Sunday, June 21, 2015

0 Arti Rindu Sesungguhnya

Seorang sahabat yang peduli atas perasaan yang sedang kualami saat itu, memberikan sebuah Novel dipenghujung kebersamaan kita. Ya, saat aku memutuskan untuk pulang, meninggalkan ia di tempat belajar itu, perempuan lembut itu bernama IDEW. Sosok yang banyak menegurku lewat aktivitas sehari-harinya. Betapa tidak? Setiap hari ia berkomunikasi dengan orang tuanya yang jauh disana, menelepon atau ditelepon, di sms atau me-sms(entah cara menulisnya gimana), disetiap waktu senggangnya ia habiskan untuk bercengkrama dengan orang tua, ini membuatku iri! Aku yang hanya bisa menghubungi orang tua disaat libur tiba, karena kendala signal dan memang rasa cengengku yang terus menitikan airmata saat aku harus menelepon, apalagi dengan Bapak. Satu pertanyaan terkuak, apakah kurangnya intensitas hubunganku dengan orang tua yang menyebabkan ini?

Kembali pada bahasan novel, pertama kalinya sepanjang hidup ini saya membaca novel. Iya dulu tidak ada ketertarikan sama sekali, melihat wujudnya yang tebal saja sudah menumbuhkan rasa malas membaca, ditambah dengan isinya yang datar dan tak bergambar. Kubuka hadiah ini di kereta dengan kertas kado warna abu berbalut gambar-gambar rumah dan tadaaaa…. Isinya adalah novel Rindu-nya Tere Liye. Awal membaca sepanjang jalan di kereta malam dengan terkantuk-kantuk, oya kereta ini, aku teringat sesuatu lagi. Ah sudahlah.

Dan sekian lama akhirnya aku mengkhatamkan novel ini, singkat cerita akhirnya aku mendapatkan apa yang aku tanyakan selama ini. Apa?

Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami?

Apa yang kita miliki di dunia ini? Semuanya milik Alloh, Sang Pencipta, Penggenggam Hati setiap manusia, kita tidak memiliki apa-apa, sekalipun orang tua, pasti akan kembali padaNya, itu hanya fana, hanya sementara dan hanya titipan. Pantaskah kita merasa tinggi hati? Kelak saudara-saudara, sahabat kita akan meninggalkan kita, menghadap kembali padaNya. Kelak anak-anak kita juga sama, atau bahkan pasangan kita. Semua milik Alloh. Ikhlaskan kepada pemilik sesungguhnya, kita tidak berhak.

Apakah arti kehilangan, ketika kita sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan?

Saat kehilangan sesuatu atau bahkan seseorang, memang itu menyakitkan. Tapi harusnya berfikir dari sisi yang berbeda, kehilangan akan membawa dampak baikkah kepada kita? Dengan kehilangan, kita menemukan banyak hal. Kehilangan seseorang menjadikan kita menemukan orang lain, kehilangan barang membuat kita bisa mendapatkan barang lain. Iya itu hakikatnya, namun, resiko yang dihadapi adalah kita juga akan kehilangan banyak saat menemukan, kehilangan apa? Kehilangan yang seharusnya tidak menjadi hak kita. Ya, kalimatnya begitu complicated.

Apalah arti cinta,Ketika saat kita menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kita patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?

Bicara cinta, kembali lagi pada hal yang tak terhingga. Cinta bisa mendidik seseorang menjadi lebih baik, atau bahkan sebaliknya. Cinta bisa membuat bahagia ataupun merana. Cinta, begitu luas maknanya. Cinta yang dirasakan sesame manusia terkadang membawa luka, jika dikatakan “cinta tak harus memiliki”, apa itu indah? Kita mencintai seseorang namun tak bisa memiliknya, hanya bisa mencintainya dari jauh dan membawanya dalam doa-doa indah. Bukankah cinta itu tidak menyakiti? Bukankah cinta itu tidak membiarkan air mata menetes? Bukankah cinta itu suci? Bukanhkah cinta itu tidak menuntut apapun? Tugas kita adalah memahami apa arti cinta sesungguhnya.

Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.

Melupakan itu menyakitkan, jika kita terus mengingatnya. Rindu juga menyakitkan, jika yang dirindukan tidak kembali merindukan kita. Semakin melupakan, semakin merindukan! Kaitan keduanya begitu besar, melupakan dan merindukan mengajarkan kita untuk bersabar, bahkan ikhlas. Jadi, lebih baik melupakan atau merindukan?

Yap, banyak pembahasan menarik yang bisa diperluas. Seperti halnya cinta, apakah cinta sejati itu? Dalam kasusku ini adalah melepaskan, semakin sejati perasaan ini, semakin tulus aku harus melepaskannya. Misalnya anak kecil yang menghanyutkan botol di lautan, dilepas dengan suka cita. Sempat aku bertanya-tanya? Kenapa harus dilepaskan? Padahal aku ingin memilikinya, saat itu pula jawaban itu datang. Ini adalah rumus terbalik yang tidak pernah dipahami para pencinta. Lepaskanlah! Jika esok lusa itu adalah cinta sejatiku, pasti akan kembali dengan cara mengagumkan, percaya bahwa ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita.

Terkadang aku iri dengan kisah cinta yang ada di media, yang ada di buku cerita, buku dongeng-dongeng, itu semua ada penulisnya. Tapi aku tersadar bahwa penulis cerita cintaku adalah Alloh, pemilik cerita paling sempurna di dunia ini dan aku yakini pastilah cerita terbaik yang dituliskan untukku. Inshaa Alloh, semakin saya meyakininya, tidak masalah jika saya patah hati, kecewa atau menangis karena harapan. Keinginan memiliki ini jangan berlebihan, Riska! Jangan merusak diri sendiri. Pahami bahwa cinta yang baik akan mengajarkan aku selalu menjaga diri, iya seharusnya aku menjaga diri untuk kamu!

Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum terwujud, sibuklah memperbaiki diri dengan belajar. Jika aku bisa mengendalikan harapan dan keinginan memiliki, maka sebesar apapun wujud kehilangan, aku akan siap.  Jikapun aku tak bisa mendapatkannya, Inshaa Alloh sudah ada yang terbaik.

Yang aku pahami adalah, aku ingin meletakkan cinta terbesarku pada Alloh, tak akan aku merasakn sakitanya bertepuk sebelah tangan. Alloh selalu meraih cinta umatNya, seburuk apapun, sekeji apapun umat itu, Alloh Maha Baik, Maha Sempurna. Aku ingin mempersembahkan rindu terbesar ini hanya untuk Alloh, karena tak akan aku rasakan kehilangan. Aku ingin mempercayai takdir, karena Alloh selalu memberikan yang terbaik. Mengikhlaskan dan merelakn yang bukan menjadi hak kita itu lebih penting disbanding harus menerka-nerka kehidupan. Ya, lagi-lagi OBAT ITU BERNAMA IKHLAS.

Videonya belum aku Upload :D
Tugasku adalah, berbenah diri dan terus belajar, aku siap menyambut yang terbaik. Terimakasih atas segala pemahaman ini ya Alloh, terimakasih pula Engkau telah menghadirkan sahabat baik untukku. Ukhuwah ini semoga berlajut di Syurga terindahNya, Good luck Idew, kita sekarang sama-sama sedang belajar keras, demi menjadi Ibu yang terbaik dan  istri terbaik, semoga Alloh meridhoi apa-apa yang kita lakukan. Berapa lamanya waktu kita bertemu adalah bukan perkara kualitas ukhuwah kita, yang pasti, doa ini selalu megiringi langkahmu.

Salam Rindu,


Khumairoh.

0 comments:

Post a Comment

Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates