Begitu indahnya penciptaan langit dan bumi, langit yang
berdiri tinggi megah tanpa tiang, tapi ia tak roboh, sama sekali tak roboh. Ia
tinggi tapi tak pernah merasa tinggi, ia indah tapi tak mengakui bahwa dirinya
indah, siapa yang mengakui keindahannya? Ya si penikmat langit itu, salah
satunya adalah saya. Banyak hal yang bisa saya dapat saat melihat keindahan
langit. Alloh begitu sempurna menciptakan bumi ini serta segala isinya, sangat
detail dan saling berhubungan. Saya sangat menyukai birunya langit, putihnya
awan, saat terbitnya matahari, saat tenggelamnya matahari, saat langit hitam
diterangi gugusan bintang dan terangnya bulan, sekalipun langit hitam tanpa
apapun bagi saya itu suatu keindahan.
Aku suka |
Saya menyukai perjalanan bada subuh, kenapa? Di perjalanan
saya bisa merasakan kekuasaan Alloh yang begitu luar biasa, bada subuh yang
masih gelap namun waktu bergulir tak begitu lama, munculah matahari, saat
inilah yang saya sukai, saya bisa menatap eloknya sinar yang sedikit demi
sedikit memancarkan cahaya, awalnya malu-malu namun kemudian menampakan
seutuhnya sehingga bisa menyinari bumi, memberikan cahaya kehidupan.
Saat siang hari, awan memberikan hiasan untuk indahnya
langit, saya ingin sekali menggenggam awan, apa bisa? Hehe. Saya suka awan,
putihnya seolah mencerminkan kesucian. Kombinasi birunya langit dan putihnya
awan adalah kombinasi warna yang bisa menentramkan hati apabila memandangnya,
apalagi saat dimana kita berada dibawah langit namun diatas awan, rasanya
kehidupan sebatas ini saja, sepi sunyi, padahal langit itu berlapis-lapis.
Aku juga suka |
Saat malam tiba, gelapnya memberikan tanda bahwa saatnya
kita untuk beristirahat, memberikan hak pada tubuh ini. Terkadang bulan muncul
begitu indah, entah itu bulan yang bulat atau hanya setengah, itu sama
indahnya. Apalagi dengan didampingi bintang-bintang, Ya Alloh indahnya, indah
sekali. Mashaa Alloh.
Oya, saya juga menyukai perjalanan disaat matahari terbenam,
karena merasa tugasnya sudah selesai, ia sedikit demi sedikit pamit
meninggalkan bumi untuk memberikan waktunya kepada malam, menenggelamkan diri
dengan anggunnya, perlahan-lahan, mungkin jika ia bisa berbicara ia akan berucap
salam J
Ada satu kisah yang membuat saya seolah tak sadar diri, di
tanggal 17 Desember sore hari kebetulan saya sedang in period (jadi tak khawatir maghrib terlewat), sekitar jam 4.30
sore sudah duduk manis dalam bis ibukota, sendiri dan duduk di samping jendela,
pemandangan yang tak biasa saya temukan sepanjang tol kebun jeruk, Mashaa
Alloh, menjelang magrib matahari masih menampakan keindahan sinarnya yang
sedikit tertutupi bangunan tinggi ciri khas Jakarta, melewati gedung lalu si
sinar itu kembali terang, terang dan semakin terang, indah sekali padahal saat
itu sudah hampir jam 6. Kebetulan saya sedang mendengarkan lagu Rindu Illahi,
yang liriknya berisikan:
Rindu hatiku padamu
Robbi, inginku berjumpa denganmu
Apakah amal dan nista
diri belenggu bertemu denganMu
Adakah rindu dekat
denganMu penentram batin jiwaku
Rindu rindu rindu
pada Illahi, rindu hati ini padaMu Robbi
Tiadalah yang dapat
menandingi segala puja kuasaMu Robbi,
Ampunkan segala dosa
dan nista yang tersembunyi atau yang nyata
Pada siapa lagi kami
meminta selain Engkau yang Kuasa
Ubahlah nista jadi
mulia, ubahlah dosa jadi magfiroh lindungi hamba dari segala berkata dusta dan
nista
Semakin lagu itu berputar, semakin saya melihat langit,
semakin saya menangis, menangis sampai seperti orang yang sudah dimarahi, kalau
kata bahasa sunda mah sampe ereuriheun (baca:
tersedu-sedu), saya tak sadar kalau disamping saya sudah banyak orang dan hanya
bisa menutupi wajah dan lap air mata dengan khimar tanpa nengok ke kiri
(Alhamdulillah leher saya tidak putus nih, hehe) lebih lucu lagi saya pakai
softlens, gegara saya nangis terus softlens sebelah kiri saya jatuh, sudahmah
warnanya bening jadi untuk nyarinya aga repot, akhirnya ketemu juga dan
usel-uselan gitu buat pakenya tanpa kaca, udah sulit begerak karena tangan kiri
sibuk nutupin muka, hehehe. Alhamdulillah, saya bisa melihat lagi dengan
sempurna J
Ya Alloh, begitu Agung kuasaMu, dunia saja sebagai tempat
yang sementara begitu indahnya apalagi syurgaMu yang kekal, keindahan dunia ini
akan hancur pada saatnya tiba, namun keindahan syurga? Kekal
selama-lama-lamanya. Izinkanlah kami kelak bisa merasakan indahnya tempat itu
ya Robb, bertemu dengan Rosul, keluarganya, para sahabatnya, berkumpul dengan
semua manusia terbaik di bumi ini.
0 comments:
Post a Comment
Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)