Seorang sahabat yang peduli atas perasaan yang sedang
kualami saat itu, memberikan sebuah Novel dipenghujung kebersamaan kita. Ya,
saat aku memutuskan untuk pulang, meninggalkan ia di tempat belajar itu,
perempuan lembut itu bernama IDEW. Sosok yang banyak menegurku lewat aktivitas
sehari-harinya. Betapa tidak? Setiap hari ia berkomunikasi dengan orang tuanya
yang jauh disana, menelepon atau ditelepon, di sms atau me-sms(entah cara
menulisnya gimana), disetiap waktu senggangnya ia habiskan untuk bercengkrama
dengan orang tua, ini membuatku iri! Aku yang hanya bisa menghubungi orang tua disaat
libur tiba, karena kendala signal dan
memang rasa cengengku yang terus menitikan airmata saat aku harus menelepon,
apalagi dengan Bapak. Satu pertanyaan terkuak, apakah kurangnya intensitas
hubunganku dengan orang tua yang menyebabkan ini?
Kembali pada bahasan novel, pertama kalinya sepanjang hidup
ini saya membaca novel. Iya dulu tidak ada ketertarikan sama sekali, melihat
wujudnya yang tebal saja sudah menumbuhkan rasa malas membaca, ditambah dengan
isinya yang datar dan tak bergambar. Kubuka hadiah ini di kereta dengan kertas
kado warna abu berbalut gambar-gambar rumah dan tadaaaa…. Isinya adalah novel
Rindu-nya Tere Liye. Awal membaca sepanjang jalan di kereta malam dengan
terkantuk-kantuk, oya kereta ini, aku teringat sesuatu lagi. Ah sudahlah.
Dan sekian lama akhirnya aku mengkhatamkan novel ini, singkat
cerita akhirnya aku mendapatkan apa yang aku tanyakan selama ini. Apa?
Apalah arti memiliki,
ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami?
Apa yang kita miliki di dunia ini? Semuanya milik Alloh,
Sang Pencipta, Penggenggam Hati setiap manusia, kita tidak memiliki apa-apa,
sekalipun orang tua, pasti akan kembali padaNya, itu hanya fana, hanya
sementara dan hanya titipan. Pantaskah kita merasa tinggi hati? Kelak
saudara-saudara, sahabat kita akan meninggalkan kita, menghadap kembali
padaNya. Kelak anak-anak kita juga sama, atau bahkan pasangan kita. Semua milik
Alloh. Ikhlaskan kepada pemilik sesungguhnya, kita tidak berhak.
Apakah arti
kehilangan, ketika kita sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan dan
sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan?
Saat kehilangan sesuatu atau bahkan seseorang, memang itu
menyakitkan. Tapi harusnya berfikir dari sisi yang berbeda, kehilangan akan
membawa dampak baikkah kepada kita? Dengan kehilangan, kita menemukan banyak
hal. Kehilangan seseorang menjadikan kita menemukan orang lain, kehilangan barang
membuat kita bisa mendapatkan barang lain. Iya itu hakikatnya, namun, resiko
yang dihadapi adalah kita juga akan kehilangan banyak saat menemukan,
kehilangan apa? Kehilangan yang seharusnya tidak menjadi hak kita. Ya,
kalimatnya begitu complicated.
Apalah arti
cinta,Ketika saat kita menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana
mungkin, kita patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut
apapun?
Bicara cinta, kembali lagi pada hal yang tak terhingga.
Cinta bisa mendidik seseorang menjadi lebih baik, atau bahkan sebaliknya. Cinta
bisa membuat bahagia ataupun merana. Cinta, begitu luas maknanya. Cinta yang
dirasakan sesame manusia terkadang membawa luka, jika dikatakan “cinta tak
harus memiliki”, apa itu indah? Kita mencintai seseorang namun tak bisa
memiliknya, hanya bisa mencintainya dari jauh dan membawanya dalam doa-doa
indah. Bukankah cinta itu tidak menyakiti? Bukankah cinta itu tidak membiarkan
air mata menetes? Bukankah cinta itu suci? Bukanhkah cinta itu tidak menuntut
apapun? Tugas kita adalah memahami apa arti cinta sesungguhnya.
Wahai, bukankah banyak
kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan
saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.
Melupakan itu menyakitkan, jika kita terus mengingatnya.
Rindu juga menyakitkan, jika yang dirindukan tidak kembali merindukan kita.
Semakin melupakan, semakin merindukan! Kaitan keduanya begitu besar, melupakan
dan merindukan mengajarkan kita untuk bersabar, bahkan ikhlas. Jadi, lebih baik
melupakan atau merindukan?
Yap, banyak pembahasan menarik yang bisa diperluas. Seperti
halnya cinta, apakah cinta sejati itu? Dalam kasusku ini adalah melepaskan,
semakin sejati perasaan ini, semakin tulus aku harus melepaskannya. Misalnya
anak kecil yang menghanyutkan botol di lautan, dilepas dengan suka cita. Sempat
aku bertanya-tanya? Kenapa harus dilepaskan? Padahal aku ingin memilikinya,
saat itu pula jawaban itu datang. Ini adalah rumus terbalik yang tidak pernah
dipahami para pencinta. Lepaskanlah! Jika esok lusa itu adalah cinta sejatiku,
pasti akan kembali dengan cara mengagumkan, percaya bahwa ada saja takdir hebat
yang tercipta untuk kita.
Terkadang aku iri dengan kisah cinta yang ada di media, yang
ada di buku cerita, buku dongeng-dongeng, itu semua ada penulisnya. Tapi aku
tersadar bahwa penulis cerita cintaku adalah Alloh, pemilik cerita paling
sempurna di dunia ini dan aku yakini pastilah cerita terbaik yang dituliskan
untukku. Inshaa Alloh, semakin saya meyakininya, tidak masalah jika saya patah
hati, kecewa atau menangis karena harapan. Keinginan memiliki ini jangan
berlebihan, Riska! Jangan merusak diri sendiri. Pahami bahwa cinta yang baik
akan mengajarkan aku selalu menjaga diri, iya seharusnya aku menjaga diri untuk
kamu!
Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum terwujud,
sibuklah memperbaiki diri dengan belajar. Jika aku bisa mengendalikan harapan
dan keinginan memiliki, maka sebesar apapun wujud kehilangan, aku akan
siap. Jikapun aku tak bisa
mendapatkannya, Inshaa Alloh sudah ada yang terbaik.
Yang aku pahami adalah, aku ingin meletakkan cinta
terbesarku pada Alloh, tak akan aku merasakn sakitanya bertepuk sebelah tangan.
Alloh selalu meraih cinta umatNya, seburuk apapun, sekeji apapun umat itu,
Alloh Maha Baik, Maha Sempurna. Aku ingin mempersembahkan rindu terbesar ini
hanya untuk Alloh, karena tak akan aku rasakan kehilangan. Aku ingin
mempercayai takdir, karena Alloh selalu memberikan yang terbaik. Mengikhlaskan
dan merelakn yang bukan menjadi hak kita itu lebih penting disbanding harus
menerka-nerka kehidupan. Ya, lagi-lagi OBAT ITU BERNAMA IKHLAS.
Videonya belum aku Upload :D |
Tugasku adalah, berbenah diri dan terus belajar, aku siap
menyambut yang terbaik. Terimakasih atas segala pemahaman ini ya Alloh,
terimakasih pula Engkau telah menghadirkan sahabat baik untukku. Ukhuwah ini
semoga berlajut di Syurga terindahNya, Good luck Idew, kita sekarang sama-sama
sedang belajar keras, demi menjadi Ibu yang terbaik dan istri terbaik, semoga Alloh meridhoi apa-apa
yang kita lakukan. Berapa lamanya waktu kita bertemu adalah bukan perkara
kualitas ukhuwah kita, yang pasti, doa ini selalu megiringi langkahmu.
Salam Rindu,
Khumairoh.
0 comments:
Post a Comment
Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)