Tuesday, January 6, 2015

2 Safarnya Wanita

Pernah dalam satu buku saya membaca bahasan mengenai hukum safar wanita, saya betul-betul penasaran dengan pembahasan ini karena saya sendiri sering melakukan perjalanan seorang diri tanpa ditemani siapapun. Saking penasarannya saya banyak membaca tulisan dan mencari ceramahnya, ya Rabb ampuni saya baru tahu sekarang. Sekali lagi islam betul-betul memuliakan wanita, sendi-sendi kehidupan diatur sedemikian rinci, tak luput dari hal kecil sekalipun, Alloh memang Maha Segala-galanya, Mashaa Alloh. Adapun penjelasan safarnya secara umum dan beberapa pembahasan yang saya dapatkan dari rumahfiqih.com, edukasi kompasiana dan lainnya, saya rangkum sebagai berikut:

Safarnya para wanita tanpa mahram
Musafir itu adalah isim fail dari kata dasar yang berbentuk kata kerja : safar. Safar adalah melakukan perjalanan, sedangkan musafir adalah orang yang menjadi pelaku atau orang yang melakukan safar. Lawan dari musafir adalah muqim. Muqim adalah isim fail dari kata dasar aqama - yuqimu yang artinya menetap atau bertempat tinggal. Muqim berarti bertempat tinggal atau menetap.
Secara etimologis, kata safar dalam bahasa Arab bermakna qath'ul-masafah (قَطْعُ الْمَسَافَةِ), yaitu perjalanan menempuh suatu jarak tertentu. Safar adalah “berpergian” namun tanpa dibatasi dengan jarak perjalanannya (menurut pendapat yang lebih kuat). Maksudnya, jarak safar ditentukan oleh urf (kebiasaan). Jika kebiasaan masyarakat setempat mengatakan “perjalanan tersebut” termasuk safar/berpergian maka orang tersebut dikenakan hukum safar seperti sunnahnya mengqasar shalat (yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat).

Namun dalam istilah para fuqaha (ahli fiqih) yang dimaksud dengan safar bukan sekedar seseorang pergi dari satu titik ke titik yang lain. Namun makna safar dalam istilah para fuqaha adalah :
أَنْ يَخْرُجَ الإنْسَانُ مِنْ وَطَنِهِ قَاصِدًا مَكَانًا يَسْتَغْرِقُ الْمَسِيرُ إِلَيْهِ مَسَافَةً مُقَدَّرَةً عِنْدَهُمْ
Seseorang keluar dari negerinya untuk menuju ke satu tempat tertentu, yang perjalanan itu menempuh jarak tertentu dalam pandangan mereka (ahli fiqih).

Para ulama sepakat bahwa agar suatu tindakan dikatakan sebagai safar, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain harus ada niat atau kesengajaan untuk melakukan safar, musafirnya harus keluar dan meninggalkan dari tempat dia bermuqim sebelumnya, juga harus punya tujuan tertentu, kemudian juga harus ada jarak tertentu yang minimal untuk dilalui. 

Semua ketentuan safar di atas akan berakhir bila terjadi hal-hal tertentu, dimana hukum-hukum yang tadinya berlaku untuk musafir pun tidak lagi berlaku. Di antara hal-hal yang mengakhiri hukum safar adalah tiba kembali ke tempat asal, atau tiba di tempat muqim yang lain, atau berniat untuk menetap di suatu tempat dalam waktu tertentu untuk sementara waktu.

a. Tiba Kembali Ke Tempat Asal
Bila seseorang telah selesai melakukan perjalanan dan telah kembali ke tempat asalnya, yaitu rumah tempat tinggalnya, maka berakhirlah hukum safar atasnya. Dalam hal ini tidak ada perbedaan, apakah perjalanan yang dilakukannya hanya 1 jam saja atau pun memakan waktu berbulan-bulan. Pokoknya, asalkan dia sudah tiba di rumahnya, maka otomatis sudah selesai perjalanannya. Dan walaupun niatnya cuma pulang sebentar saja dan langsung pergi lagi, secara hukum tetap saja dianggap sudah selesai dari safarnya pada saat sudah berada di rumah. 

b. Tiba di Tempat Lain Yang Hukumnya Tempat Muqim
Bila seseorang punya dua tempat muqim atau lebih, meski bukan rumah miliknya sendiri, maka pada tempat-tempat yang hukumnya juga berlaku sebagai tempat muqim itu, juga berlaku hukum untuk bermuqim. Contohnya adalah Rasulullah SAW yang aslinya tinggal di Mekkah. Ketika beliau hijrah ke Madinah, memang saat itu beliau berniat untuk menjadikan kota itu sebagai tempat tinggal keduanya. Maka selama tinggal di Madinah, beliau tidak pernah mengqashar atau menjama' shalat. Sebab hukum kota Madinah bagi beliau SAW adalah tempat muqim, meski beliau bukan asli orang Madinah. Ketika Anda memutuskan untuk tinggal di suatu tempat, katakanlah di Jerman, dengan tujuan kuliah, tentu saja hukum Jerman buat  Anda ibarat hukum Madinah buat Rasulullah SAW. Tidak ada istilah musafir, karena pada kenyataannya Anda dan Rasulullah SAW sama-sama menetap dalam kurun waktu yang lama. Kemusafiran anda hanya sebatas anda di atas kendaraan, terhitung setelah keluar dari salah satu rumah anda di dua tempat berbeda itu, dan berakhir ketika anda sudah sampai di salah satu dari dua tempat anda yang lain.

c. Niat Menetap Sementara Lebih Dari Empat Hari
Hukum safar juga berakhir ketika seseorang dalam suatu perjalanannya, berhenti dan berniat untuk menetap sementara lebih dari empat hari. Dasarnya adalah apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika melakukan perjalanan haji di tahun kesepuluh hijriyah. Dari fakta itu maka kebanyakan ulama menarik kesimpulan, bahwa apabila seseorang menetap untuk sementara, tanpa niat untuk menetap seterusnya di suatu tempat di antara perjalanan safarnya, maka selama durasi empat hari, dia masih terbilang sebagai musafir. Akan tetapi bila durasi itu melebihi empat hari, maka hitungannya secara hukum sudah dianggap bermuqim. Walau pun niatnya tidak muqim, tetapi hukumnya hukum orang yang muqim. Oleh karena itu semua fasilitas kebolehan dalam safar sudah tidak lagi berlaku.

Ditilik dari domisili seseorang, dalam Fiqih terdapat tiga istilah yaitu Mustawthin,Muqimin dan Musafir. Perbedaan status domisili ini berelasi juga terhadap beberapa hukum ibadah, terutama sholat. Berikut adalah penjelasannya :

Musafir : adalah orang yang sedang bepergian untuk tujuan tertentu. Jarak perjalanan yang membuat orang dianggap sebagai musafir adalah kurang lebih 80 KM dan lagi selama perjalanan orang tersebut tidak berencana untuk menetap di daerah tertentu lebih dari 3 hari. Jika musafir berencana menetap di suatu tempat 3 hari atau lebih, maka statusnya bukan lagi musafir, dan juga jika perjalanannya tidak lebih dari 80 KM, maka orang tersebut juga belum bisa disebut sebagai musafir (secara Fiqih). Seorang musafir mempunyai keistimewaan dalam melaksanakan ibadah, yaitu diperbolehkan Menjamak sholat (mengerjakan 2 sholat dalam sekali waktu), diperbolehkan meng-qoshorsholat (meringkas sholat dari 4 rekaat menjadi 2 rekaat), membatalkan puasa Romadhon dan juga meninggalkan sholat Jum’ah (menggantinya dengan sholat dluhur). Yang perlu digaris bawahi, privilege ini hanya berlaku bagi musafir yang tujuan perjalanannya bukan untuk ma’shiat. Kalau tujuannya adalah untuk ma’shiat seperti ngapelin pacar, ya tentu saja privilege ini hilang J

Muqimin : ini yang sering disalah pahami karena kemiripannya dengan kata dalam bahasa Indonesia “pemukim”. Status Muqimin adalah untuk orang yang melakukan perjalanan lebih dari + 80 KM namun berencana menetap di suatu tempat lebih dari 3 hari. Domisili selama lebih dari 3 hari ini bukan untuk menjadi penduduk tetap dan di kala waktu ada rencana untuk pulang ke kampung halaman. Contoh yang paling mudah dari orang yang berstatus muqimin adalah anak kos, santri pondok dan juga mahasiswa yang sedang belajar di luar daerah. Orang dengan status muqimin tidak lagi mendapat privilege seperti musafir.

Mustawthin : penduduk tetap adalah orang yang menetap di suatu daerah dan tidak akan pulang ke daerah lain karena memang rumahnya adalah di situ. Atau lebih mudahnya, alamat KTP-nya adalah di daerah tersebut. Tapi tentu saja ini penentuan mustawthin bukan dilihat dari KTP tapi dari keinginan orang itu sendiri. Kalau orang tersebut sudah menganggap daerah tersebut sebagai rumah tempat tinggal tetapnya, maka orang tersebut sudah bisa disebut sebagai mustawthin di tempat tersebut. Mustawthin tidak mempunyai privilege seperti musafir dan tidak seperti muqimin.

Oya sahabat, bisa kita saksikan kenyataan di sekitar kita, semakin banyak kaum Muslimah mengadakan safar tanpa didampingi oleh mahramnya, termasuk saya L. Dan ternyata amalan semacam ini tak lain hanya akan membawa kebinasaan bagi wanita tersebut baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu agama Islam yang hanif memberikan benteng kepada mereka (kaum Muslimah) dalam rangka menjaga dirinya, kehormatannya dan agamanya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Janganlah wanita melakukan safar selama 3 hari kecuali bersama mahramnya.” (Hadits shahih, dikeluarkan oleh Bukhari 2/54, Muslim 9/106,Ahmad 3/7, dan Abu Dawud 1727)
“Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir melakukan safar (bepergian) selama satu hari satu malam yang tidak disertai mahramnya.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya ia mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Janganlah seorang wanita melakukan safar kecuali bersama mahramnya dan janganlah seorang laki-laki masuk menjumpainya kecuali disertai mahramnya.” Kemudian seseorang bertanya : “Wahai Rasulullah ! Sungguh aku ingin keluar bersama pasukan ini dan itu sedangkan istriku ingin menunaikan haji.” Maka bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Keluarlah bersama istrimu (menunaikan haji).” (Dikeluarkan hadits ini oleh Muslim dan Ahmad)

Diatas adalah sedikit gambaran mengenai safar dan safar wanita. Semoga dengan kita mengetahui pembahasan mengenai hal iini khususnya bagi wanita akan difikir-fikir lagi ya untuk melakukan perjalanan sendiri, khususnya bagi saya yang dahulu punya keinginan untuk keliling Indonesia sendiri, dan bagi saya juga ini merupakan suatu dukungan moral karena mendukung agar saya tidak bekerja di travel sebagai tour leader yang pekerjaannya harus menemani wisatawan mengunjungi berbagai tempat berhari-hari. Begitu pula dengan perjalanan umroh, yang saya alami saat mengurus dokumen perjalanan umroh bagi wanita yang dibawah usia tertentu bepergian tanpa mahram harus disertakan biaya tambahan untuk surat mahram (dan ternyata surat ini adalah pembuatan akta seorang wanita untuk dimahramkan kepada orang lain, Subhanallah, sebetulnya apa boleh?) Duh islam sudah begitu mulia menjaga wanita, patutnya kita bersyukur dan lebih bisa memuliakan diri, difikirkan juga saat mempunyai keinginan untuk study di luar negeri jika hanya sendiri J

Semoga bisa bermanfaat ya sahabat, semakin banyak tahu, semakin banyak berfikir deh. Banggalah menjadi seorang muslimah. Wallohu A'lam Bishowab…

Monday, January 5, 2015

0 Rumahku Sekolahku

Istilah rumahku syurgaku sudah sering kita dengar ya, kalau rumahku sekolahku? Nah kali ini saya akan berbagi pengalaman mengenai penerapan sekolah di rumah, siapa yang jadi muridnya? Saya. Siapa yang jadi mentornya? Saya. Siapa pembuat kurikulumnya? Saya. Saya sebagai instrumennya, kalau kata gaulmah dari saya, untuk saya dan oleh saya. Saya memutuskan untuk mencoba metode seperti ini awalnya untuk memanfaatkan waktu luang daripada digunakan tidak karuan lebih baik saya gunakan untuk hal yang bermanfaat dan kebetulan saya membutuhkannya juga. Programnya berjalan 2 minggu dimulai tanggal 22 Desember 2014-3 Januari 2014, kalau dilihat dari tahunnya si kegiatan belajar ini berjalan satu tahun, karena kan dari 2014-2015 hehehe (ga lucu).

Situasi belajar asyik di kamar
Baiklah dimulai dengan hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan homeschooling ala Riska Anjarsari ini, sbb:

Pertama, persiapkan bahan ajar , silabus dan rencana kegiatan pokok yang akan dilaksanakn selama pembelajaran. Bahan ajar ini disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Misal dalam waktu dua minggu sudah menetapkan tujuan utama yang ingin dicapai, nah dari tujuan itulah kita bisa menentukan materi apa saja yang cocok dan mendukung dalam terpenuhinya tujuan. Materinya sendiri bisa didapat dari buku, internet dll. Ceritanya saya buat kurikulum sendiri, ada program harian yang harus ditempuh. Apabila dalam hari itu kita bisa menyelesaikan sebelum jam belajar habis, bisa melanjutkan materi selanjutnya untuk besok.

Kedua, buat jadwal belajar. Jadwal belajar ini saya buat menyesuaikan dengan kegiatan di rumah, agar nantinya tidak menggannguaktivitas lain. Dalam sehari, saya menargetkan 5 jam untuk fokus belajar (biasanya di sekolah adalah 8 jam), saya tidak terlalu memperhatikan kuantitas melainkan lebih kepada kualitas. Karena akan menjadi hal yang sia-sia apabila banyak jam yang saya targetkan namun kualitasnya kurang (karena terlalu lama), nanti cepat bosan dan rasanya ingin cepat untuk istirahat. Ini jadwal yang saya gunakan:
  • 05.00-06.00 : Belajar pagi dimaksudkan agar ilmu yang didapat cepat menyerap ke otak, karena jam-jam ini masih fresh dan masih semangat karena lepas ibadah subuh. Jam ini cocok untuk menghafal
  • 06.00-09.00 : Ini jam-jam dimana saya harus melakukan banyak aktivitas, misal membantu pekerjaan orang tua, mandi, dhuha, banyak hal lain yang bisa dimanfaatkan dalam 3 jam di pagi ini
  • 09.00-11.00 : Setelah rampung menyelesaikan tugas-tugas, maka kembali lagi untuk belajar. Biasanya lebih bahas untuk memahami materi yang sudah dihafal. Lebih dipertajam lagi apa yang sudah didapat di pagi hari tadi
  • 11.00-13.00 : ISHOMA (bahasanya udah kaya lagi kemping ya) Bisa untuk tidur beberapa menit bada dhuhur, lumayan menghilangkan penat
  • 13.00-14.30 : Ini adalah jam genting dimana jam kenyang setelah makan dan ngantuk karena efek cuaca, hehe, tapi tetap ya harus melanjutkan belajar yang biasanya diisi dengan latihan-latihan dari materi yang didapat sebelum dzuhur
  • 14.30-16.00 : ISHOMA, digunakan juga untuk nyapu rumah, dll.
  • 16.00-16.30 : Reiview materi yang sudah dipelajari di hari ini, agar tidak lupa, waktunya hanya setengah jam karena hanya mengulang dan membaca lagi hasil pembelajaran yang didapat
  • 16.30-19.30 : ISHOMA, jam dimana berkumpul dengan keluarga sebelum maghrib
  • 19.30-21.00 : Biasanya saya gunakan untuk berselancar di dunia maya, membaca dan menulis apa yang bisa saya tulis, khususnya ngurus blog ini ni sebagai teman setia saya
  • 21-00-Selesai : Saatnya istirahat…….

Nah, diatas adalah gambaran jadwal belajar saya. Saya sudah terbiasa membuat distribution of time seperti itu karena sudah enam tahun belajar tour planning di sekolah yang mengharuskan membuat perencanaan waktu yang detail dalam setiap aktivitas, jadi terbawa kedalam kehidupan sehari-hari deh. Hal ini bermanfaat sekali untuk saya pribadi karena lebih bisa mengelola waktu dengan baik, jadi jangan sampai ada waktu yang terbuang sedikitpun oleh hal-hal yang tidak bermanfaat, karena sudah punya patokannya, membuat diri saya lebih disiplin (masih berproses semoga istiqomah).

Jadwal belajar yang menempel seperti di kelas
Sebetulnya untuk program belajar di rumah tidak usah saklek seperti jadwal diatas, karena ada saja hal-hal yang tidak terduga misal ada saudara atau teman yang berkunjung di saat jam pelajaran, ada hal yang harus di diskusikan dengan orang tua, saya harus ngasuh anaknya saudara seharian, tiba-tiba hujan besar dan saya harus angkat jemuran keluar rumah, pokoknya setiap hari ada saja hal-hal yang datang di jam belajar. Hal ini tidak menjadi masalah karena prinsip saya bisa mengganti waktunya di jam lain atau di hari lain asal targetnya tercapai. Istilahnya skip class gitu, asal bukan madol alias bolos yah. Hehe.

Ketiga, siapkan perlengkapan belajar mengajar. Saya membuat papan tulis ala kadarnya yang dibuat dari kertas manila di tumpuk menggunakan lakban agar bisa dihapus. Penghapus papan tulisnya saya jahit sendiri dari sisa kain yang tak terpakai (skill yang dimiliki saat sekolah dasar yang pernah diberikan tugas membuat hapusan untuk papan tulis yang masih menggunakan kapur), buku-buku dan yang lainnya disesuaikan dengan kebutuhan ya. Manfaatkan saja barang-barang yang ada, membuat kita jadi kreatif.

Papan tulis sederhana
Asyiknya sekolah di rumah adalah kita bisa belajar kapanpun, dimanapun sebetulnya tidak usah di kamar, di luar rumah juga bisa, kapanpun karena tidak harus pada jam belajar saja melainkan bisa dilakukan pada saat mau tidur, sedang makan dan kapanpun deh fleksibel.

Hal penting yang harus dimiliki adalah komitmen dan tanggung jawab, karena kita sebagai instrumennya maka dalam diri sudah otomatis ter setting untuk berkomitmen menyelesaikan dan menggapai tujuan yang ditetapkan, bagaimanapun caranya, asal ilmunya nyampe.

Berantakan deh belum diberesin
Semoga informasi diatas bisa memberikan manfaat ya dan kelak apabila kita sudah menjadi orang tua, bebaskan anak kita untuk memilih sekolahnya, sekalipun mereka nantinya menginginkan sekolah dirumah jadi kita sebagai orang tua (khususnya ibu) harus siap untuk menjadi guru, maka perlunya pendidikan tinggi bagi kita karena kita akan menjadi pendidik bagi masa depan bangsa. Bukan hanya ilmu yang berhubungan dengan akademik, melainkan ilmu agamapun sangat penting dimiliki, kombinasikan keduanya agar bisa menjadi guru terbaik bagi anak-anak kita kelak, jangan sampai sekolah menjadi belenggu kita, dibuat asyik dan menarik, salah satu manfaatnya belajar di rumah adalah bisa lebih fokus dang lebih mengasah bakat sang anak.


Harapannya suatu saat saya bisa menulis lagi keberhasilan mendidik anak melalui belajar di rumah ya J

Sunday, January 4, 2015

0 Nasehat Orang Tua Bagi Penuntut Ilmu

Pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak memang tidak diragukan lagi, khususnya seorang Bapak yang memegang tanggung jawab sebagai kepala keluarga dalam memberikan arahan hidup bagi putra-putrinya. Di rumah, saya tiba-tiba menemukan buku dengan judul Washooya Al Abaa’ lil Abnaa”, awalnya saya kurang tertarik dengan buku ini karena melihat dari judulnya rada ngeri gimana gitu ya, dengan tulisan bimbingan wasiat dan nasehat, hehehe, ternyata setelah dibuka isinya luar biasa cocok dengan yang akan saya hadapi karena berisikan bimbingan akhlak, budi pekerti, tuntunan dasar bagi para pelajar/penuntut ilmu. Isi dari buku ini berasal dari kitab yang disusun oleh Asy Syekh Muhammad Syakir yang diterjemahkan oleh Ust. Moh. Fairuz Masduqi dengan maksud sebagai benteng dari kemerosotan moral agar dapat dipahami oleh semua orang tua, para pendidik dan pelajar itu sendiri.

Ini bukunya, gatau punya siapa :D
Dalam tulisan ini berisikan duapuluh bagian dan 169 pesan yang ditujukan bagi penuntut ilmu, saya ambil satu pesan dari setiap bagian agar bisa menjadi pengingat bagi saya pribadi dan semoga bisa bermanfaat juga bagi sahabat semua.

Bagian pertama: Nasehat guru kepada muridnya
Wahai anakku! Apabila engkau tidak menghiasi ilmu (yang engkau miliki)dengan akhlak yang mulia, maka ilmumu (kepandaianmu) itu akan lebih membahayakanmu daripada kebodohanmu. Sebab orang yang bodoh itu bisa saja dimaafkan karena kebodohannya. Tetapi orang yang berilmu (pandai) itu tidak akan dimaafkan oleh sesame manusia, jika ia tidak menghiasi dirinya dengan budi pekerti yang baik (akhlakul karimah)

Bagian kedua: Pesan taqwa kepada Alloh Yang Maha Agung
Wahai anakku! Sesungguhnya dalam menjalankan ketaatan kepada Alloh itu mengandung (berbagai) kenikkmatan dan kebahagiaan yang tidak dapat dirasakan kecuali dengan latihan melatih diri dan ikhtiar. Berusahalah dalam menjalankan ketaatan kepada Tuhanmu dengan cara latihan beberapa hari agar engkau dapat merasakan kelezatan berbakti kepada Alloh, sehingga engkau dapat mengetahui ketulusanku dalam menasehatimu

Bagian ketiga: Hak/Kewajiban terhadap Alloh dan RosulNya
Wahai anakku! Kewajibanmu pertama kali terhadap Alloh yang menciptakanmu, yang Maha Luhur dalam segala hal, ialah mengetahui sifat-sifatNya yang Maha Sempurna, bersungguh-sungguh mentaatiNya dengan melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Dan engkau hendaknya benar-benar yakin bahwa kebaikan itu adalah sesuatu yang dipilih untuk dirimu sendiri. Jangan sampai kesenangan dan kepatuhan kepada seseorang dapat menghalangi kepatuhanmu kepada Alloh

Bagian keempat: Beberapa hak dan kewajiban terhadap orang tua
Wahai anakku! Sesungguhnya orang yang paling cinta kepadamu adalah ayah ibumu yang telah mendidik dan memeliharamu sejak kecil dan telah menuntunmu dengan baik dalam mendidikmu, sehingga engkau menjadi salah seorang penuntut ilmu agama. Oleh karena itu, terimalah nasihat-nasihat ayahmu (ibumu) karena dialah yang lebih mengetahui tentang apa yang akan kau hadapi daripada engkau sendiri. Dan ia juga mengetahui sesuatu yang mendatangkan kemanfaatan dan kemudhorotan atas dirimu. Allohlah yang menguasai hidayah, pertolongan dan kebaikanmu

Bagian kelima: Beberapa hak dan kewajiban terhadap teman
Wahai anakku! Imam Abu Hanifah pernah ditanya (oleh muridnya): “Bagaimana caranya tuan dapat memperoleh ilmu yang seluas itu?” Beliau menjawab: “saya tidak malas mengajar (menyampaikan ilmu) dan tidak malas pula belajar (menggali ilmu agama)

Bagian keenam: Adab menuntut ilmu
Wahai anakku! Hiasan ilmu itu adalah tawadhu (merendahkan diri) dan sopan santun. Barangsiapa yang bersikap tawadhu karena Alloh, maka derajatnya diangkat olehNya. Alloh akan menjadikan seluruh makhlukNya cinta kepadanya. Tetapi barangsiapa yang bersikap sombong dan berakhlak jelek, maka jatuhlah martabatnyadalam pandangan manusia dan Alloh menjadikan orang-orang benci kepadanya bahkan hamper semua orang tidak memuliakan dan menyayanginya

Bagian ketujuh: Sopan santun belajar dan berdiskusi
Wahai anakku! Jauhilah olehmu belajar dengan cara menghafal kata-kata tanpa memahami arti dan maksudnya. Tetapi berusahalah dalam memahami arti dan maksud yang terkandung dalam kalimat tersebut, kemudian resapilah kedalam hati. Sebab pada hakikatnya ilmu itu adalah sesuatu yang engkau pahami bukan yang engkau hafal

Bagian kedelapan: Sopan santun olah raga dan berjalan di jalan raya
Wahai anakku! Sesungguhnya engkau perlu berolahraga di waktu senggang, sehingga menjadi pulih kembali semangatmu. Bila engkau hendak keluar untuk berolah raga, maka pergilah menuju tempat yang berudara bersih dari kotoran, berjalan tenang, pe;an-pelan dan tidak saling mendorong dan tidak tertawa terbahak-bahak

Bagian kesembilan: Adab dalam menghadiri pertemuan/majelis ta’lim
Wahai anakku! Apabila engkau duduk dalam satu majelis, maka jangan ikut terlibat dalam perbincangan mereka kecuali mereka mengajakmu berbicara dan janganlah engkau memulai pembicaraan jika di dalam majelis itu terdapat orang yang lebih pantas berbicara. Apabila engkau berbicara, maka berbicaralah yang haq dan jangan berbicara panjang lebar, kecuali sekedar meluruskan hujjah (pendapat, alasan). Jangan menyanggah perkatann dalam majelis itu kecuali dengan sopan dan berhati-hati. Jauhilah tertawa terbahak-bahak karena itu termasuk perilaku orang-orang yang rendah dan hina. Jangan banyak tertawa karena dapat menghilangkan kehormatan dan dapat mengesalkan hati orang lain

Bagian kesepuluh: Sopan santun ketika makan
Wahai anakku! Apabila engkau selesai makan dan minum, maka bacalah Alhamdulillah, bersyukurlah akan nikmat-nikmatNya yang telah dikaruniakan kepadamu yang tak terhitung banyaknya. Sesungguhnya Alloh lah yang telah memberimu petunjuk serta bimbingan (kea rah yang benar dan lurus)

Bagian kesebelas: Sopan santun beribadah dan masuk ke dalam masjid
Wahai anakku! Apabila engkau melihat seseorang yang shalat sedang melakukan sesuatu yang tidak engkau sukai, maka bersikaplah yang baik dan ramah kepadanya. Apabila engkau ingin menunjukan pada hokum Alloh, maka janganlah berkata kasar dan membuatnya tidak tertarik mempelajari ajaran agama. Alloh memberikan petunjuk pada orang-orang yang dikehendakiNya ke jalan yang lurus

Bagian kedua belas: Keutamaan berkata jujur
Wahai anakku! Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang yang dikenal jujur di lingkungan masyarakat, keluarga dan teman-temannya tentu ucapannya akan dijadikan pedoman, sekalipun tidak ada buktinya, ia dianggap orang yang adil di kalangan orang awam dan orang-orang tertentu.  Apabila engkau ingin menjadi orang yang terpercaya, maka berusahalah engkau menjadi orang yang jujur dalam segala ucapanmu. Alloh lah yang memberikan petunjuk serta bimbingan kepadamu kepada kebenaran

Bagian ketiga belas: Keutamaan amanah (dapat dipercaya)
Wahai anakku! Sifat amanah merupakan perhiasan bagi orang-orang yang mulai dan berilmu. Sifat amanh dan sidiq adalah sebagian dari sifat Rosul

Bagian keempat belas: Keutamaan iffah (menjaga diri)
Wahai anakku! Terimalah nasihatku ini, ingatlah selalu setiap kali engkau mengalami kecenderungan melakukan sesuatu yang menyenangkan hawa nafsu, mohonlah perlindungan Alloh dari godaan syaiton yang terkutuk. Hadapkanlah dirimu kepada Alloh dengan niat yang suci, lalu mohonlah kepadaNya keselamatan, tipu daya dan bujuk rayu syaiton. Wahai anakku, Alloh lah yang menguasai dirimu dengan penjagaan dan pemeliharaanNya

Bagian kelima belas: Harga diri, keperkasaan dan kehormatan
Kemuliaan jiwa adalah lebih baik dan lebih mulia dariapada kemuliaan sebab harta. Diantara kemuliaan jiwa adalah: sikap sopan kepada orang-orang meskipun engkau hidup miskin atau melarat, sikap memperlihatkan kebutuhanmu kepada seseorang yang dekat denganmu sekalipun, sikap sabar dalam menghadapi penderitaan hidup dengan kesabaran yang terpuji, sikap tidak mengadukan kebutuhan selain kepada Tuhanmu

Bagian keenam belas: Ghibah, mengadu domba, dendam, hasud, sombong, menipu
Wahai anakku! Jadilah engkau salim (berhati bersih) dari keinginan untuk menyakiti, niscaya semua orang akan menyukai dan menyayangimu

Bagian ketujuh belas: Taubat, takut/cemas, pengharapan, sabar serta syukur
Wahai anakku! Takutlah kepada Alloh dengan rasa takut yang dapat menjadi pemisah (dinding) antara dirimu dengan perbuatan menyalahi perintahNya. Dan janganlah engkau berputus harapan dengan rahmat Alloh. Bila engkau terlanjur melakukan perbuatan dosa, maka mendekatlah kepada Alloh, baik disaat sendirian maupun disaat berhadapan dengan orang lain dan mohonlah ampun kepadaNya karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Bagian kedelapan belas: Keutamaan bekerja, usaha yang disertai dengan tawakal dan zuhud
Wahai anakku! Pelajarilah ilmu pengetahuan untukmu, yang kemudian engkau terapkan pada dirimu dan engkau ajarkan pada orang lain serta member dorongan mereka untuk mengamalkannya. Pelajarilah ilmu pengetahuan agar engkau dapat memperbaiki kehidupan dan jalan menuju temoat kembali. Janganlah engaku memperlajari ilmu tetapi ilmu itu malah membelenggu lehermu, mengikat kakimu, mempersempit ruang gerakmu serta menjadi pemisah antara dirimu dengan kebahagiaan hidupmu

Bagian kesembilan belas: Ikhlas dalam berniat karena Alloh Ta’ala dalam segala amal
Belajarlah (dalamilah) ilmu agama islam dengan niat agar bisa mematuhi hokum-hukum Alloh, tentang halal haram sehingga engaku dapat mengindari apa-apa yang diharamkan, karena Dia telah melarangmu dan engkau dapat menjalankan apa-apa yang wajib karena sesungguhnya Alloh telah memerintahkannmu untuk mengerjakannya

Bagian kedua puluh: Penutup wasiat-wasiat

Ya Alloh, curahkanlah rahmatMu kepada kami semua, hindarkanlah diri kami dari segala kesulitan, wafatkanlah kami dalam keadaan berpegang teguh pada iman yang sempurna dan berpegang teguh kepada Al Qur’an dan sunah Rosul serta Engkau ridho kepada kami. Ya Alloh, curahlanlah ampunanMu kepada kami, kepada kedua orang tua kami, guru0guru kami, teman seperjuangan kami, baik yang sudah mendahului kami mapun yang masih hidup, serta curahkan ampunanMu kepada seluruh kaum muslimin. Maha Suci Tuhanku yang memliki keperkasaan dari apa yang mereka (kaum kafir) tuduhkan. Dan semoga kesejahteraan dilimpahkan pada para Rosul dan segala puji hanya milik Alloh, Tuhan seru sekalian alam. Aamiin…

0 Aku suka langit, kamu?

Begitu indahnya penciptaan langit dan bumi, langit yang berdiri tinggi megah tanpa tiang, tapi ia tak roboh, sama sekali tak roboh. Ia tinggi tapi tak pernah merasa tinggi, ia indah tapi tak mengakui bahwa dirinya indah, siapa yang mengakui keindahannya? Ya si penikmat langit itu, salah satunya adalah saya. Banyak hal yang bisa saya dapat saat melihat keindahan langit. Alloh begitu sempurna menciptakan bumi ini serta segala isinya, sangat detail dan saling berhubungan. Saya sangat menyukai birunya langit, putihnya awan, saat terbitnya matahari, saat tenggelamnya matahari, saat langit hitam diterangi gugusan bintang dan terangnya bulan, sekalipun langit hitam tanpa apapun bagi saya itu suatu keindahan.

Aku suka
Saya menyukai perjalanan bada subuh, kenapa? Di perjalanan saya bisa merasakan kekuasaan Alloh yang begitu luar biasa, bada subuh yang masih gelap namun waktu bergulir tak begitu lama, munculah matahari, saat inilah yang saya sukai, saya bisa menatap eloknya sinar yang sedikit demi sedikit memancarkan cahaya, awalnya malu-malu namun kemudian menampakan seutuhnya sehingga bisa menyinari bumi, memberikan cahaya kehidupan.

Saat siang hari, awan memberikan hiasan untuk indahnya langit, saya ingin sekali menggenggam awan, apa bisa? Hehe. Saya suka awan, putihnya seolah mencerminkan kesucian. Kombinasi birunya langit dan putihnya awan adalah kombinasi warna yang bisa menentramkan hati apabila memandangnya, apalagi saat dimana kita berada dibawah langit namun diatas awan, rasanya kehidupan sebatas ini saja, sepi sunyi, padahal langit itu berlapis-lapis.

Aku juga suka
Saat malam tiba, gelapnya memberikan tanda bahwa saatnya kita untuk beristirahat, memberikan hak pada tubuh ini. Terkadang bulan muncul begitu indah, entah itu bulan yang bulat atau hanya setengah, itu sama indahnya. Apalagi dengan didampingi bintang-bintang, Ya Alloh indahnya, indah sekali. Mashaa Alloh.

Oya, saya juga menyukai perjalanan disaat matahari terbenam, karena merasa tugasnya sudah selesai, ia sedikit demi sedikit pamit meninggalkan bumi untuk memberikan waktunya kepada malam, menenggelamkan diri dengan anggunnya, perlahan-lahan,  mungkin jika ia bisa berbicara ia akan berucap salam J

Ada satu kisah yang membuat saya seolah tak sadar diri, di tanggal 17 Desember sore hari kebetulan saya sedang in period (jadi tak khawatir maghrib terlewat), sekitar jam 4.30 sore sudah duduk manis dalam bis ibukota, sendiri dan duduk di samping jendela, pemandangan yang tak biasa saya temukan sepanjang tol kebun jeruk, Mashaa Alloh, menjelang magrib matahari masih menampakan keindahan sinarnya yang sedikit tertutupi bangunan tinggi ciri khas Jakarta, melewati gedung lalu si sinar itu kembali terang, terang dan semakin terang, indah sekali padahal saat itu sudah hampir jam 6. Kebetulan saya sedang mendengarkan lagu Rindu Illahi, yang liriknya berisikan:

Rindu hatiku padamu Robbi, inginku berjumpa denganmu
Apakah amal dan nista diri belenggu bertemu denganMu
Adakah rindu dekat denganMu penentram batin jiwaku
Rindu rindu rindu pada Illahi, rindu hati ini padaMu Robbi
Tiadalah yang dapat menandingi segala puja kuasaMu Robbi,
Ampunkan segala dosa dan nista yang tersembunyi atau yang nyata
Pada siapa lagi kami meminta selain Engkau yang Kuasa
Ubahlah nista jadi mulia, ubahlah dosa jadi magfiroh lindungi hamba dari segala berkata dusta dan nista

Semakin lagu itu berputar, semakin saya melihat langit, semakin saya menangis, menangis sampai seperti orang yang sudah dimarahi, kalau kata bahasa sunda mah sampe ereuriheun (baca: tersedu-sedu), saya tak sadar kalau disamping saya sudah banyak orang dan hanya bisa menutupi wajah dan lap air mata dengan khimar tanpa nengok ke kiri (Alhamdulillah leher saya tidak putus nih, hehe) lebih lucu lagi saya pakai softlens, gegara saya nangis terus softlens sebelah kiri saya jatuh, sudahmah warnanya bening jadi untuk nyarinya aga repot, akhirnya ketemu juga dan usel-uselan gitu buat pakenya tanpa kaca, udah sulit begerak karena tangan kiri sibuk nutupin muka, hehehe. Alhamdulillah, saya bisa melihat lagi dengan sempurna J


Ya Alloh, begitu Agung kuasaMu, dunia saja sebagai tempat yang sementara begitu indahnya apalagi syurgaMu yang kekal, keindahan dunia ini akan hancur pada saatnya tiba, namun keindahan syurga? Kekal selama-lama-lamanya. Izinkanlah kami kelak bisa merasakan indahnya tempat itu ya Robb, bertemu dengan Rosul, keluarganya, para sahabatnya, berkumpul dengan semua manusia terbaik di bumi ini.

0 Terima Kasih Indonesiaku

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada Alloh yang telah memberikan kesempatan hidup hingga sekarang, kepada orang tua yang telah mengurus saya dan “dikhususkan” artikel ini adalah ucapan terima kasih yang ditujukan pada seluruh masyarakat Indonesia dari ujung Sabang hingga Merauke. Tahun 2014 memberikan banyak pelajaran bagi saya, satu hal penting yang saya catat yaitu pada akhirnya saya bisa menyelesaikan sekolah saya atas bantuan dari pajak yang dibayarkan oleh saudara-saudara semua. Begitu besar biaya yang saya terima belum bisa saya balas, tapi pelan-pelan Inshaa Alloh (semoga Alloh meridhoi) semoga saya bisa membalasnya dengan ikut berperan dalam kemajuan bangsa dan Negara ini. Banyak hal yang saya petik sepanjang sekolah, pelajaran yang didapat bukan hanya dari lingkungan sekolah melainkan lebih banyak dari lingkungan hidupnya. Kepekaan yang saya dapat adalah hasil dari perasaan yang mengalir begitu deras yang menjadi cambuk agar saya bisa menjadi lebih baik. Tanggung jawab yang saya dapat bukan hanya tanggung jawab dunia, melainkan erat kaitannya dengan akhirat, saya merasa bersalah karena dalam satu waktu pernah melalaikan tugas, malas dalam belajar, mempermainkan kesempatan yang didapat, banyak hal bodoh lain yang saya lakukan, tanpa memikirkan sebetulnya siapa yang menyekolahkan saya? Uang yang saya dapat untuk membayar sekolah adalah uangnya banyak pihak termasuk para petani, pedagang, supir angkutan, penarik becak, pemulung sekalipun yang telah membayarkan pajak kepada Negara, yang merekapun sebetulnya membutuhkan biaya untuk pendidikan anak-anaknya.

Indonesia yang indah
Saya merasa tergampar saat saya pernah menyia-nyiakan waktu belajar, padahal tanggung jawab yang saya pikul begitu besar, saya malu saat saya banyak protes terhadap pendidikan di Indonesia sementara diri saya sendiri yang belum bisa merubah, jangan menyalahkan orang lain, berkaca saja pada diri apakah sudah menjadi siswa yang baik? Think! Saya juga malu jika terus menuntut hak sementara kewajiban belum saya penuhi seutuhnya. Ahhhh malu rasanya diri ini, terlalu naïf dan egois, maafkan ya Rabb.

Alhamdulillah, tiga puluh Sembilan bulan telah menyelesaikan pendidikan ini dan harapannya saya tidak ingin menjadi orang egois lagi yang hanya memikirkan diri sendiri, saya disekolahkan untuk membangun bangsa, bukan untuk membangun diri saja apalagi memperkaya diri, tanggung jawab ini yang kelak akan ditanyakan di akhirat, dikemanakan ilmu yang kamu dapat? Ya Alloh, ampuni kami. Semoga cita-cita ini bisa terus sejalan dengan ketentuanMu, berupaya dalam hal kecil yang seiring berjalannya waktu akan tumbuh menjadi hal besar, berperan membangun negeri bukan berarti harus menjadi pegawai negeri, banyak hal yang bisa dilakukan. Semoga dalam blog ini saya terus bisa memberikan informasi yang bermanfaat yang bisa menyicil hutang saya pada masyarakat.

Bagi sahabat-sahabat semua yang ingin melanjutkan sekolah, jangan merasa putus asa karena biaya pendidikan yang semakin melangit. Pemerintah telah banyak menyediakan beasiswa yang berbagai jenis, mulai dari beasiswa full, beasiswa biaya hidup, beasiswa lainnya, khususnya beasiswa yang saya dapat adalah Beasiswa Unggulan yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri. Beasiswa ini banyak macamnya, jangan berfikiran bahwa beasiswa hanya dikhususkan bagi yang berpresatasi, tidak! Beasiswa didapat bagi orang yang mau menerimanya di jalan usaha dan memang berkomitmen. Beasiswa ini bukan berbentuk ikatan dinas dan bisa dilihat detailnya disini.

Saya sendiri mendapatkan beasiswa DIV untuk studi di salah satu Sekolah Pariwisata di Jakarta yang memang tidak membayar sedikitpun biaya (hanya biaya wisuda) maka tidak heran saat akan bayar wisuda saya tidak tahu prosedur pembayarannya seperti apa dan bagaimana cara lapor ke bagian keuangan, karena sekitar tiga tahunan saya sekolah belum pernah antri di pembayaran L

Sahabat yang ingin bertanya mengenai beasiswa ini, bisa menghubungi saya ya Inshaa Alloh informasi yang saya punya bisa bermanfaat dan bisa membantu sahabat semua untuk mencoba peruntungan dalam program beasiswa ini. Harapannya semua anak negeri yang mempunyai kesempatan mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah tidak egois dan setelah mendapatkannya tidak merasa *ini kan usaha saya sudah dapat beasiswa, ini kan hak saya untuk mendapatkan pendidikan dari uang Negara, jadi terserah saya dong setelah ini mau jadi apa, jadi gimana saya dong untuk kedepannya, saya sudah lulus ya tidak ada ikatan dinas jadi saya bebas memilih jalan yang saya mau, sudah tidak ada hubungannya lagi dengan negara* Duh jangan sampai yah, ini sebuah nasihat diri juga bagi saya pribadi, kami dibekali amanah semoga bisa menjaga amanah ini, kami diberikan kepercayaan semoga betul-betul menjaga kepercayaan ini.


Terima kasih pemerintah yang telah mengelola dana pendidikan semoga amanah dan diberikan sesuai dengan peruntukannya, terima kasih juga seluruh rakyat Indonesia, pajak anda mencerdaskan saya dan semoga saya bisa ikut bagian dalam mencerdaskan bangsa, dalam membangun Negara. Aku Cinta Indonesia J

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates