Tuesday, February 9, 2016

0 WHV Sebagai Obat

Australia adalah Negara yang tidak termasuk dalam daftar negara yang ingin saya tinggali dalam kertas 100 impian saya, namun pada kenyataannya, sudah hampir satu bulan saya berada disini. Masih ada sisa sebelas bulan dan saya sudah merasa betah disini. Negara impian untuk melanjutkan studi adalah Inggris, namun untuk bidang pariwisata dan konservasi negara ini tidak bisa diabaikan. Letaknya yang tidak jauh dari negara kita dan hamparan luas lahannya yang masih asri serta pengelolaan pariwisatanya bisa dipelajari untuk kelak di terapkan di Negara tercinta, Indonesia.

Indahnya matahari,langit dan awan
Kegagalan LPDP membawa saya ke Australia untuk mempelajari banyak hal dan semoga ini adalah batu loncatan saya untuk bersekolah di Inggris dan berkeliling dunia. Selang lima hari setelah pengumaman kegagalan LPDP, saya mendapatkan surat rekomendasi dari Imigrasi untuk apply Work and Holiday Visa. Pembahasan mengenai visa ini bisa dilihat di web resmi pemerintah maupun para blogger lain yang mencurahkan banyak waktunya untuk berbagi pengalaman. Dalam tulisan kali ini saya tidak akan membahas banyak mengenai visanya, namun yang lebih ditekankan adalah hikmah yang bisa diambil setelah perjalanan panjang yang saya lalui dari bulan September.

Memang kita tidak boleh rakus dalam dunia ini, Alloh memberikan dua pilihan di bulan September untuk mendaftar WHV atau LPDP dan dua-duanya saya ambil. Interview  WHV diadakan 26 Oktober di Bali dan LPDP 9 November di Jakarta. Pengumumannya pun selisih 6 hari, jadi Alloh hanya memberikan saya satu pilihan terbaik yaitu berangkat dulu ke Australia. Ini menjadi obat yang mungkin lebih indah dari apa yang saya bayangkan sebelumnya.

Visa saya granted pada tanggal 11 januari dan menjadi kado indah di usia 22 tahun saya esok harinya, Alhamdulillah lagi-lagi kejutan luar biasa yang Alloh berikan. Saya memutuskan untuk berangkat pada tanggal 15 dari kota kelahiran, diantar Mamah dan Bapak. Saya habiskan waktu seharian bersama mereka selama perjalanan hingga akhirnya mereka harus melepas anak gadisnya pergi bada Ashar. Pesawat saya transit Bali dan penerbangan dari Bali jam 1 dini hari, tengah malam keluyuran di bandara, belum makan dan seperti anak kecil yang sedang mencari orang tuanya. Karena badan saya kecil dan kadang terlihat lugu, banyak yang mengira saya anak SMP.

Dan lagi-lagi yang paling saya suka adalah saat terbitnya matahari, gelisah dan tidak bisa tidur di pesawat(karena lapar dan sedang halangan hari kedua yang sakit perutnya kaya orang mau lahiran’katanya’) membuat saya fokus memandang arah luar saat matahari terbit sedikit demi sedikit perlahan menampakan dirinya. Kekuasaan Alloh yang luar biasa, entah saat itu saya sedang ada di atas lautan mana, namun indahnya matahari begitu mengingatkan kekuasaan Alloh yang amat sangat besar. Terkadang diri malu karena sombong, tapi apa yang pantas disombongkan dari manusia seperti kita?

Ya Robb…
Hamba begitu bersyukur atas karunia yang telah Engkau berikan
Hamba sadar, Engkau lebih mengetahui yang hamba butuhkan dan Engkau penyusun skenario terbaik
Engkau penggenggam jiwa setiap manusia, berikanlah selalu kelapangan hati pada kami dalam menerima segala ketentuanMu
Engkau yang Maha Besar dan Maha Segalanya
Lindungilah kami dimanapun kami berada

Jadikanlah cinta kepadaMu sebagai cinta terbesar kami...

0 comments:

Post a Comment

Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates