Ini postingan saya
setelah sekian lama vakum dari dunia blogger. Kali ini yang akan saya bahas
adalah uang. Uang, uang, uang ya uang memang merupakan kebutuhan vital dalam
berjalannya kehidupan manusia. Namun dengan adanya uang bukan berarti manusia
akan senang. Ada 1 kalimat yang perlu direnungkan, kalimat yang saya jadikan
judul artikel ini yaitu “uang hanya berhenti di titik senang”. Kenapa? Memang
uang bisa membeli kesenangan, namun bukan berarti senang itu bahagia. Nah maka
itu saya akan bahas dulu arti serta bedanya antara senang dan bahagia.
Pernahkah Anda merasa bahwa kebahagiaan sulit ditemukan? Pernahkan
Anda berpikir bahwa kebahagiaan itu jauh disana? Di tempat yang dipenuhi dengan
keindahan alam, barangkali? Atau kebahagiaan itu ada pada kendaraan mewah,
rumah bagus, dan sebagainya yang bersifat materi? Hhmmm… Jika ya, maka Anda
patut untuk waspada. Kenapa? Sebab, yang Anda maksud di atas adalah kesenangan,
bukan kebahagiaan. Senang dan bahagia itu jelas berbeda. Senang lebih pada hal
yang bersifat materi dan terlihat oleh panca indra manusia. Sedangkan bahagia ada
di dalam hati, di alam yang tak bisa kita lihat secara kasat mata.
Sehingga, kebahagiaan pada hakikatnya ada di dalam diri Anda. Ada di dalam
pikiran Anda. Selalu menempel ke mana pun Anda pergi.
Artinya, kebahagiaan itu bergantung pada diri Anda sendiri.
Tidak terpaku pada orang atau hal lain, misalnya orang tua, keluarga, teman,
harta, jabatan, dan sebagainya. Orang yang bergelimang harta, pendidikan tinggi
dan memiliki jabatan kelas atas, belum tentu merasakan kebahagiaan. Bisa jadi
hidupnya dipenuhi oleh rasa was-was dan ketakutan. Sedangkan orang yang tinggal
di gubuk kecil, makan pas-pasan, justru merasa bahagia dan menikmati
kehidupannya dengan penuh kesyukuran. Sehingga, ukuran bahagia pada dasarnya bukan
pada materi yang dipunya. Melainkan ada pada cara Anda mensyukuri apa pun yang
telah Allah beri. Bahagia ada pada cara Anda menilai dan mempersepsikan arti
kebahagiaan itu sendiri.
Mari kita simak dulu cerita dibawah ini. Tak bisa dipungkiri
dan tak munafik juga, Hampir semua orang ingin mempunyai uang yang banyak agar bias
mencukupi kebutuhannya. Mereka bekerja keras banting tulang dari sebelum terbit
matahari bahkan hingga matahari tak menampakkan wujudnya lagi, hal itu didasari
karena alasan “mencari uang”. Ya memang tanpa uang manusia berfikir tidak akan bisa
hidup, namun banyaknya uang juga akan membuat manusia tidak bisa hidup, ya
maksudnya disini tidak bisa hidup dengan tenang alias selalu was-was takut hartanya hilang atau habis dirampok atau was-was karena hal lain, apalagi
uang yang didapat itu jika bukan dari jalan yang halal.
Sebaliknya, orang yang secara ekonomi terlihat serba
pas-pasan, namun mencari dan mendapatkan rizki itu dengan cara yang halal dan
baik, kemudian menyadari bahwa apa pun yang ia peroleh merupakan rizki
pemberian Allah yang patut disyukuri, berpikir positif dan mengupayakan dengan
penuh kesungguhan untuk kebahagiaannya dengan tidak bergantung atas besar atau
kecilnya, atas tinggi dan rendahnya jabatan, maka bahagia itu pun dapat
diraihnya. Mudah kan???
Jadi, bahagia itu pada dasarnya mudah dan sederhana.
Kuncinya adalah dengan menyadari bahwa rasa bahagia itu adalah hak dan milik
semua orang. Kebahagiaan tidak memandang kaya atau miskin. Tidak memandang
tingkat pendidikan. Tidak melihat perbedaan jenis kelamin dan tidak hanya
dimiliki oleh orang-orang yang memiliki jabatan tinggi. Semua orang dapat
merasakannya. Semua orang dapat menikmatinya. Sehingga, cara merasakan dan
menikmati akan hadirnya kebahagiaan itu tiada lain dengan mensyukuri atas apa
yang sudah kita miliki. Bersyukur atas apa yang telah Allah karuniakan. Entah,
apa pun bentuknya. Baik itu kesenangan maupun kesedihan. Itulah pemberian Allah
yang patut disyukuri. Bersyukur bukan hanya berhenti kata-kata. Sebagaimana Abu
Hudzaifah Al Atsari mengatakan bahwa syukur memiliki rukun yang pokok, yaitupertama,
mengakui dalam hati bahwa nikmat tersebut dari Allah Swt. Kedua, Mengucapkannya
dengan lisan. Dan ketiga menggunakan kenikmatan tersebut untuk menggapai
ridha-Nya. Sudahkah Anda bersyukur hari ini??? Bersyukur masih punya keluarga
yang saying kepada anda, mempunyai orang disekeliling yang benar-benar peduli
dengan anda, itu juga wujud bahagia ko J
Satu kalimat yang bias diingat yah teman, “bila kau rasa
uang bisa membeli segalanya, disaat itu engkau sudah menjual kerendahan hati”. Naudzubillah......
sebagian sumber