Istilah rumahku syurgaku sudah sering kita dengar ya, kalau
rumahku sekolahku? Nah kali ini saya akan berbagi pengalaman mengenai penerapan
sekolah di rumah, siapa yang jadi muridnya? Saya. Siapa yang jadi mentornya?
Saya. Siapa pembuat kurikulumnya? Saya. Saya sebagai instrumennya, kalau kata
gaulmah dari saya, untuk saya dan oleh saya. Saya memutuskan untuk mencoba
metode seperti ini awalnya untuk memanfaatkan waktu luang daripada digunakan
tidak karuan lebih baik saya gunakan untuk hal yang bermanfaat dan kebetulan
saya membutuhkannya juga. Programnya berjalan 2 minggu dimulai tanggal 22
Desember 2014-3 Januari 2014, kalau dilihat dari tahunnya si kegiatan belajar
ini berjalan satu tahun, karena kan dari 2014-2015 hehehe (ga lucu).
Situasi belajar asyik di kamar |
Baiklah dimulai dengan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
persiapan homeschooling ala Riska
Anjarsari ini, sbb:
Pertama, persiapkan bahan ajar , silabus dan rencana
kegiatan pokok yang akan dilaksanakn selama pembelajaran. Bahan ajar ini
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Misal dalam waktu dua minggu sudah
menetapkan tujuan utama yang ingin dicapai, nah dari tujuan itulah kita bisa
menentukan materi apa saja yang cocok dan mendukung dalam terpenuhinya tujuan. Materinya
sendiri bisa didapat dari buku, internet dll. Ceritanya saya buat kurikulum
sendiri, ada program harian yang harus ditempuh. Apabila dalam hari itu kita
bisa menyelesaikan sebelum jam belajar habis, bisa melanjutkan materi
selanjutnya untuk besok.
Kedua, buat jadwal belajar. Jadwal belajar ini saya buat menyesuaikan
dengan kegiatan di rumah, agar nantinya tidak menggannguaktivitas lain. Dalam
sehari, saya menargetkan 5 jam untuk fokus belajar (biasanya di sekolah adalah
8 jam), saya tidak terlalu memperhatikan kuantitas melainkan lebih kepada
kualitas. Karena akan menjadi hal yang sia-sia apabila banyak jam yang saya
targetkan namun kualitasnya kurang (karena terlalu lama), nanti cepat bosan dan
rasanya ingin cepat untuk istirahat. Ini jadwal yang saya gunakan:
- 05.00-06.00 : Belajar pagi dimaksudkan agar ilmu yang didapat cepat menyerap ke otak, karena jam-jam ini masih fresh dan masih semangat karena lepas ibadah subuh. Jam ini cocok untuk menghafal
- 06.00-09.00 : Ini jam-jam dimana saya harus melakukan banyak aktivitas, misal membantu pekerjaan orang tua, mandi, dhuha, banyak hal lain yang bisa dimanfaatkan dalam 3 jam di pagi ini
- 09.00-11.00 : Setelah rampung menyelesaikan tugas-tugas, maka kembali lagi untuk belajar. Biasanya lebih bahas untuk memahami materi yang sudah dihafal. Lebih dipertajam lagi apa yang sudah didapat di pagi hari tadi
- 11.00-13.00 : ISHOMA (bahasanya udah kaya lagi kemping ya) Bisa untuk tidur beberapa menit bada dhuhur, lumayan menghilangkan penat
- 13.00-14.30 : Ini adalah jam genting dimana jam kenyang setelah makan dan ngantuk karena efek cuaca, hehe, tapi tetap ya harus melanjutkan belajar yang biasanya diisi dengan latihan-latihan dari materi yang didapat sebelum dzuhur
- 14.30-16.00 : ISHOMA, digunakan juga untuk nyapu rumah, dll.
- 16.00-16.30 : Reiview materi yang sudah dipelajari di hari ini, agar tidak lupa, waktunya hanya setengah jam karena hanya mengulang dan membaca lagi hasil pembelajaran yang didapat
- 16.30-19.30 : ISHOMA, jam dimana berkumpul dengan keluarga sebelum maghrib
- 19.30-21.00 : Biasanya saya gunakan untuk berselancar di dunia maya, membaca dan menulis apa yang bisa saya tulis, khususnya ngurus blog ini ni sebagai teman setia saya
- 21-00-Selesai : Saatnya istirahat…….
Nah, diatas adalah gambaran jadwal belajar saya. Saya sudah
terbiasa membuat distribution of time
seperti itu karena sudah enam tahun belajar tour
planning di sekolah yang mengharuskan membuat perencanaan waktu yang detail
dalam setiap aktivitas, jadi terbawa kedalam kehidupan sehari-hari deh. Hal ini
bermanfaat sekali untuk saya pribadi karena lebih bisa mengelola waktu dengan
baik, jadi jangan sampai ada waktu yang terbuang sedikitpun oleh hal-hal yang
tidak bermanfaat, karena sudah punya patokannya, membuat diri saya lebih
disiplin (masih berproses semoga istiqomah).
Jadwal belajar yang menempel seperti di kelas |
Sebetulnya untuk program belajar di rumah tidak usah saklek
seperti jadwal diatas, karena ada saja hal-hal yang tidak terduga misal ada
saudara atau teman yang berkunjung di saat jam pelajaran, ada hal yang harus di
diskusikan dengan orang tua, saya harus ngasuh anaknya saudara seharian, tiba-tiba
hujan besar dan saya harus angkat jemuran keluar rumah, pokoknya setiap hari
ada saja hal-hal yang datang di jam belajar. Hal ini tidak menjadi masalah
karena prinsip saya bisa mengganti waktunya di jam lain atau di hari lain asal
targetnya tercapai. Istilahnya skip class
gitu, asal bukan madol alias bolos yah. Hehe.
Ketiga, siapkan perlengkapan belajar mengajar. Saya membuat
papan tulis ala kadarnya yang dibuat dari kertas manila di tumpuk menggunakan
lakban agar bisa dihapus. Penghapus papan tulisnya saya jahit sendiri dari sisa
kain yang tak terpakai (skill yang dimiliki saat sekolah dasar yang pernah
diberikan tugas membuat hapusan untuk papan tulis yang masih menggunakan kapur),
buku-buku dan yang lainnya disesuaikan dengan kebutuhan ya. Manfaatkan saja
barang-barang yang ada, membuat kita jadi kreatif.
Papan tulis sederhana |
Asyiknya sekolah di rumah adalah kita bisa belajar kapanpun,
dimanapun sebetulnya tidak usah di kamar, di luar rumah juga bisa, kapanpun
karena tidak harus pada jam belajar saja melainkan bisa dilakukan pada saat mau
tidur, sedang makan dan kapanpun deh fleksibel.
Hal penting yang harus dimiliki adalah komitmen dan tanggung
jawab, karena kita sebagai instrumennya maka dalam diri sudah otomatis ter
setting untuk berkomitmen menyelesaikan dan menggapai tujuan yang ditetapkan,
bagaimanapun caranya, asal ilmunya nyampe.
Berantakan deh belum diberesin |
Semoga informasi diatas bisa memberikan manfaat ya dan kelak
apabila kita sudah menjadi orang tua, bebaskan anak kita untuk memilih
sekolahnya, sekalipun mereka nantinya menginginkan sekolah dirumah jadi kita
sebagai orang tua (khususnya ibu) harus siap untuk menjadi guru, maka perlunya
pendidikan tinggi bagi kita karena kita akan menjadi pendidik bagi masa depan
bangsa. Bukan hanya ilmu yang berhubungan dengan akademik, melainkan ilmu
agamapun sangat penting dimiliki, kombinasikan keduanya agar bisa menjadi guru
terbaik bagi anak-anak kita kelak, jangan sampai sekolah menjadi belenggu kita,
dibuat asyik dan menarik, salah satu manfaatnya belajar di rumah adalah bisa lebih fokus dang lebih mengasah bakat sang anak.
Harapannya suatu saat saya bisa menulis lagi keberhasilan
mendidik anak melalui belajar di rumah ya J
0 comments:
Post a Comment
Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)