ الإنْسَانُ مِنْ وَطَنِهِ قَاصِدًا مَكَانًا يَسْتَغْرِقُ الْمَسِيرُ إِلَيْهِ مَسَافَةً مُقَدَّرَةً عِنْدَهُمْ
Seseorang keluar dari negerinya untuk menuju ke satu tempat tertentu, yang perjalanan itu menempuh jarak tertentu dalam pandangan mereka (ahli fiqih).

Para ulama sepakat bahwa agar suatu tindakan dikatakan sebagai safar, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain harus ada niat atau kesengajaan untuk melakukan safar, musafirnya harus keluar dan meninggalkan dari tempat dia bermuqim sebelumnya, juga harus punya tujuan tertentu, kemudian juga harus ada jarak tertentu yang minimal untuk dilalui. 

Semua ketentuan safar di atas akan berakhir bila terjadi hal-hal tertentu, dimana hukum-hukum yang tadinya berlaku untuk musafir pun tidak lagi berlaku. Di antara hal-hal yang mengakhiri hukum safar adalah tiba kembali ke tempat asal, atau tiba di tempat muqim yang lain, atau berniat untuk menetap di suatu tempat dalam waktu tertentu untuk sementara waktu.

a. Tiba Kembali Ke Tempat Asal
Bila seseorang telah selesai melakukan perjalanan dan telah kembali ke tempat asalnya, yaitu rumah tempat tinggalnya, maka berakhirlah hukum safar atasnya. Dalam hal ini tidak ada perbedaan, apakah perjalanan yang dilakukannya hanya 1 jam saja atau pun memakan waktu berbulan-bulan. Pokoknya, asalkan dia sudah tiba di rumahnya, maka otomatis sudah selesai perjalanannya. Dan walaupun niatnya cuma pulang sebentar saja dan langsung pergi lagi, secara hukum tetap saja dianggap sudah selesai dari safarnya pada saat sudah berada di rumah. 

b. Tiba di Tempat Lain Yang Hukumnya Tempat Muqim
Bila seseorang punya dua tempat muqim atau lebih, meski bukan rumah miliknya sendiri, maka pada tempat-tempat yang hukumnya juga berlaku sebagai tempat muqim itu, juga berlaku hukum untuk bermuqim. Contohnya adalah Rasulullah SAW yang aslinya tinggal di Mekkah. Ketika beliau hijrah ke Madinah, memang saat itu beliau berniat untuk menjadikan kota itu sebagai tempat tinggal keduanya. Maka selama tinggal di Madinah, beliau tidak pernah mengqashar atau menjama' shalat. Sebab hukum kota Madinah bagi beliau SAW adalah tempat muqim, meski beliau bukan asli orang Madinah. Ketika Anda memutuskan untuk tinggal di suatu tempat, katakanlah di Jerman, dengan tujuan kuliah, tentu saja hukum Jerman buat  Anda ibarat hukum Madinah buat Rasulullah SAW. Tidak ada istilah musafir, karena pada kenyataannya Anda dan Rasulullah SAW sama-sama menetap dalam kurun waktu yang lama. Kemusafiran anda hanya sebatas anda di atas kendaraan, terhitung setelah keluar dari salah satu rumah anda di dua tempat berbeda itu, dan berakhir ketika anda sudah sampai di salah satu dari dua tempat anda yang lain.

c. Niat Menetap Sementara Lebih Dari Empat Hari
Hukum safar juga berakhir ketika seseorang dalam suatu perjalanannya, berhenti dan berniat untuk menetap sementara lebih dari empat hari. Dasarnya adalah apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika melakukan perjalanan haji di tahun kesepuluh hijriyah. Dari fakta itu maka kebanyakan ulama menarik kesimpulan, bahwa apabila seseorang menetap untuk sementara, tanpa niat untuk menetap seterusnya di suatu tempat di antara perjalanan safarnya, maka selama durasi empat hari, dia masih terbilang sebagai musafir. Akan tetapi bila durasi itu melebihi empat hari, maka hitungannya secara hukum sudah dianggap bermuqim. Walau pun niatnya tidak muqim, tetapi hukumnya hukum orang yang muqim. Oleh karena itu semua fasilitas kebolehan dalam safar sudah tidak lagi berlaku.

Ditilik dari domisili seseorang, dalam Fiqih terdapat tiga istilah yaitu Mustawthin,Muqimin dan Musafir. Perbedaan status domisili ini berelasi juga terhadap beberapa hukum ibadah, terutama sholat. Berikut adalah penjelasannya :

Musafir : adalah orang yang sedang bepergian untuk tujuan tertentu. Jarak perjalanan yang membuat orang dianggap sebagai musafir adalah kurang lebih 80 KM dan lagi selama perjalanan orang tersebut tidak berencana untuk menetap di daerah tertentu lebih dari 3 hari. Jika musafir berencana menetap di suatu tempat 3 hari atau lebih, maka statusnya bukan lagi musafir, dan juga jika perjalanannya tidak lebih dari 80 KM, maka orang tersebut juga belum bisa disebut sebagai musafir (secara Fiqih). Seorang musafir mempunyai keistimewaan dalam melaksanakan ibadah, yaitu diperbolehkan Menjamak sholat (mengerjakan 2 sholat dalam sekali waktu), diperbolehkan meng-qoshorsholat (meringkas sholat dari 4 rekaat menjadi 2 rekaat), membatalkan puasa Romadhon dan juga meninggalkan sholat Jum’ah (menggantinya dengan sholat dluhur). Yang perlu digaris bawahi, privilege ini hanya berlaku bagi musafir yang tujuan perjalanannya bukan untuk ma’shiat. Kalau tujuannya adalah untuk ma’shiat seperti ngapelin pacar, ya tentu saja privilege ini hilang J

Muqimin : ini yang sering disalah pahami karena kemiripannya dengan kata dalam bahasa Indonesia “pemukim”. Status Muqimin adalah untuk orang yang melakukan perjalanan lebih dari + 80 KM namun berencana menetap di suatu tempat lebih dari 3 hari. Domisili selama lebih dari 3 hari ini bukan untuk menjadi penduduk tetap dan di kala waktu ada rencana untuk pulang ke kampung halaman. Contoh yang paling mudah dari orang yang berstatus muqimin adalah anak kos, santri pondok dan juga mahasiswa yang sedang belajar di luar daerah. Orang dengan status muqimin tidak lagi mendapat privilege seperti musafir.

Mustawthin : penduduk tetap adalah orang yang menetap di suatu daerah dan tidak akan pulang ke daerah lain karena memang rumahnya adalah di situ. Atau lebih mudahnya, alamat KTP-nya adalah di daerah tersebut. Tapi tentu saja ini penentuan mustawthin bukan dilihat dari KTP tapi dari keinginan orang itu sendiri. Kalau orang tersebut sudah menganggap daerah tersebut sebagai rumah tempat tinggal tetapnya, maka orang tersebut sudah bisa disebut sebagai mustawthin di tempat tersebut. Mustawthin tidak mempunyai privilege seperti musafir dan tidak seperti muqimin.

Oya sahabat, bisa kita saksikan kenyataan di sekitar kita, semakin banyak kaum Muslimah mengadakan safar tanpa didampingi oleh mahramnya, termasuk saya L. Dan ternyata amalan semacam ini tak lain hanya akan membawa kebinasaan bagi wanita tersebut baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu agama Islam yang hanif memberikan benteng kepada mereka (kaum Muslimah) dalam rangka menjaga dirinya, kehormatannya dan agamanya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Janganlah wanita melakukan safar selama 3 hari kecuali bersama mahramnya.” (Hadits shahih, dikeluarkan oleh Bukhari 2/54, Muslim 9/106,Ahmad 3/7, dan Abu Dawud 1727)
“Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir melakukan safar (bepergian) selama satu hari satu malam yang tidak disertai mahramnya.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya ia mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Janganlah seorang wanita melakukan safar kecuali bersama mahramnya dan janganlah seorang laki-laki masuk menjumpainya kecuali disertai mahramnya.” Kemudian seseorang bertanya : “Wahai Rasulullah ! Sungguh aku ingin keluar bersama pasukan ini dan itu sedangkan istriku ingin menunaikan haji.” Maka bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Keluarlah bersama istrimu (menunaikan haji).” (Dikeluarkan hadits ini oleh Muslim dan Ahmad)

Diatas adalah sedikit gambaran mengenai safar dan safar wanita. Semoga dengan kita mengetahui pembahasan mengenai hal iini khususnya bagi wanita akan difikir-fikir lagi ya untuk melakukan perjalanan sendiri, khususnya bagi saya yang dahulu punya keinginan untuk keliling Indonesia sendiri, dan bagi saya juga ini merupakan suatu dukungan moral karena mendukung agar saya tidak bekerja di travel sebagai tour leader yang pekerjaannya harus menemani wisatawan mengunjungi berbagai tempat berhari-hari. Begitu pula dengan perjalanan umroh, yang saya alami saat mengurus dokumen perjalanan umroh bagi wanita yang dibawah usia tertentu bepergian tanpa mahram harus disertakan biaya tambahan untuk surat mahram (dan ternyata surat ini adalah pembuatan akta seorang wanita untuk dimahramkan kepada orang lain, Subhanallah, sebetulnya apa boleh?) Duh islam sudah begitu mulia menjaga wanita, patutnya kita bersyukur dan lebih bisa memuliakan diri, difikirkan juga saat mempunyai keinginan untuk study di luar negeri jika hanya sendiri J

Semoga bisa bermanfaat ya sahabat, semakin banyak tahu, semakin banyak berfikir deh. Banggalah menjadi seorang muslimah. Wallohu A'lam Bishowab…

Monday, January 5, 2015

0 Rumahku Sekolahku

Istilah rumahku syurgaku sudah sering kita dengar ya, kalau rumahku sekolahku? Nah kali ini saya akan berbagi pengalaman mengenai penerapan sekolah di rumah, siapa yang jadi muridnya? Saya. Siapa yang jadi mentornya? Saya. Siapa pembuat kurikulumnya? Saya. Saya sebagai instrumennya, kalau kata gaulmah dari saya, untuk saya dan oleh saya. Saya memutuskan untuk mencoba metode seperti ini awalnya untuk memanfaatkan waktu luang daripada digunakan tidak karuan lebih baik saya gunakan untuk hal yang bermanfaat dan kebetulan saya membutuhkannya juga. Programnya berjalan 2 minggu dimulai tanggal 22 Desember 2014-3 Januari 2014, kalau dilihat dari tahunnya si kegiatan belajar ini berjalan satu tahun, karena kan dari 2014-2015 hehehe (ga lucu).

Situasi belajar asyik di kamar
Baiklah dimulai dengan hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan homeschooling ala Riska Anjarsari ini, sbb:

Pertama, persiapkan bahan ajar , silabus dan rencana kegiatan pokok yang akan dilaksanakn selama pembelajaran. Bahan ajar ini disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Misal dalam waktu dua minggu sudah menetapkan tujuan utama yang ingin dicapai, nah dari tujuan itulah kita bisa menentukan materi apa saja yang cocok dan mendukung dalam terpenuhinya tujuan. Materinya sendiri bisa didapat dari buku, internet dll. Ceritanya saya buat kurikulum sendiri, ada program harian yang harus ditempuh. Apabila dalam hari itu kita bisa menyelesaikan sebelum jam belajar habis, bisa melanjutkan materi selanjutnya untuk besok.

Kedua, buat jadwal belajar. Jadwal belajar ini saya buat menyesuaikan dengan kegiatan di rumah, agar nantinya tidak menggannguaktivitas lain. Dalam sehari, saya menargetkan 5 jam untuk fokus belajar (biasanya di sekolah adalah 8 jam), saya tidak terlalu memperhatikan kuantitas melainkan lebih kepada kualitas. Karena akan menjadi hal yang sia-sia apabila banyak jam yang saya targetkan namun kualitasnya kurang (karena terlalu lama), nanti cepat bosan dan rasanya ingin cepat untuk istirahat. Ini jadwal yang saya gunakan:
  • 05.00-06.00 : Belajar pagi dimaksudkan agar ilmu yang didapat cepat menyerap ke otak, karena jam-jam ini masih fresh dan masih semangat karena lepas ibadah subuh. Jam ini cocok untuk menghafal
  • 06.00-09.00 : Ini jam-jam dimana saya harus melakukan banyak aktivitas, misal membantu pekerjaan orang tua, mandi, dhuha, banyak hal lain yang bisa dimanfaatkan dalam 3 jam di pagi ini
  • 09.00-11.00 : Setelah rampung menyelesaikan tugas-tugas, maka kembali lagi untuk belajar. Biasanya lebih bahas untuk memahami materi yang sudah dihafal. Lebih dipertajam lagi apa yang sudah didapat di pagi hari tadi
  • 11.00-13.00 : ISHOMA (bahasanya udah kaya lagi kemping ya) Bisa untuk tidur beberapa menit bada dhuhur, lumayan menghilangkan penat
  • 13.00-14.30 : Ini adalah jam genting dimana jam kenyang setelah makan dan ngantuk karena efek cuaca, hehe, tapi tetap ya harus melanjutkan belajar yang biasanya diisi dengan latihan-latihan dari materi yang didapat sebelum dzuhur
  • 14.30-16.00 : ISHOMA, digunakan juga untuk nyapu rumah, dll.
  • 16.00-16.30 : Reiview materi yang sudah dipelajari di hari ini, agar tidak lupa, waktunya hanya setengah jam karena hanya mengulang dan membaca lagi hasil pembelajaran yang didapat
  • 16.30-19.30 : ISHOMA, jam dimana berkumpul dengan keluarga sebelum maghrib
  • 19.30-21.00 : Biasanya saya gunakan untuk berselancar di dunia maya, membaca dan menulis apa yang bisa saya tulis, khususnya ngurus blog ini ni sebagai teman setia saya
  • 21-00-Selesai : Saatnya istirahat…….

Nah, diatas adalah gambaran jadwal belajar saya. Saya sudah terbiasa membuat distribution of time seperti itu karena sudah enam tahun belajar tour planning di sekolah yang mengharuskan membuat perencanaan waktu yang detail dalam setiap aktivitas, jadi terbawa kedalam kehidupan sehari-hari deh. Hal ini bermanfaat sekali untuk saya pribadi karena lebih bisa mengelola waktu dengan baik, jadi jangan sampai ada waktu yang terbuang sedikitpun oleh hal-hal yang tidak bermanfaat, karena sudah punya patokannya, membuat diri saya lebih disiplin (masih berproses semoga istiqomah).

Jadwal belajar yang menempel seperti di kelas
Sebetulnya untuk program belajar di rumah tidak usah saklek seperti jadwal diatas, karena ada saja hal-hal yang tidak terduga misal ada saudara atau teman yang berkunjung di saat jam pelajaran, ada hal yang harus di diskusikan dengan orang tua, saya harus ngasuh anaknya saudara seharian, tiba-tiba hujan besar dan saya harus angkat jemuran keluar rumah, pokoknya setiap hari ada saja hal-hal yang datang di jam belajar. Hal ini tidak menjadi masalah karena prinsip saya bisa mengganti waktunya di jam lain atau di hari lain asal targetnya tercapai. Istilahnya skip class gitu, asal bukan madol alias bolos yah. Hehe.

Ketiga, siapkan perlengkapan belajar mengajar. Saya membuat papan tulis ala kadarnya yang dibuat dari kertas manila di tumpuk menggunakan lakban agar bisa dihapus. Penghapus papan tulisnya saya jahit sendiri dari sisa kain yang tak terpakai (skill yang dimiliki saat sekolah dasar yang pernah diberikan tugas membuat hapusan untuk papan tulis yang masih menggunakan kapur), buku-buku dan yang lainnya disesuaikan dengan kebutuhan ya. Manfaatkan saja barang-barang yang ada, membuat kita jadi kreatif.

Papan tulis sederhana
Asyiknya sekolah di rumah adalah kita bisa belajar kapanpun, dimanapun sebetulnya tidak usah di kamar, di luar rumah juga bisa, kapanpun karena tidak harus pada jam belajar saja melainkan bisa dilakukan pada saat mau tidur, sedang makan dan kapanpun deh fleksibel.

Hal penting yang harus dimiliki adalah komitmen dan tanggung jawab, karena kita sebagai instrumennya maka dalam diri sudah otomatis ter setting untuk berkomitmen menyelesaikan dan menggapai tujuan yang ditetapkan, bagaimanapun caranya, asal ilmunya nyampe.

Berantakan deh belum diberesin
Semoga informasi diatas bisa memberikan manfaat ya dan kelak apabila kita sudah menjadi orang tua, bebaskan anak kita untuk memilih sekolahnya, sekalipun mereka nantinya menginginkan sekolah dirumah jadi kita sebagai orang tua (khususnya ibu) harus siap untuk menjadi guru, maka perlunya pendidikan tinggi bagi kita karena kita akan menjadi pendidik bagi masa depan bangsa. Bukan hanya ilmu yang berhubungan dengan akademik, melainkan ilmu agamapun sangat penting dimiliki, kombinasikan keduanya agar bisa menjadi guru terbaik bagi anak-anak kita kelak, jangan sampai sekolah menjadi belenggu kita, dibuat asyik dan menarik, salah satu manfaatnya belajar di rumah adalah bisa lebih fokus dang lebih mengasah bakat sang anak.


Harapannya suatu saat saya bisa menulis lagi keberhasilan mendidik anak melalui belajar di rumah ya J

Sunday, January 4, 2015

0 Nasehat Orang Tua Bagi Penuntut Ilmu

Pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak memang tidak diragukan lagi, khususnya seorang Bapak yang memegang tanggung jawab sebagai kepala keluarga dalam memberikan arahan hidup bagi putra-putrinya. Di rumah, saya tiba-tiba menemukan buku dengan judul Washooya Al Abaa’ lil Abnaa”, awalnya saya kurang tertarik dengan buku ini karena melihat dari judulnya rada ngeri gimana gitu ya, dengan tulisan bimbingan wasiat dan nasehat, hehehe, ternyata setelah dibuka isinya luar biasa cocok dengan yang akan saya hadapi karena berisikan bimbingan akhlak, budi pekerti, tuntunan dasar bagi para pelajar/penuntut ilmu. Isi dari buku ini berasal dari kitab yang disusun oleh Asy Syekh Muhammad Syakir yang diterjemahkan oleh Ust. Moh. Fairuz Masduqi dengan maksud sebagai benteng dari kemerosotan moral agar dapat dipahami oleh semua orang tua, para pendidik dan pelajar itu sendiri.

Ini bukunya, gatau punya siapa :D
Dalam tulisan ini berisikan duapuluh bagian dan 169 pesan yang ditujukan bagi penuntut ilmu, saya ambil satu pesan dari setiap bagian agar bisa menjadi pengingat bagi saya pribadi dan semoga bisa bermanfaat juga bagi sahabat semua.

Bagian pertama: Nasehat guru kepada muridnya
Wahai anakku! Apabila engkau tidak menghiasi ilmu (yang engkau miliki)dengan akhlak yang mulia, maka ilmumu (kepandaianmu) itu akan lebih membahayakanmu daripada kebodohanmu. Sebab orang yang bodoh itu bisa saja dimaafkan karena kebodohannya. Tetapi orang yang berilmu (pandai) itu tidak akan dimaafkan oleh sesame manusia, jika ia tidak menghiasi dirinya dengan budi pekerti yang baik (akhlakul karimah)

Bagian kedua: Pesan taqwa kepada Alloh Yang Maha Agung
Wahai anakku! Sesungguhnya dalam menjalankan ketaatan kepada Alloh itu mengandung (berbagai) kenikkmatan dan kebahagiaan yang tidak dapat dirasakan kecuali dengan latihan melatih diri dan ikhtiar. Berusahalah dalam menjalankan ketaatan kepada Tuhanmu dengan cara latihan beberapa hari agar engkau dapat merasakan kelezatan berbakti kepada Alloh, sehingga engkau dapat mengetahui ketulusanku dalam menasehatimu

Bagian ketiga: Hak/Kewajiban terhadap Alloh dan RosulNya
Wahai anakku! Kewajibanmu pertama kali terhadap Alloh yang menciptakanmu, yang Maha Luhur dalam segala hal, ialah mengetahui sifat-sifatNya yang Maha Sempurna, bersungguh-sungguh mentaatiNya dengan melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Dan engkau hendaknya benar-benar yakin bahwa kebaikan itu adalah sesuatu yang dipilih untuk dirimu sendiri. Jangan sampai kesenangan dan kepatuhan kepada seseorang dapat menghalangi kepatuhanmu kepada Alloh

Bagian keempat: Beberapa hak dan kewajiban terhadap orang tua
Wahai anakku! Sesungguhnya orang yang paling cinta kepadamu adalah ayah ibumu yang telah mendidik dan memeliharamu sejak kecil dan telah menuntunmu dengan baik dalam mendidikmu, sehingga engkau menjadi salah seorang penuntut ilmu agama. Oleh karena itu, terimalah nasihat-nasihat ayahmu (ibumu) karena dialah yang lebih mengetahui tentang apa yang akan kau hadapi daripada engkau sendiri. Dan ia juga mengetahui sesuatu yang mendatangkan kemanfaatan dan kemudhorotan atas dirimu. Allohlah yang menguasai hidayah, pertolongan dan kebaikanmu

Bagian kelima: Beberapa hak dan kewajiban terhadap teman
Wahai anakku! Imam Abu Hanifah pernah ditanya (oleh muridnya): “Bagaimana caranya tuan dapat memperoleh ilmu yang seluas itu?” Beliau menjawab: “saya tidak malas mengajar (menyampaikan ilmu) dan tidak malas pula belajar (menggali ilmu agama)

Bagian keenam: Adab menuntut ilmu
Wahai anakku! Hiasan ilmu itu adalah tawadhu (merendahkan diri) dan sopan santun. Barangsiapa yang bersikap tawadhu karena Alloh, maka derajatnya diangkat olehNya. Alloh akan menjadikan seluruh makhlukNya cinta kepadanya. Tetapi barangsiapa yang bersikap sombong dan berakhlak jelek, maka jatuhlah martabatnyadalam pandangan manusia dan Alloh menjadikan orang-orang benci kepadanya bahkan hamper semua orang tidak memuliakan dan menyayanginya

Bagian ketujuh: Sopan santun belajar dan berdiskusi
Wahai anakku! Jauhilah olehmu belajar dengan cara menghafal kata-kata tanpa memahami arti dan maksudnya. Tetapi berusahalah dalam memahami arti dan maksud yang terkandung dalam kalimat tersebut, kemudian resapilah kedalam hati. Sebab pada hakikatnya ilmu itu adalah sesuatu yang engkau pahami bukan yang engkau hafal

Bagian kedelapan: Sopan santun olah raga dan berjalan di jalan raya
Wahai anakku! Sesungguhnya engkau perlu berolahraga di waktu senggang, sehingga menjadi pulih kembali semangatmu. Bila engkau hendak keluar untuk berolah raga, maka pergilah menuju tempat yang berudara bersih dari kotoran, berjalan tenang, pe;an-pelan dan tidak saling mendorong dan tidak tertawa terbahak-bahak

Bagian kesembilan: Adab dalam menghadiri pertemuan/majelis ta’lim
Wahai anakku! Apabila engkau duduk dalam satu majelis, maka jangan ikut terlibat dalam perbincangan mereka kecuali mereka mengajakmu berbicara dan janganlah engkau memulai pembicaraan jika di dalam majelis itu terdapat orang yang lebih pantas berbicara. Apabila engkau berbicara, maka berbicaralah yang haq dan jangan berbicara panjang lebar, kecuali sekedar meluruskan hujjah (pendapat, alasan). Jangan menyanggah perkatann dalam majelis itu kecuali dengan sopan dan berhati-hati. Jauhilah tertawa terbahak-bahak karena itu termasuk perilaku orang-orang yang rendah dan hina. Jangan banyak tertawa karena dapat menghilangkan kehormatan dan dapat mengesalkan hati orang lain

Bagian kesepuluh: Sopan santun ketika makan
Wahai anakku! Apabila engkau selesai makan dan minum, maka bacalah Alhamdulillah, bersyukurlah akan nikmat-nikmatNya yang telah dikaruniakan kepadamu yang tak terhitung banyaknya. Sesungguhnya Alloh lah yang telah memberimu petunjuk serta bimbingan (kea rah yang benar dan lurus)

Bagian kesebelas: Sopan santun beribadah dan masuk ke dalam masjid
Wahai anakku! Apabila engkau melihat seseorang yang shalat sedang melakukan sesuatu yang tidak engkau sukai, maka bersikaplah yang baik dan ramah kepadanya. Apabila engkau ingin menunjukan pada hokum Alloh, maka janganlah berkata kasar dan membuatnya tidak tertarik mempelajari ajaran agama. Alloh memberikan petunjuk pada orang-orang yang dikehendakiNya ke jalan yang lurus

Bagian kedua belas: Keutamaan berkata jujur
Wahai anakku! Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang yang dikenal jujur di lingkungan masyarakat, keluarga dan teman-temannya tentu ucapannya akan dijadikan pedoman, sekalipun tidak ada buktinya, ia dianggap orang yang adil di kalangan orang awam dan orang-orang tertentu.  Apabila engkau ingin menjadi orang yang terpercaya, maka berusahalah engkau menjadi orang yang jujur dalam segala ucapanmu. Alloh lah yang memberikan petunjuk serta bimbingan kepadamu kepada kebenaran

Bagian ketiga belas: Keutamaan amanah (dapat dipercaya)
Wahai anakku! Sifat amanah merupakan perhiasan bagi orang-orang yang mulai dan berilmu. Sifat amanh dan sidiq adalah sebagian dari sifat Rosul

Bagian keempat belas: Keutamaan iffah (menjaga diri)
Wahai anakku! Terimalah nasihatku ini, ingatlah selalu setiap kali engkau mengalami kecenderungan melakukan sesuatu yang menyenangkan hawa nafsu, mohonlah perlindungan Alloh dari godaan syaiton yang terkutuk. Hadapkanlah dirimu kepada Alloh dengan niat yang suci, lalu mohonlah kepadaNya keselamatan, tipu daya dan bujuk rayu syaiton. Wahai anakku, Alloh lah yang menguasai dirimu dengan penjagaan dan pemeliharaanNya

Bagian kelima belas: Harga diri, keperkasaan dan kehormatan
Kemuliaan jiwa adalah lebih baik dan lebih mulia dariapada kemuliaan sebab harta. Diantara kemuliaan jiwa adalah: sikap sopan kepada orang-orang meskipun engkau hidup miskin atau melarat, sikap memperlihatkan kebutuhanmu kepada seseorang yang dekat denganmu sekalipun, sikap sabar dalam menghadapi penderitaan hidup dengan kesabaran yang terpuji, sikap tidak mengadukan kebutuhan selain kepada Tuhanmu

Bagian keenam belas: Ghibah, mengadu domba, dendam, hasud, sombong, menipu
Wahai anakku! Jadilah engkau salim (berhati bersih) dari keinginan untuk menyakiti, niscaya semua orang akan menyukai dan menyayangimu

Bagian ketujuh belas: Taubat, takut/cemas, pengharapan, sabar serta syukur
Wahai anakku! Takutlah kepada Alloh dengan rasa takut yang dapat menjadi pemisah (dinding) antara dirimu dengan perbuatan menyalahi perintahNya. Dan janganlah engkau berputus harapan dengan rahmat Alloh. Bila engkau terlanjur melakukan perbuatan dosa, maka mendekatlah kepada Alloh, baik disaat sendirian maupun disaat berhadapan dengan orang lain dan mohonlah ampun kepadaNya karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Bagian kedelapan belas: Keutamaan bekerja, usaha yang disertai dengan tawakal dan zuhud
Wahai anakku! Pelajarilah ilmu pengetahuan untukmu, yang kemudian engkau terapkan pada dirimu dan engkau ajarkan pada orang lain serta member dorongan mereka untuk mengamalkannya. Pelajarilah ilmu pengetahuan agar engkau dapat memperbaiki kehidupan dan jalan menuju temoat kembali. Janganlah engaku memperlajari ilmu tetapi ilmu itu malah membelenggu lehermu, mengikat kakimu, mempersempit ruang gerakmu serta menjadi pemisah antara dirimu dengan kebahagiaan hidupmu

Bagian kesembilan belas: Ikhlas dalam berniat karena Alloh Ta’ala dalam segala amal
Belajarlah (dalamilah) ilmu agama islam dengan niat agar bisa mematuhi hokum-hukum Alloh, tentang halal haram sehingga engaku dapat mengindari apa-apa yang diharamkan, karena Dia telah melarangmu dan engkau dapat menjalankan apa-apa yang wajib karena sesungguhnya Alloh telah memerintahkannmu untuk mengerjakannya

Bagian kedua puluh: Penutup wasiat-wasiat

Ya Alloh, curahkanlah rahmatMu kepada kami semua, hindarkanlah diri kami dari segala kesulitan, wafatkanlah kami dalam keadaan berpegang teguh pada iman yang sempurna dan berpegang teguh kepada Al Qur’an dan sunah Rosul serta Engkau ridho kepada kami. Ya Alloh, curahlanlah ampunanMu kepada kami, kepada kedua orang tua kami, guru0guru kami, teman seperjuangan kami, baik yang sudah mendahului kami mapun yang masih hidup, serta curahkan ampunanMu kepada seluruh kaum muslimin. Maha Suci Tuhanku yang memliki keperkasaan dari apa yang mereka (kaum kafir) tuduhkan. Dan semoga kesejahteraan dilimpahkan pada para Rosul dan segala puji hanya milik Alloh, Tuhan seru sekalian alam. Aamiin…

0 Aku suka langit, kamu?

Begitu indahnya penciptaan langit dan bumi, langit yang berdiri tinggi megah tanpa tiang, tapi ia tak roboh, sama sekali tak roboh. Ia tinggi tapi tak pernah merasa tinggi, ia indah tapi tak mengakui bahwa dirinya indah, siapa yang mengakui keindahannya? Ya si penikmat langit itu, salah satunya adalah saya. Banyak hal yang bisa saya dapat saat melihat keindahan langit. Alloh begitu sempurna menciptakan bumi ini serta segala isinya, sangat detail dan saling berhubungan. Saya sangat menyukai birunya langit, putihnya awan, saat terbitnya matahari, saat tenggelamnya matahari, saat langit hitam diterangi gugusan bintang dan terangnya bulan, sekalipun langit hitam tanpa apapun bagi saya itu suatu keindahan.

Aku suka
Saya menyukai perjalanan bada subuh, kenapa? Di perjalanan saya bisa merasakan kekuasaan Alloh yang begitu luar biasa, bada subuh yang masih gelap namun waktu bergulir tak begitu lama, munculah matahari, saat inilah yang saya sukai, saya bisa menatap eloknya sinar yang sedikit demi sedikit memancarkan cahaya, awalnya malu-malu namun kemudian menampakan seutuhnya sehingga bisa menyinari bumi, memberikan cahaya kehidupan.

Saat siang hari, awan memberikan hiasan untuk indahnya langit, saya ingin sekali menggenggam awan, apa bisa? Hehe. Saya suka awan, putihnya seolah mencerminkan kesucian. Kombinasi birunya langit dan putihnya awan adalah kombinasi warna yang bisa menentramkan hati apabila memandangnya, apalagi saat dimana kita berada dibawah langit namun diatas awan, rasanya kehidupan sebatas ini saja, sepi sunyi, padahal langit itu berlapis-lapis.

Aku juga suka
Saat malam tiba, gelapnya memberikan tanda bahwa saatnya kita untuk beristirahat, memberikan hak pada tubuh ini. Terkadang bulan muncul begitu indah, entah itu bulan yang bulat atau hanya setengah, itu sama indahnya. Apalagi dengan didampingi bintang-bintang, Ya Alloh indahnya, indah sekali. Mashaa Alloh.

Oya, saya juga menyukai perjalanan disaat matahari terbenam, karena merasa tugasnya sudah selesai, ia sedikit demi sedikit pamit meninggalkan bumi untuk memberikan waktunya kepada malam, menenggelamkan diri dengan anggunnya, perlahan-lahan,  mungkin jika ia bisa berbicara ia akan berucap salam J

Ada satu kisah yang membuat saya seolah tak sadar diri, di tanggal 17 Desember sore hari kebetulan saya sedang in period (jadi tak khawatir maghrib terlewat), sekitar jam 4.30 sore sudah duduk manis dalam bis ibukota, sendiri dan duduk di samping jendela, pemandangan yang tak biasa saya temukan sepanjang tol kebun jeruk, Mashaa Alloh, menjelang magrib matahari masih menampakan keindahan sinarnya yang sedikit tertutupi bangunan tinggi ciri khas Jakarta, melewati gedung lalu si sinar itu kembali terang, terang dan semakin terang, indah sekali padahal saat itu sudah hampir jam 6. Kebetulan saya sedang mendengarkan lagu Rindu Illahi, yang liriknya berisikan:

Rindu hatiku padamu Robbi, inginku berjumpa denganmu
Apakah amal dan nista diri belenggu bertemu denganMu
Adakah rindu dekat denganMu penentram batin jiwaku
Rindu rindu rindu pada Illahi, rindu hati ini padaMu Robbi
Tiadalah yang dapat menandingi segala puja kuasaMu Robbi,
Ampunkan segala dosa dan nista yang tersembunyi atau yang nyata
Pada siapa lagi kami meminta selain Engkau yang Kuasa
Ubahlah nista jadi mulia, ubahlah dosa jadi magfiroh lindungi hamba dari segala berkata dusta dan nista

Semakin lagu itu berputar, semakin saya melihat langit, semakin saya menangis, menangis sampai seperti orang yang sudah dimarahi, kalau kata bahasa sunda mah sampe ereuriheun (baca: tersedu-sedu), saya tak sadar kalau disamping saya sudah banyak orang dan hanya bisa menutupi wajah dan lap air mata dengan khimar tanpa nengok ke kiri (Alhamdulillah leher saya tidak putus nih, hehe) lebih lucu lagi saya pakai softlens, gegara saya nangis terus softlens sebelah kiri saya jatuh, sudahmah warnanya bening jadi untuk nyarinya aga repot, akhirnya ketemu juga dan usel-uselan gitu buat pakenya tanpa kaca, udah sulit begerak karena tangan kiri sibuk nutupin muka, hehehe. Alhamdulillah, saya bisa melihat lagi dengan sempurna J


Ya Alloh, begitu Agung kuasaMu, dunia saja sebagai tempat yang sementara begitu indahnya apalagi syurgaMu yang kekal, keindahan dunia ini akan hancur pada saatnya tiba, namun keindahan syurga? Kekal selama-lama-lamanya. Izinkanlah kami kelak bisa merasakan indahnya tempat itu ya Robb, bertemu dengan Rosul, keluarganya, para sahabatnya, berkumpul dengan semua manusia terbaik di bumi ini.

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates