Saturday, November 29, 2014

0 Ada Apa Di Usia 20?

Saya baru ngeuh banyak yang berubah di tahun ini, ternyata saya sudah 20 tahun ya. Namanya wanita, suka mengkaitkan satu hal dengan hal lainnya (giliran merasa sudah berubah, eh dikaitkan dengan usia, hehehe). Usia 20 yang kata orang usia dimana menjejakan kedewasaan, ya tapi kan dewasa tidak bisa diukur dari angka. Ada yang dewasa sebelum waktunya, ada juga yang dewasa pada saat usianya sudah menginjak di usia renta, hihihi. Bagi saya, usia 20 adalah usia yang kepalanya sudah berganti dari tadinya 1 menjadi 2 untuk 10 tahun kedepan (kalau masih dikasih kesempatan hidup). Inilah perubahan masa unyu menjadi masa cool saya. Ada apa di usia ini? Ada banyak hal yang terjadi dalam hidup saya, hal-hal bombastis yang penuh kejutan yang tidak pernah disangka-sangka sebelumnya J

Peace = Damai => Damaikan dirimu
Di usia ini juga ada 3 pilihan hidup yang harus saya pikirkan secara matang, itu adalah 3P:  
1. Pendidikan
Tentukan pendidikan mana yang cocok dengan peminatan kita. Jangan sampai salah jurusan ya. Jangan memaksakan, pilihlah yang hati kita ikut berperan memilihnya. Agar nanti pada saat pelaksanaannya akan terus semangat dan tidak berhenti di tengah jalan. Ilmu dan pengetahuan apa yang akan kita selami secara dalam? Nah mumpung masih muda, masih fresh dan akan masih banyak fikiran-fikiran tercipta dari kita, fikiran yang tidak hanya mengandalkan logika, namun sudah pula diimbangi oleh perasaan, karena dewasa sudah kita dapatkan. Manfaatkan saat ini semaksimal mungkin. Pendidikan disini bukan berarti harus ditempuh secara formal ya, belajar itu bisa dimana saja dan ilmu bisa didapat dari berbagai sumber, maka manfaatkan semuanya untuk menempuh pendidikan yang diharapkan.
2. Profesi 
Profesi apa yang akan diambil? Pilih profesi yang sesuai dengan hobby, jangan sampai profesi menjadi beban hidup, nanti malah keseharian kita menjadi tidak berberkah. Nanti yang ada malah mengeluh di setiap senin, yang harusnya “Monday” di plesetkan menjadi “monsterDay” J
Dalam setiap pekerjaan, semoga bisa mengerahkan totalitas, tulus dan niat yang lurus dan percayalah tak lama lagi pasti akan dibimbingNya untuk menuju kepada pekerjaan yang nikmat kerjanya, nikmat pula hasilnya. Salah satu profesi paling baik sepanjang hidup bagi wanita adalah sebagai ibu rumah tangga. Profesi yang membutuhkan keahlian khusus serta tidak ada kursusnya. Profesi ini biasanya harus bisa multitasking karena bukan hanya mengerjakan pekerjaan dalam 1 waktu, melainkan harus beberapa pekerjaan yang dilakukan, contohnya saat memasak, harus juga sambil gendong anak, ditambah pula dengan menghafal sesuatu, menyiapkan juga makan untuk suami. Multitasking bukan? hehehe
3. Pendamping hidup 
Ini nih kalau sudah bahas ini mata langsung jadi cenghar dan bibirpun tersenyum lebar. Iya dipikirkan karena ini akan menjadi partner sukses kita, penentuan mau syurga atau neraka? Diharapkan mendapat partner taat yang Cinta Alloh, cinta Rosululloh, orang tua serta cinta damai, hehehe, yang pasti mencintai kita sebagai pasangan hidupnya. Terkadang sadar juga tidak bahwa di dunia maya banyak postingan mengenai pernikahan, kehamilan maupun anak, ini yang biasanya membuat gemes dan galau mengenai penantian pendamping hidup, hahaha. Rasa-rasanya ingin cepat logout. Ahsudahlah, percayakan sama Alloh saja, segala sesuatunya sudah diatur sedemikian baik.

Dalam usia 20 ini, habiskanlah jatah gagal kita dalam hidup. Kan mumpung masih muda, gagal bisa bangun lagi, bisa berinovasi kepada hal-hal lain. Kalau sudah tua gagal? Apa kabar? Di usia ini juga akan benar-benar fokus untuk menemukan apa yang paling diinginkan dalam hidup, saat menemukan diri sesungguhnya hehehe.

Akan pula menemukan kondisi dimana rasionalitas mengalahkan emosi dan egoisme, karena lelahnya menjalani rutinitas dan kehidupan maka saatnya menemukan hidup yang lebih nyaman dan tenang. Akan berusaha untuk tidak keras kepala mendapatkan apa yang diinginkan, kalo dulumah keukeuh (kata mama sayamah ayeuna pok ayeuna sok) mau apa-apa sebisa mungkin harus terpenuhi, nah di usia ini akan lebih berlapang dada menerima segala hal yang tak sesuai rencana. Karena rencana Alloh akan jauh lebih indah dibanding rencana manusia. Ilmu Alloh itu luas meliputi segala sesuatu, jauh sekali dari ilmu yang ada pada manusia, maka kenapa harus menyesal jika Alloh sudah menakdirkan sesuatu padahal itu baik di mata Alloh? Kalau sudah berusaha untuk lapang dada, maka lanjutannya adalah penerapan ilmu ikhlas yang semakin sering digunakan.

Usia krusial ini juga kita akan mempercayai kekuatan yang ada didalam diri  yang akan menjadi penentu kemana hidup akan berjalan. Pastinya, lebih mendekatkan diri kepada Sang Maha untuk menciptakan ketenangan diri, maka #DamaikanDirimu hehehe.

Nah bagi sahabat yang sudah atau sedang menapaki usia ini, apakah merasakan hal yang sama dengan saya? Yang pasti selalu bersyukur atas kesempatan hidup yang telah Alloh berikan hingga sekarang masih bisa bernafas, menghirup oksigen yang berlimpah. Tak lupa pula bersyukur kepada kedua orang tua yang sudah membesarkan saya. Terimakasih semuanya J

0 Asing Asal Nyaman

Hijrah, kata yang terkesan gimana gitu ya. Maaf sahabat, tulisan ini baru saya posting, sebetulnya sudah dari kapan, namun baru saya publikasikan sekarang, semoga bermanfaat.

Inilah realitasnya
Perubahan ke arah yang positif itu HARUS. Prosesnya seberapa cepat? Nah, itu pilihan kita. Intinya si jangan sampai kemalasan datangnya lebih cepat daripada perubahan. Berharap Alloh selalu memberikan kekuatan pada kita agar berkah.

Masa lalu itu cukup di tutup rapat-rapat lalu disimpan deh di ruang penglupaan. Diikaat dengan tali yang kuat dalam penjara selamanya, lalu diletakan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Ahhh lebay ya? Tapi itu harus. Jangan sampai kita berlarut dengan masa lalu. Alloh Maha pengampun, dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menjelaskan bahwa kemurahanNya yang akan memberikan ampunan pada hambaNya yang memang betul-betul ingin bertaubat dan menyadari kesalahannya.

Terdapat dalam Mushaf, Dalam ayat 59 surat At-Taubah, “…………. Cukuplah Alloh bagi kami, Alloh dan Rosulnya akan memberikan kepada kami sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya kami orang-orang yang berharap kepada Alloh.” lalu menyambunglah dibawahnya yang berkaitan dengan ayat diatas à Dari Anas bin Malik ra, dia berkata: Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda, “Alloh berfirman, ‘Wahai anak Adam, sepanjang engkau memohon kepadaKu dan berharap kepadaKu, akan aku ampuni apa yang telah kamu lakukan. Aku tidak peduli. Wahai Anak Adam, jika dosa-dosamu setinggi awan di langit kemudian engkau meminta ampunan kepadaKu, akan aku ampuni. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa kesalahan sebesar dunia, kemudian engkau datang kepadaKu tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula.’” (HR. Tirmidzi)

Mashaa Alloh, begitu besarnya kesempatan yang Alloh berikan kepada hambaNya, jika Alloh berkehendak segala sesuatu bisa diberikan. Maka masihkah ada alasan untuk kita tidak mendekatiNya? Memohon ampunan padaNya? Bagi saya, lebih baik telat daripada telat banget. Kegelapan di masa lalu menyemangati saya untuk menerangi masa depan.

Pernah merasa asing dalam lingkungan keseharian saat sudah berhijrah? Jika pernah, selamat itu menandakan anda sedang diuji oleh Alloh. Bukankah Alloh akan menguji keimanan seseorang yang akan naik kelas? Sahabat, pasti akan merasa berat diawal, jangankan dalam lingkungan luar, di lingkungan dalam sekalipun akan terasa perbedaannya. Berhijrah dapat dilakukan dengan berbagai hal untuk mengarah kearah yang lebih baik. Salah satunya yaitu menggunakan pakaian taqwa. Iya pakaian yang seharusnya seorang muslimah gunakan. Dulu, dulu iya dulu saya tak pernah terbayangkan akan menggunakan pakaian seperti sekarang, dengan gamis, khimar menjulur atau bergo lebar yang biasanya digunakan nenek saya, ditambah kaos kaki seperti orang sakit yang sedang menggigil di tengah hari bolong (banyak yang bilang). Iya dulu zamannya sekolah, saya menilai teman-teman yang ikut organisasi keislaman di sekolah seperti apa gitu, tapi apa? Alloh betul-betul sayang sehingga pada akhirnya saya diberikan kesempatan untuk merubah penampilan ini, dari yang tadinya jilbab lontong semoga kedepannya istiqamah bangga dengan pakain taqwa ini.

Setelah menetapkan pilihan ini, wuihhh banyak yang saya hadapi. Hal-hal diluar dugaan yang tiba-tiba datang, cemoohan, cibiran dan kata-kata yang menggores hati bermunculan, awalnya menggoyahkan namun akhirnya semakin menguatkan. Inilah janji Alloh, janji Alloh itu pasti. Saya benar-benar merasakan kekuasaan Alloh, kenikmatan menjalani proses yang menjadikan hidup lebih baik lagi. Awalnya keanehan muncul dari orang tua sendiri, iya saya terlahir dari keluarga yang memang tidak berpakaian syari, maka dari itu mereka terheran-heran. Dianggap ikut aliran sesat lah, dianggap ini dan itu membuat saya sering menagis, mengadu pada Alloh, “Ya Alloh padahal saya ingin berubah tapi ko penilaian mereka seperti ini?” Hehehe, pertanyaan polos pada saat itu. Yang dibutuhkan oleh seseorang dalam prosesnya adalah motivasi dan dukungan dari orang sekeliling agar ia tetap teguh dan menguatkannya. Alhamdulillah, saya mempunyai orang sekeliling yang bisa memhami kondisi ini. Hari demi hari dilewati dengan keterasingan, tapi semakin merasa dinilai aneh oleh orang lain, merasa asing di lingkungan yang saya tempati, malah semakin merasa nyaman dengan diri saya yang sekarang. Intinya dibuktikan juga dengan perubahan akhlaknya ya, penampilan sudah berubah akan semakin mantap pula jika menata hati sehingga akhlaknya lebih baik, jadi tuduhan ikut aliran sesat lama-lama akan hilang hehehe dan malah selanjutnya akan didukung oleh pihak yang awalnya mencibir.

Saat saya harus kembali ke lingkungan sekolah, yakni lingkungan pariwisata yang identik dengan kehidupan yang “ehm” disaat ini pula saya merasa akan berperang. Kenapa? Iya akan terasa asing bagi mereka saat saya ke kampus pakai bergo yang dipadu padankan dengan seragam, sedangkan yang lain menggunakan rok pendek serba mini dengan dandanan ala dunia perhotelan yang notabene adalah seperti itu deh.

Saat saya mengenakan gamis di lobby kampus dan orang-orang sekeliling memperhatikan dengan seksama padahal ke kampus harus pakai seragam, lalu saat saya akan berangkat ke suatu acara menggunakan khimar lebar dan dibilang: “ini siswi tapi ko kaya dosen UIN yah?” saya mah senyum aja, aamiinkan saja, apalagi sering dibilang “Ibu Haji”, duh Aamiin banget, berarti banyak yang mendoakan saya agar cepat berangkat ke tanah suci. Ditambah juga kadang kucing-kucingan dari razia gara-gara berkerudung seperti ini, tapi Alhamdulillah tidak pernah dirazia sekalipun saya berhadapan dengan si Bapak yang suka merazia. Lucunya saat saya di angkot, ngobrol dengan Bapak-bapak dan ia tak percaya kalau saya siswi pariwisata, dia bilang “De, maaf ya bukannya di pariwisata itu ga pake kerudung ya, ko ade begini?” Saya senyum dan jawab dengan bijak seperti kontestan putri Indonesia yang sedang menjawab pertanyaan dari juri, penuh keanggunan dan kesabaran, hahaha, deuh pengen saya rubah deh mindset orang seperti ini (semoga nanti bisa dibuatkan artikel khususnya ya).

Kehidupan sekarang, apalagi di ibukota menjadikan dunia fashion sebagai indikator kegaulan seseorang. Penampilan oke menandakan pergaulannya juga oke, ditambah sedang eksisnya alis tebal disertai dengan lipstick merah merona, hehehe. Aksesoris yang katanya mempercantik penampilan yang semakin membuat cetar, model kerudung yang pentul sana pentul sini jarumnya banyak seperti mau akupuntur, pakaian tipis ditambah mini membentuk lekuk badan, ya inilah realitas anak muda kota besar. Sedangkan saya yang dianggap ga gaul banget lu, anak pariwisata apa ibu-ibu pengajian? Hehehe… Abaikan saja. Ini jalan hidup yang sekarang sudah saya pilih, karena saya menemukan kenyamanan dengan kondisi ini.

Sesungguhnya bermula datangnya islam dianggap asing (aneh) dan akan datang kembali asing. Namun, berbahagialah orang-orang asing itu. “Para sahabat bertanya pada Rosululloh SAW, “Ya Rosululloh, apa yang dimaksud orang asing (aneh) itu?” Lalu Rosululloh menjawab, “Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di saat orang-orang melakukan pengrusakan.” (HR. Muslim)
Apalah artinya penilaian manusia, padahal penilaian Alloh yang lebih baik. Manusia itu siapa si? Tidak berhak menghakimi, kepada Alloh lah kita berharap keridhoan. Cantik di mata manusia namun tidak di mata Alloh, untuk apa? Mendapat cibiran dari manusia namun disayang Alloh? Pilih yang mana? Dipuji manusia namun hina di mata Sang Pencipta? Jangan sampai.

Peliharalah (perintah dan larangan) Alloh, niscaya kamu akan selalu merasakan kehadiranNya. Kenalilah Alloh pada waktu kamu senang, niscaya Alloh akan mengenalimu dalam waktu kesulitan. Ketahuilah, apa yang luput dari kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya kesulitan bersamaan dengan kemudahan. (HR. at-Tirmidzi)

Bagi sahabat sekalian, ini cuplikan cerita saya, sebetulnya masih banyak hal yang ingin dibagi, namun saya cukupkan sekian saja, harapan saya semoga Alloh memberikan kesempatan kepada kita semua untuk mendapatkan jalan perubahan yang memang ada pada jalan lurus yang seharusnya, semoga kita semua tetap dalam ketaatan Alloh, selalu dikuatkan dalam menghadapi keterasingan, kita menjadi pribadi yang berprinsip, menjalani kehidupan betul-betul karena Alloh dan selalu berusaha memperbaiki diri. Saya sadar bukan hamba yang baik, masih haus akan ilmu, yuk kita sama-sama menuju syurga Alloh dengan saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Karena hidup di dunia ini hanya sementara.

Thursday, November 27, 2014

0 Menanti yang Pantas Ku Perjuangkan

Bismillahirrohmanirrohim…

Dengan izin Alloh, di sudut ruangan aku menuliskan ini untukmu, calon Imamku yang Alloh akan pilihkan untukku…

Alloh akan menyatukan kita di waktu yang tepat
Apa kabarmu hari ini? Masihkah engkau memperjuangkanku? Ataukah kau masih tersibukkan dengan aktivitasmu? Iya aktivitas mencari ilmu sebagai bekal untuk mendidikku dan anak-anak kita kelak. Aktivitas yang Inshaa Alloh selalu diridhoi Alloh sehingga bermanfaat bagimu, bagi orang lain disekitarmu.

Aku tak tahu dimana dirimu berada, yang aku tahu dimanapun itu, aku selalu yakin bahwa Alloh selalu menjagamu. Alhamdulillah, Maha Benar Alloh yang mencintaku begitu dahsyatnya.Aku diberikan kesempatan untuk menjadi lebih dewasa, aku ditempa disini agar menjadi wanita yang kuat dan lebih bijak dalam menyikapi berbagai hal di kehidupan ini, inilah cara Alloh menunjukkan jalan kebenaranNya. Maha Agung Alloh, Sang Penggenggam Jiwa, yang akan memberikan kesempatan bagi hamnaNya, sesuai dengan kehendakNya, jalan ini membawaku pada kesiapan untuk mendampingimu kelak, meskipun dalam perjalanan ini aku  banyak menghadapi berbagai hal, tapi aku rasa diri ini lebih baik. Semua atas hidayah yang Alloh berikan.

Impian untuk mengalahkan syaiton dan dedengkotnya adalah impian kita bersama, yang terkadang menghadapi sebangsa itu ada pengorbanan perasaan yang menyayat, Alloh menguji hatiku, bagian terapuh dalam diriku, namun aku bersyukur dengan datangnya perasaan itu, karena Alloh sebetulnya mengingatkanku agar senantiasa mencintaiNya. Sebenar-benar cinta adalah cinta padaNya, padaMu Ya Rabb… Karena dengan mencintaiMu, tak akan pernah ada rasa kecewa, dengan mengingatMu hati ini akan selalu tenang. Saat ada selainMu dihatiku, itu hanyalah godaan syaiton yang berupaya mencederai hatiku kembali. Hati ini milikMu ya Rabb, Engkau yang berkuasa atas perasaan ini, hak Engkau untuk memberikan ujian tepat dihati ini, namun ujian yang Kau berikan adalah cara agar aku bisa memperbaiki hati ini, sehingga kelak jika aku dipertemukan dengan calon imamku, ia akan merasa bangga memiliki aku.

Hai calon suamiku,

Masihkah kau bersyukur atas amanah yang sedang kau genggam saat ini?
Lagi-lagi aku meyakini bahwa Alloh menyayangimu dan Alloh tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, yang dipersiapkan untukku. Yang kuharapkan darimu adalah kesalihan, yang bisa membimbingku menuju syurga Alloh. Jika pernikahan adalah syurga sebelum syurga, maka kembali pada Alloh adalah tempat paling indah yang sebetulnya kita tuju.

Aku masih haus akan ilmu, namun berbekal ilmu yang aku punya saat ini aku berharap dapat menjadi istri yang mendapat keridhoan Alloh. Aku membutuhkan sosokmu untuk terus menjadi partner taatku, begitupun sebaliknya. Aku ingin menemanimu disaat sekarang kau sedang menghadapi lingkungan yang seperti ini, iya sekarang kau sedang menghadapi lingkungan yang ini, aku ingin menetralisirkan lingkungan itu. Aku ingin keberadaanku disisimu bisa menjadi semangatmu kembali dalam perjuangan hidup ini, bukan tentang hidupmu lagi, melainkan hidup kita. Aku ingin mendampingimu untuk menjadi penggerak perubahan dalam lingkungan hidup kita. Ikhlasku ingin menemanimu dari titik nol, bahkan dari titik minus sekalipun, aku tak mengharapkanmu saat kamu sudah ada dalam posisi plus, kita bangun cinta karena Alloh. Harapku, dengan adanya kehadiranku akan semakin menambah kecintaanmu dan ketaatanmu pada Alloh, semakin cinta pada Rosululloh dan orang tuamu, begitupun sebaliknya. Dan dengan bersatunya kita akan semakin menjaga diri masing-masing.

Aku sadar, saat ini aku masih dalam asuhan ayah ibuku yang tak lain doaku adalah ingin menjadi anak yang solehah agar kelak menjadi tabungan keduanya di akhirat, bisa menjembatani mereka ke Syurga, aku sadar aku belum bisa memberikan segenap hal keduniaan bagi mereka, tapi dengan memilikimu aku ingin itu menjadi hadiah besar bagi mereka. Iya memilikimu yang setelah akad nikah nanti tanggung jawab dari ayahku akan dibebankan kepadamu dan kamu siap menemaniku untuk terus patuh kepada mereka.

Kelak saat aku menjadi istrimu, harapku menjadi pendamping yang solehah agar kelak di syurga bisa menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang soleh, sehingga cinta kita bukan hanya di dunia, melainkan bisa sampai ke syurga, seperti hukum kekekalan energi.

Seperti kau ketahui, aku ini pencemburu berat, namun jika Alloh dan Rosululloh lebih kau cintai, aku akan sangat rela, aku harap begitu juga dirimu. Jika ilmu saat ini lebih kau cintai, aku rela karena itu adalah jalanmu berucap syukur pada Alloh, begitupun aku.

Aku berusaha menerapkan rumus kecocokan, saat aku merasa belum pantas untukmu, sebisa mungkin aku memantaskan diri dan terus untuk memperbaiki diri. Jika rumus kecocokan itu terdiri dari kesamaan, maka engkau menemuiku dalam keadaan yang sama/setara, kau mencintai Alloh begitu pula aku, kau mencintai Rosululloh, begitupun aku. Engkau memuliakan orang tua, aku juga sama. Ibarat dua sungai  yang bertemu dan menjadi sebuah sungai yang besar. Namun jika engkau menemuiku dalam rumus kecocokan keseimbangan, maka kita akan saling melengkapi. Disaat engkau hafal Al-Quran dan aku belum, ini cara Alloh mempertemukan kita dan tugasmu mendidikku agar bisa menghafalnya pula, saat engkau menguasai bidang eksak sementara aku menguasai bidang lain, maka inilah cara Alloh melengkapi ilmu kita agar anak-anak kita mempunyai banyak bidang ilmu. Cara Alloh akan menjadi sangat indah jika kita peka dan mensyukurinya. Rumus keseimbangan ini ibarat air panas yang bertemu dengan air dingin, akan menghasilkan air hangat, indah bukan? Alloh bukan mempertemukan kita pada jodoh yang ideal, melainkan pada yang tepat. Karena jodoh itu cerminan diri kita sendiri?

Calon suamiku,

Apabila hanya sebuah gubuk yang menjadi perahu pernikahan kita, bagiku itu bukan gubuk derita. Apabila sepetak kontrakan yang akan menjadi tempat tinggal kita di awal pernikahan nanti, bagiku itu akan menjadi indah karena disana akan menjadi tempat dakwah kita yang dihiasi cinta kasih, yang didalamnya selalu tersebut nama Alloh. Bukan pesta pernikahan mewah yang aku dambakan, melainkan dua puluh ayat Al-Quran yang telah diajarkan bisa berlanjut dalam markas dakwah kita, yang aku nantikan adalah Bada Shalat jum’at engkau menghadiahkanku surat itu sebagai mahar yang akan terus menjadi pengingatku untuk menjadi ahli syukur. Kita renda bersama impian kita menuju negri akhirat dalam ikatan suci ini, meski tak banyak yang kau miliki saat ini, tapi aku tau kau adalah lelaki yang bertanggung jawab, berbekal ilmu serta ketaatanmu dan bukankah kau mengetahui bahwa Alloh akan melapangkan semuanya jika niat kita betul-betul karena Alloh.

Aku harap semoga engkau segera dimampukan untuk menjemputku, menjemput bidadarimu yang kini tengah menantimu. Kini aku tengah mempersiapkan diri sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku . Aku sedang belajar menjadi yang terbaik, meski aku bukan umat terbaik setidaknya aku ingin menjadi yang terbaik disisimu kelak.

Apabila Alloh memberikan kesempatan pada kita untuk melahirkan generasi penerus dakwah, bantu aku bersama mendidiknya dengan harta yang halal dan ilmu yang bermanfaat, terutama menanamkan ketaatan pada Alloh Ta’ala.

Mengenal itu penting, tapi bisa dilakukan seumur hidup. Meski saat ini tak ada komunikasi antara kita, namun kita komunikasikan ini pada Alloh, biar melalui Alloh saja. Sekalipun aku belum betul-betul mengenalimu, tapi Alloh kan berikan kesempatan itu setelah pernikahan kita dimulai, kelak kita telah bersama maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya denganku yang akan terus belajar memahamimu. Terimakasih atas pelajaran hidup yang diberikan, atas izin Alloh.
Maafkan aku menuliskan ini terlalu panjang, namun inilah sekilas harapanku, aku menantimu, biarlah Alloh yang menjadi saksi atas semua ini, karena Alloh Maha Menyaksikan. Untukmu yang entah sekarang berada dimana, semoga Alloh selalu menetapkan hatimu pada ketaatan, membuatmu selalu tawakal terhadap pilihan yang telah kau pilih. Kuasa Alloh sangat besar, mari kita bersama terus merayu Alloh. Banyak rintangan yang ada berarti Alloh terus menguji keseriusan kita, seberapa besar niat kita. Semoga kita diberikan kesempatan merasakan syurga sebelum syurga dalam kehidupan yang berlimit ini. Aamiin. Jadi, sendiri atau bersama?

Jika harapanku ini tak menjadi kenyataan, jika Alloh memanggilku dalam waktu dekat, izinkan perasaaan ini ku bawa sampai disana, bila kita tak lagi bertemu di dunia, siapa tau di Syurga.

Dari aku yang menantimu, yang menantikan #sakinahBersamamu

Tuesday, November 25, 2014

2 Jangan Nodai Peran Guru

Hari ini adalah hari guru, tapi ada yang saya herankan ko banyak sekolah yang diliburkan? Jadi makkna hari guru berubah menjadi hari tanpa guru, duh. Guru itu pahlawan tanpa tanda jasa tapi sebetulnya banyak sekali jasa yang sudah diberikan, rela meluangkan waktunya demi anak didik dan mulianya karena menghabiskan banyak suara agar ilmunya bisa sampai kepada para siswa, sungguh luar biasa perjalanan guru.

Hari-hari indak menjadi pendidik
Namun yang saya sesalkan mengapa banyak generasi penerus yang menganggap guru sebagai ladang penghasilan? Saya sudah menanyakan kepada beberapa teman mengenai alasan mereka mengambil jurusan pendidikan guru di kuliahnya, jawabannya apa? Guru kan sekarang hidupnya terjamin, apalagi kalau sudah jadi PNS, ada sertifikasi, wah mantap kan. Subhanalloh, ko jadi begini ya? Kalau fikirannya sudah tertuju pada uang, dikhawatirkan apa yang dilakukan tidak akan berkah. Pesan Bapak saya kalau melakukan segala hal jangan berorientasi pada uang, hindari mengejar jumlah nominal, namun selalu berusaha yang terbaik, biarlah uang yang mengikuti. Jika kita mengejar uang, kita akan dipermainkan oleh uang, kalo sudah dipermainkan uang, kerusakan akan terjadi dimana-mana. Nah, yang saya rasakan memang iya harus seperti itu.

Pesan untuk saya pribadi, janganlah menodai pekerjaan guru dengan embel-embel uang yang didapat. Pernah ada diskusi saat saya belajar di kelas Step One Morning,materi pembahasannya mengenai guru dan penghasilannya yang sekarang sudah melangit. Bolehkah? Bagi saya si ya boleh, guru sudah memberikan dedikasi yang besar bagi kemajuan bangsa, apa salahnya mereka mendapatkan apresiasi berupa kesejahteraan hidup. Setau saya dulu, kehidupan guru itu sulit, tidak seperti zaman sekarang. Mau menjadi seorang guru dianggap pekerjaan yang berpenghasilan kecil, coba sekarang bagaimana? Banyak guru dengan investasi dimana-mana, kendaraan mewah, rumah mewah, kehidupannya tercukupi, bolehkah? Saya jawab, boleh! Semua ada saatnya, ada masanya, ada caranya, mungkin saat ini saatnya para guru mencicipi kehidupan yang lebih baik, namun jangan sampai dengan banyaknya uang yang didapat dari segala macam tunjangan, gaji bulanan serta sertifikasi bisa melalaikan anak didiknya.

Bergantung pada individu masing-masing ya, semoga seluruh guru, calon guru dan semuanya menjadikan profesi guru itu betul-betul Lillahit’ala. Semuanya karena Alloh, niat untuk menyampaikan ilmu, bukan hanya menyampaikan melainkan bisa membentuk karakter anak didiknya lebih baik, bisa menginspirasi sehingga siswa bisa termotivasi. Mempunyai prinsip untuk mendidik, bukan hanya mengajar sebatas menjelaskan, mendikte lalu memberikan tugas(hal ini sudah kuno), sehingga output siswanya bisa berakhlak. Jangan hanya pintar dalam akademik, melainkan harus diimbangi dengan akhlak yang baik pula sehingga setiap siswanya bisa bermoral.

Banyak orang pintar di Indonesia, namun tak berakhlak, lambat laun hal ini akan menjadi bom waktu bagi negara kita, yang nantinya akan meledak dan menghancurkan kehidupan. Naudzubillah… 
Pendidikan mempunyai peran penting dalam kemajuan bangsa dan guru adalah salah satu unsur penting pula didalamnya. Harapan saya, di hari guru ini kualitas guru akan lebih baik dan semakin baik, agar kualitas anak didiknyapun bisa jauh lebih baik. Sudah banyak dana yang digelontorkan oleh Negara untuk memberikan apresiasi pada guru, semoga hal ini tidak melalaikan namun semakin memberikan semangat mendidik siswa. Meskipun kurikulim sekarang sedikit membingungkan, saya pelajari sedikit sudah ketawa-ketawa sendiri, namanya “kurtilas”, untuk saya bukan “kurikulum tiga belas”, namun dipelesetkan menjadi “kurikulm tidak jelas” hehehe. Membenahi pendidikan bukan hanya tugas Negara, melainkan tugas kita semua. Jangan hanya komentar, lebih baik diiringi dengan memberikan solusi, lebih baik lagi solusinya itu adalah kita yang terjun langsung, sudahmah kita tahu permasalahannya jadi kan semakin mudah pula untuk berperan,

Menjadi seorang guru mempunyai tanggung jawab besar kelak di akhirat, apakah setiap ilmunya adalah benar, baik dan bermanfaat?  Bagi saya, guru bukan hanya yang ada di sekolah melainkan dirumah, ada guru kehidupan yang sejak lahir sudah mendidik saya, yaitu orang tua. Ada guru terbaik yang selalu mengajarkan saya arti kehidupan, yaitu pengalaman. Ada guru-guru lain yang menginspirasi yaitu orang-orang hebat di sekeliling saya. Terimakasih semua guru, semoga apa yang telah diberikan bisa menjadi investasi akhirat kelak, aamiin…


Sahabat, doakan saya ya kelak bisa mendirikan sekolah gratis untuk masyarakat umum. Berbekal dengan apa yang saya miliki sekarang, menggantungkan semuanya pada Alloh semoga Alloh meridhoi keinginan saya untuk mencerdaskan bangsa, mencetak anak-anak cerdas yang mempunyai akhlak mulia, bertindak berlandaskan pedoman islam, dengan kurikulum yang saya buat sendiri mengadopsi dari kurikulum yang ada di berbagai Negara maju namun berbasis islam, yang pastinya membuat belajar itu mengasyikkan, bukan memberatkan, jadi anak-anak bisa betah dan merindukan belajar. Tidak ada salahnya mempunyai impian tinggi kan? Kalo impiannya belum tercapai, setidaknya saya masih jatuh di bintang. Saling mendoakan ya sahabat, sekalipun saya belum bisa mewujudkannya karena sudah dipanggil terlebih dulu oleh Alloh, setidaknya sahabat semua atau nanti keturunan saya bisa mewujudkan impian indah ini. Misal saya belum mampu mendirikan sekolah untuk umum, siapa tau saya diberi kesempatan untuk mendirikan sekolah terbaik untuk anak-anak saya kelak J

0 Belajar Untuk Menyampaikan

Kita harus memahami orang lain, karena tidak semua sama. Beda kepala, beda pemikiran, beda tingkah laku dan beda yang lainnya. Anak kembar satu Bapak Ibu saja beda, apalagi yang beda keturunan? Segala beda itulah yang menghiasi dunia. Begitu pula dengan peminatan setiap orang, ada yang suka baca, ada juga yang lebih suka mendengar. Jadi, tugas kita kalau mau diterima dalam lingkungan manapun, harus bisa memahami mereka, salah satunya dalam hal bisa membuat tulisan, harus bisa juga untuk menyampaikannya.

Semoga setiap yang diucapkan adalah kebaikan
Berangkat dari pariwisata, yang mendidik karakter kita untuk bisa berbaur dan bisa asyik kepada siapapun menjadikan saya harus seperti itu, sama halnya dengan berbicara di depan banyak orang, baik yang kita kenal maupun orang lain yang sebelumnya tidak kita ketahui. Apalagi orang-orang dihadapan kita lebih pintar, lebih tua, lebih banyak pengalaman dan lebih-lebih yang lain, sudah jangan khawatir, Alloh selalu bersama kita.

Belajar  menjadi presenter yang baik itu bukan hal yang mudah, bukan pula hal yang sulit, yang penting kita terbiasa berbicara di muka umum, Inshaa Alloh akan mudah pula. Harus dipelajari teknik saat orang yang kita ajak bicara sudah merasa bosan, bagaimana mengatasinya, jadilah orang yang peka dan tahu diri. Jangan hanya mau dipahami, tapi lebih baik selalu belajar memahami agar kita belajar untuk tidak egois, mengalah tidak apa-apa asal mengalah untuk menang J

Ada juga dampaknya karena saya sering melihat presentasi Ust. Felix Siauw di youtube. Jadi ketularan bicaranya terlalu cepat dan suka bilang “gitu kan ya?”, hehehe. Saat saya tanyakan, apa bicara saya terlalu cepat? Jawabannya, iya Bu. Hahahaha. Namanya masih belajar, pasti masih banyak kekurangan dan keterbatasan, tapi saya selalu berusaha untuk mempersiapkan yang terbaik. Semoga usaha saya Alloh mudahkan ya, bagaimanapun cara bicara di depan, semoga informasi yang disampaikan bisa diterima dan bisa difahami dan kembali lagi jadi bisa bermanfaat.

Terkadang, saat sedang sendiri ya saya bicara sendiri, ini yang saya pelajari dari 6 tahun silam saat belajar guiding. Menghindari gemetar, menghindari tatapan lawan bicara dan menghindari hal-hal lain yang akan mengganggu konsentrasi harus juga dipelajari dalam teknik komunikasi. Mana yang mau dipilih, komunikasi satu arah atau dua arah? Selain mempelajari itu juga harus diperhatikan dalam memanage waktu bicara di depan, saya pernah belajar dari seorang yang saya bilang cukup expert ya hehehe. Bagaimana memaksimalkan waktu bicara 5 menit, tidak kurang dan tidak lebih, harus pas. Pelajaran ini sangat berharga karena ini mengajarkan kita disiplin terhadap kesempatan yang dimiliki. Tidak boleh lebay, tidak boleh kurang juga pokoknya takarannya harus sesuai, bagaimana caranya? Pertama-tama ya diwaktu, pembukaan berapa lama, intinya berapa lama dan penutupnya berapa lama, kita sebagai instrument utamanya, kita yang memegang peranannya. Dikira-kira dan dibiasakan. Terimakasih guru hidupku telah mengajarkanku saat itu di ketan. Semoga segala ilmu yang telah diajarkan bisa menjadi amal yang tak akan pernah terputus ya.

Hal apapun yang kita pelajari, usahakan diniatkan untuk peningkatan kapasitas diri. Kemampuan diri seseorang dapat berkembang melalui lingkungannya yang mendukung, carilah lingkungan yang bisa mendukung kita untuk terus lebih baik ya sahabat. Sekian dari saya yang masih harus banyak belajar, Haturnuhun J

0 Kaitan membaca dan menulis

Dulu, dulu sekali tak pernah terfikirkan bahwa saya akan suka membaca. Ada satu kondisi dimana saya harus membaca banyak buku, ya kondisi itu pada saat saya menyelesaikan proyek akhir. Saya yang begitu benci melihat buku, jarang ke perpustakaan, sekalipun kesana hanya untuk numpang lewat, alias motong jalan, hehehe. Ya dunia ini bisa berubah, begitupun hidup saya.
Saya yang sekarang malah suka baca buku, diam sedikit tanpa aktivitas rasanya rugi. Tersadarkan saat di Pare, bahwa membaca buku itu penting, karena kita akan tahu ilmu dengan membacanya. Dulu prinsip saya, tanpa harus membaca saya bisa dapat ilmu, dengan media lain yaitu dengan mendengarkan dari orang lain, dari sumber utama. Namun hal ini tidak cukup, jika kita membaca sebetulnya akan lebih afdol.

Gemblengan 3 hari dan berakhir disini
Konsekwensi dari membaca adalah menulis. Dulu juga, apa yang saya tulis bukan banyak bersumber dari apa yang saya baca, melainkan lebih banyak saya tuangkan dari apa yang saya alami, dari apa yang saya lihat. Lagi-lagi proyek akhir membuat saya untuk terus membaca dan menulis.

Terimakasih atas pesan yang disampaikan untuk menyelesaikan PA ini “2 weeks aja”, hal ini menjadi pelecut semangat bagi saya dan akhirnya jengjreng selesai dengan cepat meskipun harus sambil belajar dan persiapan uas&uts. Ah cetek aja si harusnya, siapa tau nantimah nyusun tesis sambil ngurus suami dan bayi, iya ga? Hehehe. Nah inilah pentingnya motivasi eksternal dalam melakukan suatu hal J

Berbekal dari keseriusan, dengan waktu yang singkat namun dimaksimalkan dan mempersembahkan yang terbaik, akhirnya hasil tulisan saya bisa diikutsertakan dalam salah satu acara di tetangga sebelah. Saya sadar, saya berlatarbelakang vokasi, tidak seperti mereka-mereka diluar sana yang dibekali banyak hal mengenai penelitian. Berbekal belajar otodidak, akhirnya hasilnya Alhamdulillah bagi saya sudah maksimal.

A Trip full of craziness and laughter before the journey even started! Thx GGS
Dunia saya berlabuh di penelitian deh meskipun sebentar, namun pelajaran yang saya dapat sangat banyak. Tata menulis saya masih berantakan namun ada dosen cantik berputra satu, masih muda belia yang sekarang sedang menyusun disertasi selalu memberikan arahan. Saya jadi tahu banyak hal, tenang men, meskipun vokasi, bukan berarti tidak bisa berperan dalam dunia penelitian. Semua bisa dipelajari selagi kita punya niat yang tinggi.

Diniatkan untuk belajar, embel-embel yang lain belakangan aja. Bukan output yang saya harapkan, melainkan outcome nya. Dampak bagi diri saya seperti apa kedepannya setelah terjun dalam bidang ini dan mengikuti acara ini. Kegiatan ini adalah bagian dari rangkaian ilmu yang mempunyai keterkaitan. Membaca, menulis, menganalisis dan mempresentasikannya. Nah, lengkap kan? Lagi-lagi fokus saya terbagi dalam sidang, disaat harus mempersiapkan sidang sebagai penentu kelulusan, disaat itulah saya juga harus mempersiapkan hal ini, pulang malam dari sekolah membuat saya seperti siswa so rajin, tapi apadaya, sayabegitu menikmati prosesnya. Jadi waktu saya bisa dimanfaatkan dengan baik, daripada saya terlalaikan dengan waktu luang.

Akhir sekolah yang indah, terimakasih tim GGS, bukan Ganteng-Ganteng Srigala yah, tapi kepanjangan dari Gara-Gara Sahid, hehehe.

Iya juga kan ya, secerdas cerdas manusia, tapi selama dia tidak menulis, maka ia akan ditinggalkan sejarah dan ucapan akan lenyap begitu saja (kecuali ucapan itu direkam dan di upload di youtube, hehehe), sedangkan tulisan akan selamanya tersimpan. Jadi bagi saya sekarang, selain banyak berbicara, ada baiknya juga menulis. Karena lagi-lagi manusia mati tak hanya meninggalkan nama, melainkan akan meninggalkan data pula, jadi kalau kita sudah tak ada kan tulisannya masih bisa bermanfaat untuk orang lain.

Ini adalah salah satu hal baru bagi saya, jangan ditakutkan yah sahabat. Mencicipi dunia yang baru-baru itu enak ko, selagi kita berminat untuk menekuninya. Kalau terus berkutat dengan hal yang sudah biasa dilaksanakan berari tidak ada pembaharuan kualitas diri dong, aplikasi di ponsel saja ada pembaharuannya, masa kita sebagai penggunanya tidak? Malu atuh, hihihi. Selalu ingat pesan guru SMK saya, think out of the box. Pola fikir yang sempit harus dirubah, salah satu cara yaitu banyak bertemu dengan orang-orang hebat, berdiskusi dan meminta saran. Agar mindset kita terbuka dan tidak mandeg disitu-situ saja. Dunia ini luas brooo.

Menulis ternyata mengasyikkan, kenapa saya baru tersadarkan sekarang ya? Dulu-dulu kemana saja? Ahsudah jangan disesalkan, semua sudah diatur dan ada prosesnya. Nikmati saja masa sekarang, biarkan yang sudah-sudah itu menjadi ajang pembelajaran agar kedepannya bisa memaksimalkan waktu yang dimiliki, tidak menghabiskannya begitu saja dengan hal-hal yang tidak jelas dan tidak terarah #NasihatDiri. Kalau sudah menulis, seperti berada dalam tempat pertapaan, duduk diam dan menuangkan inspirasi yang ada. Bergerak kalau sudah waktunya ibadah, panggilan alam untuk ke kamar kecil dan perut keroncongan. Terkadang jadi hiburan tersendiri bagi saya saat membaca tulisan-tulisan yang sudah dibuat. Ko ternyata saya bisa ya nulis? Ko bahasa saya kadang tinggi kaya orang bener ya? Hehehe. Itulah teman saya saat ini. Semoga apa yang saya tulis bisa bermanfaat ya dan salah satunya segera terbit di jurnal. Siapa tau juga saya nanti punya buku, apapun tema bukunya, asal ada manfaat yang bisa dibagi. Aamiin.

Bukan hanya menulis dan membaca ternyata pemirsa, menyampaikan pun penting. Kita bahas dalam artikel selanjutnya ya, cekidot ini linknya.....

Sunday, November 23, 2014

0 Dunia baru Riska

 "Aku percaya dibalik gerbang itu akan ku temukan dunia baru. Dunia yang lebih luas daripada samudera, lebih tinggi daripada puncak jaya wijaya, lebih menantang dari barisan-barisan tebing tinggi yang menghadang tekadku! Aku percaya, justru dibalik gerbang itu cita-cita aku tanak sampai matang, hingga terwujudlah impianku."
Calon ibu dari banyak anak, hehe
Ingat di bulan Juli tahun 2011, saya membaca cover belakang salah satu buku di Gramedia, saya tuliskan di status fb saat saya akan memasuki dunia perkuliahan, yang tadinya sudah terdaftar di perbankan syariah tiba-tiba diberi kesempatan untuk melanjutkan sekolah dengan peminatan asal saya, yaitu pariwisata. Dan sekarang, dalam tulisan ini saya kembali menuliskannya, karena sepenggal paragraf dalam buku itu begitu mempunyai makna yang dalam bagi saya pribadi.

Saat ini saya sedang menapaki dunia baru, yang memang sudah saya dambakan untuk mencicipinya dan Alloh baru memberikan kesempatannya saat ini, iya karena Alloh tahu, saat inilah yang memang tepat, sebelumnya saya harus digodok dulu, agar kompeten. Hehehe.

For me, the highest phase in life is when u’re done with yourself & start sharing all ur knowledge to inspire people.

Menginspirasi orang lain bukan berarti kita show off dengan apa yang telah kita rasakan, melainkan berbagi kepada yang lain atas apa yang telah kita raih. Meskipun belum sempurna, namun dengan menyampaikannya kepada yang lain akan menyempurnakan. Tujuan saya menginspirasi orang lain agar membantu mereka untuk bisa bertindak, bermimpi dan bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya, tentunya memberikan semangat kepada mereka yang kondisinya masih labil, kondisi yang beberapa tahun lalu saya rasakan. Dengan berkaca pada diri sendiri, saat usia seperti itu, apa yang dibutuhkan, sebisa mungkin saya penuhi untuk disampaikan. Betul-betul usia mereka adalah usia remaja yang akan menapaki dewasa, peran saya ingin mengarahkan ke arah yang baik, jangan sampai mereka terbawa arus liar yang bisa membanya ke lembah hitam, saya harus menerapkan pendekatan-pendekatan yang jitu, yang bisa diterima yaitu pendekatan secara persuasif, hehehe. Memang pengalaman saya masih cetek, tapi ada hal yang bisa saya bagikan kepada mereka.

Jika ilmu kita pendam sendiri, mau dibawa kemana? Dengan kita berbagi ilmu yang dimiliki, Inshaa Alloh akan berkah dan akan memotivasi kita untuk belajar dan terus belajar, semoga ini menjadi dunia baru yang akan memberikan manfaat bagi saya pribadi khususnya dan bagi orang lain pula. Salah satu impian saya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, esensi bermanfaat dan dimanfaatkan memang beda, namun bagi saya yang penting sama-sama ada manfaatnya. Jika bermanfaat maknanya kita secara ikhlas melakukannya, namun dimanfaatkan berarti orang lain memanfaatkan kita tanpa kita ketahui, itu sih J

Bukankah Rosul bersabda, “Khairunnas anfa’uhum linnas” yang artinya “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain.”  Mengajarkan kita untuk mempunyai pola hidup yang ideal, bisa menyeimbangkan aspek individu dan sosial. Bisa bermanfaat untuk orang lain namun masih memperhatikan hak-hak pribadi, sebuah konsep kehidupan yang ditawarkan oleh agama islam, begitu sempurna yah sahabat, beruntungnya kita termasuk orang islam, semoga termasuk pula pada golongan ini, aamiin…

Menjadi seorang pengajar beda dengan pendidik, jika pengajar hanya bertindak agar orang lain mengerti dan paham terhadap suatu hal, sebatas mentransfer ilmu yang dimiliki, sedangkan pendidik berupaya untuk membentuk moral, perilaku dan pastinya berakhlak. Harapan saya bisa menjadi pendidik dengan hasil akhir memberikan dampak yang baik dan merubah pola fikir menjadi lebih baik lagi sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya, bukan hanya untuk mereka sendiri melainkan untuk orang lain pula, bisa menciptakan orang-orang cerdas namun berakhlak mulia, jadi kecerdasannya tidak disalahgunakan. Tanggung jawabnya memang berat, namun berbekal apa yang saya punya mudah-mudahan bisa mengemban amanah ini dengan baik. Semoga ini bisa menjadi awal dari impian saya, mempelajari ilmu itu asyik, membagi ilmu juga asyik, segala sesuatu yang berkaitan dengan ilmu mengasyikan, semoga waktu yang memang sebentar ini bisa memberikan pelajaran yang berharga bagi saya dan bisa menjadi amal jariyah yang akan terus mengalir. Pelajaran penting karena ini akan menjadi objek belajar saya menjadi guru untuk anak-anak saya kelak J

Terimakasih ya Alloh dan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kesempatan saya untuk terjun di dunia baru ini. Terimakasih juga kepada masyarakat telah membayar pajak, pajak anda mencerdaskan saya. Lalu apa alasan saya untuk tidak mencerdaskan bangsa? Bukan saya tidak mau menjadi orang sukses, namun saya lebih ingin menjadi orang yang bernilai, bernilai dan bermanfaat untuk orang lain. Setiap orang mempunyai cita-cita tersendiri, yang dapat terwujud dengan usaha dan kerja keras yang tak instan, ini baru awal, masih panjang Riska, Dengan menyebut nama Alloh, dengan niat untuk menggapai ridhoNya serta didukung oleh restu orang tua, Inshaa Alloh akan tercapai, Alloh pasti akan memberikan kemudahan bagi hambaNya yang mempunyai azzam baik J

0 Nomaden ala Riska

Kata nomaden pertama kali saya dapat saat mendapat pelajaran Sejarah Kebudayaan Indonesia beberapa tahun yang lalu, yang membahas banyak mengenai sejarah. Ya sayamah gasuka sejarah, hidup tidak bisa move on dong karena lihatnya ke belakang terus? Hehe *salah fokus*

Postingan ini yang buat saya sedih juga :(
Kesempatan tulisan ini saya mau bahas mengenai perpindahan saya yang selama 39 bulan ke belakang. Entah ini rekor tersendiri bagi saya atau gimana ya, selama jauh dari orang tua saya sudah melakukan perpindahan tempat tinggal sebanyak 13 kali. Wow ga? Biasa aja kan ya? Kalau dirata-ratakan 39 bulan dibagi 13, hasilnya adalah 3. Bisa dijabarkan bahwa setiap 3 bulan sekali saya pindahan. Lalu apa kabar sekarang? Tinggal dimana? Yang jelas di bumi Alloh J

Ya hidup terus berputar, begitu pula kehidupan saya yang tidak hanya berdiam diri di suatu tempat. Saat saya sudah nyaman dengan tempat itu, mau tidak mau saya harus pergi. Entah keputusan pergi itu didasari oleh keinginan saya sendiri atau memang keadaan yang mengharuskan. Yang jelas, selama saya merantau, Bapak tidak pernah tau sekalipun dimana saya tinggal. Bukan berarti Bapak tidak sayang sama saya, namun Bapak telah memberikan kepercayaan penuh yang harus saya jaga kepercayaan itu. Bapak mengajarkan saya menjadi wanita mandiri, Bapak membantu saya via doa J

Alasan saya berpindah tempat tinggal semata-mata untuk mendapatkan suasana baru agar tidak jenuh dan agar banyak bertemu dengan lingkungan baru, khususnya bertemu dengan berbagai individu baru yang bisa saya pahami karakternya, ini bagian dari belajar. Pelajaran penting yang kadang terlupakan.

Bagaimana saya pindahan? Putar otak sendiri, setiap kali saya packing, rasanya jauh lebih pusing dibanding akan menghadapi UAS, hahaha. Kenapa? Ya begitulah pokonya, serba sendiri, karena Bapak mengajarkan untuk mandiri, selagi bisa sendiri ya jangan menyusahkan orang lain. Kecuali orang lain mau dengan sendirinya membantu. Pindahan pakai ojek, pernah. Pakai Commuterline, pernah. Di bis, sudah sering. Jalan kaki? Pernah juga karena lokasinya yang tak jauh. Pindahan pakai mobil bak terbuka juga pernah, hehehe.

Mencari tempat tinggal harus teliti, sama halnya mencari jodoh *ehm*( nyambung lagi kesana), karena apa? Karena disanalah kita akan menetap, kita akan melakukan aktivitas setiap hari mulai kita membuka mata hingga memejamkan mata.

Yang jelas bagi saya, bukan masalah besar saat harus beradaptasi dengan lingkungan. Yang menjadi masalah saat kita tidak bisa menerima kenyataan bahwa lingkungan sekitar tidak sehati dengan kita, egois saya muncul kalau sudah begini. Tapi Alhamdulillah, sejauh ini Alloh selalu memudahkannya. 

Harapan saya, dimanapun berada, saya bisa memberikan dampak yang baik bagi yang saya tinggalkan, begitupun sebaliknya, saya mendapatkan banyak pelajaran dari setiap tempat tinggal yang pernah saya tempati. Terakhir tempat tinggal saya adalah di kosan yang saya namakan “kembang cetar boarding house” yang terinspirasi dari spanduk di jalan dekat kosan ini. Hehehe.
Karena mendadak, sekitar H-2 saya punya rencana untuk pindahan, kamar kos yang lain sudah penuh, akhirnya saya sekamar dengan adik kelas yang sebelumnya belum saya kenal, ia sosok pendiam namun Alhamdulillah kita bisa berbaur, bahkan lebih dari itu.

Tempat tinggal terakhir ini memberikan kesan yang begitu mendalam, karena disini saya betul-betul bisa lebih dekat dengan Sang Maha, hari demi hari banyak saya habiskan di kamar, adik kelas saya hanya 4 hari di kosan dan sisanya pulang ke Depok.

Entah kenapa h-2 saya pindahan rasanya sedih sekali. Ditambah lagi saat saya harus menatap karpet favorit yang sering saya duduki siang dan malam, iya my favorit place. Namun rasa sedih itu terobati saat saya mendengar teman sekamar bilang :”Kak, rasanya aku pengen berhijab deh.” Mashaa Alloh, saya langsung tersenyum lebar, rasa senang yang begitu besar. Alhamdulillah, dengan keinginannya semoga Alloh menyegerakan untuk memudahkan hal itu terjadi. Semoga keinginanmu PKL di bulan Januari sudah berhijab, bisa terlaksana ya Alin, kaka doakan semoga kamu diistiqamahkan. Sampai-sampai beberapa waktu lalu saya bermimpi, saat saya main ke kosan itu, sudah ada gantungan beserta khimarnya yang tersusun rapih.


Dimanapun saya berada, semoga selalu ada dalam lindungan Alloh dan semoga selalu dalam koridor yang seharusnya. Koridor yang bisa menghantarkan saya ke tempat terindah, tempat tinggal yang sebenar-benarnya. Terimakasih ya Alloh untuk kekuatan yang telah Engkau berikan, segala nikmat yang telah Engkau limpahkan. Salamkan rindu saya bagi semua sahabat saya dimanapun berada.

0 Sendiri atau bersama?

If you want to go fast, go alone. If you want to go far, go together.

Salah satu slide yang saya dapat pada saat ikut seminar Career development. Memang quote ini sudah sering ditampilkan dalam berbagai kegiatan, namun entah kenapa kali ini amat menyentuh hati. Begitu membaca slidenya, presenter belum menjelaskan apapun, fikiran saya langsung tertuju pada tujuan akhir hidup saya, yakni akhirat, hidup bahagia di Syurga Alloh. Apalagi tujuan hidup yang akan diraih selain itu? Dunia ini hanya fana, dunia yang sementara, dunia yang begitu menggoda manusia untuk terus dikejar. Padahal, apa yang kita dapat dalam mengejar dunia? Berlomba-lomba mengumpulkan harta? Lalu mengejar sanjungan dari orang lain? Ya Alloh, jangan sampai kami berada dalam kondisi seperti itu, hindarkan kami dari gaya hidup hedonis, jangan sampai kami tergoda oleh basa-basi dunia, “Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS 40:39). Dunia itu jembatan menuju akhirat, dunia juga kendaraan yang akan menyampaikan kepada kehidupan abadi.

Bersama menuju Syurga Alloh
Kembali lagi pada quote ya, dalam mencapai tujuan hidup jika ingin cepat, ya pergi sendiri. Itu pernah saya alami beberapa waktu lalu, “be the first”, memang saya bisa lari secepat kilat karena fokus sendiri dan fikiran tidak bercabang sehingga mengantarkan saya ke tempat tujuan lebih cepat, namun apa? Tempat tujuannya masih dalam lingkup dekat, sedangkan saya punya tujuan hidup yang jauh. Lalu solusinya? Bersama-sama!

Saya tersadarkan, bahwa saya harus berjalan beriringan dengan orang lain. Jika tidak, saya mungkin tidak akan bisa berjalan jauh dalam menggapai tujuan. Saya tidak akan bisa berlari hingga garis finish jika tidak ada orang lain yang berlari bersama saya. Mungkin saya bisa melaju sendiri, tetapi tingkat kesulitannya dan risiko gagalnya akan jauh lebih tinggi. Saya harus pergi jauh, dengan cepat!

Bersinergi, iya bersinergi. Bersinergi adalah tindakan gabungan yang terjadi ketika orang bekerja sama untuk menciptakan alternatif dan solusi baru. Ini yang saya butuhkan.

Untuk membangun suatu sinergi dimulai dengan tahap pengenalan pribadi antar sesama anggota agar didalam suatu kelompok atau organisasi terjadi sebuah ikatan. Ikatan itu adalah pernikahan J
Dengan ikatan inilah suatu kelompok dapat saling bersinergi dan percaya satu sama lain. Setelah terbinanya sinergi, akan bertemu dengan tahap konflik dan perbedaan pendapat, perbedaan pikiran, budaya, karakter dan latar belakang pasti akan ditemukan. Disinilah fungsinya belajar untuk menghargai pendapat dan masukan orang lain agar hasil yang dicapai nantinya adalah hasil yang terbaik. Inshaa Alloh.

Setiap individu pasti mempunyai konsep sendiri dalam hidupnya, begitupun dengan pasangan suami dan istri yang telah bersatu dalam ikatan pernikahan, mempunyai konsep berbeda, namun kembali lagi bahwa sebetulnya ujung-ujungnya adalah akhirat. Apapun tujuan hidup yang ingin dicapai, kembali lagi bersandar pada akhirat, contoh sang suami ingin mempunyai bisnis besar agar bisa membuka banyak lapangan kerja dan bisa mengentas kemiskinan, sedangkan sang istri ingin membuka sekolah gratis agar bisa mencerdaskan masyarakat secara menyeluruh. Keduanya adalah tujuan yang baik, yang ujungnya bermuara pada akhirat, kenapa? Semuanya dilakukan semata-mata karena Alloh dan berharap ridho Alloh, tujuan mulia yang bisa memberikan dampak positif bagi orang di sekeliling. Setelah merundingkan berbagai macam pendapat yang berbeda-beda, akhirnya akan sepakat untuk membangun sebuah kehidupan dengan konsep bersama. Konsep yang akan lebih baik daripada konsep individual.

Tidak berakhir disana, pastinya akan menemukan konflik dan perbedaan pula pada saat pembuatan pondasi yang kokoh. Inilah peran untuk saling mengisi, tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi bekerja bersama agar tujuannya kuat dan bisa cepat diraih. Beda ceritanya jika pergi menuju tujuan hanya seorang diri, meskipun bisa dituju namun hasilnya tidak akan memuaskan karena akan ada kekurangan yang tidak tertutupi oleh yang lain.

Intinya ya, kalau mempunyai tujuan yang sama, kenapa kita tidak bersama-sama untuk menggapainya? Agar bisa lebih cepat, tujuan kita jauh kedepan, terarah dan bisa saling mengisi. Sehingga hasil yang didapat akan maksimal.

--------------------------------------------------------------

Jika kita bersinergi, doa kita akan lebih kuat karena biasanya berdoa sendiri, nanti akan berdoa berdua agar bisa cepat menggapai tujuan. Doaku, doamu menjadi satu, iya kan??? Hehehe… *terkesan memaksa yah*

Ya Alloh, aku tahu bahwa jodohku disana sedang menuntut ilmu, ilmu yang dipersiapkan untuk kelak mendidikku dan anak-anakku, ilmu yang sedang ia cari untuk kehidupan kami bersama, kehidupan dalam mencari nafkah, tepatnya ilmu untuk menyusun strategi hidup agar bisa mencapai tujuan itu. 

Aku percaya, ia bersungguh-sungguh, Alloh Maha Menyaksikan, Engkau telah menyaksikan kesungguhan ia, semoga ia tawakal terhadap pilihannya, meskipun lingkungannya sekarang jauh berbeda, akan banyak orang yang menggodanya, menggoda untuk membelokan hidupnya, namun aku yakin, Engkau sayang padanya, Engkau akan menetapkan hatinya dalam ketaatan.

Ya Alloh,
Aku harus menyadari bahwa aku tak bisa mengendalikan apapun
Berdoa semoga Alloh menjaga hatinya, hatiku, hati kami
Aku tidak ingin mematikan harapan ini
Alloh tidak pernah terlambat,
Alloh juga tidak pernah tergesa-gesa,
Alloh selalu tepat waktu
Aku yakin…

Alloh penulis skenario terindah dalam hidup ini
Doa yang menarik yang aku sampaikan pada Alloh:
"Yaa Alloh, berilah kekuatan untuk mengubah sesuatu yang bisa aku ubah. Berikanlah aku kesabaran pada sesuatu yang tidak bisa aku ubah. Beri aku kebijaksanaan untuk membedakan antara keduanya."

Aku termotivasi dengan kalimat bijak ini:
“Man taraka syai-in fii haraamihi naala fii halaalihi.”
“Barangsiapa meninggalkan sesuatu dalam keadaan haramnya, niscaya ia akan mendapatkannya dalam kondisi halalnya.”

Semoga kami dimampukan untuk segera halal.

Tempat berharapku adalah Engkau Yaa Rabb… Engkau Terhebat dan tak tertandingi

MAN JADDA WA JADDA, ALLOHUAKBAR, ALLOHUAKBAR, ALLOHUAKBAR……

*harapan seorang makmum yang menanti imamnya*
Semoga semua pembaca, ikut mendoakan yah. Karena antara doa dan takdir itu saling tarik menarik. Semoga antara doaku dan takdir Alloh itu sejalan, sehingga dipertemukan dalam kenyataan yang indah. Aamiin.....

0 Hargai Prinsip

Terkadang, kita salah faham dalam menilai seseorang. Kesalahfahaman itu yang menjadi cikal bakal prasangka buruk, prasangka yang seharusnya dihilangkan demi menjaga keharmonisan ukhuwah. Kalau suudzon melanda, uhhh luar biasa perasaan itu bisa menggelincirkan persangkaan seseorang terhadap orang lain yang tadinya baik menjadi buruk. Sebisa mungkin, kita harus menjauh dari hal itu karena hanya akan mengotori hati serta fikiran.

Sudahkah memegang prinsip?
Ada satu hal yang harus kita perdalam dalam mengkaji pribadi orang lain, yaitu pahamilah prinsip hidupnya! Setiap orang mempunyai prinsip yang berbeda dan kita tidak bisa memaksakan prinsip orang lain agar mirip atau bahkan sama dengan prinsip hidup kita agar kita mudah kita pahami. Prinsip hidup erat kaitannya dengan keberlangsungan hidup di masa yang akan datang. Seseorang bisa merubah prinsip hidupnya saat ia telah menemukan kualitas hidup yang lebih baik, bisa dikatakan saat ia telah naik kelas. Dulu, prinsip hidup yang masih biasa dan pada umumnya sama dengan kebanyakan orang, bisa saja berubah, bahkan berubah secara drastis tanpa terfikirkan oleh orang-orang sekitarnya, sehingga membuat orang lai terheran-heran dan merasa aneh.

Sebagai manusia yang ingin menjalin kehidupan bersosialisasi yang baik, diharuskan kita untuk menghargai prinsip hidup orang lain, apapun itu! Mereka menentukannya atas dasar yang jelas, atas alasan yang masuk akal, maka jangan sampai melukai hati dengan tidak mengerti dan bahkan mencela prinsip orang lain. Belum tentu yang dicela itu lebih baik dari sang pencela, fahami, kenali, mengerti! Itu kuncinya menurut saya mah.

Saat kita bisa memahami dengan baik, maka akan terjalin komunikasi yang baik pula, tanpa adanya prasangka-prasangka yang menjerumuskan kita kedalam fikiran buruk. Dengan begitu, saat kita menghadapi siapapun, kapanpun dan dimanapun akan selalu menjalin interaksi yang baik dan bermanfaat pastinya.


Prinsip seorang muslim yang diadopsinya adalah prinsip islam, prinsip yang betul-betul sempurna karena bersandar pada Al-Qur’an dan Hadits. Islam dengan segala kesempurnannya telah menghadirkan prinsip hidup seorang muslim yang sempurna pula, semoga kita semua termasuk orang-orang yang merasakan kesempurnaan itu. Aamiin…

Sunday, November 2, 2014

0 Doa Indah

Ya Alloh, rahmatilah hamba dengan Al-Qur’an, Jadikanlah ia bagi hamba ikutan (imam), cahaya, petunjuk dan rahmat
Sampaikan sejelas-jelasnya doa kita kepada sang Pemilik Kehidupan
Ya Alloh, ingatkanlah apa yang telah hamba lupa dan ajarkanlah kepada hamba apa yang tidak hamba ketahui darinya. Anugerahkanlah kepada hamba kesempatan membacanya pada sebagian malam dan siang, jadikanlah ia hujjah yang kuat bagi hamba, wahai Tuhan sekalian alam

Ya Alloh, perbaikilah agama hamba yang merupakan penjaga urusan hamba. Perbaikilah dunia hamba yang merupakan tempat kembali hamba. Dan jadikanlah hidup ini tambahan bagi hamba dalam setiap kebaikan. Serta jadikanlah kematian sebagai istirahat bagi hamba dalam setiap keburukan.

Ya Alloh, jadikanlah umur terbaik hamba di setiap penghujungnya, jadikanlah amal terbaik hamba di setiap penutupnya, jadikanlah hari-hari terbaik hamba saat bertemu denganMu.

Ya Alloh, hamba memohon kepadaMu kehidupan yang bahagia, kematian yang normal dan tempat kembali yang tidak menyedihkan dan terhindar dari prahara

Ya Alloh, hamba memohon kepadamu permintaan terbaik, doa terbaik, kesuksesan terbaik, ilmu terbaik, amal terbaik, pahala terbaik, kehidupan terbaik dan kematian terbaik. Teguhkan pendirian hamba, beratkan timbangan kebajikan hamba, realisasikan keimanan hamba, tinggikan derajat hamba, terima shalat hamba, ampuni dosa-dosa hamba dan hamba memohon syurga tertinggi.

Ya Alloh, sesungguhnya hamba memohon kepadaMu atas terpenuhinya rahmatMu, kepastian ampunanMu, selamat dari segala dosa, memperoleh segala kebaikan, serta keberuntungan mendapatkan syurga dan selamat dari api neraka.

Ya Alloh, karuniakanlah kebaikan bagi kami dalam kesudahan segala urusan, bebaskan kami dari kehinaan dunia dan siksa akhirat.

Ya Alloh, berikanlah kami rasa takut kepadaMu yang dapat menghalangi kami dari berbuat maksiat. Anugerahkanlah kami ketaan kepadaMu yang akan mengantarkan kami menuju syurgaMu,. 

Curahkanlah keyakinan sehingga meringankan musibah hidup yang menimpa kami di dunia.

Ya Alloh, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran, penglihatan dan dalam kekuatan kami selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Jadikanlah balasan kami atas orang-orang yang menganiaya kami dan tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami. Janganlah Engkau jadikan musibah kami ada dalam urusan agama kami. Janganlah Engaku jadikan dunia ini adalah cita-cita kami terbesar  dan puncak dari ilmu kami. Jangan Engkau jadikan berkuasa atas kami, orang-orang yang tidak mengasihi kami.

Ya Alloh, jangan Engkau tinggalkan dosa melainkan Engkau ampuni. Tidak ada kegalauan kecuali Engkau beri jalan keluar, Tidak ada utang kecuali Engkau penuhi dan tidak ada satu kebutuhan dunia dan akhirat kecuali Engkau penuhi, wahai Yang Maha Penyayang.

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka.

Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpah curah kepada nabi Muhammad, keluarga dan para sahabat terpilih.


Aamiin Allohuma Aamiin……


Dikutip dari Mushaf Quantum Tauhid

Saturday, November 1, 2014

0 Harapan Calon Ibu

Alhamdulillah, sudah bulan November, sedikit lagi mencapai akhir tahun dalam Masehi dan sudah mencapai tahun baru dalam hijriah. Alloh berikan kita nikmat yang luar biasa yang tidak ada habisnya. Mau sedikit sharing ya sahabat, beberapa waktu lalu saya ikut seminar yang didalamnya membahas mengenai parenting, Alhamdulillah juga saya berkesempatan berdiskusi dengan bunda Septi Peni Wulandari, seorang ibu yang mempunyai pola asuh begitu baik bagi anak-anaknya.

Foto atas: Ka Oki mempersiapkan perlengkapan calon buah hatinya
Foto Bawah: Saya masih nyicil hehehe
Penting bagi kita sebagai wanita untuk mempelajari seni mendidik buah hati, meskipun saya belum menikah tapi ini modal besar yang harus saya miliki sebelum terjun langsung menjadi ibu. Kenapa? Peran wanita dalam sebuah generasi begitu besar, wanita menjadi satu penentu kemajuan sebuah generasi. Para tokoh dan pemimpin lahir dari rahim wanita dan masyarakat yang gemar berbuat kebaikan tumbuh dalam diri wanita. Bisa dikatakan, ketika wanita suatu generasi baik, akan baik pula generasi tersebut. Sebaliknya jika wanita rusak, maka rusak pula generasinya. Wanita yang memegang peran, wanita yang menjadi peran utama keberhasilan buah hati, ditangannya lah anak akan menjadi baik atau sebaliknya?

Bisakah saya mendidik anak-anak saleh dan berilmu? Bisa, pasti bisa!!!!! Dengan pertolongan Alloh, dengan niat yang lurus serta mau belajar dari tauladan kita, yakni para istri Rosul dan sahabat karena merekalah wanita-wanita yang pertama kali melaksanakan perintah Alloh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.

Anak adalah amanah, titipan, masa iya kita titipkan lagi pada orang lain selagi kita masih bisa untuk mendidiknya. Ibarat anak adalah sebuah bangunan yang telah dibangun oleh cinta bersama suami, maka sudah barang tentu kita harus memelihara dan menjaganya sedetil mungkin. Jika tidak, maka bangunan itu akan roboh dan kita harus mengerahkan segenap tenaga agar ia tidak runtuh. Semoga saya bisa diberi kepercayaan oleh Alloh untuk berperan dalam mempersiapkan para tokoh, pemimpin, pemikir masa depan, pejuang-pejuang islam, penghafal Al-Qur’an, melahirkan mereka, menyusui, mempersiapkan dan memelihara dengan segenap pendidikan terbaik. Semoga kita para wanita muslimah kelak bisa menjadi teman, kekasih, pendamping dalam setiap fase kehidupan mereka.

Bagaimana kuncinya? Kuncinya ya ada pada diri kita sendiri hei para wanita. Terus dan terus memperbaiki diri, menjadi wanita hebat dan beriman yang terus meniti jalan Al-Qur’an. Kelak impian kita ingin mendidik anak-anak senantiasa cinta, beriman dan mendekatkan diri kepada Alloh baik saat sendiri maupun saat bersama manusia lainnya, juga agar senantiasa takut kepada Alloh. Semoga kita kelak bisa menyusui anak-anak kita dengan penuh cinta pada kebaikan, kejujuran, amanah, keberanian serta membela kebenaran. Semoga kita bisa menjadi wanita berilmu, muslimah yang selalu menyampaikan kebaikan, pendidik, bertakwa, pengajar, ikhlas, ahli ibadah agar tumbuh dalam asuhan kita sebuah generasi islam yang kuat akidahnya dan berpegang teguh pada islam, generasi yang berkomitmen dengan aturan Al-Qur’an. Semua itu sangat mudah bagi Alloh. Oya, ada hal penting juga yang harus dibangun dalam menciptakan generasi mulia, yaitu kesamaan visi antara suami dan istri, satu cinta visi belum tentu satu visi?  Satu visi pasti satu cinta? Hehehehehe…..

Ya Rabb, izinkanlah aku untuk terus memperdalam ilmu agamaku, beramal demi akhiratku, agar aku dapat meraih keridhoanMu, karena tidak ada kata terlambat. Aku yakin itu, Engkaulah Segala Maha.

Sahabat, mohon dimaafkan ya, tidak ada niatan untuk menggurui, saya belum pantas berbicara seperti ini karena belum betul-betul menjadi seorang ibu, namun tulisan inilah yang saya harap bisa terus mengingatkan saya kelak jika diberikan kesempatan oleh Alloh menjadi seorang ibu. Saya masih harus banyak belajar J

Semoga Alloh mendengarkan doa-doa diatas, bantu untuk mengaminkan yah sahabat, kita bisa!!!

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates