Setelah kita lelah dalam menjalankan pekerjaan, maka imbalan lelahnya ialah penghasilan. Penghasilan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dengan pekerjaan yang dijalankan dan tergantung juga dengan kompetensi yang ia miliki. Namun, biasanya semakin besar penghasilan semakin banyak juga kebutuhan yang harus dipenuhi. Lain halnya dengan yang berpenghasilan kecil, mereka lebih sering mengukur-ukur penghasilan yang didapatkan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Sebenarnya, orang yang terbiasa mensyukuri yang kecil akan lebih mudah mendapatkan yang besar. Namun orang yang terbiasa mengeluh, sekalinya mendapatkan yang besar mereka tetap saja merasa kurang, yang biasa disebut dengan kufur nikmat. Ada pepatah, besar pasak daripada tiang, yang artinya lebih besar pengeluaran dibanding dengan penghasilan. Masalah tersebut sebenarya ditimbulkan dari diri kita sendiri. Apabila kita bisa memanage penghasilan dengan baik, maka kebutuhan yang harus dikeluarkanpun akan terarah juga dan niscaya masalah kekurangan uang bisa diaatasi.
Namun, ada juga yang mengeluh apabila ai mendapatkan penghasilan Rp.800.000,-/bulan yang hidup diperkotaan misalnya, sementara untuk UMK di kota yang ia tempati sudah mencapai 2jutaan/bulan maka sangat jomplang sekali, sementara kebutuhan dan biaya hidup diperkotaan itu besar. Bagaimana solusinya? Ya, kalo terus kita fikirkan, memang akan sulit, namun setelah dijalani niscaya kita akan bisa melewatinya. Buktinya banyak juga yang tinggal di kota namun penghasilan mereka jauh dari harapan, itu semua karena mereka bisa mengukur diri. Apabila penghasilannya rendah, maka jangan banyak pula kebutuhan dan keinginan. Dengan penghasilan kecil, kita dituntut untuk bisa memutar otak, sebisa mungkin jangan sampai membebani orang lain dengan meminjam uang, salah satu caranya yaitu dengan menjalankan usaha, usaha disini bukan berarti usaha yang memerlukan modal besar, namun usaha bisa kita mulai dengan modal kecil bahkan sama sekali tanpa modal.
Hiduplah sederhana, jangan terlalu mengikuti hawa nafsu. Bila kita terus menuruti keinginan yang datangnya dari bisikan setan, maka kita tidak akan menjadi hamba yang selalu bersyukur. Seberapapun penghasilan yang kita dapatkan, apabila kita terus mensyukurinya Insha Allah apa yang kita peroleh menjadi barokah. Dengan barokahnya rezeki yang didapat maka hati akan merasa bahagia dan tenang. Hidup sederhana bukan berarti akan menjatuhkan harga diri kita, namun dengan sederhana, derajat kita akan terangkat. Hidup yang mengikuti hawa nafsu biasanya akan menjadi beban bagi diri kita sendiri, misalnya ada produk gadget yang baru dirilis dengan segala kecanggihannya, maka kita dengan sengaja mengumpulkan uang hanya untuk memiliki gadget tersebut namun melupakan kebutuhan primer yang harus kita penuhi, tak lama kemudian setelah kita mempunyai gadget tersebut, muncul lagi produk baru yang lebih canggih, dengan alasan agar tak disebut sebagai anak kuper, maka rela mengumpulkan uang lagi demi membeli produk tersebut. Lama-lama kalau kita hidup seperti itu akan menyiksa juga, hidup dengan tujuan untuk mendapatkan satu kata yaitu "gengsi". Naudzubillah, jangan memaksakan diri.
Boleh kita bergaul dengan kalangan atas, namun jangan sampai juga pergaulan itu menjerumuskan kita menjadi orang yang salah. Penuhilah kebutuhan yang lebih utama, lalu apabila kebutuhan utama telah terpenuhi, apabila kita mempunyai sisa, lalu bisa memenuhi kebutuhan tingkat 2. Namun jangan terus terfokus pada apa yang kita inginkan, lihatlah sekeliling kita. Berbagi dengan mereka, berbagi dengan ikhlas maka Allah pun akan berbagi lagi dengan kita, berbagi lebih dari apa yang kita harapkan.
tetep aja dijalani juga kurang mah sok kapikiran we hhahaha
ReplyDeletetetep syukuri ajalah bang, biar ga kepikiran ters :)
Deleteia bener intina mah hrs bersyukur :) siipp nice posting
ReplyDeleteok abahhh :)
Delete