Sunday, January 4, 2015

0 Aku suka langit, kamu?

Begitu indahnya penciptaan langit dan bumi, langit yang berdiri tinggi megah tanpa tiang, tapi ia tak roboh, sama sekali tak roboh. Ia tinggi tapi tak pernah merasa tinggi, ia indah tapi tak mengakui bahwa dirinya indah, siapa yang mengakui keindahannya? Ya si penikmat langit itu, salah satunya adalah saya. Banyak hal yang bisa saya dapat saat melihat keindahan langit. Alloh begitu sempurna menciptakan bumi ini serta segala isinya, sangat detail dan saling berhubungan. Saya sangat menyukai birunya langit, putihnya awan, saat terbitnya matahari, saat tenggelamnya matahari, saat langit hitam diterangi gugusan bintang dan terangnya bulan, sekalipun langit hitam tanpa apapun bagi saya itu suatu keindahan.

Aku suka
Saya menyukai perjalanan bada subuh, kenapa? Di perjalanan saya bisa merasakan kekuasaan Alloh yang begitu luar biasa, bada subuh yang masih gelap namun waktu bergulir tak begitu lama, munculah matahari, saat inilah yang saya sukai, saya bisa menatap eloknya sinar yang sedikit demi sedikit memancarkan cahaya, awalnya malu-malu namun kemudian menampakan seutuhnya sehingga bisa menyinari bumi, memberikan cahaya kehidupan.

Saat siang hari, awan memberikan hiasan untuk indahnya langit, saya ingin sekali menggenggam awan, apa bisa? Hehe. Saya suka awan, putihnya seolah mencerminkan kesucian. Kombinasi birunya langit dan putihnya awan adalah kombinasi warna yang bisa menentramkan hati apabila memandangnya, apalagi saat dimana kita berada dibawah langit namun diatas awan, rasanya kehidupan sebatas ini saja, sepi sunyi, padahal langit itu berlapis-lapis.

Aku juga suka
Saat malam tiba, gelapnya memberikan tanda bahwa saatnya kita untuk beristirahat, memberikan hak pada tubuh ini. Terkadang bulan muncul begitu indah, entah itu bulan yang bulat atau hanya setengah, itu sama indahnya. Apalagi dengan didampingi bintang-bintang, Ya Alloh indahnya, indah sekali. Mashaa Alloh.

Oya, saya juga menyukai perjalanan disaat matahari terbenam, karena merasa tugasnya sudah selesai, ia sedikit demi sedikit pamit meninggalkan bumi untuk memberikan waktunya kepada malam, menenggelamkan diri dengan anggunnya, perlahan-lahan,  mungkin jika ia bisa berbicara ia akan berucap salam J

Ada satu kisah yang membuat saya seolah tak sadar diri, di tanggal 17 Desember sore hari kebetulan saya sedang in period (jadi tak khawatir maghrib terlewat), sekitar jam 4.30 sore sudah duduk manis dalam bis ibukota, sendiri dan duduk di samping jendela, pemandangan yang tak biasa saya temukan sepanjang tol kebun jeruk, Mashaa Alloh, menjelang magrib matahari masih menampakan keindahan sinarnya yang sedikit tertutupi bangunan tinggi ciri khas Jakarta, melewati gedung lalu si sinar itu kembali terang, terang dan semakin terang, indah sekali padahal saat itu sudah hampir jam 6. Kebetulan saya sedang mendengarkan lagu Rindu Illahi, yang liriknya berisikan:

Rindu hatiku padamu Robbi, inginku berjumpa denganmu
Apakah amal dan nista diri belenggu bertemu denganMu
Adakah rindu dekat denganMu penentram batin jiwaku
Rindu rindu rindu pada Illahi, rindu hati ini padaMu Robbi
Tiadalah yang dapat menandingi segala puja kuasaMu Robbi,
Ampunkan segala dosa dan nista yang tersembunyi atau yang nyata
Pada siapa lagi kami meminta selain Engkau yang Kuasa
Ubahlah nista jadi mulia, ubahlah dosa jadi magfiroh lindungi hamba dari segala berkata dusta dan nista

Semakin lagu itu berputar, semakin saya melihat langit, semakin saya menangis, menangis sampai seperti orang yang sudah dimarahi, kalau kata bahasa sunda mah sampe ereuriheun (baca: tersedu-sedu), saya tak sadar kalau disamping saya sudah banyak orang dan hanya bisa menutupi wajah dan lap air mata dengan khimar tanpa nengok ke kiri (Alhamdulillah leher saya tidak putus nih, hehe) lebih lucu lagi saya pakai softlens, gegara saya nangis terus softlens sebelah kiri saya jatuh, sudahmah warnanya bening jadi untuk nyarinya aga repot, akhirnya ketemu juga dan usel-uselan gitu buat pakenya tanpa kaca, udah sulit begerak karena tangan kiri sibuk nutupin muka, hehehe. Alhamdulillah, saya bisa melihat lagi dengan sempurna J


Ya Alloh, begitu Agung kuasaMu, dunia saja sebagai tempat yang sementara begitu indahnya apalagi syurgaMu yang kekal, keindahan dunia ini akan hancur pada saatnya tiba, namun keindahan syurga? Kekal selama-lama-lamanya. Izinkanlah kami kelak bisa merasakan indahnya tempat itu ya Robb, bertemu dengan Rosul, keluarganya, para sahabatnya, berkumpul dengan semua manusia terbaik di bumi ini.

0 comments:

Post a Comment

Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates