Tuesday, May 28, 2013

0 Uang hanya berhenti di titik senang

Ini postingan saya setelah sekian lama vakum dari dunia blogger. Kali ini yang akan saya bahas adalah uang. Uang, uang, uang ya uang memang merupakan kebutuhan vital dalam berjalannya kehidupan manusia. Namun dengan adanya uang bukan berarti manusia akan senang. Ada 1 kalimat yang perlu direnungkan, kalimat yang saya jadikan judul artikel ini yaitu “uang hanya berhenti di titik senang”. Kenapa? Memang uang bisa membeli kesenangan, namun bukan berarti senang itu bahagia. Nah maka itu saya akan bahas dulu arti serta bedanya antara senang dan bahagia.

Pernahkah Anda merasa bahwa kebahagiaan sulit ditemukan? Pernahkan Anda berpikir bahwa kebahagiaan itu jauh disana? Di tempat yang dipenuhi dengan keindahan alam, barangkali? Atau kebahagiaan itu ada pada kendaraan mewah, rumah bagus, dan sebagainya yang bersifat materi? Hhmmm… Jika ya, maka Anda patut untuk waspada. Kenapa? Sebab, yang Anda maksud di atas adalah kesenangan, bukan kebahagiaan. Senang dan bahagia itu jelas berbeda. Senang lebih pada hal yang bersifat materi dan terlihat oleh panca indra manusia. Sedangkan bahagia ada di dalam hati, di alam yang tak bisa kita lihat secara kasat mata. Sehingga, kebahagiaan pada hakikatnya ada di dalam diri Anda. Ada di dalam pikiran Anda. Selalu menempel ke mana pun Anda pergi.

Artinya, kebahagiaan itu bergantung pada diri Anda sendiri. Tidak terpaku pada orang atau hal lain, misalnya orang tua, keluarga, teman, harta, jabatan, dan sebagainya. Orang yang bergelimang harta, pendidikan tinggi dan memiliki jabatan kelas atas, belum tentu merasakan kebahagiaan. Bisa jadi hidupnya dipenuhi oleh rasa was-was dan ketakutan. Sedangkan orang yang tinggal di gubuk kecil, makan pas-pasan, justru merasa bahagia dan menikmati kehidupannya dengan penuh kesyukuran. Sehingga, ukuran bahagia pada dasarnya bukan pada materi yang dipunya. Melainkan ada pada cara Anda mensyukuri apa pun yang telah Allah beri. Bahagia ada pada cara Anda menilai dan mempersepsikan arti kebahagiaan itu sendiri.

Mari kita simak dulu cerita dibawah ini. Tak bisa dipungkiri dan tak munafik juga, Hampir semua orang ingin mempunyai uang yang banyak agar bias mencukupi kebutuhannya. Mereka bekerja keras banting tulang dari sebelum terbit matahari bahkan hingga matahari tak menampakkan wujudnya lagi, hal itu didasari karena alasan “mencari uang”. Ya memang tanpa uang manusia berfikir tidak akan bisa hidup, namun banyaknya uang juga akan membuat manusia tidak bisa hidup, ya maksudnya disini tidak bisa hidup dengan tenang alias selalu was-was takut hartanya hilang atau habis dirampok atau was-was karena hal lain, apalagi uang yang didapat itu jika bukan dari jalan yang halal.

Sebaliknya, orang yang secara ekonomi terlihat serba pas-pasan, namun mencari dan mendapatkan rizki itu dengan cara yang halal dan baik, kemudian menyadari bahwa apa pun yang ia peroleh merupakan rizki pemberian Allah yang patut disyukuri, berpikir positif dan mengupayakan dengan penuh kesungguhan untuk kebahagiaannya dengan tidak bergantung atas besar atau kecilnya, atas tinggi dan rendahnya jabatan, maka bahagia itu pun dapat diraihnya. Mudah kan???

Jadi, bahagia itu pada dasarnya mudah dan sederhana. Kuncinya adalah dengan menyadari bahwa rasa bahagia itu adalah hak dan milik semua orang. Kebahagiaan tidak memandang kaya atau miskin. Tidak memandang tingkat pendidikan. Tidak melihat perbedaan jenis kelamin dan tidak hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki jabatan tinggi. Semua orang dapat merasakannya. Semua orang dapat menikmatinya. Sehingga, cara merasakan dan menikmati akan hadirnya kebahagiaan itu tiada lain dengan mensyukuri atas apa yang sudah kita miliki. Bersyukur atas apa yang telah Allah karuniakan. Entah, apa pun bentuknya. Baik itu kesenangan maupun kesedihan. Itulah pemberian Allah yang patut disyukuri. Bersyukur bukan hanya berhenti kata-kata. Sebagaimana Abu Hudzaifah Al Atsari mengatakan bahwa syukur memiliki rukun yang pokok, yaitupertama, mengakui dalam hati bahwa nikmat tersebut dari Allah Swt. Kedua, Mengucapkannya dengan lisan. Dan ketiga menggunakan kenikmatan tersebut untuk menggapai ridha-Nya. Sudahkah Anda bersyukur hari ini??? Bersyukur masih punya keluarga yang saying kepada anda, mempunyai orang disekeliling yang benar-benar peduli dengan anda, itu juga wujud bahagia ko J

Satu kalimat yang bias diingat yah teman, “bila kau rasa uang bisa membeli segalanya, disaat itu engkau sudah menjual kerendahan hati”. Naudzubillah......


sebagian sumber

Pengunjung Blog Saya

 

Coretan Riska Anjarsari Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates