Australia adalah Negara yang tidak termasuk dalam daftar negara
yang ingin saya tinggali dalam kertas 100 impian saya, namun pada kenyataannya,
sudah hampir satu bulan saya berada disini. Masih ada sisa sebelas bulan dan
saya sudah merasa betah disini. Negara impian untuk melanjutkan studi adalah
Inggris, namun untuk bidang pariwisata dan konservasi negara ini tidak bisa
diabaikan. Letaknya yang tidak jauh dari negara kita dan hamparan luas lahannya
yang masih asri serta pengelolaan pariwisatanya bisa dipelajari untuk kelak di
terapkan di Negara tercinta, Indonesia.
Indahnya matahari,langit dan awan |
Kegagalan LPDP membawa saya ke Australia untuk mempelajari
banyak hal dan semoga ini adalah batu loncatan saya untuk bersekolah di Inggris
dan berkeliling dunia. Selang lima hari setelah pengumaman kegagalan LPDP, saya
mendapatkan surat rekomendasi dari Imigrasi untuk apply Work and Holiday Visa.
Pembahasan mengenai visa ini bisa dilihat di web resmi pemerintah maupun para
blogger lain yang mencurahkan banyak waktunya untuk berbagi pengalaman. Dalam
tulisan kali ini saya tidak akan membahas banyak mengenai visanya, namun yang
lebih ditekankan adalah hikmah yang bisa diambil setelah perjalanan panjang
yang saya lalui dari bulan September.
Memang kita tidak boleh rakus dalam dunia ini, Alloh
memberikan dua pilihan di bulan September untuk mendaftar WHV atau LPDP dan
dua-duanya saya ambil. Interview WHV
diadakan 26 Oktober di Bali dan LPDP 9 November di Jakarta. Pengumumannya pun
selisih 6 hari, jadi Alloh hanya memberikan saya satu pilihan terbaik yaitu
berangkat dulu ke Australia. Ini menjadi obat yang mungkin lebih indah dari apa
yang saya bayangkan sebelumnya.
Visa saya granted
pada tanggal 11 januari dan menjadi kado indah di usia 22 tahun saya esok
harinya, Alhamdulillah lagi-lagi kejutan luar biasa yang Alloh berikan. Saya
memutuskan untuk berangkat pada tanggal 15 dari kota kelahiran, diantar Mamah dan
Bapak. Saya habiskan waktu seharian bersama mereka selama perjalanan hingga
akhirnya mereka harus melepas anak gadisnya pergi bada Ashar. Pesawat saya
transit Bali dan penerbangan dari Bali jam 1 dini hari, tengah malam keluyuran
di bandara, belum makan dan seperti anak kecil yang sedang mencari orang
tuanya. Karena badan saya kecil dan kadang terlihat lugu, banyak yang mengira
saya anak SMP.
Dan lagi-lagi yang paling saya suka adalah saat terbitnya
matahari, gelisah dan tidak bisa tidur di pesawat(karena lapar dan sedang
halangan hari kedua yang sakit perutnya kaya orang mau lahiran’katanya’)
membuat saya fokus memandang arah luar saat matahari terbit sedikit demi
sedikit perlahan menampakan dirinya. Kekuasaan Alloh yang luar biasa, entah
saat itu saya sedang ada di atas lautan mana, namun indahnya matahari begitu
mengingatkan kekuasaan Alloh yang amat sangat besar. Terkadang diri malu karena
sombong, tapi apa yang pantas disombongkan dari manusia seperti kita?
Ya Robb…
Hamba begitu bersyukur atas karunia yang telah Engkau
berikan
Hamba sadar, Engkau lebih mengetahui yang hamba butuhkan dan
Engkau penyusun skenario terbaik
Engkau penggenggam jiwa setiap manusia, berikanlah selalu
kelapangan hati pada kami dalam menerima segala ketentuanMu
Engkau yang Maha Besar dan Maha Segalanya
Lindungilah kami dimanapun kami berada
Jadikanlah cinta kepadaMu sebagai cinta terbesar kami...
0 comments:
Post a Comment
Cantumkan komentar yang menurut anda patut untuk dikomentari, terimakasih :)