Monday, December 29, 2014

0 Tuliskan Mimpi-Mimpi Indahmu

Menghitung hari kita akan menapaki tahun 2015 (Kalau Alloh berikan kesempatan), sudahkah kita mengoreksi diri sepanjang tahun ini? Sudah banyak goal-goal yang kita capai atau bahkan mandeg disitu saja? Iya, pembenahan diri penting demi peningkatan kualitas. Berani meninggalkan hal yang menghambat dan mencoba menapaki hal-hal baru yang bisa membuat kita lebih baik lagi, harus seperti apa? Karena hidup adalah pilihan, maunya pilih yang bagaimana? Ada di tangan pribadi masing-masing.

Disini ni saya pernah menyampaikan mimpi kepada Alloh :D
Kalau kita merasa hidup ko gini-gini aja tidak ada perubahan dari waktu ke waktu, maka disanalah terdapat pertanyaan besar, kok bisa? (sambil ngaca dengan ekspresi keheranan). Nah, perlu diperhatikan juga kalau sudah ada pertanyaan seperti itu maka harus tahu jawabannya, apa? Mikir-mikir ke belakang. Permulaan yang harus dilakukan adalah mengenal semua sejarah hidup kita, coba tuliskan pencapaian-pencapaian atau apa saja yang terjadi dalam hidupmu dari lahir sampai sekarang ini. Coba di pandangi, rasakan energinya dan syukurilah bahwa kita bisa melakukan hal itu dengan baik, karena kita terkadang lupa akan bersyukur atas pencapaian kita di masa lalu. Kemudian setelah itu adalah kita harus menatap masa depan, kira-kira mau diapain?

Nah, masa depan jangan hanya di tatap, yang ada malah kitanya melamun saja, tapi coba deh mempunyai mimpi-mimpi besar lalu tuliskan. Kenapa harus besar? Mimpi itu gratis men, kalo gratis ngapain mimpinya enteng dan remeh temeh? Yang besar sekalian agar menjadi motivasi bagi kita, karena disadari atau tidak, dengan mimpi kita punya harapan dan harapan itulah yang akan mampu memberi motivasi dalam diri, pada dasarnya semua manusia mengharapkan apa yang diharapankannya, yang dibangun dari mimpinya dapat diwujudkan dalam dunia nyata.

Kemampuan manusia dimulai dari kemauan yang dimilikinya, karena kemauan yang memberikan motivasi pada seseorang, dengan keberadaan motivasi yang dimilikinya seseorang mempunyai energi deh. Terkadang ada yang berfikir untuk apa bermimpi? Hidup aja udah susah. Atau lebih sering mendengar kaliamt "kalau mimpi jangan tinggi-tinggi, nanti jatuhnya sakit", (nyanyi deh, sakitnya tuh disini, gonjreng-gonjreng)  setujukah dengan pernyataan ini? Kalau saya si tidak, makanya kita harus bermimpi setinggi langit ya kalu jatuh setidaknya kita ada di bintang dulu kan? Misalnya kita bermimpi menjadi seorang pembicara internasional, kalau tidak tercapai ya setidaknya kita menjadi pembicara nasional, mimpi yang terwujud tingkat gagalnya tidak terlalu jauh dari yang diharapkan. Kalu kita mimpinya menjadi Camat, ya berarti kemungkinan gagalnya menjadi seorang Kepala Desa atau Lurah, nanggung kan? Mimpi adalah langkah awal kita untuk maraih cita-cita. Pertanyaannya adalah, dari sekian banyak mimpi yang dimiliki, mengapa masih ada orang yang takut dan tidak berani bermimpi? Jawabannya karena mereka takut gagal dan takut "jatuh" saat mimpi yang tingginya tidak tercapai. Padahal apa yang ditakutkan? Kan ada Alloh Sang Segala Maha, jangan takut mimpi besar karena kita punya Alloh yang Maha Besar.

Bukankah manusia bertahan hidup karena mempunyai harapan? Iya harapan yang hanya digantungkan pada Alloh semata, berharap mah jangan sama manusia, apalagi sama kucing lah apa hubungannya, gausah dibaca.

Berani bermimpi saja sudah luar biasa, apalagi kalau bisa mewujudkannya? Jadilah pemimpi yang professional, karena mau tidak mau harus mewujudkan mimpi-mimpi itu dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kita kan sudah di anugerahkan akal untuk berfikir, mana jalan yang bisa ditempuh untuk membangun dan menciptakannya. Dan tentunya bermimpilah yang besar, lakukanlah dari yang terkecil dan lakukan itu sekarang.

Bagaimana cara menuliskan mimpi-mimpi itu, tulis saja 100 mimpi besar, bukankah itu terlalu banyak? Kalau bicara angka, 100 memang banyak, tapi kalau sudah kita renungi, 100 malah kurang banyak karena mimpi kita biasanya lebih dari itu. Pengalaman saat saya menuliskan mimpi memang harus difikirkan secara matang, menulis dan berfikir dengan hati, saya merasa membutuhkan ruang tersendiri untuk menumpahkan semua mimpi. Karena apa? Ya karena saya tidak mau sembarangan, ini langkah menuju akhirat dengan media dunia, masa iya asal-asalan, akhirat kan tujuan utama hidup kita, duniamah numpang lewat.

Mimpi yang kita tulis harus diselaraskan dengan kemampuan agar menjadi realita, yang pada akhirnya mimpi ini akan menjadi nyata, jadi mimpi harus tau diri ya? Iya J hehehe, tau diri disini dimaksudkan agar kita bukan hanya bermimpi tanpa usaha, sudah tau diri kita sulit untuk menggapainya, masa iya tidak ada usahanya sama sekali. Oya sahabat, saya ada beberapa tahapan nih untuk memudahkan menuliskan mimpi-mimpinya, jadi semua mimpi kita bisa dikelompokkan kedalam:

1. Spiritualitas, dalam hal ini berkaitan dengan spiritual kita, mimpi-mimpi yang didalamnya mengandung hubungan kepada Sang Maha Kuasa, contohnya dalam segi ibadah, misal: Hafidz Qur’an, berhaji bersama keluarga, dll.
2. Finansial yang berisi impian mengenai keuangan kita, bukankan kalau kita punya uang yang cukup bisa untuk bersedekah, zakat, membantu sesama? Misal mempunyai penghasilan dari berbagai usaha yang dimiliki sekian rupiah
3. Fisik, ini kaitannya dengan kesehatan selama hidup kita. Kalau kita sehat kan menjalani kehidupan juga akan lancer, mimpi dalam kelompok ini misalnya sebagai seorang perempuan yang punya banyak anak, badan saya tetap ideal, terus berolahraga dll.
4. Intelektual, berhubungan dengan pendidikan deh, ingin dapat scholarship kemana gitu, masih banyak lagi lah, silahkan disusun
5. Material, mimpi ini khayalan yang penuh dengan hal keduniawian, hehe, misal punya rumah dengan halaman besar ada kolam renangnya, dll.
6. Vacation alias jalan-jalan, mimpi ini penting karena jalan-jalan bukan semata-mata menghamburkan uang, melainkan lebih kepada mendekatkan diri pada Sang Pencipta, dengan bersyukur atas apa yang telah diciptakan yang begitu luar biasa, misalnya keliling dunia
7. Sosial, nah ini nih salah satu yang mantep karena dalam kumpulan ini kita dibawa terbang jauh untuk memikirkan hal apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan sosial yang notabene berhubungan langsung dengan manusia lain, namun erat kaitannya dengan akhirat, misalnya mendirikan sekolah, menjadi relawan di Palestina, dll.
8. Mimpi lainnya, nah point ini saya masukkan barangkali ada mimpi-mimpi yang tidak masuk dalam unsur-unsur diatas, bisa ditulis disini

Itulah sedikit tips agar sahabat semua bisa mengelompokan dan setelah dikelompokan bisa lebih rapih kan, selain itu dalam mewujudkannya juga jadi bisa terorganisir hehehe. Ya, Ibarat kita menanam tanaman, lalu disiram dan akan tumbuh semakin tumbuh hingga kita menuai hasilnya, itulah mimpi kita, dengan menuliskannya, itu berarti kita sudah menanam mimpi, disiram dengan usaha serta doa yang tak ada habisnya pada Alloh, jika kita bersungguh-sungguh dan taat pada perintahNya, bukankah sangat mudah bagi Alloh untuk mengabulkan mimpi itu? Mimpi yang berproses terus tumbuh dan hasilnya akan kita dapat jika Alloh berkehendak, semoga saja mimpi yang kita tuliskan mendapat ridhoNya. Merasa tenanglah bagi yang telah menuliskan mimpi itu, karena Alloh sudah memeluk mimpi kita, jikalau mimpi yang diharapkan tak sesuai dengan kenyataan, pahamilah Alloh sudah menggantinya dengan yang lebih baik, karena Alloh Maha Baik, Maha Menyaksikan, Maha Mendengarkan dan Mengabulkan.

Ini rumus yang saya dapat dari bukunya Mas Ippho  Impian + Iman + Ikhlas + Ibadah + Ikhtiar = Ijabah, yakinlah. Tulis mimpimu dalam kertas, letakan atau tempelkan di tempat yang mudah dijangkau, agar sering kita lihat, sebagai motivasi kita disaat kita merasa lelah dalam hidup, ingat bahwa kita punya banyak mimpi besar yang harus diperjuangkan, hehehe. Jika hidup sebuah perjalanan cerita yang kita tidak tahu arahnya kemana, tapi biasanya perjalanan itu mengikuti arah langkah kaki kita, dengan kita punya mimpi kan kita sudah punya arahan yang jelas mau dibawa kemana.

Mimpinya gadis kampung untuk menjelajahi dunia, menggapai akhirat
Selamat menuliskan mimpinya ya sahabat, Diawali dengan menyebut nama Alloh, niat yang lurus karena Alloh dan semoga Alloh meridhoi.


Saturday, December 27, 2014

0 Manfaatkan Liburmu

Menjelang akhir tahun, saatnya waktu berlibur bagi sebagian orang, namun ada juga yang masih disibukan dengan aktivitasnya. Iya biasanya akhir tahun dinikmati untuk melaksanakan acara liburan, baik itu yang sudah direncanakan jauh-jauh hari ataupun perjalanan dadakan. Apapun itu, pada dasarnya liburan adalah suatu masa dimana orang-orang meluangkan waktu yang bebas dari segala aktivitas pekerjaan, dunia persekolahan atau yang lainnya atau bisa dikatakan juga mengalihkan waktu dengan melaksanakan kegiatan yang bertujuan rehat atau menggunakan waktu dengan bersantai, terbebas dari rutinitas keseharian, namun tetap bernilai ibadah dan bermanfaat. Tidak ada yang sia-sia dalam setiap jejak-jejak kehidupan seorang muslim.

Merindukan keindahan deburan ombak
Ininih sedikit kalimat yang saya kutip dari dakwatuna.com “Pada dasarnya tabiat manusia sebagaimana yang Alloh SWT ciptakan tidak suka beban yang memberatkan, bosan dengan pekerjaan yang melelahkan, capek jika semua kesempatan tersita untuk bekerja, lebih lagi pekerjaan yang membebani jiwa, seperti amal ibadah. Karena kadang rasa bosan dan capek menyergap ke relung jiwa, sehingga menyebabkan drop dan gagal. Manusia membutuhkan suasana yang bisa merehatkan jiwanya, otaknya, dan fisiknya.” (Ushulud Dakwah, Dr. Abdul Muhaimin Abdus Salam Ath-Thahhan, Hal. 117.)

Banyak cara yang bisa digunakan dalam menikmati hari libur, bisa dengan mengunjungi suatu tempat yang memang sudah diidamkan atau sekedar mengunjungi objek wisata yang dekat rumah, bisa juga dengan melaksanakan kegiatan yang disukai, bisa berkumpul bersama keluarga di rumah, mengunjungi sanak saudara atau bisa dilakukan dengan hal positif lainnya. Sebagai manusia biasa yang disibukan dengan segala aktivitas, maka liburan menjadi salah satu moment penting yang dinantikan, kenapa?

Tujuan liburan sendiri adalah untuk menyegarkan kembali otak dari berbagai macam fikiran yang membebani dalam aktivitas sehari-hari yang menghasilkan kepuasan dan rasa senang pastinya, nah jadi kan liburan ada kaitannya juga dengan kesehatan, karena apa? Ya kalau kita senang, otak kita fresh, jiwa kita jadi sehat hehehe, kalau sehat kan kerja oke, mencari ilmu jadi mudah, ibadahpun jadi lancar jaya.

Teringat dimasa Sekolah Dasar, selepas libur semester biasanya dalam pelajaran Bahasa Indoneseia ditugaskan untuk membuat karangan cerita yang menggambarkan kegiatan liburan, pastinya masing-masing siswa berbeda cerita, yang paling sering saya temui yaitu “Berlibur ke rumah Nenek” dengan isi cerita yang sebagian besar adalah sama, yaitu membantu Nenek memasak, memancing ikan bersama Kakek, yang lucunya kalau ternyata rumah Nenek dan rumahnya adalah sebelahan atau tetanggaan, bahkan kalau sebetulnya antara si siswa dan si Nenenknya itu satu atap rumah, hehehe. Yang penting kan liburan di rumah Nenek J

Ah sudahlah biarkan cerita diatas menjadi pengingat masa kecil yang bisa dikatakan lebih indah dibanding kehidupan anak kecil di zaman sekarang yang sudah banyak ternodai oleh dahsyatnya arus teknologi. (Kalau kita bahas ini akan jadi lebar ceritanya)

Jadi, bagaimanapun bentuk liburannya, dimanapun, berapa lamapun, semoga liburan kita ini diisi oleh aktivitas yang semakin mendekatkan diri kepada Alloh ya, jangan sampai diberikan nikmat untuk merasakan waktu luang malah terlalaikan dan malah menjauh dariNya, Naudzubillah… Islam memberi tuntunan kepada umatnya untuk selalu memanfaatkan waktu, baik itu saat liburan, bekerja maupun belajar. Islam mengajarkan kepada para pemeluknya untuk menghargai waktu masa silam, masa kini, dan masa mendatang.

Semoga saja kegiatan berlibur itu bermanfaat untuk mempertebal iman, meningkatkan tafakur dengan merenungi ciptaan Alloh yang luar biasa, memperluas silaturahim karena banyak bertemu dengan orang-orang baru, menjadikan objek yang dikunjungi sebagai pelajaran. Namun jangan khawatir bagi sahabat yang memanfaatkan waktu liburnya di dalam rumah, bukankah ini menjadi hal yang bernilai juga? Karena kita bisa terus mempererat hubungan dengan keluarga, bisa bersenda gurau dengan orang-orang disekitar kita, bukankah ini menyenangkan dan memberikan kepuasan? Atau ada pula yang mengisi liburan dengan menunaikan kegemarannya yang bermanfaat. Seperti kita ketahui bahwa islam agama fitrah dan seimbang. Islam menganjurkan pemeluknya untuk bekerja juga berlibur. Menyuruh untuk beribadah juga  refreshing. Menggapai sukses di dunia juga sukses di Akhirat. Islam sangat memperhatikan keseimbangan dalam hidup, antara serius dan rehat, antara bekerja dan berlibur, antara beribadah dan refreshing. Namun kedua kondisi yang berbeda ini bisa bernilai ibadah dan bermanfaat, tergantung niat dan bentuk kegiatannya. Semoga niat kita lurus karena Alloh ya sahabat J

Wallohu A'lam Bishowab…

Catatan kecilku: Baturmah libur teh TAMASYA, abimah TAMASweh meh teu nundutan. Hehehe

Wednesday, December 24, 2014

0 Mempelajari Etika Makan

Yang namanya belajar itu asyik ya, apalagi mempelajari hal yang kita sukai atau hal yang membuat penasaran, buat greget. Tapi, ada ga belajar yang buat ga asik alias bête? Ya bagi saya belajar makan L Kenapa? Simak yuk.

rempong ya
Ini diambil dari pengalaman saya mengikuti acara pelatihan Table Manner beberapa waktu lalu, memang ini bukan yang pertama tapi kali ini saya merasa berbeda, kenapa? Karena entah saya berperan sebagai apa di acara ini, hehehe. Mengingat tiga stengah tahun silam saya datang ke tempat ini untuk test scholarship (walau akhirnya ga dapet) eh taunya kali ini saya dijamu sebagai tamu, dikasih welcome drink gitu deh pas baru turun (berasa orang penting, padahal masih bau kencur dibanding dua pendamping lainnya), saya hanya bisa menahan tawa, asli rasanya ingin ngakak kenceng tapi kan sebagai wanita gaboleh ya , mesti dijaga L namanya juga hidup ya, rahasia Alloh, siapa menyangka keadaan akan berubah dan siapa tau juga kelak saat saya kesana lagi saya sudah jadi donator disana hehehe Aamiin.

Langsung pada pembahasannya ya, Table Manner adalah etika di meja makan, manners atau etiquette (etiket) sendiri merupakan ketentuan sopan santun dalam bersikap dan berperilaku dalam pergaulan hidup manusia. Ketentuan-ketentuan dalam etiket seringkali berbeda di setiap Negara, bangsa atau suku bangsa. Sudah menjadi tuntutan dalam kehidupan modern untuk kita mempelajari etiket yang berlaku umum agar kita dapat diterima di manapun kita berada. Ya kan biasanya dari manners/etiquette seseorang, dapat diketahui sifat, kepribadian, wawasan dan keluasan pergaulan orang tersebut. Jenis etika sendiri terdiri dari berbagai hal, salah satu yang akan dibahas dalam artikel ini tentunya etika di meja makan.

Dalam pengantar table manners, tepatnya dalam jamuan makan resmi terdapat banyak hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah: Cara berpakaian dan berpenampilan, cara duduk, cara menggunakan peralatan makan, cara makan/minum, cara berbicara, cara menggunakan alat komunikasi dan lain lain. Dalam cara berpenampilan harus disesuaikan dengan acara tersebut, perlengkapan yang hendak dibawa, ya banyak hal deh pokonya, kebetulan pada acara ini saya salah kostum alias saya pakai gamis, hahaha. Gapapalah, yang penting kerudung saya ada bunga-bunganya (lah apa hubungannya). Harus memperhatikan juga cara duduk, ya meskipun tertutup taplak meja tetap saja akan terlihat oleh yang lain baik dari samping kanan kiri, depan atau belakang jika kursi kita terlalu jauh dari meja, kaki ditumpangkan di atas kaki lain (di atas kaki sendiri saja tidak boleh, apalagi diatas kaki orang, hadeuhhh), yang seharusnya adalah duduk biasa sewajarnya dengan bagian tubuh yang tegak karena posisi bangku sendiri sudah disesuaikan, jangan pula kakinya diluruskan kedepan, yang ada nanti malah beradu dengan kaki orang lain. Ini nih yang paling rempong, cara menggunakan peralatan makan. Ya, eating with damn many set of forks, knives and spoons, meanwhile in islam our Prophet teaches us to using  3 fingers.Bagi yang tidak terbiasa, pasti akan kotomprang kotompreng layaknya bunyi pedang dalam acara peperangan, karena bingung sendiri mana yang harus digunakan, cara pegangnya seperti apa. Disini pula belajar cara menggunakan serbet makan yang benar, cara lap mulut aja harus benar ibarat kaya jaim gitu deh, cara makan roti, soup, minum dan cara izin ke toilet pun perlu diperhatikan, terutama saat masuk ke bangku harus dari arah mana, naro tas dimana. Cara bicara juga perlu tekniknya ya sahabat, ngobrol dengan topik yang ringan dengan mulut yang tidak terbuka lebar, yang pasti jangan maenan hp, apalagi sempet-sempet check in di path, hahaha.

Itulah serangkaian gambaran umum acara table manner kali ini, selama kurang lebih tiga jam duduk di meja makan dengan penuh aturan, dengan menu makanan yang pastinya awam bagi yang baru merasakan, ada pula yang merasa tidak kenyang karena tanpa nasi (orang Indonesia bingiiitss, padahal makan macem-macem, tetep aja bilangnya belum berasa makan kalo belum makan tanpa nasi). Kalau makan ribet gini, kita nyaman ga? Ya namanya juga belajar, tidak ada salahnya mempelajari budaya luar, namun balik lagi pada pemahaman mengenai modernisasi yang saat ini datangnya sudah seperti hujan *keroyokan, zaman yang begitu luar biasa, sehingga kebudayaan luar bisa dengan mudahnya masuk ke budaya ketimuran kita. Islam sendiri saat ini sedang dijajah melalui 3F, Fun, Food, Fashion, ya kalau ditilik-tilik sadar tidak sadar memang iya, harusnya si bilang iya banget, kebangetan kalau yang tidak sadar L Jika cara makan seperti diatas, termasuk tidak? Wallohu A'lam Bishowab…

Yang pasti sebagai umat islam, mempunyai adab tersendiri ketika makan, ini yang saya kutip dari salah satu buku. Ketika hendak makan, ada dua belas perintah yang sangat baik untuk diikuti dan selayaknya setiap orang muslim mengenalnya. Empat dari perintah itu wajib hukumnya, empat sunah dan empat berikutnya merupakan tanda-tanda kemuliaan.

Adapun empat perintah wajib adalah:
  1. Pengenalan dan pengetahuan pada Alloh (mengetahui bahwa semua nikmat berasal dariNya)
  2. Ridha terhadap nikmat-nikmat Alloh
  3. Memulai dengan membaca Bismillaahir ramaanir rahiim
  4. Memulai dan mengakhiri dengan bersyukur pada Alloh
Adapun empat oerintah yang sunah dalah:
  1. Berwudhu sebelum makan
  2. Duduk dengan bertumpu pada bagian sebelah kiri
  3. Makan dalam kondisi duduk
  4. Makan dengan tiga jari
Adapun empat perintah dengan tanda-tanda kemuliaan adalah:
  1. Makan apa yang ada dihadapanmu
  2. Makan dengan suapan kecil
  3. Mengunyah makanan dengan baik sampai halus
  4. Jangan memandang wajah orang lain ketika makan
Yaaa, itulah yang seharusnya kita jalankan, table manner syariah ala Rosul. Namun dari table manner diatas, kita bisa mengambil pelajaran penting yang memang sesuai dengan yang telah diajarkan pula. Hal yang membuat saya merasa disayangkan adalah saat banyak makanan yang tersisa, saya suka sedih kalau ada itu, rasanya ingin saya habiskan tu punya orang, tapi apadaya kan perut saya juga terbatas dan Alloh tidak menyukai yang berlebihan. Luar biasa kan islam? Jangankan makan, hal-hal yang cakupannya lebih kecil saja ada aturannya, beruntungnya kami semua menjadi seorang muslim yang semoga menjadi muslim yang taat.

Jadi intinya, ambilah hal-hal penting ya sahabat. Bukan kesalahan jika kita mempelajari acara table manner, ya barangkali ada kesemapatn di undang makan oleh Presiden kan jadi ga malu-maluin banget karena sudah tau etikanya seperti apa, ada kesempatan belajar ya ambil saja apalagi kalau gratis alias ada yang bayarin kaya saya, ga kefikiran ikut acara ini tau-tau mendadak diajak untuk mendampingi adik-adik, kan enak, hahaha kembali pada prinsip awal seseorang yang belum berpenghasilan, jika bisa gratis, kenapa harus bayar? 

Monday, December 22, 2014

0 Hari Ibu Masa Kini

Tanggal 22 Desember yang setiap tahunnya diperingati sebagai hari Ibu, hari Mamah, hari Emak, hari Emih, hari Bunda, hari apalagi deh pokonya masih banyak lagi panggilan untuk wanita tercinta yang melahirkan kita. Bicara soal ibu, bicara hal yang bisa membuat senang dan sedih, kenapa? Karena ya ibu itu jasanya tiada tara untuk kita. Kalau saya bahas mengenai peran ibu rasanya akan menjadi cerita yang panjang, dalam tulisan ini saya akan sedikit memberikan sumbangsih gambarann kondisi hari ibu di masa kini. Masa sekarang, 2014 yang begitu dahsyatnya (sambil joget lalala yeyeye *kucekkucek *jemurjemur) masa dimana anak muda mendominasi dunia teknologi, bukan hanya anak muda si, tepatnya yang sudah tak muda pun mempunyai peran besar dalam pemanfaatan teknologi ini, khususnya dalam media sosial yang sudah menjamur dari kalangan bawah hingga kaum jetset, tak kenal usia dari anak kecil hingga yang sudah renta, media sosial yang begitu banyak menawarkan berbagai kebutuhan, ada untuk berbagi foto, berbagi pengalaman, berbagi kegalauan, berbagi kebahagiaan, kesedihan sampai yang berbagi uangpun ada J

Nemu foto jadul ni sama Mama tercinta
Nah, pada kesempatan hari ibu ini banyak sekali ucapan yang dituliskan, ucapan terimakasih, ucapan cinta, sayang, mulai dari kalimat pendek hingga 1 paragraf atau bahkan berlembar-lembar, ada yang hanya diwakili dengan kata “ibu” tapi mempunyai seribu makna, ada pula yang semuanya sudah terpampang dalam display picture ibu, ada yang upload foto bersama Ibu saat kecil hingga dewasa, ada yang fotonya digabung-gabung dalam 8 kotak atau bahkan lebih hingga saya tidak bisa melihat sebetulnya itu gambar siapa L, banyak deh macamnya. Ini adalah salah satu ekspresi ucapan terimakasih atau sekedar meramaikan suasana? Sekedar ikut-ikutan biar dikata gaul? Entahlah, dunia maya sudah memakan banyak korban, apa saya termasuk? Iya L

Saya sendiri bukan tipe orang so sweet yang mengucapkan selamat hari ibu pada Mamah saya, bukan pula orang yang hari ini memberikan kue dan mengecup kening dan pipinya, bukan. Saya tidak seperti itu, saya hanya bisa memberikan doa terbaik yang bisa disampaikan kepada Alloh, semoga semoga semoga deh pokonya. Saya termasuk orang yang begini, pernah saya ucap secara langsung dengan memeluk dan meneteskan air mata bilang “I Love You”, “Neng sayang Mamah”, “Makasih Mamah untuk segala yang telah diberikan”, kata-kata manis lainnya hingga membuat Mamah saya tercengang heran, mungkin dalam hatinya berujar “ini anak saya kesambet apaan ya.” tapi membuat beliau nangis juga si.  Karena dalam keluarga saya bukanlah penganut paham so sweet seperti kebanyakan orang, sehingga hal itu terkesan aneh dan apa banget deh L

Oya, point pentingnya yaitu saya dikejutkan dengan status yang membuat saya ketawa-ketiwi (sendiri) saat banyak yang upload mengenai hari ibu, sbb:

Selamat hari ibu buat seluruh ibu yang ada di Indonesia, termasuk ibu kamu, calon mertuaku

Selamat hari ibu buat ibu saya dan calon ibu dari anak-anak saya nanti

Doa di hari ibu: Semoga ibuku dan ibumu menjadi besan

Ibu tak meminta dipasang fotonya Nak, ibu hanya minta kamu memberikan menantu dan cucu, itu aja!

Sang anak: “Selamat hari ibu ya Ma, I love you so much, because you are my everything. Maaf belum bisa menjadi yang Mama minta.” Ibunya balas:”Gausah pura-pura baik, gausah banyak gaya, sekarang cepet pulang, angkatin barang-barang, di rumah banjiiirrr”

Ini ya kelakuan anak muda zaman sekarang, duh anak muda-anak muda, orang tua cuma bisa geleng-geleng kepala deh (berasa tua ni yeee). Yasudahlah apapun bentuknya, apapun caranya, apapun modelnya, semoga di hari ibu ini semakin meningkatkan kecintaan terhadap ibu kita ya, bukan berarti di hari ini saja menjadikan ibu sebagai putri raja sehari, namun untuk seterus dan seterusnya, sekalipun kelak sudah tiada, atau memang sudah tiada, kita kan masih bisa memanjatkan doa, semoga kita semua tergolong menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah ya sahabat, sehingga doa kita bisa terus mengalir. Aamiin.


Oya, untuk calon ibu-ibu bisa dibaca ni artikel lainnya, cekidot ---> Harapan Calon Ibu

Sunday, December 21, 2014

0 Jadi Kecanduan Menulis

Sahabat pernahkah merasa kecanduan? Kalau dibilang kecanduan itu identik dengan ketergantungan hal yang berbau negatif ya, dalam Wikipedia, Kecanduan atau ketagihan adalah saat tubuh atau pikiran kita dengan parahnya menginginkan atau memerlukan sesuatu agar bekerja dengan baik. Kecanduan juga bisa dipandang sebagai keterlibatan terus-menerus, kenikmatan dan kepuasanlah yang pada awalnya dicari, namun perlu keterlibatan selama beberapa waktu dengan zat atau aktivitas itu agar seseorang merasa normal. Intinya, CANDU adalah sesuatu yang membuat kita ingin hal tersebut terus-menerus. Oya kalau kecanduan menulis? Bahayakah?

whoaaa candu atau racun?
Inilah yang sedang saya rasakan, entah penyakit ini datang darimana. Saya sendiri mengakui bahwa didalam dunia menulis ini masih awam dan masih pemula sekali, namun apadaya, candu ini tiba-tiba menghampiri dan mengapa datangnya pada pemula?

Hal ini saya rasakan saat saya meninggalkan rumah untuk beberapa hari terakhir, saya bilangnya si safar, hihihi, rasanya ingin cepat pulang. Karena apa? Karena tak kuat menahan jari manis ini menari-nari diatas keyboard laptop tua saya yang usianya sudah setara anak PAUD. Dalam diam saya, fikiran untuk menulis banyak sekali, secara otomatis sudah terkonsep tanpa saya fikirkan. Saya saja heran, kenapa bisa begini, apakah ini akan menjadi beban hidup kalau saya tidak mengobatinya? Obatnya ya dengan menuangkan apa yang ada dalam fikiran saya. Mau tidak mau harus saya tuliskan, karena kalau tidak akibatnya akan fatal L saya seperti mengalami gangguan kejiwaan stadium awal, rasanya jiwa ini gelisah jika tidak menulis dan merasakan ada sesuatu yang hilang ketika ide, pemikiran, observasi dan pengalaman ini tidak dituangkan dalam tulisan. Setidaknya, menulis bisa melepaskan kegundahan dalam fikiran ini, kalau kata orang sunda mah “asa bucat bisul.”

Terkadang saya heran, sebetulnya apa si yang saya tulis? Hehehe, ya intinya lebih pada sharing pengalaman dari diri saya, baik dari hasil membaca, mengamati lingkungan, observasi langsung dan banyak hal lain. Harapannya dengan menulis ini bisa menjadi motivasi dan mengembangkan diri, sekalipun orang lain tidak membaca, setidaknya saya sendiri sebagai pembaca setia dalam menemani kesendirian ini. Saat saya bisa menuntaskan sebuah tulisan dan mempostingnya di blog, perasaan bahagia muncul dan rasa ini seperti melayang-layang layakanya orang yang kecanduan narkoba kali ya, bisa ngefly gitu, hahaha.

Oya sahabat, terkadang godaan untuk malas menuangkan ide dalam bentuk tulisan menghambat 
kecanduan itu. Apalagi kesibukan aktivitas yang memberikan pengaruh besar, ini bisa menjadikan menulis hanyalah aktivitas di waktu senggang, kalau sudah seperti ini nanti ujung-ujungnya muncul rasa malas dan malah hilang deh candunya. Hambatan lain juga muncul apabila sulit menuliskan apa yang ada dalam pikiran saya menjadi bentuk tulisan. Dalam otak ini banyak sekali ide, namun bingung harus tulis yang mana dulu dan bagaimana mengawalinya (nah memang permulaan itu suka sulit ya J ) keadaan inilah yang membuat saya stress, dan suka uring-uringan sendiri. Hambatan yang saya alami dan mungkin tidak dialami oleh sahabat adalah saat mencari signal internet, bermodal hp jadul yang saya gununkan untuk tathering wifi dan saya harus istiqomah menyimpan hp itu di tempat yang memang terdapat signal, saya simpan diatas lemari, diatas kulkas, ditempel pakai lakban, aneh-aneh deh pokonya, karena di rumah saya susah sekali signal internet, tapi selangkah keluar dari rumah busehhh banyak dan luber, hehehe, kendala lain ada pada laptop yang sudah tua ini dengan baterai yang sudah bocor, dikamar saya tidak ada colokan (karena Bapak tidak mau memasang colokan, dengan dalih bahwa kamar digunakan untuk istirahat, jangan diganggu aktivitas lain), jadi mau tidak mau kalau saya menulis ya di depan ditemani suara bising kendaraan di depan rumah. Tapi saya nikmati saja, nangkring di depan laptop kesayangan bisa seperti jam kerjanya orang kantor, bahkan lebih. Namun Alhamdulillah, saya sudah meminta izin pada Bapak untuk menjadi penulis di blog ini dan restunya Bapak menjadikan beliau tidak risih jika saya mantengin terus laptop, hihihi.

Jadi, kecanduan menulis bahaya atau tidak? Kalau dampaknya membuat kita menjadi lebih baik ya artinya itu tidak membahayakan, jika hal ini ternyata membuat saya merasa memiliki bakat menulis yang belum terasah, siapa tau kalau terus diasah akan menghasilkan karya-karya hebat, siapa tau kan saya jadi penulis kelas dunia yang bisa memberikan manfaat untuk orang lain, bisa menginspirasi dan bisa memotivasi, hihihi (Aamiin Allohuma Aamiin), SIAPA TAU??? Jikalah menulis ini suatu indikator yang menunjukkan produktivitas seorang penulis pemula, hal ini akan menjadi kabar baik untuk saya yang masih berproses menuju tingkat kecanduan selanjutnya.
Namun perlu diperhatikan juga ya sahabat,  jika candu ini memberikan efek negatif seperti melupakan aktivitas yang lain seperti ibadah, bekerja, belajar, membantu orang tua (misalnya: nyapu, ngepel, cuci piring, memasak), berbagi waktu dengan keluarga dan lain-lain, namanya bukan candu lagi, melainkan keracunan menulis, racun kan lebih bahaya. Jadi, semuanya bergantung pada dampak yang didapat, pilih yang mana? Pilih yang baik-baik aja deh J
Semoga bermanfaat ya sahabat, semoga candu ini bisa menular pada kalian semua, hihihi….

Saturday, December 20, 2014

1 Paket Hemat Wisuda Syar'i

Sahabat shalihat, izinkan kali ini saya share mengenai wisuda ya, tepatnya wisuda dengan penampilan syari. Mengingat sulitnya saya mendapat referensi mengenai hal ini, jadi saya buat deh artikelnya semoga bisa membantu sahabat semua dalam menghadapi acara wisuda namun tetap anggun, sederhana, hemat dan point pentingnya adalah cantik yang terpancar dari hati, hehehe.
Bisa sahabat lihat di artikel sebelumnya mengenai pembahasan pentingkah wisuda?

Saya sempat dibuat tercengang saat menghadiri gladi resik h-7 di kampus, beberapa lama tidak bertemu dengan teman-teman akhirnya membuat suasana heboh, apalagi kelasan kami adalah kelasan yang dikenal paling riweuh, jumlahnya sedikit namun setiap suara yang terdengar seperti mewakili ribuan orang *lebay* ditambah lagi telah berkumpul kembali trio cetar yang sempat terpisah, hihihi. Yang membuat saya pusing disaat teman-teman membahas, pakai kebaya yang kaya gimana? Beli dimana? Jahitnya berapa? Warna apa? Make-upnya mau di salon mana? Tarifnya berapa? Mau make-up artis atau natural? Asli deh padahal saya juga wanita, tapi saya kebawa pusing saat mendengar obrolan itu, hihihi, piker saya dalam hati:”ko mau wisuda ribet ya? Perasaan saya ga ada pikiran kea rah sana. Ini saya yang katro apa gimana ya.” Yasudahlah saya hanya menjadi pendengar setia, saat ada teman yang tanya:”Ka. Kebaya lu kaya gimana, make-upnya gimana?” saya dengan manis menjawab:”Gue pake gamis dan make-up sendiri.” Padahal jelas-jelas dalam undangan dan info, dresscode acaranya untuk wanita menggunakan kebaya. Hihihi. Tapia pa noleh buat, saya kan penganut #antiMainstream J

Begini hasilnya
Sekali lagi diinfokan bahwa kampus saya adalah kampus pariwisata yang biasanya menilai penampilan sebagai tolok ukur utama, namun bukan berarti saya harus seperti itu juga kan? Alhamdulillah, acara hari Rabu dan pada hari minggu sebelumnya saya mengikuti acaranya hijab alila dengan tema “Sebaik-baik selfie adalah muhasabah diri” yang didalamnya membahas perilaku wanita saat ini yang harus diperhatikan adalah menjaga rasa malu, alias Al-Hayya. Islam itu begitu memuliakan wanita, masa udah dimuliakan, sebagai wanita sendiri tidak menjaganya? #NasihatDiri

Kecantikan wanita bukan untuk dinikmati semua orang, hanya orang yang berhak saja yang boleh menikmatinya, siapa? Suami, hihihi. Jadi bukan berarti saat kita menghadiri acara harus memperhatikan penilaian manusia. Asal kita nyaman dan tidak merugikan orang lain, kenapa tidak?
Baiklah balik lagi pada judul ya, paket hemat wisuda syari. Mengapa dikatakan hemat? Prinsip saya selagi bisa murah, kenapa harus mahal? Murah asal tidak murahan. Meskipun acara ini dilaksanakan di hotel ibukota yang notabene banyak kalangan atas, saya PD aja, bermodal niat dan senyum ceria, Inshaa Alloh orang akan tetap menghargai ko.

Kebaya yang diganti oleh gamis: Kenapa? Karena saya fikir kebaya biasanya membentuk tubuh dan biasanya buricak burinong (bahasa saya, hehe, yang artinya gemerlap banyak payet cetar membahana badai halilintar, kebaya yang berat akibat banyaknya hiasan). Saya beli di tanah abang samaan dengan Mamah, karena ada diskon dan harganya murah loh pemirsa, sudah sepasang dengan kerudung panjang. Saya pakai warna abu dan Mamah warna pink, gamis yang nantinya bisa digunakan sehari-hari. Kalau kebaya kan biasanya untuk acara tertentu saja, jadi dikhawatirkan mubadzir, apalagi harga kebaya yang selangit, pada saat saya survey busehhh kainnya aja mahal-mahal, belum untuk jahitnya, sekalinya beli jadi ya begitu. Oya, gamis polos ini saya tambahkan sedikit bunga di tangan dan bagian bawah, hasil jahitan sendiri J

ini awalnya gamis polos banget, ditambah bunga-bunga dikit di tanga, depan dan bawah
Kerudung: Saya menggunakan 2 khimar bahan cerruti warna pink dengan ukuran 150cm x 150cm, lebar banget ya? Hehehe. Kedua yaitu khimar bahan sifon abu dengan ukuran 115cm x 115cm. Khimar ini buatan sendiri, untuk sehari-hari saya lebih suka menggunakan khimar yang bukan beli jadi, karena kalau buat sendiri ukurannya bisa sesuka hati, lebih murah pula J Saya gunakan warna pink karena gamis Mamah warna itu dan Jas nya Bapak warna abu, ceritanya sebagai anak ya menggabungkan cinta antara Mamah dan Bapak, hahaha *ganyambung* Tidak ada tutorial bagi saya, hanya menumpuk 2 khimar dan bisa terhindar dari kerudung leher, alias kerudungan yang banyak hiasan diatasnya, sebatas leher dengan menggunakan daleman ninja. Tidak pakai buntel sana buntel sini, jarum sana jarum sini, hiasan sana sini, hihihi.

Nah kerudungannya hanya ditumpuk gini aja sahabat
Sandal: Tidak usah bling-bling dan gunakan seadanya saja. Alhamdulillah saya menggunakan wedges hadiah dari sahabat tahun lalu yang belum pernah saya pakai, hehehe. Gunakan yang nyaman dan jangan terlalu tinggi yah, takutnya pas lagi maju ke depan malah kesleo dan kasarimped. Kaos kakinya juga dipakai ya sahabat J

Makeup: Saya tidak ke salon, uang darimana untuk ke salon yang tarifnya mahal. Teman-teman yang menggunakan jasa salon harus bayar dengan kisaran 350-600an, duh saya fikir-fikir lagi deh. Uang segitu bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat buat saya, toh acara kan hanya sehari, dandan hanya kepuasan batin yang dinikmati orang lain sementara waktu? Bermodalkan skill yang didapat saat kuliah Beauty Class, saya aplikasikan saja pada wajah ini, hehe, setengah jam beres beserta penggunaan kerudung. Berharap dandanan ini tidak tabarruj. Lalu darimana perlengkapannya? Sisa dari PKL di Garuda, kebetulan pada zaman jahiliyah saya pernah PKL di bandara dan mengharuskan setiap hari bermakeup tebal, padahal sekarang bedak aja saya mah gapunya, pensil alis aja saya jual (lebih tepatnya saya tuker kepada teman dengan tiket salah satu seminar) jangan sampai mencukur alis yaaaaa, oya boro-boro mau beli bulu mata palsu, hahaha, sayang uangnya dan lagipula kan gaboleh L so, make it simple yes… Semoga cantiknya muslimah karena ilmu dan akhlak, bukan Karena makeup.

You are my reason
Jadi, untuk sahabat shalihat, jangan mengorbankan penampilan demi salah satu acara yah, Jika keseharian seperti ini, ya tetep seperti ini, meskipun lingkungan kita tidak mendukung, beranilah beda karena Alloh, siap beda untuk mengikuti perintah Alloh. Ini nasihat untuk diri saya sendiri, kelak semoga acara walimahan pun tetap tidak mengorbankan kesyarian hehehe.
Wisuda bukan acara untuk bermewah-mewahan, kasihan orang tua sudah banyak direpotkan. Biasanya keterbatasan akan membuat kita menjadi kreatif, iya kreatif untuk melakukan hal-hal yang tidak terfikirkan sebelumnya. Biarkan kita tetap cantik dimata Alloh dan suami (kalau sudah punya), jangan hiraukan penialain orang lain, karena penilaian Alloh lah diatas segalanya.

PD aja yah meskipun yang lain pakai songket hihihi
Seformal apapun acaranya, tetap check jilbab syari nya shalihat. Biarkan pakaianmu tetap menjulur ya sahabat, jangan kau rubah khimar panjangmu dan biarkan ia menjuntai menutupi dada, menambah anggunmu karena taatmu

#NasihatDiri

0 Pentingkah Wisuda?

Wisuda, yang diplesetkan jadi:”wissss… udah”, hehehe. Udah apa? Udah kelar belajarnya? Wisuda yang dinantikan banyak orang, bukan termasuk saya tapi. Awalnya saya meminta izin pada orang tua untuk tidak mengikuti acara ini, karena yang saya fikir daripada uangnya digunakan untuk acara gajelas yang buat ribet dan ngantuk, lebih baik saya gunakan untuk les. Iya ga? Lumayan kan 2,5 bisa untuk modal belajar sebulan, hehehe, namun saat saya diskusi di telepon dan apa jawaban orang tua? Tepatnya Bapak lah yang membuka pemikiran saya, Bapak bilang saya harus mengikuti prosedur kampus selagi itu adalah hal yang tidak memberatkan. Apa boleh buat pada akhirnya mendaftar lah saya sebelum pergi melaksanakan tugas.

Ini si Ombos ikut nimbrung aja diantara cewek-cewek
Alasan lainnya untuk tidak mengikuti acara ini adalah, wisuda itu ribet, orang tua harus datang kesini dan sebetulnya kebanyakan orang hanya mengincar foto dengan menggunakan toga lalu dipajang di rumah, hadeuhhh. Ngapain coba? L

Ini lagi si Bang Tambun ikut-ikutan sama cewek
Bagi saya, wisuda itu lebih bergantung pada kebutuhan masing-masing, namun pada kenyataannya ya banyak sekali yang antusias terhadap acara ini, berduyun-duyun memboyong keluarga besar dan pada saat sebelum acara ataupun pada saat penyusunan proyek akhir, banyak status dan gambar-gambar yang berkaitan dengan wisuda, khususnya toga. Ada yang saya ingat yaitu:
“Lagi berjuang kelarin kuliah, biar bisa selfie pake toga.”
“Tidur dulu ah, mana tau besok wisuda.”
Yang paling menggelitik yaitu:”Lamar aku stelah aku wisuda” Pengen banget ya? Hihihihihi. Dan masih banyak lagi. Sepenting itukah wisuda? Hhmmm. Acara yang identik dengan perayaan, perayaan puncak kejayaan mahasiswa selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan sebagai penanda kelulusan setelah menempuh proses belajar. Iyakah?

Foto bersama alayers Gayo, karena baru kita yang dateng
Apakah wisuda itu biasanya dihadiri orang-orang tersayang? Bapak menyuruh saya ikut wisuda, sementara Bapak sendiri tidak mau ikut, bilangnya:”Yang ikut acaranya biar Mamah sama Uwa, Bapak dirumah saja.” Sontak Mamah bilang:”Duh Bapak, sepanjang Neng kuliah, belum pernah tau kampusnya dimana, belum pernah nengok, apalagi mengantar, masa iya wisuda juga tidak ikut?” Saya Cuma bisa senyum J Dan derengdeng pada akhirnya yang mendampingi acara ini adalah Mamah dan Bapak, tanpa kaka dan adikku, keduanya tidak bisa ikut, untuk adikku lebih tepatnya tidak mau ikut. Keluarga yang gamau ribet emang ya, hihihi.

Kelakuan
Baiklah, pada saat tiba di lokasi ya heboh bertemu dengan teman-teman, foto sana-sini, acara dimulai rasanya biasa saja ya seperti biasa teman-temana kelasan saya yang sudah seperti keluarga heboh dan urat malunya terkadang putus. Inikah tabiatnya anak pariwisata? L Pada saat acara dimulai, ya inilah yang saya khawatirkan, acara yang membosankan, ada yang tidur karena semalaman tidak bisa tidur, ada yang ngobrol karena merasa perbincangan lebih asik daripada mendengar sambutan-sambutan, ada yang selfie karena tidak ingin melewatkan moment cantik dan gantengnya, ada yang sibuk makeup, ada yang nguap terus karena dari subuh sudah bangun mempersiapkan makeup dengan ibu salon, ada yang maenah hp terus karena sibuk update dan check in di path, ada yang terus-terusan komentarin orang yang muncul dilayar, hahaha masih banyak lagi deh pokonya. Jangan salahkan acara wisudanya, tapi coba dirubah polanya agar tidak membuat jenuh hadirin. Yang dinanti tiba, yaitu pada saat naik ke panggung salaman dengan si bapak sambil nunduk mindahin tali, awalnya biasa saja tapi saat mulai jalan ke depan teman-teman pada deg-degan. Hihihi, Kata Septin:”Anggap saja sedang liburan.”

Trio Cetar ditengah yang diapit Nona Ambon dan Sumedang
Hal yang menjadi catatan saya berikutnya adalah bully-an wisuda mengenai pasangan. Hadeuhhh… Harapan saya awalnya ingin ikut wisuda didampingi dengan orang tua beserta suami dan anak, tapi sepertinya hal ini tidak memungkinkan, boro-boro sambil gendong anak, suami aja belum ada, wkwkwkw. “Ka, lu wisudaan apa ambil rapor SD? Masih ye ditemeninnya Cuma sama orang tua.” Jlebb, hahaha, iya juga ya, teman yang lain rombongannya banyak, sementara saya hanya didampingi kedua orang tercinta. Tapi apalah artinya, toh mereka sudah lebih dari apapun untuk saya, I love u Mamah Bapakku. Oya sedikit cerita, setelah acara selesai banyak orang diluar sana yang bawa hadiah dan bunga, dan ternyata kebanyakannya adalah pasangan wisudawan-wisudawati ataupun sahabat atau kerabat, lagi-lagi saya hanya bisa tersenyum. Ditambah saat ada Bang Victor yang baru nyampe dari Jogja, kasih bunga mawar ke Siska didepan mata gueeeeeee, dan parahnya saya tau kisah cinta mereka dari awal masuk hingga sekarang, hahaha, yaudah saya senyumin lagi deh. Orang-orang foto dengan membawa buket bunga dan hadiah, namun saya foto hanya dengan senyum ceria, kalo boleh puter lagu mah saya request deh “sakitnya tuh disini” hahahha.

Pada saat berlangsungnya acara hingga usai, tidak ada derai air mata diwajah kami. Tapi besoknya baru merasa sedih, oya kita kayanya akan sulit untuk berkumpul karena sudah mempunyai kesibukan masing-masing. Tapi pasti ada saatnya kita dipertemukan lagi, good luck ya keluarga Tango, teman-teman PBU, dan semuanya, biarkan ukhuwah yang telah terjalin selama 40 bulan ini akan menjadi selamanya. Point penting yang bisa saya tarik kesimpulan adalah, ternyata wisuda adalah salah satu hal yang bisa membuat orang tua saya bahagia. Jadi, seberapa pentingkah wisuda? J

Thursday, December 4, 2014

0 Bapakku, Guruku

Bicara Bapak, bicara hal yang sedikit sensitif bagi saya. Karena Bapak merupakan orang yang sebetulnya memahami saya namun saya yang kurang memahaminya, dulu. Bapak bukanlah pengenyam sekolah tinggi atau bahkan universitas, namun ilmunya luas, pengetahuannya banyak dan betul-betul sosok yang berperan sebagai guru hidup, Bapak bukan pula orang kaya yang mempunyai banyak harta, namun beliau bisa menghidupi saya hingga sekarang, bagi saya Alloh telah memberikan kenikmatan yang luar biasa saat saya dilahirkan dan mempunyai Bapak seperti beliau.

Foto 3,5 tahun silam
Saat ditanya, berperankah Bapak dalam mendidik anak? Iya, perannya juga penting karena dapat membentuk karakter anak menjadi tangguh, darinya akan belajar berani, bertanggung jawab serta realistis dan berprinsip. Seperti diketahui bahwa biasanya ibulah yang berperan utama, namun peran seorang Bapak juga jangan diabaikan, karena biasanya ibu lebih mengajarkan pada kepekaan rasa. Bapak tak hanya mencari nafkah, di dalam Islam berperan sebagai hamba yang diamanahi untuk membesarkan anak yang dititipkan kepadanya, beban utama yang dipikul Bapak adalah sebagai pembentuk generasi Islam yang saleh dan bagi anak perempuan yaitu pemberi izin ketika menikah #ehNikah #benerinJilbab

Share sedikit ya sahabat, akhirnya sekarang saya tahu alasan Bapak mengharuskan menggunakan sandal jepit di setiap wudhu saat akan menuju sholat ke kamar, karena kita tidak pernah tahu najis sekecil apa yang ada didalam rumah. Sekarang saya paham alasan Bapak tidak membolehkan anak-anaknya jajan diluar padahal anak kecil sangat menyukai jajanan, karena Bapak sangat memperhatikan makanan apa yang masuk kedalam tubuh yang mengalir dalam darah dan Bapak selalu melarang masak menggunakan penyedap rasa lalu menghindari goreng-gorengan karena ya itu untuk kesehatan kita, kalau sakit bagaimana mau beribadah? Jawab Bapak.

Banyak aturan yang diberlakukan dirumah, saat saya kecil pernah berucap:”ih Bapak mah ribet banget hidupnya, ini itu segala macem banyak yang dilarang, ga kaya Bapaknya orang lain, mau apa-apa selalu dibolehkan. Uyuhan saya hidup begini.” Hahaha, polos sekali ya, kalimat ini keluar akibat banyak komentar saat saya melakukan sesuatu. Saat saya nyapu lantai, Bapak bilang:”Neng, pelan-pelan, nyapu itu ada aturannya, niatkan karena Alloh, mengerjakan pekerjaan rumahnya biar ikhlas.” Dalam hati bilang ya yang pentingmah nyapunya bersih. Menginjak remaja, saat teman-teman lain diperbolehkan main kesana kemari sementara saat saya mau bepergian, seringnya tidak diberikan izin kalau memang itu tidak mendesak. Saya jarang kemana-mana dan keadaan memaksa untuk berbohong, hadeuhhh. Sebetulnya hal-hal sepele seperti ini adalah pola didikan yang Bapak terapkan, namun saya yang kurang peka dan kurang memahami maksudnya ke arah mana, karena memang 
Bapak adalah sosok pendiam yang jarang bicara pada anak-anaknya, beliau bicara kalau sudah berceramah saat kami melakukan kesalahan dan itu puanjang lebar buat nangis dan ngantuk, hehehe.

Terlebih saat masih Sekolah Dasar, penuh semangat saya ingin menunjukan nilai rapot yang memuaskan, dengan harapan bisa membuat bangga, namun tiba dirumah boro-boro bilang selamat, yang ada hanya:”oh, nilainya segini.” Kebayang ga? Sakitnya tuh disini L Bukan hanya SD, hingga sekarang kalau saya infokan mengenai hal-hal yang saya fikir bisa membuatnya bangga, responnya biasa saja. Namun saya menyadari bahwa didalam lubuk hati yang paling dalam, Bapak merasa bangga namun dengan cara inilah Bapak memberikan motivasi agar anaknya tak terlena atas apa yang didapat, melainkan harus terus dan terus mencapai hasil maksimal.

Bapak mengajarkan saya untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan beberapa perspektif, bukan hanya satu pandangan, sekalipun itu menyangkut hadits. Menyuruh saya menampung nasihat dari siapapun meski dari orang yang bukan siapa-siapa, jangan pilih-pilih menerima saran, mengajarkan agar bisa mengambil hal baik dari setiap orang. Logikanya terkadang membuat saya suudzon, namun sekarang Alhamdulillah dengan semakin melakukan pendekatan pada Bapak, komunikasi kami berjalan dengan baik, berdiskusi dengan berbagai tema, mulai dari pemerintahan, sirah, ilmu kehidupan dll, saya menyampaikan mimpi-mimpi saya, keinginan besar saya, keluh kesah saya,berkonsultasi layaknya acara talkshow di tv. Kalau sudah berdua dengan Bapak, rasanya saya seperti berada di ruang seminar dengan pembicara besar. Ya, inilah motivatorku, rasanya saya tak perlu mencari motivator lain, membaca artikel dan buku, Bapak sudah mewakili semuanya, terkadang ucapannya sedikit namun membuat saya merasa tergampar dan membuat saya mikir. Bapak menyuruh saya untuk mencari banyak referensi, melakukan diskusi dengan orang-orang yang paham, namun kalau orang yang ingin saya ajak diskusinya malah gamau diajak diskusi gimana dong? Hehehe. Bapak sulit ditebak, tapi itu yang terus menjadikan saya banyak belajar. Terimakasih banyak Bapak, semoga saya bisa membahagiakan Bapak dan Mamah dengan cara saya sendiri ya. Meskipun orang bilang Bapak itu galak, tapi bagi saya itu adalah kedisiplinan yang diterapkan, itu namanya ketegasan. Saya menghargai prinsip didikan Bapak, terimakasih atas banyak nasihat dan wejangan darimu Pak.

Sedikit tulisan untukmu…..
Bapak, segala lelah kau rasakan tanpa pernah berkeluh kesah, dari waktu ke waktu, dari hari ke hari
Rasa cinta, sayang dan tanggung jawab yang menjadi alasan semangatmu
Entah, berapa banyak bantahan yang telah aku lakukan, namun tak pernah kau menuntutku berlebih
Pintamu hanya menginginkanku berakhlak baik
Sesederhana itu ya Pak,
Terkadang kuhiraukan segala pinta dan nasihatmu
Kau selalu mengajarkanku menjadi kuat dengan segala ujian hidup
Kau mengajarkanku kesederhanaan ditengah kehidupan dunia yang sudah tak berarah ini
Kau selalu mengajarkanku menjadi wanita tegar, wanita yang berusaha untuk mandiri
Kau katakan bahwa masa depan ada ditanganku
Bapak bukanlah orang yang melahirkanku, namun setiap nafas yang hingga kini kuhembus berasal dari kerja kerasmu
Kau begitu menyayangiku meski tak pernah kau tunjukan melalui candaan, pelukan seperti orang tua yang lain
Namun sayangmu selalu kau curahkan melalui doa disepnjang malammu, iya malammu yang kau penuhi dengan isak tangis, namun tak pernah kau tunjukan dihadapanku
Doa agar senantiasa Alloh selalu menjagaku…
Aku mencintaimu Pak, maafkan anakmu, aku benar-benar mencintaimu, guru besarku
------------
Bapak, jika anak gadismu ini lebih dulu meninggalkanmu, semoga ada orang yang menyampaikan tulisan ini padamu sebagai ucapan terimakasih dan cintaku
Meski Bapak bukanlah sosok yang suka mengajakku jalan-jalan, seperti keluarga yang lain, aku harap ini menjadi alasan Alloh yang akan memberikan waktu untuk kita sekeluarga menikmati jalan-jalan di syurga
Aku tahu Bapak menjalankan tugas dan kewajiban merawat anak secara syar’i hanyalah bertujuan untuk menjadikannya sebagai perhiasaan, dikatakan perhiasan, karena anak yang akan menjadi bekal Bapak saat ditanya di hadapan Alloh
Mampukah saya memberikan ‘bonus’ amal untukmu Pak?
Aku harap, Bapak tak perlu merasa risau, karena anaknya sendiri yang akan menjadi saksi betapa Bapaknya memang telah membentuknya menjadi generasi muslim yang salehah, doakan anakmu menjadi anak yang sholehah ya Pak

Aku ingin menjadi putri kebanggaan Bapak, seperti halnya Fathimah Az Zahra yang menjadi putri tercinta Nabi Muhammad SAW

0 Perjalanan Hidup Manusia

­Tulisan ini terinspirasi saat saya menggendong bayi usia 1 hari yang raut wajahnya masih suci, bersih tanpa dosa,  pipinya lembut, suara tangisnya adalah hiburan tersendiri, jauh jauh sangat jauh sekali dengan saya yang sudah hidup 20 tahun di dunia yang sudah terkontaminasi dahsyatnya zaman. Inilah  perjalanan manusia, dilahirkan ke dunia dengan suci, namun akankah kembali lagi dalam keadaan suci? Itulah pilihan. Terfikirkah posisi kita sedang di mana sekarang, mau ke mana, bawa apa, tugas kita apa?

Sucinya bayi tanpa dosa sedikitpun
Sebetulnya dalam Al-Quran sudah banyak dijelaskan bahwa perjalanan manusia bukan sebatas di dunia, melainkan masih harus menempuh beberapa tahapan. Namun silaunya dunia terkadang menggoda umat sehingga melupakan dunia setelahnya. Jika kehidupan dunia hanya senda gurau, masa iya kita akan terus bercanda, kan tidak?

Kenikmatan di dunia itu diibaratkan setetes dari luasnya lautan. Terkadang saat kita menikmati kenikmatan dunia saja rasanya luar biasa yah, coba kalau perbandingannya dengan nikmat akhirat? Akan menjadi sungguh super duper luar biasa bukan? Ya, saya seorang hamba yang menginginkan nikmat akhirat yang bocorannya sudah dipaparkan dalam Al-Quran, dibawahnya terdapat sungai-sungai mengalir, tidak ada percakapan yang sia-sia, akan hidup bersama orang-orang terbaik, duh Mashaa Alloh, indahnya sangat didambakan.

Masihkah kita mengejar tetesan dan mengorbankan nikmat akhirat yang sebesar lautan? Ya Rabb, ini nasihat untuk diriku sendiri, menuliskannya disini sebagai pengingat agar saat ku membaca, yang terlintas adalah kematian yang sebentar lagi akan menimpaku, sudah berapa jauh aku meninggalkanMu? Sudah berapa banyak pahala yang ku perbuat? Sungguh diri ini berharap ampunan dan kasih sayangMu ya Rabb. Aku tak ingin menggadaikan nikmat akhirat di dunia yang sempit ini, izinkanlah kami untuk terus mengharap ridhoMu dalam menjalankan hidup ini, selalu membawaMu dalam setiap aktivitas kami, agar apa yang kami lakukan itu tak hanya berdampak untuk dunia, melainkan untuk alam setelah ini.

Ya Rabb, jangan jadikan kami orang yang sibuk dengan dunia, sibuk mengejar materi untuk menafkahi kehidupan ini, izinkan kami menjadikan dunia sebagai sebenar-benarnya bekal untuk akhirat nanti. Karena proses perjalanan hidup manusia tidak hanya hingga kematian, proses utuhnya adalah mati-hidup-mati-hidup sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Baqarah (28): ”Bagaimana kamu ingkar kepada Alloh, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepadaNyalah kamudikembalikan.”

Manakah mati yang pertama? Yaitu saat dalam kandungan ibu sebelum ruh ditiupkan. Setelah ruh itu ditiupkan, maka jadilah seseorang yang hidup. Nah dalam kehidupan ini mau digunakan sebagai masa menanam atau masa panen? Seperti pepatah yang maknanya mendalam yaitu Man yazra' yahshud (Siapa yang menanam, dia akan memetik/memanen). Jika kita menjadikan dunia ini ladang untuk menanam, maka mari menanam sebanyak-banyaknya pahala dengan ibadah, menjalankan segala yang diperintahkan serta menjauhi segala yang dilarang Alloh, semoga hidup menjadi lebih nyaman. Namun jika dunia ini digunakan sebagai ladang panen, maka akan terus berlomba-lomba mengumpulkan harta tanpa memperhatikan cara memperolehnya dari mana, terus mengejar perhatian manusia dan sanjungan dari banyak orang.

Setiap orang sudah punya jatah umur masing-masing, sejauh apapun menghindari kematian tetap saja jika sudah waktunya ya harus kembali kepada Sang Pemilik, dalam keadaan apa? Semoga kita semua dapat menghadapNya dalam keadaan Khusnul khotimah.

Alloh sudah memberikan akal agar manusia bisa membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang harus diambil dan tidak, menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang. Alloh telah menurunkan Al-Quran sebagai pedoman yang isinya betul-betul lengkap, sebagai pedoman hidup maha lengkap, sebagai pemberi kabar baik bagi yang mau berfikir, dan adanya Rosul sebagai tauladan umat di akhir zaman, apa masih kurang? Ampuni kami Ya Rabb…

Tuesday, December 2, 2014

0 Apa Pekerjaanmu, Sahabat?

Terkadang, pekerjaan akan melalaikan seseorang dari ibadah kepada Alloh, ada pula yang semakin mendekatkan. Mau pilih yang mana? Ya it’s our choice. Jika gelar sarjana itu penting, namun gelar sajadah lebih penting, apalagi kalau gelar sajadahnya bareng-bareng, ada imam yang berdoa dan makmum yang mengaminkan, hehehe.

Foto diambil sekitar 2 tahun silam, di publish juga akhirnya hehe
Lagunya Iwan Fals, sarjana muda yang saat masih jadi pelajar kadang saya putar, lalu difikiran saya sesulit itukah mencari kerja? Ya akan terasa sulit jika kita pilih-pilih dan tak ada usaha, maunya enak aja tanpa berproses. Kenali dirimu, cari passionmu, maka menentukan pekerjaan semoga bisa menjadi lebih mudah. Tingkatkan kualitas, bukan hanya mendambakan tempat kerja yang besar.

Pengalaman saya saat di kota besar, miris melihat kehidupan yang betul-betul menggadaikan akhirat untuk dunia, dengan berangkat subuh(bahkan sebelum subuh) demi menghindari kemacetan, mengejar kereta, menanti bus, yang sampai tidak melaksanakan shalat subuh. Jangankan mau memanfaatkan ibadah waktu fajar yah, yang wajib saja terlewatkan. Di siang hari, waktu dzuhur tiba digunakan untuk makan siang diluar, berbincang lama dengan teman hingga tak terasa jam istirahat berakhir, ujung-ujungnya tidak melaksanakan shalat dzuhur. Waktu ashar tiba, sedang sibuk menuntaskan pekerjaan yang belum selesai dan ternyata sudah waktunya pulang dan buru-buru untuk mengejar angkutan atau mempersiapkan kendaraan, kan jadi tak melaksanakan shalat ashar. Pada waktu magrib, masih terjebak kemacetan di jalan dan akhirnya melewatkan ibadah shalat magrib yang waktunya sempit ini. Tiba dirumah bada isya yang notabene sudah merasa lelah, mau melaksanakan sholat rasanya si kantuk menyerang. Jadi langsung tepar karena besok pagi harus bangun pagi lagi. Kebayang kan kehidupan yang monoton, begitu-begitu saja kesehariannya. Apa yang dikejar? Nikmat dunia? Pandangan saya si tidak juga, itu sebatas tuntutan hidup yang memaksakan, yang memaksakannya itu si individunya sendiri, bukan keadaan. Apa nikmat hidup seperti itu? Jauh dari Alloh, nikmat yang dirasakan sebatas di akhir bulan, menikmati gaji yang diterima dan entah bertahan berapa lama. Kisah ini saya ambil dari lagu yang seringkali di nyanyikan pengamen di bis, semoga ini hanyalah kisah dalam lirik lagu saja ya, semoga kita semua tidak tergolong dalam golongan ini, kalau ada kesamaan cerita, mohon dimaafkan karena tidak ada unsusr kesengajaan J

Sahabat, pekerjaanmu jangan sampai menjadikanmu tidak berkembang ya, mandeg disitu-situ saja, nanti yang ada malah P 16 seperti yang dipaparkan di bukunya Mas Ippho:  Pergi Pagi, Pulang Petang, Pantat Peot, Pinggang Pegel, Pala Pusing, Penghasilan Pas-Pasan, Pas Pensiun Penyakitan. Kalau seperti itu, kapan ketemu matahari? Kapan ada waktu kita untuk bertaubat? L

Alhamdulillah, nikmat Alloh yang luar biasa besar pada akhirnya teman-teman sudah menjadi seorang S.Tr.Par, apa itu? Gatau apaan katanya tahun ini dirubah lagi yang tadinya ST.Par dan sebelumnya SST.Par, hahaha, rempong ya. Selamat ya Tango Family atas pencapaian kalian, yang diidamkan akhirnya tercapai. Tango apa? Kepanjangan dari Travel ‘N Go. Teruntuk Pa Gita yang sudah menjadi guru kehidupan, menemani keluarga ini mulai dari kepolosan di awal hingga sekarang akhirnya masih polos atau tidak J

Teman-temanku, keluargaku Tango tercinta, skuad kita yang awalnya 23 orang dan sekarang tinggal beberapa (bisa dihitung jari), apapun pekerjaan yang nantinya kalian dapat semoga bisa menjadi berkah, dimanapun tempatnya semoga kalian betah, ilmunya menjadi amanah dan setiap harinya bisa menjadi ibadah. Semoga semua sahabat-sahabatku bisa mendapatkan pekerjaan terbaik yang memang lingkungannya bisa menjadikan lebih baik pula. Yang ingin jadi kepala dinas pariwisata Aceh, semoga bisa menjadi ulil amri yang bijak, yang ingin jadi PNS di Kementrian semoga bisa merubah pemerintahan ini menjadi lebih baik, yang ingin menjadi wanita karier semoga tidak lupa bahwa karier terbaiknya ialah menjadi seorang ibu, hehehe. Yang ingin jadi pramugari, semoga bisa memberikan pelayanan yang baik bagi penumpang dengan ikhlas, sehingga segalanya dicatat jadi pahala, yang ingin menuntut ilmu semoga dimudahkan dan diberi kesabaran dalam mencarinya sehingga prosesnya menjadi berkah, yang ingin punya restoran semoga dimudahkan jalannya, yang ingin study abroad semoga langkahnya dimuluskan sehingga mendapat tempat terbaik, yang ingin menikah semoga ditemukan dengan jodoh dunia akhiratnya, apalagi ni yang belum diabsen? Hehehe. Pokonya segala sesuatu yang terbaik semoga bisa didapat ya, bukan hanya menjadi orang yang sukses namun bernilai dan bermanfaat. Pada saat kelak kita dipertemukan, bukan pertanyaan sudah berapa banyak uang yang dikumpulkan, melainkan sudah berapa juta orang yang sudah kamu berikan manfaat berupa lapangan pekerjaan, inspirasi dan lain-lain J

Ya Alloh, tak hentinya aku menyampaikan doa… Semoga doa ini bisa menjadi kenyataan yang indah. Selamat menempuh hidup baru Tango family, I’ll miss U

Monday, December 1, 2014

0 Assalamualaikum Desember

Seperti dalam judul tulisan ini, di hari senin mengawali hari aktivitas bagi sebagian sahabat. Ada yang mengeluh gegara ketemu lagi dengan senin, ada pula yang bersyukur masih diberikan kesempatan hidup di senin ini, apalagi dimulainya hari dalam bulan Desember 2014, bulan terakhir di tahun 2014 ini, bagi sebagian yang sudah menuliskan resolusi hidup awal tahun kemarin, sedikit demi sedikit sudah mengevaluasi checklist nya ya, mengukur pencapaiannya sudah sampai mana karena sebentar lagi harus dibuat resolusi baru di tahun 2015.


Nah sahabat, share sedikit ya pagi ini di pengajian terdengar lantang dalam speaker ibu-ibu yang sedang sholawatan diselingi dengan:
…………….
Iman dan taqwamu sayang, mencintaimu aku tenang
Ku ingin menjadi syurga dalam lembaran hidupku
Kujadikan engkau imam, bimbing aku jalan kebenaran
Allohumma sholli wa salim ‘ala, sayyidina wamaulana Muhammad…..

Hehehe, sepenggal yang saya catat, saya fikir yang so sweet gini usia muda saja, ternyata ibu yang sudah usia lanjut seumuran nenek pada umumnya ya kisaran 60tahunan deh masih saja so sweet ya, salah satu kunci keberhasilan rumah tangga hmmmm, bukan pasangan muda saja ternyata yang begini….#ahSudahlah

Balik lagi pada bulan Desember ya, semoga setiap harinya bisa menjadi lebih baik, jangan banyak dikeluhkan dan bawalah Alloh dalam segala aktivitas kita, agar apa yang kita kerjakan selalu ada dalam lindunganNya dan mendapat keridhoanNya. Yang telah Alloh tetapkan untuk kita adalah semua kebaikan. Aamiin.


Yuk perbanayak bersholawat

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates