Dulu memang saya bukan pengguna aktif instagram, namun
belakangan ini saya kerap kali membuka dan mengupload beberapa foto dengan tujuan berbagi pada sahabat semua, saat salah satu foto saya di depan kampus
impian, saya mengenalan celana longgar dan jumper.
Dan saat itu pula ada sahabat yang menegur, “Ko sekarang pakai celana lagi si? Masa
sekarang pakai celana lagi? Kemunduran dong namanya?” Teggg… dada ini begitu
sesak, mata berkaca-kaca dan entah apa yang hati ini rasakan, semacam teguran,
semacam nasihat dan pengingat. Ya Rabb, hamba yang masih miskin ilmu ini masih
terus dan terus berbenah diri. Keadaan hamba yang ada disini bukannya ingin
menanggalkan pakaian syari, bukan pula berniat pada zaman jahiliyah. Hamba
disini ingin terus belajar, menimba ilmu, merasakan sisi lain sebagai minoritas
muslim disini. Ampunilah hambaMu ya Rabb…
No Caption |
Sebelum saya memutuskan untuk pergi kesini, saya memang
sudah memikirkan konsekwensi yang akan dihadapi kelak, sulitnya mencari tempat
shalat, komunitas muslim yang tak sebanyak di Indonesia, tak bisa
mendengar suara adzan disetiap tempat, juga
cukup sulitnya mencari makanan halal. Namun hal ini sudah saya antisipasi sejak
awal, begitu pula dengan soal berpakaian. Saya tidak membawa banyak gamis
kesini, yang saya bawa adalah baju-baju panjang dan celana longgar yang
tentunya tidak membentuk badan, dan Alhamdulillah kaos kaki masih tetap menemani setiap langkah
ini. Tak bia dipungkiri, memang rasanya ada yang kurang saat saya kemanapun
mengenakan celana, namun ditutupi dengan longgarnya baju dan celana semoga
tetap bisa menjadi pakaian yang seharusnya saya pakai.
Saya, manusia yang masih fakir ilmu agama masih terus
belajar dan belajar, masih terus memperbaiki setiap tingkah laku serta ucapan,
masih terus berbenah untuk menjadi lebih baik lagi. Semoga Alloh mengampuni
dosa-dosa kita semua, memudahkan jalan kita untuk terus beribadah kepadaNya. Jikapun
keadaan yang mengharuskan saya seperti ini sekarang, semoga Alloh mengampuni,
aktivitas saya disini berbeda dengan akivitas dirumah, Alloh mengetahui segala
sesuatunya.
Terimakasih atas tegurannya sahabat, semoga apa yang terjadi
pada diri ini bukan sebuah kemunduraan, semoga kita semua diberikan prasangka
yang baik pada sesama, juga saling mendoakan satu sama lain. Banyak
pembelajaran lain yang saya dapat yang memang tidak terlihat kasap mata oleh
orang lain, pelajaran yang saya alami, saya rasakan dan semoga menjadikan
kehidupan kedepannya lebih baik. Saya banyak belajar agama dari negara ini, ilmu
agama yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya.
Pertama, ilmu untuk lebih bertoleransi pada sesama manusia. Saat
host family memasak ayam yang bukan
produk halal, saya harus mencari alasan untuk pergi keluar agar tidak
memakannya, karena tidak ingin menyakiti hatinya dan begitu ingin menghargai.
Kalaupun saya harus jelaskan panjang lebar mengapa saya tidak boleh memakan
daging yang bukan produk halal, itu akan menjadi perdebatan panjang dan saya
ingin menghindari mereka berfikiran bahwa muslim itu rasis. Karena yang mereka
tahu bahwa yang tidak boleh kami makan adalah anjing dan babi.
Pembelajaran lainnya berupa memberikan pengertian pada yang lain
bahwa aurat ini hanya bisa diperlihatkan pada yang boleh melihtnya saja.
Lagi-lagi, pendekatan komunikasi yang baik harus bisa diterapkan disini agar apa
yang kita sampaikan juga masuk ke hati dan bisa diterima oleh mereka.
Pelajaran berikutnya untuk lebih berhati-hati memilih
makanan. Didikan Bapak dari kecil untuk tidak jajan diluar sangat berguna
disini, sangat jarang sekali saya membeli makanan diluar yang belum jelas dari
mana asalnya. Seringkali saya harus memperhatikan betul produk apa yang saya
beli, ada tidak dalam list halal website,
perabotan semuanya pribadi mulai dari piring, panci, kuali dll. Masak sendiri,
selain bisa menghemat juga bisa terjaga kesehatannya karena kita yang masak.
Terkadang sampai menahan lapar ketika keluar rumah, itulah yang menjadi
kenikmatan belajarnya, padahal makanan diluar sana banyak yang menggoda iman, hehehe.
Merasakan kasih saying sesama muslim, siapapun itu sekalipun
orang yang tidak kita kenal saat melihat saya berkerudung, mengucapkan “Assalamu’alaikum”
atau memberikan senyuman, begitu hangatnya terasa disini. Islam itu memang
damai, islam itu indah, sangat indah.
Ada juga hal lucu saat saya diundang makan siang oleh
seorang ustadz dan kita makannya terpisah, semua laki-laki diluar dan perempuan
didalam, saya bersama istri Ustadz tersebut. Saat itupula seorang non-muslim yang
ada diruangan bertanya:”Apa kalian setiap hari makannya seperti ini terus?
Selalu berpisah terus? Kenapa si? Ko begini? Hehehe…. Dengan keterbatasan ilmu
saya menyampaikan beberapa hal, semoga bisa diterima dengan baik.
Juga saat saya pergi ke OP Shop(yang menjual barang second hand) yang lokasinya persis disamping gereja, nenek tua menghampiri saya dan dan berkata:"I'll show something for you. This is special, the only one", saya bingung padahal kesana berniat mencari buku dan ternyata nenek itu mengambil kerudung hitam yang ada ditumpukan keranjang, saya tersenyum karena kerudung itu penuh dengan payet disampingnya, kerudung yang biasa ibu-ibu kenakan dan akhirnya saya membelinya dengan harga 50cents(sekitar 5rb rupiah jika dikali kurs) hehehe.... Begitu indahnya toleransi disini, ya meskipun ada sebagian juga yang melihat saya(berjilbab) dengan pandangan risih.
Ini dia kerudung BURICAK BURINONG :p |
Sebenernya di kepala juga banyak payetnya berkilau, tapi saya copot :D |
Masih banyak lagi pelajaran-pelajaran agama yang saya
dapatkan, yang belum tentu saya dapat di Indonesia. Semoga Alloh terus
melindungi kita semua dimanapun kita berada, Alloh yang Maha Mengetahui, Maha
Sempurna Maha segala-galanya… lagi, semoga keberadaan saya disini bukan sebuah
kemunduran, tapi sebuah langkah awal untuk membuka wawasan islam yang amat
sangat luas, wawasan islam yang diambil dari berbagai sisi. Semoga Alloh
senantiasa mempermudah kita dalam mencari ilmuNya.