Friday, April 27, 2012

0 things that embarrassing for me

Remember two years ago, when I was training at one of the travel agents in cikarang, exactly when I was grade on the second grade in vocational high school. training was conducted from 1 March 2010 to 16 April 2010. On the last day of training, I went to the head office located in Jakarta to take the training results and certificate. I set off on a motorcycle driven by my sister, when I get off the motorcycle, my skirt suddenly torn up 5 fingers below waist.

It is very embarrassing for me, because from the back looks is not very beautiful and I was felt very uncomfortable. Luckily I was took the yellow folder to cover up my skirt.

During the interview  and while in the room, I just sat nervously with panic face. A long time to wait in the room, until finally for 2 hours I was sat there.

after that, I was returned to my sister house own by using public transportation. Though I do not know the address where and what to use public transport. but I was tried to ride public transportation (angkot) majoring to tanah abang. When arrive there, exactly in front of the station I was walked quickly to cover the torn skirt.


Along the way, I was walked with bowed the head to cover  embarrassed and suddenly there was a call "neng" (call for Sundanese woman) and when I was turned it is calling my brother that has not been met. Unconsciously tears to my eyes and I was immediately invited to eat and finally delivered to my my brother house that I want to go.
indeed in every difficulty, there's convenience, here's what I felt at that time. thank Allah.

Wednesday, April 25, 2012

0 A Famous Fashion Designer Was Robbed


     Thursday, April 12, 2012. A famous fashion designer named Rina Kurniawati (25) robbed by two men after met with her client at Pondok Indah Mall, Jakarta. The chronology are, when she finished the meeting with her friend, she didn't have some cash money, so she go to the ATM to take some money, but when she get out from the ATM, two person approach her and point some knife to her, so she was very scared and shock. Then the robber ask her to give her bag, she was obey their instruction and give her bag. The robber took her wallet, money and car key. Firstly, she didn't think anymore that two person who she saw was a robber, because they looks tidy and clean clothes and look like an executive. They looks around 30-40 years old, has a big body and chinese guy.

     Actually, Rina go to Pondok Indah Mall (PIM) to met her client for discussing about her friend who will get married, because Rina mostly design the wedding dress.She arrived at PIM at 09.00 pm and had a small meeting while having dinner in Sushitea Restaurant. Rina never mind this accident will happened to her. After that accident she go to the security office and report that accident. Then the security accompanied her to Police office. Fortunately, her car didn't took by the robber. She go home with the police and tomorrow morning she back to PIM for taking her car with the spare key. (Riska)

Tuesday, April 17, 2012

0 study kasus taman nasional

pemandangan gunung gede pangrango
VS

pemandangan gunung salak
  • Bagaimanakah cara mengembangkan daerah wisata saat ini dengan keadaan indonesia yang sekarang ini selalu mengalami bencana alam seperti banjir dan longsor di beberapa daerah?
Dengan adanya pengembangan daerah wisata yang sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu dapat menguntungkan pengunjung dengan memberikan pemandangan maupun rekreasi yang ditampilkan, keuntungan bagi pengelola yaitu mendapatkan profit untuk pemasukan yang nantinya juga sebagian diberikan ke pemerintah setempat, keuntungan lain yaitu dapat memberikan lapangan pekerjaan mulai dari bagian paling bawah hingga paling atas dan yang tak kalah penting yaitu harus adanya keuntungan bagi alam sendiri untuk tetap lestari dengan cara mempertahankan tanaman dan menambahkannya menjadi lebih banyak lagi, tetap menjaga binatang yang hidup disana dan tidak merusak daerah wisata tersebut.
Dengan begitu, maka akan menghindarkan dari bencana seperti basnjir dan tanah longsor. Karena seperti yang kita tahu bahwa bencana timbul karena ulah manusia, contohnya yaitu bencana banjir yang terjadi karena tersumbatnya air sungai akibat genangan sampah di selokan/di sungai, contoh lainnya yaitu tanah longsor karena tidak adanya tumbuhan yang dapat menyerap air hingga terjadilah longsor. Jika kita menata daerah wisata secara baik dan benar, maka tidak dapat dipungkiri juga akan mengurangi bahaya bencana alam. Hal ini dapat diukur sejauh mana penataan daerah wisata yang dibuat.

  • Apa tujuan dari perluasan daerah tujuan wisata?
Tujuan perluasan daerah wisata seperti telah dijelaskan diatas yaitu untuk mengurangi bahaya bencana alam dan untuk memberikan hawa sejuk serta menjaga lingkungan tetap asri. Karena dengan diperluasnya daerah wisata maka makin luas juga lahan yang dapat menguntungkan banyak pihak.

  • Taman Nasional Gunung Salak adalah salah satu suaka di Indonesia, sama seperti Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Cibodas Jawa Barat, tetapi kebanyakan orang lebih memilih Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Cibodas. 
Karena seperti kita ketahui bahwa Taman Nasional Gunung Salak tergolong kedalam hutan hujan tropis yang notabene mempunyai curah hujan yang tinggi, maka kondisi taman nasionalnya pun cukup rawan jika musim hujan, apalagi sekarang termasuk cuaca ekstrim karena cuacanya tidak dapat diduga. Dengan keadaan seperti itu maka para pengunjungpun berfikir kea rah sana dan berfikir apabila cuacanya seperti itu tidak baik untuk dikunjungi karena dapat membahayakan diri mereka sendiri. Beda halnya dengan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Cibodas yang kadar hujannya tidak sama seperti  Taman Nasional Gunung Salak. Berdasarkan hal itulah yang membuat Taman Nasional Gunyng Gede-Pangrango Cibodas lebih banyak dikunjungi, karena para pengunjungpun tidak ingin mengambil resiko dengan mengunjungi Taman Nasional yang dapat membahayakan mereka.

  • Apakah Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Cibodas mempunyai kelebihan dari Taman Nasional Gunung Salak?
Sebagai salah satu dari lima taman nasional yang tertua di Indonesia, Taman nasional Gunung Gede-Pangrango mempunyai mempunyai keunggulan dalam berbagai hal, contohnya telah memprioritaskan program pemanfaatan dan penelutian yang berguna untuk masyarakat luas dan didukung dengan potensi alam (baik flora, fauna, gejala alam-air terjun,,kawah-air panas, juga mempunyai sejarah dan legenda yang menarik, serta kondisi masyarakat disekitarnya yang mendukung dan pelayanannya yang baik.  Keunggulan ini juga dilandasi karena letaknya yang dekat dengan Jakarta yang bisa memberikan hiburan serta tempat rekreasi bagi masyarakat ibukota, maka fasilitas serta pelayanannya pun semakin ditingkatkan.

  • Bagaimana cara mengembangkan daerah Taman Nasional Gunung Salak pada saat kondisi seperti ini yg dimana sering terjadi bencana alam?
Karena Taman Nasional Gunung Salak mempunyai curah hujan yang tinggi maka disini harus banyak ditanami pepohonan, apabila ada lahan yang gundul harus secepat mungkin ditanami karena dengan banyaknya pepohonan maka daerah resapan airpun semakin banyak pula. Dengan banyaknya daerah resapan air maka dapat mencegah datangnya bahaya banjir. Dan cara pengembangannya yaitu harus diawali dengan mengisi pepohonan pada hutan yang gundul.

  • Bagaimana peran masyarakat dan pemda setempat dalam mengembangkan daerah Taman Nasional Gunung Salak untuk kedepannya?
Peran masyarakat dan Pemda setempat dalam mengembangkan daerah Taman Nasional Gunung Salak untuk kedepannya harus dibuatnya peraturan yang tegas dengan sanksi hokum yang jelas. Masyarakat setempat harus ikut peduli dan membantu dalam pengembangan Taman Nasional ini, misalnya peduli dengan mereka tidak mengeksploitasi (menebang pepohonan sembarangan, merusak hutan, dsb) dan dari pihak pemerintah dapat memberikan peran sebagai pemberi peraturan apabila ada pihak yang melanggar peraturan itu dikenakan sanksi yang tegas sehingga para pelaku menjadi jera dan tidak akan melakukannya lagi. Selain itu, pihak pemerintah juga mempunyai system penjagaan yang ketat agar tidak terjadinya pelanggaran.

Wednesday, April 11, 2012

0 Taman Nasional Gunung Ciremai

Kabupaten Kuningan adalah kabupaten kecil yang ada di Jawa Barat yang menjadi tempat kelahiran saya sekaligus kota kebanggan bagi saya. Meskipun kecil, namun menyimpan keindahan alam yang tidak dimiliki oleh kabupaten/kota lainnya, salah satunya adalah gunung ciremai yang merupakan salah satu simbol Kabupaten kuningan, keberadaan gunung Ciremai selalu identik dengan keberadaan Kota kuda dikarenakan hampir sebagian wilayah Kabupten Kuningan berada di kaki Gunung Ciremai, bahkan sudah menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Kuningan yang ada di sekitar Gunung tersebut, oleh karena itu harus tetap terjaga kelestariannya, salah satu upayanya telah ditempuh melalui perubahan fungsi Gunung Ciremai menjadi Taman Nasional sejak tahun 2004.


keindahan Gunung Ciremai













Sejarah TNGC
TNGC ditunjuk sebagai taman nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 424/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004 tentang perubahan fungsi kelompok hutan lindung pada kelompok hutan Gunung Ciremai seluas + 15.500 hektar yang terletak di Kabupaten Kuningan dan Majalengka, Propinsi Jawa Barat menjadi Taman Nasional. Penunjukkan kawasan hutan Gunung Ciremai menjadi taman nasional merupakan usulan Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui surat Nomor. 522/1480/Dishutbun tanggal 26 Juli 2004 perihal "Proposal Kawasan Hutan Gunung Ciremai sebagai Kawasan Pelestarian Alam" dan Pemerintah Kabupaten Majalengka melalui surat Nomor. 522/2394/Hutbun tanggal 13 Agustus 2004 perihal "Usulan Gunung Ciremai sebagai Kawasan Pelestarian Alam".

logo Taman Nasional Gunung Ciremai
Proposal usulan Bupati Kuningan ditindak lanjuti dengan Surat Bupati Kuningan kepada Ketua DPRD Kab. Kuningan melalui suratnya No. 522.6/1653/Dishutbun tanggal 13 Agustus 2004 perihal "Pengelolaan Kawasan Hutan Gunung Ciremai sebagai Kawasan Pelestarian Alam". Hal tersebut langsung mendapatkan respon dari DPRD Kab. Kuningan dengan mengirimkan surat kepada Menteri Kehutanan melalui surat pimpinan DPRD Kab. Kuningan Nomor. 661/266/DPRD perihal dukungan atas usulan pengelolaan kawasan hutan Gunung Ciremai menjadi kawasan taman nasional. Pengusulan tersebut dilatarbelakangi oleh fungsi ekologi Gunung Ciremai yang sangat besar khususnya sebagai daerah catchment area atau daerah tangkapan air yang sangat berperan penting sebagai penyediaan air baik sebagai bahan baku air minum maupun air irigasi pertanian bagi tiga kabupaten di sekitarnya yaitu Kuningan, Majalengka dan Cirebon. Sebelum menjadi kawasan taman nasional, saat zaman pemerintahan kolonial Belanda, kawasan hutan Gunung Ciremai sudah ditetapkan sebagai kawasan hutan tutupan atau hutan lindung. Saat pemerintahan Indonesia tepatnya pada tahun 1978, hutan Gunung Ciremai ditetapkan sebagai hutan produksi yang pengelolaannya diserahkan kepada Perum Perhutani. Perubahan fungsi kawasan dari hutan lindung menjadi hutan produksi tentunya membawa dampak yang nyata terhadap perubahan ekologi kawasan Gunung Ciremai dimana sebagian besar vegetasi hutan alam diganti menjadi vegetasi dengan tujuan produksi yang mayoritas ditanami pohon pinus. Saat pengelolaan kawasan hutan produksi, Perhutani mengembangkan sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) yang melakukan beberapa program untuk melibatkan masyarakat dalam pengelolaan hutan, salah satu programnya adalah kegiatan tumpang sari berupa tanaman sayuran di bawah tegakan hutan pinus. Masyarakat sekitar kawasan hutan diberi kewenangan oleh Perhutani untuk mengolah lahan di sela-sela pohon pinus dengan tanaman sayuran ataupun perkebunan. Untuk mengembalikan fungsi ekologis Gunung Ciremai akibat kegiatan produksi maka pada tahun 2003 sebagian kelompok hutan produksi yang dikelola oleh Perum Perhutani tersebut dialihfungsikan sebagai kawasan hutan lindung melalui SK. Menteri Kehutanan Nomor : 195/Kpts-II/2003 tanggal 4 Juli 2003 tentang Penunjukan sebagian kelompok hutan produksi.

hutan pegunungan di TNGC
Gunung Ciremai di Kab. Kuningan dan Kab. Majalengka menjadi hutan lindung yang dapat memberikan manfaat jasa lingkungan dan keanekaragaman hayati. Walaupun telah terjadi pengalihan fungsi kawasan dari hutan produksi menjadi hutan lindung, pengelolaan kawasan Gunung Ciremai masih dilakukan oleh Perum Perhutani dan secara prakteknya di tingkat lapangan, pengalihan fungsi kawasan tersebut belum ditindaklanjuti dengan pengelolaan kawasan lindung yang baik dan benar. Masyarakat penggarap masih melakukan kegiatan tumpang sari dan penggarapan di kawasan hutan lindung bahkan hingga saat ini ketika kawasan hutan Gunung Ciremai sudah menjadi kawasan Taman Nasional. Menindaklanjuti SK. Menteri Kehutanan No. 424/Menhut-II/2004 yang menjadi dasar pembentukan Taman Nasional Gunung Ciremai maka sebelum pengelola definitif taman nasional dibentuk, Direktorat Jenderal PHKA menunjuk BKSDA Jawa Barat II dengan surat SK Dirjen PHKA No. SK. 140/IV/Set-3/2004 tentang Penunjukan BKSDA Jabar II selaku Pengelola TN Gunung Ciremai. Pengelola definitif Balai Taman Nasional Gunung Ciremai baru memiiki struktur organisasi dan menjalankan perannya sebagai pengelola kawasan TNGC pada tahun 2007 melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional. Hingga saat ini Balai Taman Nasional Gunung Ciremai sudah memiliki 70 orang pegawai yang terdiri dari pegawai struktural, non struktural dan fungsional yang terbagi menjadi dua seksi pengelolaan taman nasional (SPTN) di Kuningan dan Majalengka.

semak belukar dekat puncaknya




kawasan TNGC diambil dari desa Trijaya
KONDISI FISIK KAWASAN
LUAS KAWASAN : Berdasarkan SK Menhut No. SK. 424/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004 seluas + 15.500 Ha, yang terdiri 6.800,13 Ha di Kabupaten Majalengka dan 8.699,87 Ha di Kabupaten Kuningan TOPOGRAFI : Berombak, Berbukit, sampai bergunung, Puncak tertinggi mencapai : 3078 M dpl. IKLIM : Iklim B dan C, Curah hujan : 2000 – 4000 mm/thn. GEOLOGI : Batuan endapan vulkanik tua dan vulkanik muda. TANAH : Regosol , latosol, andosol.




pemandangan yang diambil dari puncak gunung
BIOFISIK KAWASAN
Taman Nasional Gunung Ciremai termasuk dalam wilayah administratif Kab. Kuningan dan Majalengka dengan luas +15.500 Ha, yang berbatasan langsung dengan 25 desa di Kab. Kuningan dan 20 desa di Kab. Majalengka Hutan di kawasan TNGC sebagian besar merupakan hutan alam primer (virgin forest) yang dikelompokkan ke dalam hutan hujan dataran rendah, hutan hujan pegunungan dan hutan pegunungan sub alpin. Gunung Ciremai merupakan gunung api soliter dengan kawah ganda ( barat dan timur) dengan radius 600 meter dan kedalaman 250 meter.

FUNGSI EKOLOGIS
Habitat Flora Fauna Langka Ketinggian Gunung Ciremai mencapai 3.078 m dpl merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. Kelompok hutan dataran rendah ini merupakan habitat flora fauna unik dan langka, seperti Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan Macan Kumbang/Tutul (Panthera pardus).
Potensi Hidrologis Kawasan Berdasarkan inventarisasi BKSDA JABAR II tahun 2006, di dalam kawasn :
- Wilayah Kuningan 156 mata air, 147 titik mengalir sepanjang tahun
- Wilayah Majalengka terdapat 36 mata air produktif dan 7 sungai yang mengalir sepanjang tahun

FLORA
Hutan Gunung Ciremai memiliki + 119 koleksi tumbuhan terdiri dari 40 koleksi anggrek dan 79 koleksi non-anggrek termasuk koleksi tanaman hias yang menarik seperti Kantong semar (Nepenthaceae) dan Dadap Jingga (Erythrina sp). Jenis-jenis anggrek yang mendominasi adalah jenis anggrek Vanda tricolor dan Eria sp, sedangkan jenis anggrek terestial yang mendominasi adalah Calenthe triplicata, Macodes sp, Cymbidium sp dan Malaxis iridifolia.
Secara umum vegetasi hutan Gunung Ciremai didominasi keluarga Huru (Litsea spp), Mareme (Glochidion sp), Mara (Macaranga tanarius), Saninten (Castonopsis argentea.), Sereh Gunung(Cymbophogon sp), Hedychium sp. Ariasema sp. Dan Edelweis (Anaphalissp)(LIPI, 2001).

FAUNA
Satwa langka di kawasan Gunung Ciremai, antara lain: Macan Kumbang (Panthera pardus), Surili (Presbytis comata), dan Elang Jawa (Spyzaetus bartelsi). Jenis satwa lainnya adalah Lutung (Presbytis cristata), Kijang (Muntiacus muntjak), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Ular Sanca (Phyton molurus), Meong Congkok (Felis bengalensis), Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Ekek Kiling (Cissa thalassina), Sepah Madu (Perictorus miniatus), Walik (Ptilinopuscinctus), Anis (Zoothera citrina) dan berbagai jenis burung berkicau lainnya.
cucak gunung yang ada di TNGC
Di kawasan TNGC juga terdapat ± 20 jenis burung sebaran terbatas yang di dalamnya terdapat 2 jenis burung terancam punah yaitu Cica Matahari (Crocias albonotatus) dan Poksai Kuda (Garrulax rufrifons) serta 2 jenis burung status rentan yaitu Ciung Mungkal Jawa (Cochoa azurea) dan Celepuk Jawa (Otus angelinae) sehingga kawasan TNGC menjadi daerah penting untuk burung ( Important Bird Area ) dengan kode JID024 (Bird Life International Indonesia tahun 1998).



ATRAKSI WISATA
Jalur Pendakian
Sebagai gunung tertinggi di Jawa Barat, Gunung Ciremai merupakan salah satu tujuan utama pendakian generasi muda dan pecinta alam dengan rata-rata kunjungan setiap tahunnya diperkirakan mencapai 15.000 orang. Terdapat tiga jalur pendakian yaitu jalur Linggarjati dan Palutungan di Kab. Kuningan serta jalur Apuy di Kab. Majalengka.
Wisata Alam
Panorama alam Gunung Ciremai cukup unik dan variatif serta memiliki nilai estetika yang tinggi seperti pesona sunrise dipuncak Ciremai, hutan alam yang indah, keindahan air terjun di daerah lembah, pemandian alam dan sumber air panas. Wisata alam yang berada di dalam kawasan wilayah Kuningan antara lain
1. Lembah Cilengkrang, Curug sawer, Curug Sabuk ( Pajambon)
2. Telaga Remis dan air deras Paniis (Pasawahan)
3. Curug putri (Cigugur)
Sedangkan di wilayah Majalengka antara lain:
1. Curug Sawer (Argapura)
2. Curug Tonjong dan panorama alam Sadarehe (Rajagaluh)
Wisata Budaya
Bagi para peziarah/wisatawan budaya, kawasan TNGC banyak memiliki tempat yang bernilai sejarah tinggi dan dikeramatkan oleh masyarakat setempat diantaranya : Situ Sangiang (Banjaran), Gunung Pucuk (Argapura), Sumur Tujuh (Cibulan), Sumur Cikayan (Pasawahan), dan Situ Ayu Lintang (Mandirancan).
Wisata Pendidikan
Bagi para peziarah/wisatawan budaya, kawasan TNGC banyak memiliki tempat yang bernilai sejarah tinggi dan dikeramatkan oleh masyarakat setempat diantaranya : Situ Sangiang (Banjaran), Gunung Pucuk (Argapura), Sumur Tujuh (Cibulan), Sumur Cikayan (Pasawahan), dan Situ Ayu Lintang (Mandirancan).

salah satu curug
AKSESIBILITAS
Jakarta – Cirebon – Linggarjati
Bandung – Kadipaten – Cirebon – Linggarjati
Bandung – Kadipeten – Majalengka – Maja
TATA TERTIB PENGUNJUNG
1. Pengunjung dengan tujuan wisata dan kunjungan khusus ( pengamatan dan penelitian) dapat menghubungi kantor Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) untuk mendapatkan SIMAKSI (Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi).
2. Tidak mengambil flora dan fauna atau bagian lainnya dari dalam kawasan.
3. Tidak meninggalkan sampah sembarangan di dalam kawasan.
4. Pastikan bara api padam sebelum meninggalkan kawasan.
5. Melaporkan gangguan kawasan kepada petugas Balai TNGC.



KANTOR TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI

  • KANTOR BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI
Jalan Raya Kuningan-Cirebon KM 9 No.1 Manislor, Jalaksana
Kuningan 45554
Telp/Fax. 0232-613152

  • SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL (SPTN) LINGGARJATI
Jalan Kawasan Wisata Linggarjati No. 9 Kuningan 45554
Telp. (6003357)

  • SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL (SPTN) MAJA
Jalan Lengensari Blok Jumat No. 26
Maja Utara, Maja
Majalengka 45461



Terwujudnya kelestarian TNGC sebagai sumber air utama untuk kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Saturday, April 7, 2012

1 Sejuknya Suaka Margasatwa Muara Angke


pintu masuk SMMA
Untuk ketiga kalinya kami mahasiswa jurusan Usaha Perjalanan Wisata mengadakan kunjungan ke lokasi ekowisata, untuk saat ini sabtu, 7 April 2012 kami berkesempatan mengunjungi Suaka Margasatwa Muara angke. Pada awalnya untuk mengurus perizinannya cukup sulit, karena kami harus mengajukan surat kunjungan kepada Dinas kehutanan dan harus disertai dengan fotocopy KTP, surat izin ini bernama SIMAKSI (surat izin memasuki kawasan konservasi) yang dibuat di BKSDA Jakarta. Hal ini dilakukan untuk menaati peraturan yang telah ditetapkan oleh  polisi Hutan setempat.

pemandangan sejuk di SMMA
Pagi hari tepatnya pukul  6.30 dengan cuaca gerimis kami menuju Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) yang adalah sebuah kawasan konservasi di wilayah pesisir utara Jakarta. Secara administratif, kawasan ini termasuk wilayah Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kawasan yang berdampingan dengan Perumahan Pantai Indah Kapuk ini, hanya dibatasi Kali Angke dengan permukiman nelayan Muara Angke. Walaupun Suaka Margasatwa Muara Angke merupakan Suaka Margasatwa terkecil di Indonesia dengan luas kawasan sekitar 25.02 ha, namun peranannya amatlah penting bagi keberadaan burung, baik burung hutan maupun burung air.
pos jaga yang ada di SMMA
berfoto di dekat pos jaga sesaat setelah pintu masuk
Setibanya disana, kami langsung dihadapkan dengan kesegaran udara yang masih sejuk dihirup. Biasanya Kota Jakarta digambarkan sebagai kota sibuk yang kanan kirinya penuh dengan gedung-gedung tinggi, dan bangunan mewah, tepatnya di Muara angke , dibenak kebanyakan orang Muara Angke hanya sebagai tempat jual ikan, terkesan kumuh dan jorok, tidak banyak orang yang mengetahui tentang keberadaan Suaka Margasatwa Muara Angke ini. Tidak banyak orang Jakarta yang tahu bahwa jakarta masih memiliki kawasan seperti ini.
Tepat pukul 9.00 tibalah seorang polisi hutan yang bernama Bapak Resijati Wasito yang menjadi pendamping kami untuk menjelaskan semua hal yang ada disini. Percakapanpun diawali dengan pertanyaan mengenai mengapa di suaka margasatwa ini tidak ada lahan parkir. Dan jawabannya adalah, pada dulu saat zaman belanda, kawasan pantai indah kapuk dan kawasan ini adalah hutan yang luas. Namun semakin berkembangnya zaman, banyak lahan yang dijadikan bangunan maupun jalan raya. Maka dari itu, Suaka margasatwa ini lahannya kecil, apabila didepannya dijadikan lahan parkir maka akan semakin mengurangi lahannya. Pak Jati (sapaan beliau) juga menjelaskan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan ruko yang ada di sebrang pintu masuk kawasan ini untuk dijadikan lahan parkir. Penjelasan lainpun dilanjutkan dengan alas an mengapa pengunjung disini dibatasi. Alasannya pun bisa kita terima karena jelasnya dulu ini adalah cagar alam, dan cagar alam menurut pengertiannya yaitu tidak ada campur tangan sedikitpun dari manusia. Kawasan dibiarkan bebas agar habitatnya tidak terganggu. Namun, mungkin dirasa tidak efektif maka kawasan ini pun akhirnya dijadikan suaka margasatwa yang boleh dikunjungi oleh manusia. Namun pengertian dikunjuingi ini dibatasi. Masuknya pun tidak dipungut biaya, karena ini adalah lahan konservasi maka dibatasi agar tidak mengganggu kenyamanan hewan-hewan dan tumbuhan yang ada disana. Seperti yang kita ketahui semakin banyaknya wisatwan yang mengunjungi suatu tempat, maka semakin banyak pula kerusakan dan sampah yang ada disana. Alasan lainnya juga untuk pengamanan hutan disini. Perhari boleh ada pengunjung, namun harus dibatasi dan setiap pengunjung harus mempunyai surat izin terlebih dahulu. Karena konsep suaka margasatwa ini adalah untuk penelitian, Pendidikan lahan basah dan wisata terbatas. Pengunjungnya mulai dari masyarakat umum, anak-anak PAUD, SD, SMP, SMA, Mahasiswa dan lain-lain.
saat wawancara dengan Bapak Jati

berfoto bersama Bapak jati
Kegiatan wawancara ini dimulai dengan menelusuri jembatan kayu yang terbuat dari kayu merbau yang didatangkan dari papua dengan panjang 843m. kami pun tiba di Bird Watching, bangunan kecil yang terletak di tengah jembatan yang berfungsi untuk melihat burung-burung yang sedang mengambil makan di atas pohon-pohon. Kanan kiri jalan kita disuguhkan dengan keindahan hutan bakau. Burung-burung yang terdapat disini bermacam-macam, yang berasal dari pulau rambutan, dan ada pula species burung yang berasal dari Australia hinggap disini untuk mencari makan, namun setelah 2tahun ini burung-burung dari Australia sudah jarang terlihat disini.

pemandangan danau alami yang ditumbuhi pepohonan liar
Tidak lama berjalan kami disuguhkan dengan pemandangan danau alami yang banyak terdapat pepohonan liar. Memang pohon-pohon disini dibiarkan liar tanpa ada penataan dari pihak setempat karena agar terjaga keasliannya. Biawak dan berbagai jenis ular dan ikan pun bisa kita lihat secara bebas disini. Namun anda perlu berhati-hati jangan membawa makanan di kawasan ini karena kemungkinan besar akan didatangi oleh kera-kera liar penghuni kawasan suaka margasatwa ini. Pengunjungpun dilarang memberi makan kera-kera disini.

jembatan yang rusak dan pepohonan yang rimbun mengharuskan pengunjung berhati-hati

tak ketinggalan saya pun tak melewatkan moment di kawasan ini
Perlu kehati-hatian yang ekstra saat berjalan kali diatas jembatan, dianjurkan untukmenapaki 2 kayu di setiap langkah kita, karena keadaan kayunya yang sudah tua dan licin membahayakan apabila kita tidak berhati-hati, resikonya pun cukup besar karena danau ini berkedalaman sekitar 8 meter. Danaunya memang tidak terlalu dalam, namun lumpurnya sangat tinggi. Air yang ada disini berasal dari pasar surut air laut, jadi kedalamannya juga tidak menentu, terkadang jarak antara air dan jembatan pun sangat sedikit. Jembatan ini diperbaiki setiap tahun agar tetap bisa digunakan oleh para pengunjung. Tepatnya di setiap akhir tahun di bulan November.

pepohonan rimbun yang menghambat pengunjung berjalan menuju ujung jembatan
Semakin kita kea rah ujung jembatan semakin sulit juga perjalanan yang kita hadapi, ya seperti penjelasan dari Bapak Jati bahwa apabila kita akan menuju ke ujung jembatan harus berhati-hati dan tidak boleh terlalu banyak orang. Jangan sampai ada medan yang berat pada satu titik, karena keadaan kayunya sudah tua dan banyak yang sudah rusak, maka berbahaya bagi pengunjung. Bukan hanya itu, banyak juga kayu yang bolong-bolong yang apabila kita tidak berhati-hati bisa mengakibatkan tercebur kedalam danau. Pepohonan pun sangat rindang dan kita harus jongkok untuk menelusuri jalan itu. Banyak ular dank era yang kita temui disana dan sekali lagi, kehati-hatianpun harus diutamakan.

berfoto di ujung jembatan
SMMA merupakan tempat tinggal bagi aneka jenis burung dan berbagai satwa lain yang telah sulit ditemukan di wilayah Jakarta lainnya. Tercatat kurang lebih ada sekitar 91 jenis burung, 28 jenis diantaranya dari jenis-jenis burung air seperti Mandar batu (Gallinula chloropus), Kuntul kecil (Egretta garzetta), Pecuk-ular Asia (Anhinga melanogaster) dan 63 jenis lainnya dari jenis burung hutan diantaranya Burung-madu Sriganti (Nectarinia jugularis), Caladi tilik (Picoides moluccensis), Kipasan belang (Rhipidura javanica), di Suaka Margasatwa Muara Angke juga terdapat salah satu jenis burung Endemik Jawa yaitu Bubut Jawa (Centropus nigrorufus) dengan status terancam punah yang diperkirakan jumlahnya tidak banyak lagi di SMMA bila beruntung jenis burung ini bisa kita jumpai pada waktu pengamatan. Selain jenis-jenis burung di Suaka Margasatwa Muara Angke juga terdapat jenis Primata yaitu Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang terdiri dari beberapa kelompok dengan jumlah yang cukup banyak dan terdapat pula beberapa dari jenis Amphibi dan Reptil yang cukup beragam. Tidak kalah menarik dari jenis faunanya saja di SMMA juga terdapat beberapa jenis Mangrove, di antaranya adalah jenis bakau (Rhizophora mucronata), api-api (Avicennia spp.), dan pidada (Sonneratia caseolaris).

brosur dan buku yang ada di  SMMA
Masalah yang ada di SMMA salah satunya adalah sampah. Beberapa sampah plastik, bahkan sampai alat-alat yang ada di rumah pun bisa terlihat disini seperti Kursi dan lain sebagainya. Hal ini juga menjadi keprihatinan tersendiri. Banyak yang berfikir bahwa sampah ini adalah sampah para pengunjung, namun itu salah besar. . Lokasinya yang memang berdekatan dengan lokasi pemukiman kumuh nelayan Muara Angke dan bebatasan dengan laut menjadikan lokasi ini kerap menjadi “penampungan” sampah yang berasal dari kawasan Jakarta. Meskipun di pinggir-pinggir sungai sudah dibuat jarring namun pada saat air pasang melebihi jarring itu maka tetap saja sampah-sampah terbawa hanyut ke dalam kawasan.
Fasilitas yang tersedia di SMMA terdapat Aula dan jalan kayu ditengah hutan Mangrove. Dan ada juga sebuah kapal yang bisa digunakan untuk menelusuri sungai hingga tiba di pinggir laut. Namun, kapal yang tersedia hanya kapalnya saja, untuk bahan bakarnya sendiri diisi sendiri oleh pengunjung yang ingin menaikinya, banyak yang bisa dilihat dengan berkeliling kapal ini yaitu melihat dari jarak dekat pemandangan hutan mangrove dan binatang-binatang liar disana.
sampah yang menjadi masalah disini
Untuk menuju SMMA, yang termudah adalah dengan mencapai Mega Mall Pluit lebih dulu. Pertokoan ini mudah dicapai dengan berbagai kendaraan umum dari arah Grogol atau Jakarta kota menuju ke arah Muara Karang dan masuk melalui gerbang perumahan PIK (Pantai Indah Kapuk).

pemandangan jalan raya tepat di depan pintu masuk
Selain SMMA, ada juga Taman Wisata Angke yang letaknya sekitar 6km dari SMMA, taman wisata ini adalah area rekreasi terbuka yang bisa dikunjungi oleh siapapun, dulunya kawasan ini adalah tambak liar yang kini telah disulap oleh LSM untuk dijadikan tempat rekreasi.

saat akan menaiki perahu


berfoto didalam bird watching

Thursday, April 5, 2012

1 The 4th IndoGreen Forestry Expo



suasana depan gedung JCC sesaat setelah acara pembukaan
Kamis pagi sekitar pukul 8.30 kami mahasiswa STP SAHID JAKARTA berkumpul di depan kampus untuk berangkat ke JCC mengahadiri IndoGreen Forestry Expo yang berlangsung selama 4 hari sejak 5-8 April 2012 mulai pukul 10.00-21.00. Kami menghadiri acara ini ada kaitannya dengan salah satu mata kuliah yaitu Ecotourism yang lebih menitikberatkan pada bidang konservasi, pengelolaan kehutanan dan segala hal yang berkaitan dengan alam. Dikarenakan kami yang mengambil jurusan Usaha Perjalanan Wisata, jadi pameran seperti ini sangat bermanfaat untuk menambah informasi dan wawasan bagi kami.


banyak karangan bunga menghiasi pintu masuk gedung
pintu masuk gedung
Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan membuka ”The 4th IndoGreen Forestry Expo 2012” beliau juga menlaunching website Pelaksana Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) pada acara pembukaan. Acara ini merupakan agenda tahunan Kementerian Kehutanan. Pusat Humas Kementerian Kehutanan bekerjasama dengan event organizer PT. Wahyu Promocitra.



dialog bersama menteri kehutanan dan sahabat alam
Acara dilanjutkan dengan dialog Menteri Kehutanan dengan Anak Sahabat Alam. Dialog mengambil tema “Budayakan Menanam Pohon Sejak Usia Dini”, yang akan disiarkan TVRI untuk siaran tunda selama satu jam pada hari Sabtu, 7 April 2012.


berkesempatan berfoto dengan masyarakat Nusa Tenggara yang mengenakan pakaian adatnya
Adapun dialog selanjutnya yang dilaksanakan pada hari kamis yaitu dengan materi talkshownya:
1. dialog nasional menteri kehutanan dengan sahabat alam
2. talkshow ekonomi hijau dan cinta produk Indonesia oleh bp Dr.Hadi Daryanto sekjen kementrian kehutanan, Nunu Supriyanto dari UGM, Ibu Diah raharjo dari Kehati
3. pemberdayaan masyrakat melalui budidaya gaharu dan sutera
by peneliti litbang kehutanan, asosiasi kehutanan, petani gaharu
4. bisnis meeting untung berlimpah dari madu, herba, makanan dan produk hotan non kayu oleh Bapak H.H.Erzaldi Rosman ( bupati kab. Bangka Tengah), pengusaha provinsi Bangka belitung, pengusaha prov kalimantan tengah, pengusaha kab. Pasuruan, pengusaha prov. kalimantan barat


foto dengan burung dari stand papua
IndoGreen Forestry Expo 2012 mengusung tema “Green Growth Economy Toward 2020”.  Tema ini diambil dengan tujuan ingin menunjukkan kepada dunia bahwa dengan konsep Green Growth Economy Toward 2020, kita berkomitmen untuk mengelola, melestarikan, manfaat hutan dan memperbaiki ekosistem kawasan lingkungan hidup, dengan keberpihakan kepada rakyat mengelola hutan secara berkeadilan.  Selain sebagai ajang promosi investasi di sektor kehutanan khususnya dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat dan penggunaan serta pemanfaatan hutan untuk sektor perkebunan, pertambangan, dan migas, pameran ini juga merupakan media pengayaan pengetahuan tentang pengelolaan hutan, penambah informasi yang sekaligus menjadi arena hiburan yang bernilai pengetahuan.


contoh  beberapa stand yang ada di acara ini
Pameran diikuti oleh 111 peserta, yaitu stakeholder kehutanan, baik di pusat maupun di daerah, diantaranya Dinas Kehutanan Propinsi dan Kabupaten, Kementerian terkait, BUMN dan BUMS di bidang kehutanan, perkebunan, pertambangan, dan MIGAS serta asosiasi dan NGO peduli kehutanan dan lingkungan hidup.


Sebagai ajang sosialisasi pembangunan kehutanan, selama pameran berlangsung, diselenggarakan berbagai diskusi dan talkshow. Beberapa tema yang diangkat yaitu : (1) Ekonomi Hijau dan Cinta Produk Indonesia; (2) Pemberdayaan Masyarakat Melalui Budidaya Gaharu; (3) Untung Berlimpah dari madu, Herba, makanan dan Produk Hutan non Kayu; (4) Produk Update Teknologi Pemetaan Kawasan Hutan; (5) Rekalamasi Lahan Bekas Tambang untuk Kelestarian Lingkungan Nusa Tenggara; (6) Hutan Reklamasi Bekas Tambang untuk Kesejahteraan Masyarakat dan Konservasi Lingkungan; (7) Lomba Mengambar Tingkat SD “Hutan Untuk Masa Depan bangsa Indonesia”


berfoto bersama badut dari dinas kehutanan dan di depan panggung
berfoto pada saat mengisi questioner
berfoto dengan keraangka kepala buaya dari kalimantan
Para pengusaha, utamanya di bidang kehutanan, diminta untuk menerapkan program ekonomi hijau di setiap jenis usahanya. Dengan demikian, tujuan bisnis bukan sekadar profit, melainkan bisa memberikan sumbangan besar terhadap kelestarian lingkungan. Maka dari itu di acara ini banyak ditemukan stand-stand dari banyak perusahaan yang ikut serta, ini menunjukan bahwa merekapun tidak hanya mengeksploitasi hasil hutan, namun mereka juga peduli terhadap lingkungan dengan menanam pohon, beberapa stand yang saya datangi dan mereka memberikan keterangan seperti tu. Tujuan digalakkannya ekonomi hijau adalah upaya untuk meminimalisasi dampak negatif lingkungan. Menteri Kehutanan mengungkapkan tentang keprihatinanya mengenai banyaknya kerusakan hutan dan pencemaran lingkungan yang terjadi di Indonesia. Seperti kita ketahui bahwa kerusakan hutan, salah satunya karena kurangnya kesadaran para pengusaha untuk memperhatikan kelestarian lingkungan dan lebih mementingkan keuntungan yang diraup dari hasil pengolahan lahan. Jangan hanya pentingkan bisnis tapi lingkungan jadi rusak. Kerugian akibat kerusakan lingkungan akan lebih besar dari keuntungan yang mereka dapatkan dari pengolahan hasil hutan nantinya. Maka dari itu saya berharap semua pengusaha bisa peduli terhadap lingkungan, jadi yang dihasilkan bukan hanya keuntungan untuk mereka, tapi juga keuntungan bagi alam Indonesia karena masih terawat.


kayu gaharu yang diekspor untuk dijadikan dupa yang harganya ada yang mencapai 20juta/kg
para penari dari Kalimantan Barat menunjukkan aksinya di depan stand mereka
Banyak sekali yang kami dapat disini, selain wawasan, informasi dan ilmu, kami juga mendapatkan pengalaman unik untuk memakan jangkrik goreng di stand DIY, berfoto bersama ular di stand ragunan, mendapatkan banyak brosur untuk koleksi dan pengetahuan, bertanya berbagai hal untuk referensi training kami semester 4 dan yang tak kalah serunya kami mendapatkan banyak souvenir unik dari berbagai stand. Tanpa kami berkeliling Indonesia pun kami sudah bisa mendapatkan souvenir dari berbagai daerah.

madu asli yang rasanya sangat nikmat
foto bersama ular di stand ragunan
Saya pribadi berharap, acara seperti ini dapat memberikan banyak dampak positif bagi pengelola maupun bagi masyarakat lain. Dengan banyaknya manfaat yang di dapat, jadi acara seperti ini akan rutin bahkan lebih sering lagi dilaksanakan.

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates